DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 :
M. Asri Faoji Idris Baginda (02272211005)
Muh. Nuhun Al Arham (02272211026)
Musliani Lamusa (02272211049)
Tririski Puspa N. Pune (02272211229)
Widyawati Ridwan (02272211232)
M. Rezkiyanti Mustafa (02272211244)
Isa Arief Mohammadi (02272211261)
Ayumna Aswad (02272211168)
Alma Shania Putri (
STUDI AKUNTANSI
TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT, akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Makalah ini berisikan tentang ANALISIS
DAN PENILAIAN EKUITAS. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Rena Mustari
Mokoginta selaku dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah memberi kesempatan dan
kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami
memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan makalah
ini.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kelompok 4
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………….. ii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
iii
BAB II
PEMBAHASAAN
Analisis penilaian ekuitas menekankan laba dan mengukur akuntansi lain untuk menghitung nilai
Perusahaan. Peramalan laba menghitungkan kekuatan laba, tektik estimasi, dan mekanisme pengawasan.
Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil dan dapat diprediksi
atau komponen yang mampu “bertahan”.
a. Penyusunan Ulang Dan Penyesuaian Laba
Salah satu aktivitas analisis ekuitas adalah untuk Menyusun laba dan komponen laba
sehingga dapat memisahkan elemen yang stabil, normal, dan terus-menerus dengan elen acak,
tidak tentu, tidak biasa dan tidak terulang. penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui
elemen laba kini yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau beberapa
periode sebelumnya.
Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi kemampuan laba untuk dapat
dibandingkan dan diinterpretasikan.
iv
Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
Untuk perubahan prinsip atau estimasi akuntansi, seluruh jumlah tahun yang
dianalisis harus disesuaikan dalam basis yang dapat dibandingkan. Sebelum menilai daya
tahan laba, kita perlu memperoleh angka laporan keuangan dengan beberapa
penyesuaian. Seluruh komponen laba harus dipertimbangkan, jika kita telah menetapkan
bahwa suatu komponen akan dikeluarkan dari periode pelaporannya, komponen tersebut
dapat dipindahkan pada hasil operasi periode-periode sebelumnya dan disebar senjang
periode-periode yang sedang dianalisis, meskipun penyabarannya dapat membantu
dalam penentuan kekuatan laba, hal ini tidak membantu dalam penentuan tren laba.
v
Insentif dan Daya Tahan Manajmen
Analisis harus mengakui insentif bagi manajer terkait dengan laba. Manajmen laba
sering kali awalnya dicapai dengan pelaporan laba yang terlalu rendah. Hal ini
menciptakan cadangan untuk dapat digunakan pada periode dengan laba rendah dimasa
depan. Dengan adanya insentif kinerja bagi manajer, dan penggunaan angka akuntansi
untuk mengendalikan dan mengwasi kinerja mereka, analisis harus menyadari adanya
potensi manajmen dan bahkan salah saji.
Penilaian Perusahaan merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna laporan keuangan. Karena
estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan untuk membuat keputusan. Deskripsi penilaian
tradisional dilakukan berdasarkan metode diskonto arus kas (discounted cash flow- DCF).
Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas Perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus kas yang
tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan ini lalu didiskontokan menggunakan biaya modal
Perusahaan.
vi
Et (RIt + 1 ) Et (RIt + 2 ) Et (RIt + 3 )
Vt = BVt + + + + ......
1 2 3
(1+k) (1+k) (1+k)
Dimana BVt merupakan nilai buku akhir periode t, RIt + n adalah laba residualpada periode t + n,
dan k adlah biaya modal. Laba residula merupakan laba bersih komperehensif dikurangi
pembebanan awal nilai buku,yaitu RIt = NIt – (k x BVt – 1 ). Metode ini memperlihatkan secara
langsung pentingnya profitabilitas masa depan dalam menilai Perusahaan, yaitu dengan
menggunakan estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran
ini hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba serta
kekuatan laba Perusahaan.
Vt
BV t
=1 + [ ( ROCEt +1 −k )
( 1+k ) ] [
+
( ROCE t+2 −k )
( 1+k )2
×
BV t+1
BV t ] [
+
( ROCEt+ 3 −k )
(1+k )3
×
BV t +2
BV t ] +...
Persamaan ini mengsahilkan beberapa pamaham penting. Jika pertumbuhan nilai buku
meningkat, maka rasio PB meningkat. Selain itu Ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k,
meningkat, rasio PB turun. Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika pasar
mengharapkan laba abnormal (baik positif maupun negatif) di mada depan. Jika nilai
sekarang laba masa depan yang abnormal positif (negatif), maka rasio PB akan lebih
besar (lebih kecil) dari . 1
vii
Nilai pasar ekuitas / Laba bersih
Po 1 STG – LTG
= x
Eps1 k k - LTG
Dimana K adalah biaya modal ekuitas, STG (LTG) adalah perkiraan perubahan
presentase laba per saham jangka pendek (jangka Panjang) relative terhadap taksiran
k2
pertumbuhan “normal”, STG > LTG dan LTG < dapat dianggap sebagai
konsekuensi analisis terhadap tingkat pertumbuhan selama lima tahun, dan LTG
merupakan tingkat inflasi jangka Panjang yang melebihi horizon persamaan.
Persamaan ini memberikan dua pemahaman penting :
- Rasio PE berhungan terbalik dengan biaya modal, yaitu rasio ini lebih rendah
(lebih tinggi) untuk biaya modal ekuitas yang lebih tinggi (lebih rendah).
- Rasio PE berhungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba per saham
relatif terhadap pertumbuhan normal. Rasio PE tidak terkait dengan tingkat
laba absolute (apakah laba per saham tinggi atau rendah), hanya
memperlihatkan tingkat dimana laba per saham diharapkan meningkat relatif
terhadap taksiran pertumbuhan.
viii
C. KEKUATAN LABA DAN PERAMALAN UNTUK TUJUAN PENILAIAN.
a. Kekuatan Laba
Kekuatan laba (earning power) mengacu pada tingkat laba Perusahaan yang diharapkan akan
terjadi pada masa depan. Dengan sedikit pengecualian, kekuatan laba di akui sebagai faktor
utama dalam penilaian Perusahaan. Model penilaian berbasis akuntansi mencakup kapitalisasi
kekuatan laba, dimana kapitalisasi ini melibatkan penggunaan suatu faktor atau penggandaan
yang mencerminkan biaya modal dan taksiran risiko dan pengembalian masa depan.
Mengukur kekuatan laba
Konsep ini melihat stabilitas dan daya tahan laba serta komponen laba. Meskipun
penilaian berorientasi masa depan, kita harus mengakui relevansi kinerja Perusahaan saat
Ini dan sebelumnya untuk mengestimasi kinerja masa depan. Laba periode akhir yang
melampaui siklus usaha mencerminkan kinerja operasional aktual dan memberikan kita
suatu perspektif atas aktivitas operasi dimana kita dapat mengestimasi kinerja masa
depan.
Rentang Waktu Kekuatan Laba
Pengukuran terbaik kekuatan laba suatu Perusahaan adalah dengan menggunakan laba
rata-rata (kumulatif) selama beberapa tahun. Rentang waktu untuk menghitung laba rata-
rata umumnya adalah 5 tahun (biasanya hingga 10 tahun). Perpanjang periode ini
mengurangi distorsi, ketidak teraturan, dan dampak sementara lainnya yang mengurangi
relevansi laba satu tahun. Perhitungan laba lima tahun sering kali menekankan
pengalaman terakhir sekaligus menghindar kinerja yang tidak relevan.
Menyesuaikan Laba Per Saham
Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen laba. Setiap pos
pendapatan dan beban merupakan bagian dari pengalaman operasi Perusahaan.
Masalahnya adalah pada tahun yang mana kita menempatkan pose tersebut saat
menghitung kekuatan laba. Pada kasus tertentu analisis lab akita mungkin terbatas pada
jangka pendek, pos-pos pada serangkaian laba jangka pendek disesuaikan jika lebih
terkait pada periode sebelumya. Jika hal ini dilakukan dengan basis per saham, setiap pos
harus disesuaikan terhadap pajak dengan menggunakan tarif pajak Perusahaan kecuali
jika terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos juga harus dibagi dengan jumlah saham yang
digunakan untuk menghitung laba per saham.
b. Peramalan Laba
Peramalan laba mengikuti mengikuti analisis komponen laba dan melibatkan pembuatan -
pembuatan estimasi laba masa depan.
ix
dari pertumbuhan atau tren laba masa lalu. Namun dilakukan dengan menganalisis
komponen laba dan mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia, baik kuantitatif
maupun kualitatif.
x
masalah pada alokasi biaya-biaya yang sifatnya diskresioner, seperti iklan, penelitian,
pengembangan,perbaikan dan pemeliharaan.
Metode Pelaporan Menyeluruh
Laporan kuartalan merupakan bagian dari keseluruhan satu tahun dan bukannya
periode diskrit, mensyaratkan pengakuan pendapatan dan beban. Hal ini mencakup
penyusutan persediaan, diskon atas kuantitas, dan piutang tak tertagih.
Persyaratan Pelaporan Interim SEC
Beberapa persyaratan pelaporna interim diwajibkan oleh SEC. Persyaratan tersebut
mencakup :
- Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga tanggal ini dapat diberi
judul tidak diaudit tetapi harus dimasukan dalam laporan tahunan.
- Neraca komparatif.
- Laporaan arus kas hingga hari ini.
- Informasi pro forma mengenai penggabungan usaha yang dicatat sebagai
pembelian
- Kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umumdan pengungkapan
perubahanakuntansi, termasuk surat dari auditor.
- Analisis naratif manajemen mengenai hasil operasi.
- Pengungkapan mengenai apakah Form 8-K diisi selama periode – melaporkan
apakah terdapat penyesuaian laba yang tidak biasa atau pergantian auditor.
xi
Studi Kasus
Rasio gearing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
2013 2012
Penurunan rasio gearing pada 2013 terutama disebabkan oleh penurunan jumlah pinjaman dan
peningkatan jumlah ekuitas seiring dengan jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan. Semakin
tinggi Rasio Gearing maka akan semakin tinggi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan atau sebaliknya,
semakin rendah Rasio Gearing maka Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan akan semakin rendah.
Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Tambahan modal disetor merupakan selisih antara
kontribusi modal dan nilai nominal saham. Biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham
disajikan sebagai pengurang tambahan modal disetor. Pembagian dividen final kepada para pemegang
saham Perseroan diakui sebagai liabilitas ketika dividen disetujui oleh para pemegang saham Perseroan.
Pembagian dividen interim kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai liabilitas ketika
dividen disetujui berdasarkan keputusan rapat Direksi dan sudah diumumkan kepada publik. Laba bersih
per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
pada periode yang bersangkutan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar. Tidak ada surat
berharga yang dapat dikonversi, opsi, atau waran yang dapat menimbulkan pengaruh dilusi pada laba
bersih per saham.
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapat, bahwa analisis ini akan membantu menghasilkan
ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang andal. Dan analisis keuangan yang baik
dapat mengenali komponen laba yang stabil dan dapat di prediksiatau komponen yang
mau “ bertahan “.
3.2 Saran
Alasan mendasar dianutnya pendekatan penyajian laba semua termasuk adalah
konsep pemanfaatan aset. statemen laba-rugi harus menyajikan secara efektif semua
akibat dari pemanfaatan aset yang diserahkan sepenuhnya kepada manajemen. Pemisahan
laba menjadi normal dan tidak normal dalam dua statemen (laba rugi dan laba ditahan)
akan cenderung mengalihkan pusat perhatian pemakai secara tidak semestinyake laba
normal dan dengan demikian secara tidak sadar mengurangi perhatian pembaca akan
keefektifan manajemen secara keseluruhan
xiii
DAFTAR PUSTAKA
K.R. Subramanyam John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan, Buku 2 Edisi 10,
Penerbit : Salemba empat.
xiv
xv