Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS


Dosen Pengampu: Rena Mustari Mokoginta, SE., M.SA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 :
M. Asri Faoji Idris Baginda (02272211005)
Muh. Nuhun Al Arham (02272211026)
Musliani Lamusa (02272211049)
Tririski Puspa N. Pune (02272211229)
Widyawati Ridwan (02272211232)
M. Rezkiyanti Mustafa (02272211244)
Isa Arief Mohammadi (02272211261)
Ayumna Aswad (02272211168)
Alma Shania Putri (

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM

STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT, akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Makalah ini berisikan tentang ANALISIS
DAN PENILAIAN EKUITAS. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Rena Mustari
Mokoginta selaku dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah memberi kesempatan dan
kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami
memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan makalah
ini.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Ternate, 2 januari 2024

Kelompok 4

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………….....iii


BAB II Pembahasan
A. Daya Tahan Laba.....................................................................................................2
a. Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba......................................................2
b. Informasi Mengenai Daya Tahan....................................................................2
c. Faktor Penentu Daya Tahan Laba...................................................................3
d. Pos Laba Yang Bertahan Sementara...............................................................4
B. Penilaian Ekuitas Berbasis Laba.............................................................................4
a. Hubungan Antara Harga Saham dengan Data Akuntansi.............................4
b. Perkalian Penilaian Dasar.............................................................................5
C. Kekuatan Laba dan Peramalan Untuk Tujuan Penilaian.........................................5
a. Kekuatan Laba..............................................................................................7
b. Peramalan Laba............................................................................................7
c. Laporan Ekstrim Untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba.................8
Studi kasus………………………………………………………….…….10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

iii
BAB II

PEMBAHASAAN

II.1. ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS

Analisis penilaian ekuitas menekankan laba dan mengukur akuntansi lain untuk menghitung nilai
Perusahaan. Peramalan laba menghitungkan kekuatan laba, tektik estimasi, dan mekanisme pengawasan.

A. DAYA TAHAN LABA

Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil dan dapat diprediksi
atau komponen yang mampu “bertahan”.
a. Penyusunan Ulang Dan Penyesuaian Laba
Salah satu aktivitas analisis ekuitas adalah untuk Menyusun laba dan komponen laba
sehingga dapat memisahkan elemen yang stabil, normal, dan terus-menerus dengan elen acak,
tidak tentu, tidak biasa dan tidak terulang. penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui
elemen laba kini yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau beberapa
periode sebelumnya.

b. Informasi Mengenai Daya Tahan Laba


Analisis hasil operasi untuk Menyusun dan menyesuikan laba membutuhkan informasi
yang relavan dan andal. Sumber informasi ini yaitu:
- Laporan laba rugi
- Laporan keuangann lainnya dan catatan atas laporan keuangan
- Management Discussion and Analysis

Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi kemampuan laba untuk dapat
dibandingkan dan diinterpretasikan.

 Penyususn Ulang Laba dan Komponen Laba


Penyusunan ulang (recasting) bertujuan untuk Menyusun komponen laba guna
menyajikan klasifikasi yang lebih berarti dan format yang relevan untuk analisis.
Komponen dapat dibagi, diatur atau dihilangkan pengaruh pajaknya, tetapi total harus
direkonsiliasi terhadap laba bersih untuk tiap periode. Perlakuan yang sama diterapkan
pada komponen seperti ekuitas dalam laba (rugi) anak Perusahaan / afiliasi yang belum
direkonsiliasi. Kompenen yang dilaporkan setelah pajak harus dikeluarkan bersamaan
dengan dampak pajak mereka jika diklasifikasi ulang terpisah dari laba operasi yang
berlanjut.

iv
 Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
Untuk perubahan prinsip atau estimasi akuntansi, seluruh jumlah tahun yang
dianalisis harus disesuaikan dalam basis yang dapat dibandingkan. Sebelum menilai daya
tahan laba, kita perlu memperoleh angka laporan keuangan dengan beberapa
penyesuaian. Seluruh komponen laba harus dipertimbangkan, jika kita telah menetapkan
bahwa suatu komponen akan dikeluarkan dari periode pelaporannya, komponen tersebut
dapat dipindahkan pada hasil operasi periode-periode sebelumnya dan disebar senjang
periode-periode yang sedang dianalisis, meskipun penyabarannya dapat membantu
dalam penentuan kekuatan laba, hal ini tidak membantu dalam penentuan tren laba.

c. Faktor Penentu Daya Tahan Laba


Manajemen laba, keragaman, tren, dan insentif merupakan penentuan daya tahan laba
yang potensial. Dalam menilai daya tahan laba baik sepanjang siklus usaha maupun untuk
jangka Panjang.

 Tren dan Daya Tahan Laba


Tren laba dapat dinilai melalui metode statistik atau dengan pernyataan tren. Tren
laba sering kali mengungkapkan petunjuk mengenai kinerja Perusahaan saat ini dan
masa depan serta menilai kualitas manejmen.

 Manajmen dan Daya Tahan Laba


Manajmen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi yang diterima dengan
tujuan untuk melaporkan hasil tertentu.
Beberapa bentuk manajmen laba yang harus diwaspadai mencakup:
- Perubahan metode atau asumsi akuntansi
- Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa). Praktik ini
memindahkan dampak terhadap laba yang tidak biasa (dan tidak biasa). Praktik
ini memindahkan dampak terhadap laba yang tidak biasa dan tidak diperkirakan
yang dapat berpengaruh buruk pada tren laba.
- Big baths. Teknik ini mengakui beban periode masa depan pada masa kini, jika
kinerja periode sama kini sangat buruk. Praktik melepaskan beban masa depan
dari laba masa depan.
- Penurunan nilai. Penurunan nilai aktiva operasi seperti pabrik dan peralatan dan
aktiva tak berwujud seperti goodwill saat hasil operasi sedang buruk merupakan
alat manajmen laba lainnya.
- Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Teknik mengatur waktu
pengakuan pendapatan dan beban untuk melakukan laba, termasuk manajemen
tren.

v
 Insentif dan Daya Tahan Manajmen
Analisis harus mengakui insentif bagi manajer terkait dengan laba. Manajmen laba
sering kali awalnya dicapai dengan pelaporan laba yang terlalu rendah. Hal ini
menciptakan cadangan untuk dapat digunakan pada periode dengan laba rendah dimasa
depan. Dengan adanya insentif kinerja bagi manajer, dan penggunaan angka akuntansi
untuk mengendalikan dan mengwasi kinerja mereka, analisis harus menyadari adanya
potensi manajmen dan bahkan salah saji.

d. Pos Laba Yang Bertahan dan Sementara


Penyusunan uang dan penyesuaian laba untuk penelitian ekuitas tergantung pada
pemisahan komponen laba yang stabil dan bertahan dengan komponen acak sementara.
Bagian penting dalam analisis adalah menilai daya tahan komponen keuntungan dan kerugian
dalam laba.

 Analisis dan Interprestasi Pos Sementara


Tujuan analisis dan interprestasi pos luar biasa adalah:
- Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak bertahan). Proses ini
melibatkan penilaian apakah pos tersebut tidak biasa, bukan pos operasi, atau
tidak terulang.
- Menentukan penyesuaian yang diperlukan setelah mengetahui penilaian daya
tahan. Sering kali perlukan penyesuaian untuk evaluasi maupun peramalan laba.

B. PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA.

Penilaian Perusahaan merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna laporan keuangan. Karena
estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan untuk membuat keputusan. Deskripsi penilaian
tradisional dilakukan berdasarkan metode diskonto arus kas (discounted cash flow- DCF).
Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas Perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus kas yang
tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan ini lalu didiskontokan menggunakan biaya modal
Perusahaan.

a. Hubungan Antar Harga Saham dengan Data Akuntansi


Sangat penting profitabitilas masa depan dalam menilai Perusahaan. Yaitu dengan menggunakan
estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran ini hanya dapat
dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba serta kekuatan laba
Perusahaan.

vi
Et (RIt + 1 ) Et (RIt + 2 ) Et (RIt + 3 )
Vt = BVt + + + + ......
1 2 3
(1+k) (1+k) (1+k)

Dimana BVt merupakan nilai buku akhir periode t, RIt + n adalah laba residualpada periode t + n,
dan k adlah biaya modal. Laba residula merupakan laba bersih komperehensif dikurangi
pembebanan awal nilai buku,yaitu RIt = NIt – (k x BVt – 1 ). Metode ini memperlihatkan secara
langsung pentingnya profitabilitas masa depan dalam menilai Perusahaan, yaitu dengan
menggunakan estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran
ini hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba serta
kekuatan laba Perusahaan.

b. Perkalian Penilaian Dasar


Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan rasio ‘harga terhadap nilai buku’ (price to
book- PE). Melalui perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada harga pasar saham
terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi suatu Perusahaan milik publik. Untuk Perusahaan
yang sahamnya tidak diperdagangkan secara aktif, rasio dasar ini dapat digunakan sebagai alat
untuk mengestimasi nilai ekuitas.

 Rasio Harga Terhadap Nilai Buku


Rasio harga terhadap nilai buku (price to book- PE rasio) dihitung sebagai berikut:

Nilai pasar ekuitas / Nilai buku ekuitas

Dengan mengganti perhitungan nilai ekuitas berbasis akuntansi pada pembilangnya,


rasio PB dapat dinyatakan dalam data akuntansi sebagai berikut :

Vt
BV t
=1 + [ ( ROCEt +1 −k )
( 1+k ) ] [
+
( ROCE t+2 −k )
( 1+k )2
×
BV t+1
BV t ] [
+
( ROCEt+ 3 −k )
(1+k )3
×
BV t +2
BV t ] +...

Persamaan ini mengsahilkan beberapa pamaham penting. Jika pertumbuhan nilai buku
meningkat, maka rasio PB meningkat. Selain itu Ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k,
meningkat, rasio PB turun. Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika pasar
mengharapkan laba abnormal (baik positif maupun negatif) di mada depan. Jika nilai
sekarang laba masa depan yang abnormal positif (negatif), maka rasio PB akan lebih
besar (lebih kecil) dari . 1

 Rasio Harga Terhadap Laba


Rasio harga terhadap laba (price toearning – PE ratio) dihitung sebagai berikut:

vii
Nilai pasar ekuitas / Laba bersih

Olshon dan Juettner- Nauroth (2000) memperlihatkan bahwa rasio PE dapat


disajikan sebagai fungsi dari pertumbuhan jangka pendek (Short term growt STG)
dan pertumbuhan jangka panjang (Long term growth-LTG) atas laba persaham
(earning per share-EPS) sebagai berikut :

Po 1 STG – LTG
= x
Eps1 k k - LTG

Dimana K adalah biaya modal ekuitas, STG (LTG) adalah perkiraan perubahan
presentase laba per saham jangka pendek (jangka Panjang) relative terhadap taksiran
k2
pertumbuhan “normal”, STG > LTG dan LTG < dapat dianggap sebagai
konsekuensi analisis terhadap tingkat pertumbuhan selama lima tahun, dan LTG
merupakan tingkat inflasi jangka Panjang yang melebihi horizon persamaan.
Persamaan ini memberikan dua pemahaman penting :
- Rasio PE berhungan terbalik dengan biaya modal, yaitu rasio ini lebih rendah
(lebih tinggi) untuk biaya modal ekuitas yang lebih tinggi (lebih rendah).
- Rasio PE berhungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba per saham
relatif terhadap pertumbuhan normal. Rasio PE tidak terkait dengan tingkat
laba absolute (apakah laba per saham tinggi atau rendah), hanya
memperlihatkan tingkat dimana laba per saham diharapkan meningkat relatif
terhadap taksiran pertumbuhan.

viii
C. KEKUATAN LABA DAN PERAMALAN UNTUK TUJUAN PENILAIAN.

a. Kekuatan Laba
Kekuatan laba (earning power) mengacu pada tingkat laba Perusahaan yang diharapkan akan
terjadi pada masa depan. Dengan sedikit pengecualian, kekuatan laba di akui sebagai faktor
utama dalam penilaian Perusahaan. Model penilaian berbasis akuntansi mencakup kapitalisasi
kekuatan laba, dimana kapitalisasi ini melibatkan penggunaan suatu faktor atau penggandaan
yang mencerminkan biaya modal dan taksiran risiko dan pengembalian masa depan.
 Mengukur kekuatan laba
Konsep ini melihat stabilitas dan daya tahan laba serta komponen laba. Meskipun
penilaian berorientasi masa depan, kita harus mengakui relevansi kinerja Perusahaan saat
Ini dan sebelumnya untuk mengestimasi kinerja masa depan. Laba periode akhir yang
melampaui siklus usaha mencerminkan kinerja operasional aktual dan memberikan kita
suatu perspektif atas aktivitas operasi dimana kita dapat mengestimasi kinerja masa
depan.
 Rentang Waktu Kekuatan Laba
Pengukuran terbaik kekuatan laba suatu Perusahaan adalah dengan menggunakan laba
rata-rata (kumulatif) selama beberapa tahun. Rentang waktu untuk menghitung laba rata-
rata umumnya adalah 5 tahun (biasanya hingga 10 tahun). Perpanjang periode ini
mengurangi distorsi, ketidak teraturan, dan dampak sementara lainnya yang mengurangi
relevansi laba satu tahun. Perhitungan laba lima tahun sering kali menekankan
pengalaman terakhir sekaligus menghindar kinerja yang tidak relevan.
 Menyesuaikan Laba Per Saham
Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen laba. Setiap pos
pendapatan dan beban merupakan bagian dari pengalaman operasi Perusahaan.
Masalahnya adalah pada tahun yang mana kita menempatkan pose tersebut saat
menghitung kekuatan laba. Pada kasus tertentu analisis lab akita mungkin terbatas pada
jangka pendek, pos-pos pada serangkaian laba jangka pendek disesuaikan jika lebih
terkait pada periode sebelumya. Jika hal ini dilakukan dengan basis per saham, setiap pos
harus disesuaikan terhadap pajak dengan menggunakan tarif pajak Perusahaan kecuali
jika terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos juga harus dibagi dengan jumlah saham yang
digunakan untuk menghitung laba per saham.

b. Peramalan Laba
Peramalan laba mengikuti mengikuti analisis komponen laba dan melibatkan pembuatan -
pembuatan estimasi laba masa depan.

 Mekanisme Peramalan Laba


Peramalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh informasi yang tersedia
secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya. Peramalan juga mendapatkan manfaat
dari pemisahan (disaggregation). Pemisahan melibatkan penggunaan laba berdasarkan
lini produk atau segmen dan terutama berguna jika segmen tersebut memiliki perbedaan
risiko, profitabilitas, atau pertumbuhan. Penelitian analisis mengungkapkan berbagai
karakteristik statistik dalam laba. Pertumbuhan laba tahunan sering kali bergerak secara
acak. Bagi beberapa pengguna hal ini berarti pertumbuhan laba tidak dapat diramalkan,
tetapi penelitian ini mencerminkan prilaku keseluruhan dan bukan perilaku Perusahaan
individu. Peralaman laba yang andal tidak dapat dihasilkan dari ekstrapolasi sederhana

ix
dari pertumbuhan atau tren laba masa lalu. Namun dilakukan dengan menganalisis
komponen laba dan mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia, baik kuantitatif
maupun kualitatif.

 Elemen Peramalan Laba


Elemen pada peramalam laba adalah memeriksa kewajaran ramalan. Untuk tujuan ini
sering kali digunakan angka pengembalian investasi modal. Jika ramalan laba
menghasilkan pengembalian yang sangat berbeda dengan pengembalian masa lalu atau
pengembalian industri, kita harus menilai Kembali ramalan dan prosesnya.
Pengembalian investasi modal tergantung dari laba, sementara laba merupakan produk
kualitas produk manajemen dan manajemen aktiva.
- Kualitas Manajemen. Dibutuhkan manajemen yang memiliki akses ke berbagai
sumberdaya untuk menghidupkan aktiva melalui penggunaan yang efesien dan
menguntungkan.
- Manajemen aktiva. Perusahaan membutuhkan aktiva untuk mengembangkan
operasi. Kelangsungan keberhasilan dan ramalan pertumbuhan bergantung pada
sumber pendanaan dan dampaknya terhadap laba.

 Melaporkan Peramalan Laba


Peramalan manajemen berbeda dengan peramalan yang dilakukan analisis keuangan.
Kendalan peramalan tergantung pada akses informasi dan asumsinya. SEC
merekomendasi agar peramalan disajikan dalam format laporan keuangan dan disertai
dengan informasi yang cukup bagi investor untuk menilai keandalan. SEC memiliki
aturan safe harbor yang melindungi Perusahaan dari tuntutan hukum jika prediksi
mereka tidak menjadi kenyataan.

c. Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba.


Laporan keuangan interim merupakan sumber informasi yang berharga untuk mengawasi
kinerja. Laporan ini berguna untuk merevisi estimasi kekuatan laba dan peramalan laba.
Laporan keuangan interim memiliki keterbatasan yang terkait dengan kesulitan untuk
meletakan komponen laba pada periode kurang dari satu tahun
 Penyesuaian Akuntansi Akhir Tahun
Menentukan hasil operasi untuk periode satu tahun membutuhkan beberapa
penyesuaian akruat dan estimasi. Penyesuain ini mencakup pengakuan pendapatan,
menentukan biaya persediaan, alokasi overhead, mencari nilai pasar sekuritas, dan
memperkirakan piutang tak tertagih.
 Aktivitas Usaha Musiman
Beberapa perusahaan memiliki aktivitas usaha musiman. Penjualan, produksi, dan
aktivitas operasi lain sering kali tidak dapat dibagi sama antar periode interim. Hal ini
dapat mendistorsi perbandingan laba interim. Selain itu juga dapat menimbulkan

x
masalah pada alokasi biaya-biaya yang sifatnya diskresioner, seperti iklan, penelitian,
pengembangan,perbaikan dan pemeliharaan.
 Metode Pelaporan Menyeluruh
Laporan kuartalan merupakan bagian dari keseluruhan satu tahun dan bukannya
periode diskrit, mensyaratkan pengakuan pendapatan dan beban. Hal ini mencakup
penyusutan persediaan, diskon atas kuantitas, dan piutang tak tertagih.
 Persyaratan Pelaporan Interim SEC
Beberapa persyaratan pelaporna interim diwajibkan oleh SEC. Persyaratan tersebut
mencakup :
- Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga tanggal ini dapat diberi
judul tidak diaudit tetapi harus dimasukan dalam laporan tahunan.
- Neraca komparatif.
- Laporaan arus kas hingga hari ini.
- Informasi pro forma mengenai penggabungan usaha yang dicatat sebagai
pembelian
- Kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umumdan pengungkapan
perubahanakuntansi, termasuk surat dari auditor.
- Analisis naratif manajemen mengenai hasil operasi.
- Pengungkapan mengenai apakah Form 8-K diisi selama periode – melaporkan
apakah terdapat penyesuaian laba yang tidak biasa atau pergantian auditor.

 Analisis Implikasi Laporan Interim


Analisis harus waspada terhadap kesalahan estimasi dan diskresi yang melekat pada
laporan interim. Terbatasnya keterlibatan auditor pada laporan interim mengurangi
keandalan laporan interim relative terhadap laporan tahunan yang diaudit. Peraturan
pasar modal memberikan sejumlah keyakinan, meskipun terbatas.

xi
 Studi Kasus

Rasio gearing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
2013 2012

Jumlah pinjaman (catatan 12) 976, 792 1.040.000


Dikurangi : kas dan setara kas
(catatan 3) (261.202) (229.690)
Utang neto 715.590 810.310
Jumlah ekuitas 4.254.670 3.968.365
Jumlah modal 4.970.260 4.778.675
Rasio gearing 14.40% 16.96%

Penurunan rasio gearing pada 2013 terutama disebabkan oleh penurunan jumlah pinjaman dan
peningkatan jumlah ekuitas seiring dengan jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan. Semakin
tinggi Rasio Gearing maka akan semakin tinggi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan atau sebaliknya,
semakin rendah Rasio Gearing maka Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan akan semakin rendah.

Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Tambahan modal disetor merupakan selisih antara
kontribusi modal dan nilai nominal saham. Biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham
disajikan sebagai pengurang tambahan modal disetor. Pembagian dividen final kepada para pemegang
saham Perseroan diakui sebagai liabilitas ketika dividen disetujui oleh para pemegang saham Perseroan.
Pembagian dividen interim kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai liabilitas ketika
dividen disetujui berdasarkan keputusan rapat Direksi dan sudah diumumkan kepada publik. Laba bersih
per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
pada periode yang bersangkutan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar. Tidak ada surat
berharga yang dapat dikonversi, opsi, atau waran yang dapat menimbulkan pengaruh dilusi pada laba
bersih per saham.

xii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapat, bahwa analisis ini akan membantu menghasilkan
ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang andal. Dan analisis keuangan yang baik
dapat mengenali komponen laba yang stabil dan dapat di prediksiatau komponen yang
mau “ bertahan “.

3.2 Saran
Alasan mendasar dianutnya pendekatan penyajian laba semua termasuk adalah
konsep pemanfaatan aset. statemen laba-rugi harus menyajikan secara efektif semua
akibat dari pemanfaatan aset yang diserahkan sepenuhnya kepada manajemen. Pemisahan
laba menjadi normal dan tidak normal dalam dua statemen (laba rugi dan laba ditahan)
akan cenderung mengalihkan pusat perhatian pemakai secara tidak semestinyake laba
normal dan dengan demikian secara tidak sadar mengurangi perhatian pembaca akan
keefektifan manajemen secara keseluruhan

xiii
DAFTAR PUSTAKA

K.R. Subramanyam John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan, Buku 2 Edisi 10,
Penerbit : Salemba empat.

xiv
xv

Anda mungkin juga menyukai