Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS &

VALUAS I
E K U I TA S
PERSISTENSILAB
A
• Persistensi laba secara umum didefenisikan mencakup stabilitas,
prediksi, keragaman, dan tren dalam laba.
• Analisis valuasi/penilaian ekuitas menekankan laba dan pengukuran
akuntansi lain untuk menghitung nilai perusahaan.
• Pekiraan laba memperhitungkan kekuatan laba, teknik estimasi, dan
mekanisme pengawasan.
PERSISTENSILAB
A
•Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba
• Salah satu aktivitas analisis ekuitas adalah untuk menyusun laba dan
komponen laba sehinggga dapat memisahakan elemen yang stabil, normal,
dan terus-menerus dengan elemen acak, tidak tentu, tidak biasa dan tidak
berulang. Penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui elemen laba
kini yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau beberapa
periode sebelumnya.
PERSISTENSILAB
A
•Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba
• Informasi dalam persistensi laba, bersumber dari:
1. Laporan laba rugi, yang mencakup komponen:
a. Pendapatan dari operasi yang dilanjutkan
b. Pendapatan dari operasi yang tidak dilanjutkan
c. Keuntungan dan kerugian luar biasa
d. Dampak kumulatif dari perubahan pada prinsip-prinsip akuntansi
2. Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan
3. Diskusi dan analisis manajemen
PERSISTENSI LAB
A
Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba
• Penyusunan ulang dan penyesuaian laba dapat membantu menetapkan kekuatan laba
suatu perusahaan.
• Penyusunan ulang bertujuan untuk menyusun komponen laba guna menyajikan
klasifikasi yang lebih berarti dan format yang relevan untuk analisis.
• Komponen dapat dibagi, diatur atau dihilangkan pengaruh pajaknya, tetapi totalnya harus
direkonsiliasi terhadap laba bersih untuk tiap periode.
• Perlakuan yang sama diterapkan pada komponen seperti ekuitas dalam laba (rugi)
anak perusahaan atau afiliasi yang belum direkonsiliasi.
• Komponen yang dilaporkan setelah pajak harus dikeluarkan bersamaan dengan dampak
pajak mereka jika diklasifikasi ulang terpisah dari laba operasi yang berlanjut.
PERSISTENSI LAB
A
Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
• Proses penyesuaian menggunakan data dari laporan laba rugi yang disusun ulang dan informasi yang tersedia
untuk meletakkan komponen laba pada periode yang lebih layak. Untuk perubahan prinsip atau estimasi akuntasi,
seluruh jumlah tahun yang dianalisis harus disesuaikan dalam basis yang dapat dibandingkan. Perubahan estimasi
dalam praktek diterapkan secara prospektif dengan sedikit pengecualian.
• Sebelum menilai daya tahan laba,kita perlu memperoleh angka laporan keuangan dengan beberapa penyesuaian.
Seluruh komponen laba harus dipertimbangkan, jika kita telah menetapkan bahwa suatu komponen akan dikeluarkan
dari periode pelaporannya, komponen tersebut dapat dipindahkan pada hasil operasi periode-periode sebelumnya
dan disebar sepanjang periode-periode yang sedang dianalisis, meskipun penyebarannya dapat mebantu dalam
penentuan kekuatan laba, hal ini tidak membantu dalam penentuan tren laba.
PER S I S T Persistensi
Determinan E N S I LLaba
ABA
1. Tren dan Persistensi Laba
Tren laba dapat dinilai melalui metode statistik atau dengan pernyataan tren.
Tren laba sering kali mengungkapkan petunjuk mengenai kinerja perusahaan
saat ini dan masa depan serta menilai kualitas manejemen. Mungkin salah satu
motivasi utama manajemen laba adalah untuk mempengaruhi tren laba karena
dalam praktik manajemen laba mengasumsikan tren laba penting bagi
penilaian.
PERSISTENSI LAB
A
Determinan Persistensi Laba
2. Manajemen Laba dan Persistensi Laba
Terdapat beberapa persyaratan untuk memenuhi definisi manajemen laba. Persyaratan ini penting karena akan
membedakan manajemen laba dengan salah saji dan distori. Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi
yang diterima dengan tujuan untuk melaporkan hasil tertentu.
Beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai mencakup:
a. Perubahan metode atau asumsi akuntansi
b. Saling Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa). Praktik ini memidahkan dampak
terhadap laba yang tidak biasa dan tidak diperkirakan yang dapat berpengaruh buruk pada tren laba.
c.Big bath. Teknik ini mengakui beban periode masa depan pada masa kini, jika kinerja periode masa kini sangat buruk.
Praktik ini melepaskan beban masa depan dari laba masa depan.
d. Write downs atau Penurunan nilai. Penurunan nilai asset operasi seprti pabrik dan peralatan dan aset tak
berwujud seperti goodwill saat hasil operasi sedang buruk merupakan alat manajemen laba lainnya.
e.Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Teknik ini mengatur waktu pengakuan pendapatan dan beban untuk
melakukan menajemen laba, termasuk manajemen tren.
PER S I S T Persistensi
Determinan E N S I LLaba
ABA
3. Insentif dan Daya Tahan Manajemen
Analisis harus mengakui insentif bagi manajer terkait dengan laba. Manajemen
laba sering kali awalnya dicapai dengan pelaporan laba yang terlalu rendah. Hal
ini menciptakan cadangan untuk dapat digunakan pada periode dengan laba
rendah dimasa depan. Dengan adanya insentif kinerja bagi manajer, dan
penggunaan angka akuntansi untuk mengendalikan dan mengawasi kinerja
mereka, analisis harus menyadari adanya potensi manajemen laba dan bahkan
salah saji.
Analisis harus mampu mengenali perusahaan yang memiliki dorongan kuat untuk
melakukan manajemen laba, dan kemudian meneliti praktik akuntansi perusahaan
untuk memastikan integritas laporan keuangan
P E R SdanI SPos
Persistensi T Sementara
E N S I Ldalam
A BLaba
A
Penyusunan ulang dan penyesuaian laba untuk penelitian ekuitas bergantung pada
pemisahaan komponen laba yang stabil dan bertahan dengan komponen acak
sementara. Penilaian daya tahan penting dalam penentuan kekuatan laba.
Peramalan laba juga bergantung pada daya tahan. Bagian penting dalam analisis
adalah menilai daya tahan komponen keuntungan dan kerugian dalam laba.
P E R SdanI SPos
Persistensi T Sementara
E N S I Ldalam
A BLaba
A
Analisis dan Interpretasi Pos Sementara
Tujuan analisis dan interpretasi pos luar biasa adalah:
1.Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak bertahan). Proses ini
melibatkan penilaian apakah pos tersebut tidak biasa, bukan pos operasi, atau tidk
berulang.
2.Menentukan penyesuaian yang diperlukan setelah mengetahui penilaian
daya tahan. Sering kali diperlukan penyesuaian khusus untuk evaluasi
maupun peramalan laba.
Persistensi dan Pos Sementara dalam Laba
PERSISTENSILABA
Menentukan Daya Tahan (Sifat Sementara) suatu pos. Adanya insentif bagi manajer terkait dengan pelaporan pos
sementara, membuat kita harus melakukan evaluasi independen mengenai apakah suatu keuntungan atau kerugian bersifat
sementara. Untuk tujuan ini pos tersebut dibagi dalam dua kategori besar: operasi yang berulang dan operasi yang tidak
berulang.
1. Keuntungan dan kerugian operasi berulang
Keuntungan dan kerugian ini terkait dengan aktivitas operasi tetapi jarang terjadi atau tidak dapat diprediksi. Analisis
keuntungan dan kerugian operasi yang tidak berulang harus mengakui sifat jarang terjadi dan pola berulangnya. Pos ini
dianggap milik periode pelaporan. Analisis pos operasi tidak berulang tidak langsung memenuhi aturan mekanis. Kita harus
menelaah informasi dan akan menemukan beberapa pos yng lebih bersifat berulang dibandingkan pos lain serta beberapa
lebih bersifat operasional dibandingkan yang lain.
2. Keuntungan dan kerugian nonoperasi yang tidak berulang
Pos ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi dan terjadi diluar operasi normal. Kejadian yang menyebabkan pos ini
biasanya tidak berhubungan, tidak diinginkan, dan tidak direncanakan, namum tidak selalu seluruhnya tidak diharapkan.
Aktivitas usaha terkait dengan resiko kejadian yang merugikan atau kejutan yang tiba-tiba terjadi, apakah sifatnya alami
atau buatan manusia.
Persistensi dan Pos Sementara dalam Laba
PERSISTENSILABA
b. Penyesuaian Pos Luar Biasa yang Mencerminkan Daya Tahan. Mempertimbangkan dampak
terdapat sumber daya perusahaan dan evaluasi manajemen.
1.Dampak pos sementara terhadap sumber daya perusahaan. Keuntungan atau kerugian akan menaikan atau
menurunkan sumber daya. Karena pengembalian investasi modal mengukur hubungan laba bersih terhadap
sumber daya, keuntungan atau kerugian sementara memengaruhi pengukuran ini. Semakin besar pos
sementara, semakin besar dampaknya terhadap pengembalian. Dalam peramalan profitabilitas dan
pengembalian investasi, analis harus mempertimbangkan dampak pencatatan pos sementara dan
kemungkinan kejadian masa depan yang menyebabkan pos sementara.
2.Dampak pos sementara dalam evaluasi manajemen. Salah satu implikasi yang sering dikaitkan dengan
keuntungan dan kerugian sementara ialah kurangnya keterkaitan mereka dengan aktivitas usaha normal.
Karenanya, pos ini jarang digunakan untuk mengevaluasi manajemen.
P E R SdanI SPos
Persistensi T Sementara
E N S I Ldalam
A BLaba
A
Analisis dan Interpretasi Pos Sementara
Tujuan analisis dan interpretasi pos luar biasa adalah:
1.Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak bertahan). Proses ini
melibatkan penilaian apakah pos tersebut tidak biasa, bukan pos operasi, atau tidk
berulang.
2.Menentukan penyesuaian yang diperlukan setelah mengetahui penilaian
daya tahan. Sering kali diperlukan penyesuaian khusus untuk evaluasi
maupun peramalan laba.
PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LAB
A
• Penilaian perusahaan
Hubungan antara harga saham dan data akuntansi
merupakan tujuan penting
banyak
bagi
pengguna laporan keuangan.
Karena estimasi nilai yang dapat
diandalkan dapat digunakan untuk
membuat keputusan. Deskripsi • Equity value (Vt)
penilaian ekuitas perusahaan • Book value (BVt)
tradisional dilakukan berdasarkan
metode diskonto arus kas • Residual Income, RIt = (NIt – k * BVt-1)
(discounted cash flow – DCF). • Cost of equity capital (k)
Berdasarkan metode nilai
ini,
ekuitas perusahaan dihitung Sangat penting profitabilitas masa depan dalam menilai
berdasarkan ramalan arus kas yang perusahaan, yaitu dengan menggunakan estimasi laba bersih dan nilai
tersedia bagi investor ekuitas. buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran ini hanya dapat
Ramalan ini lalu didiskonto dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba
serta kekuatan laba perusahaan. Metode penilaian berbasis akuntansi
menggunakan biaya modal memungkinkan adanya manipulasi dan distorsi laba oleh
perusahaan. manajemen untuk
kepentingan pribadi. Oleh karena itu, potensi manipulasi data
akuntansi bisa atau tidak mempengaruhi peramalan nilai perusahaan.
PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LAB
A
Valuasi Dasar
• Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio
‘harga terhadap nilai buku’(price to book- PB) dan rasio ‘harga
terhadap laba’(price to earning- PE).
• Pengguna sering kali membuat keputusan investasi berdasarkan nilai
rasio ini.
• Melalui perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada
harga pasar saham terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi
suatu perusahaan milik publik.
• Untuk perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan secara
aktif,rasio dasar ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengestimasi
nilai ekuitas.
PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LAB
A
Valuasi Dasar
1. rasio ‘harga terhadap nilai buku’ Nilai pasar ekuitas
(price to book- PB) Nilai buku ekuitas
Dengan mengganti perhitungan nilai ekuitas berbasis akuntansi pada pembilangnya,rasio PB dapat
dinyatakan dalam akuntansi sebagai berikut:
Vt 1 ROCEt 1 k   ROCEt  2 k  BVt 
BV   1  k 
ROC
t    
 pemahaman penting.
Penghitungan ini menghasilkan beberapa
Jika ROCE ini meningkat dan atau pertumbuhan nilai buku meningkat, maka rasio PB meningkat. Selain
itu ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k, meningkat, rasio PB turun.
Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika pasar mengharapkan laba abnormal (baik positif
maupun negatif) di masa depan.
Jika nilai sekarang laba masa depan yang abnormal positif (negatif), maka rasio PB akan lebih besar (lebih kecil)
dari 1.
PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LAB
A
Valuasi Dasar

2. rasio ‘harga terhadap laba’ Harga pasar ekuitas


(price to earning- PE) Laba neto

Ohlson and Juettner-Nauroth (2000) memperlihatkan bahwa ratio PE dapat disajikan sebagai fungsi dari pertumbuhan jangka pendek
(short term growth - STG) dan pertumbuhan jangka panjang (long term growth - LTG) atas laba per saham (earning per share - EPS)
sebagai berikut:

Dimana r merupakan biaya modal ekuitas,STG (LTG) adalah perkiraan perubahan persentase laba per saham jangka
pendek(jangka panjang)relatif terhadap taksirn pertumbuhan “normal”. STG>LTG dan LTG < r2. STG dapat dianggap sebagai
konsensus analis terhadap tingkat pertumbuhan selama lima tahun dan LTG merupakan tingkat inflasi jangka panjang yang
melewati horizon peramalan.
Persamaan ini memberikan dua pemahaman penting:1)Rasio PE berhubungan terbalik dengan biaya modal,yaitu rasio ini
lebih rendah (lebih tinggi) untuk biaya modal ekuitas yang lebih tinggi (lebih rendah), dan 2)Rasio PE berhubungan positif dengan
taksiran pertumbuhan laba per saham relatif terhadap pertumbuhan normal. Rasio PE tidak terkait dengan tingkat laba absolut(apakah
laba per saham tinggi atau rendah),hanya memperlihatkan tingkat dimana laba per saham diharapkan meningkat relatif terhadap
taksiran pertumbuhan
HUBUNGAN RASIO PB DAN RASIO P
E dengan rasio P/B dan P/E yang tinggi (kotak I) adalah
• Perusahaan
perusahaan yang memiliki harapan laba sisa positif dan laba bersih (I)
P/B Tinggi P/B Rendah
yang diharapkan akan naik dibandingkan saat ini. Ini merupakan
P/E I III perusahaan dengan kinerja tertinggi (pertumbuhan yang tinggi).
Tinggi (Perusahaan (Perusahaanda Sebaliknya,rasio P/B dan P/e yang rendah (kotak IV) menunjukkan
dengan kinerja lam perbaikan) taksiran laba sisa negatif dan laba masa depan yang lebih kecil
baik) Taksiran laba
daripada laba saat ini. Jelas bahwa perusahaan ini mengalami
Taksiran laba sisa (RI)negatif
sisa (RI)positif Laba kesulitan serius karena investasi mereeka saat ini diperkirakan tidak
Laba meningkat menghasilkan pengembalian yang lebih besar dari biaya modal,dan
meningkat profitabilitas ditaksir lebih rendah dari saat ini. Perusahaan dengan
P/E II IV rasio P/B tinggi dan P/E rendah (kotak II) diharapkan melaporkan laba
Renda (Perusahaan (Perusahaan
sisa positif,meskipun laba menurun. Perusahaan ini masih
h yang menurun) dengan kinerja
Taksiran laba buruk) menghasilkan investasi produk (nilai sekarang yang positif) namun
sisa (RI)positif Taksiran laba dalam tahap penurunan. Dan perusahaan dengan rasio P/B rendah
Laba yang sisa (RI) dan P/E tinggi (kotak III) tidak mampu menghasilkan nilai sekarang
menurun negatif investasi yang positif, namun profitabilitas diharapkan akan meningkat
Lba yang
menurun dibandingkan saat ini. Perusahaan ini sedang memperbaiki operasi
mereka,tetapi belum menyelesaikan kesulitan operasinya.
EARNINGS BASED
E Q U I T Y V A L U AT I O N
Illustration of Earnings-Based Valuation

Christy Co. book value of equity at January 1, Year 1, is $50,000


Christy has a 15% cost of equity capital (k)
Forecasts of Christy’s accounting data follow:

Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5


Sales $ 100,000 $ 113,000 $ 127,690 $ 144,290 $144,290
Operating expenses 77,500 90,000 103,500 118,000 119,040
Depreciation 10,000 11,300 12,770 14,430 14,430
Net income $ 12,500 $ 11,700 $ 11,420 $ 11,860 $ 10,820
Dividends 6,000 4,355 3,120 11,860 10,820

Year 6 and beyond = Both data dividends


accounting approximate Year 5 levels and
P E N I L A I A N E K U I TA S B E R B A S I S
LAB
A Illustration of Earnings-Based Valuation

Christy’s forecasted book value at January 1, Year 1 is $58,594—computed


as:

This implies Christy stock should sell at a PB ratio of 1.17 ($58,594/$50,000)


at January 1, Year 1
P E N I L A I A N E K U I TA S B E R B A S I
S
LABA
Illustration of Earnings-Based Valuation

• Three additional observations:


– Expected ROCE = 15% (Christy’s cost of capital) for Year 5 and beyond.
Since ROCE equals the cost of capital for Year 5 and beyond, these years’ results
do not change the value of Christy (i.e. abnormal earnings equal zero for those
years). Anticipated effects of competition are implicit in future profitability
estimates.
– Since PE ratios are based on both current and future earnings, a PE ratio for
Christy as of January 1, Year 1, cannot be calculated since prior years’ data are
unavailable. PE ratio at January 1, Year 2 is computed as:
P E N I L AI A N E K U I TAS B E R B AS I S L
ABA
Illustration of Earnings-Based Valuation

– Valuation estimates assume dividend payments occur at the end of each


year. A more realistic assumption is that, on average, these cash outflows
occur midway through the year. To adjust valuation estimates for mid-
year discounting, multiply the PV of future abnormal earnings by (1 +
k/2). For Christy Company the adjusted valuation estimate equals
$59,239. This is computed as
$50,000 + (1 + [.15/2]) x $8,594.
KEKUATAN LABA DAN PERAMALA
UNTU
N
TUJUAN PENILAIAN K
Kekuatan Laba
• Kekuatan Laba (earning Laba) • Mengukur Kekuatan Laba
mengacu pada tingkat laba Kekuatan laba merupakan konsep yang berasal dari analisis keuangan,
perusahaan yang diharapkan akan bukan akuntansi. Konsep ini melihat stabilitas dan daya tahan laba serta
terjadi pada masa depan. Dengan komponen laba. Laporan keuangan digunakan untuk menghitung kekuatan
sedikit pengecualian, kekuatan laba di laba.
akui sebagai faktor utama dalam Perhitungan ini membutuhkan pengetahuan, penilain, pengalaman, dan
penilaian perusahaan. perspektif. Laba merupakan pengukuran yang paling handal dan relevan
• Model penilaian berbasis akuntansi untuk tujuan penilain. Meskipun penilaian berorientasi masa depan, kita
harus mengakui relevansi kinerja perusahaan saat ini dan sebelumnya untuk
mencakup kapitalisasi kekuatan
mengestimasi kinerja masa depan. Laba periode akhir yang melampaui
laba, dimana kapitalisasi ini siklus usaha mencerminkan kinerja opersional aktual dan memberikan kita
melibatkan penggunaan suatu suatu perspektif atas aktivitas operasi dimana kita adapat mengestimasi
faktor atau penggandaan yang kinerja masa depan.
mencerminkan biaya modal dan Penilaian sangat penting untuk beberapa keputusan (seperti investasi,
taksiran risiko dan pengembalian pemberian pinajaman, perencanaan apajak, keputusan pengendalaian
masa depan. Banyak analisis laba atas peselisihan penilaian). Karenanya, estimasi penilaian harus
dan laporan keuangan yang kredibel dan harsu dipertahankan, dan kita harus meneliti jika terdapat
ditujukan untuk menentukan penyimpangan dari norma.
kekuatan laba
KEKUATAN LABA DAN PERAMALA
UNTU
N
TUJUAN PENILAIAN K
Kekuatan Laba
• Rentang Waktu kekuatan Laba
Menyesuaikan Laba per Saham
• Periode satu tahun seringkali terlalu singkat untuk mengukur •Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh
laba dengan andal. Hal ini disebabkan karena sifat aktivitas komponen laba. Setiap pos pendapatan dan beban
investasi dan aktivitas pendanan yang sebagian besar jangka merupakan bagian dari pengalaman operasi
panajang, dampak siklus usaha, dan adanya perusahaan. Masalahnya adalah pada tahun yang mana
kita menempatkan pose tersebut saat menghitung
• Berbagai Faktor Yang Tidak Berulang. Pengukuran Terbaik kekuatan laba. Pada kasus tertentu analisis laba kita
Kekuatan Laba Suatu Perusahaan Adalah Dengan mungkin terbatas pada jangka pendek, pos-pos pada
Menggunakan Laba Rata-rata (Komulatif) Selama Beberapa serangkaian laba jangka pendek disesuaikan jika lebih
Tahun. Rentang Waktu Untuk Menghitung Laba Rata-rata
terakait pada periode sebelumnya.
Umumnya Adalah 5 Tahun (Biasanya Hingga 10 Tahun).
Perpanjangan Periode Ini Menugurangi Distrosi, •Jika hal ini dilakukan dengan basis per saham, setiap
Ketidakteraturan , Dan Dampak Sementara Lainnya Yang pos harus disesuaikan terhadap dampak pajak dengan
Mengurangi Relevansi Laba Satu Athun. Perhitungan Laba Lima menggunakan tarif pajak perusahaan kecuali jika
Tahun Sering Kali Menekankan Pengalaman Terakhir Sekaligus terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos juga harus
Menghindar Kinerja Yang Tidak Relevan. dibagi dengan jumlah saham yang digunakan untuk
• Tren Laba Merupakan Faktor Penting Dalam Perhitungan menghitung laba per saham
Kekuatan Laba. Jika Laba Memperlihatkan Tren Yang Bertahan,
Kita Dapat Menyesuaikan Proses Rata-rata Untuk Memberikan
Bobot Yang Lebih Berat Atas Laba Terkini.
KEKUATAN LABA DAN PERAMALA
UNTU
N
TUJUAN PENILAIAN K
Kekuatan Laba
• Peramalan Laba Mekanisme Peramalan Laba
• Bagian utama analisis laporan Permalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh informasi
keuangan dan penilaian adalah yang tersedia secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya.
peramalan laba. Dari perpektif Peramalan juga mendapatkan manfaat dari pemisahan
analisis, evaluasi tingkat laba sangat (disaggregation). Pemisahan melibatkan penggunaan laba berdasarkan
terkait dengan peramlan laba. Hal ini lini produk atau segmen dan teruatam berguna jika segmen tersebut
disebabkan ramalan laba yang memiliki perbedaan risiko, profitabilitas, atau pertumbuhan.
relevan melibatkan analisis komponen
Penelitian anlisis mengungkapkan berbagai karakteristik statistik dalam laba.
laba dan penilaian mereka di masa
Peretumbuhan laba tahunan sering kali bergerak secara acak.
depan. Peramalan laba mengikuti
Bagi beberapa pengguna hal ini berarti pertumbuhan laba tidak dapat
analisis komponen laba dan
diramalkan, tetapi penelitian ini mencerminkan prilaku keseluruhan dan
melibatkan pembuatan pembuatan
bukan perilaku perusahaan individu. Peramalan laba yang andal tidak dapat
estimasi laba masa depan.
dihasilkan dari ekstrapolasi sesderhana dari pertumbuhan atau tren laba masa
lalu. Namun dilakukan dengan mengananlisi komponen laba dan
mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia, baik kauntitatif. Juag
melibatkan peramalan komponen ini dan spekulasi mengenai kondisi usaha
masa depan
KEKUATAN LABA DAN PERAMALAN UNTU
TUJUAN PENILAIAN K
Kekuatan Laba
Elemen Peramalan Laba
Elemen pada peramalan laba adalah memeriksa kewajaran ramalan. Untuk tujuan ini sering kali digunakan angka
pengembalian investasi modal. Jika ramalan laba menghasilkan pengembalian yang sangat berbeda dengan
pengembalian masa lalu atau pengembalian industri, kita harus menilai kembali ramalan dan prosesnya. Perbedaan
pengembalian ramalan dengan yang sewajarnya terjadi harus dijelaskan.
Pengembalian investasi modal tergantung dari laba, sementara laba merupakan produk kualitas produk
manajemen dan manajemen aktiva.
· Kualitas manajemen. Dibutuhkan manajemen yang memilki akses ke berbagai sumber daya untuk menghidupkan
aktiva melalui penggunaan yang efesien dan menguntungkan. Stabilitas hubungan dan tren dapat diasumsikan stabil
jika menunjukkan tidak ada perubahan besar atas keahlian, kedalaman, dan kelangsungan manajemen. Disamping itu
juga, menunjukkan tidak adanya perubahan yang besar pada jenis usaha yang sesuai dengan keahlian manajemen.
· Manajemen aktiva. Perusahaan membutuhkan aktiva untuk mengembangkan operasi. Kelangsungan keberhasilan dan
ramalan pertumbuhan bergantung pada sumber pendanaan dan dampaknya terhadap laba.
Kondisi keuangan suatu perusahaan merupakan elemen peramalan laba lainnya. Kurangnya likuiditas dapat membatasi
keberhasilan manajemen dan struktur modal yang berisiko dapat membatasi tindakan manajemen. Semua ini disertai
faktor-faktor seperti ekonomi, industri, dan faktor kompetitif lain, merupakan hal yang relevan terhadap peramalan laba.

Anda mungkin juga menyukai