Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MERESUME ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS

Bab ini akan memperdalam analisis dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti Daya tahan,
penilaian dan peramalan laba. Sementara untuk peramalan laba juga perlu memperhitungkan
kekuatan laba, tehnik estimasi, dan mekanisme. Bab ini akan menjelaskan beberapa alat yang
akan bermanfaat untuk analisis ekuitas berbasis laba. Bab ini menekankan aplikasi analisis
berbasis laba melalui beberapa ilustrasi.

A. Daya Tahan Laba

Analisis keuangan yan baik dapat mengenali komponen dari laba yang satabil dan dapat
diprediksi atau komponen yang mampu “bertahan” ( persistent ). Komponen yang bertahan ini
akan dipisahkan dari komponen yang tidak berulang atau acak. Analisis ini dapat membantu
menghasilkan ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang andal. Namun, analisis juga harus
mewaspadai manajemen laba dan perataan laba. Definisi daya tahan laba secara luas mencakup
dan meliputi :

 Stabilitas
 Prediksi
 Variabililitas
 Tren laba
 Manajemen laba

 Penyusunan Ulang dan penyesuaian laba

Salah satu aktivitas analisis ekuitas adalah menyusun laba dan komponen laba sehingga dapat
memisahkan elemen yang stabil, normal dan terus – menerus dengan elemen yang acak, tidak
berulang, tidak tentu, dan tidak biasa. Penyusunan ulang juga bertujuan mengetahui elemen yang
terdapat di dalam laba berjalan yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau
beberapa periode sebelumnya.

a) Informasi mengenai daya tahan laba

Untuk membantu menilai daya tahan laba kita ada 2 yaitu (1) Menyusun ulang laporan keuangan
dan kemudian (2) Menyesuaikan laporan laba rugi. Analisis hasil operasi untuk menyusun dan
menyesuaikan laba membutuhkan informasi andal&relevan. Berikut sumber utama informasi ini:

 Laporan laba rugi, dibawah ini yang termasuk dalam komponennya :


Laba dari operasi yang masih berlanjut
Laba dari operasi yang dihentikan
Keutungan dan kerugian luar biasa
Dampak kumulatif perubahan prinsip akuntansi
 Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan
 Diskusi dan Analisis Manajemen
 Kita sering kali menemukan pos-pos tidak biasa yang terpisah dalam laporan keuangan,
pengungkapannya juga tidak diwajibakan dan tidak selalu mencakup informasi yang
cukup untuk menilai signifikasi atau daya tahannya. Jika memungkinkan gunakan seluruh
informaso dan manajemen yang tidak tersedia. Contohnya adalah perubahan kombinasi
produk, inovasi teknologi, penghentian kerja dan keterbatasan bahan baku

b) Penyesuaian laba dan Komponen Laba

Proses penyesuaian menggunakan data dari laporan laba rugi yang disusun ulang dan informasi
lain yang tersedia untuk meletakkan komponen laba pada periode yang lebih layak. Berikut
dibawah ini prosedur menyesuaikan :

1. Berhati-hati dalam meletakkan pos luar biasa atau tidak biasa


2. Manfaat pajak penghasilan dari kerugian operasi yang ditarik kedepan seharusnya
dipindahakan pada tahun terjadinya kerugian.
3. Perubahan prinsip dan estimasi akuntansi seluruh jumlah tahun yang dianalisis harus
disesuaikan dalam basis yang dapat dibandingkan
4. Prinsip yang baru adalah prinsip yang dikehendaki, tahun-tahun lalu seharusnya disajikan
kembali dalam metode baru ini
5. Penyajian kembali mendistribusi ulang “dampak kumulatif perubahan prinsip akuntansi”
pada periode sebelumnya yang relevan
6. Perubahan estimasi dalam praktik diterapkan secara prospektif dengan sedikit
pengecualian
7. Sebelum menilai daya tahan laba, kita perlu memperolah angka laporan keuangan dengan
beberapa penyesuaian.
8. Jika kita telah menetapkan bahwa suatu komponen akan dikeluarkan dari periode
pelaporannya, komponen tersebut dapat (1) dipindahkan (setelah dikurangi pajak) pada
hasil operasi periode-periode sebelumnya atau (2) disebar (secara rata-rata) sepanjang
periode-periode yang sedang dianalisis.
9. Laba tersebut hanya dialokasikan pada laba periode-periode sebelumnya jika kita dapat
diidentifikasi pada satu periode tertentu.
10. Memindahkan keuntungan atau kerugian pada periode lain tidak memperbaiki salah saji
pada tahun-tahun sebelumnya.

 Faktor penentu daya tahan laba


Setelah menyusun ulang dan menyesuaikan laba, analisis berikutnya akan menentukan daya
tahan laba. Faktor penentu daya tahan laba yaitu : Manajemen Laba, Variabilitas, Tren, dan
Insentif.

a) Tren dan Daya Tahan Laba

Laba yang mencerminkan tren pertumbuhan yang stabil lebih diinginkan. Tren laba dapat
dinilai melalui metode statistic atau melalui pernyataan tren. Tren laba seringkali
mengungkapkan petunjuk penting mengenai kinerja perusahaan saat ini dan masa depan ( siklus,
pertumbuhan, pertahanan ) dan menilai kualitas manajemen. Hal terpenting adalah perubahan
prinsip akuntansi dan dampak penggabungan usaha, khususnya pembelian. Kita harus melakukan
penyesuaian untuk perubahan ini.

b) Manajemen dan Daya Tahan Laba

Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi yang diterima untuk melaporkan
hasil tertentu. Diskresi ( pilihan ) yang tersedia digunakan untuk memilih dan menerapkan
prinsip akuntansi untuk tujuan tertentu, dan pilihan ini tidak diragukan berada dalam kerangka
praktik yang berlaku umum. Bentuk menajemen juga sangat beragam. Berikut beberapa bentuk
manajemen laba yang harus diwaspadai :

 Perubahan metode atau asumsi akuntansi


 Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa
 Big Baths
 Penurunan nilai
 Menurunkan waktu pengakuan pendapatan dan beban

c) Insentif Manajemen dan Daya Tahan

Pengalaman memperlihatkan bahwa sebagai manajer, pemilik, serta karyawan


memanipulasi dan mendistorsi laba yang dilaporkan untuk keuntungan pribadi. Perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan khususnya rentan akan tekanan ini. Rencana kompensasi dan
insetif berbasis akuntansi lainnya atau hambatan-hambatan menambah motivasi manajer untuk
mengatur laba.
Dengan andanya insentif kinerja bagi manajer dan penggunaan angka akuntansi untuk
mengendalikan dan mengawasi kinerja mereka, analisis harus menyadari adanya potens
manajemen laba dan bahkan salah saji.

 Pos Laba yang Bertahan dan Sementara

Penilaian daya tahan penting dalam penentuan kekuatan laba. Bagian penting dalam
analisis adalah menilai daya tahan komponen keuntungan dan kerugian dalam laba. Bagian ini
menguraikan bagaimana menentukan daya tahan pos tidak berulang, pos tidak biasa, atau luar
biasa. Bagian ini juga membahas bagaimana perlakuan pos ini dalam evaluasi laba, kinerja
manajemen, dan peramalan laba.

 Analisis dan Interpretasi Pos Sementara

Berikut tujuan analisis dan interpretasi pos luar biasa :


1. Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara ( tidak bertahan ). Proses ini melibatkan
penilaian apakah pos tersebut tidak biasa, non-operasi, atau tidak berulang. Pos tersebut dibagi
dalam dua kategori besar seperti dibawah ini :
 Keuntungan dan kerugian operasi yang tidak berulang : Analisis keuntungan dan
kerugian operasi yang tidak berulang harus mengakui sifat jarang dan pola berulangnya.
 Keuntungan dan kerugian non-operasi yang tidak berulang : Aktivitas usaha memiliki
resiko kejadian yang merugikan dan kejutan acak baik itu bersifat alami maupun buatan
manusia.

2. Menentukan penyesuaian yang memang diperlukan setelah mengetahui informasi penilaian


daya tahan. Sering kali juga diperlukan penyesuaian khusus untuk evaluasi maupun peramalan
laba itu.
 Penyesuaian Pos Luar Biasa yang mencerminkan Daya Tahan
Dalam menganalisis pos sementara adalah mempertimbangkan dampaknya terhadap
sumber daya perusahaan dan evaluasi manajemen.
 Dampak pos sementara terhadap sumber daya perusahaan. Setiap keuntungan dan
kerugian sementara memiliki dampak ganda. Contoh : Mengakui keuntungan perusahaan
mencatat kenaikan sumber daya bergitupun sebaliknya jika mengakui kerugian
perusahaan mencatat penurunan sumber daya.
 Dampak pos sementara dalam evaluasi manajemen : Salah satu implikasi yang sering
dikaitkan dengan keuntungan dan kerugian sementara adalah kurangnya keterkaitan
mereka dengan aktivitas usaha normal atau terencana.

B. Penilaian ekuitas berbasis laba

Penilaian perusahaan merupakan tujuan yang terpenting bagi banyak pengguna laporan
keuangan. Uraian sederhana dari penilaian ekuitas perusahaan mengandalkan adanya metode
diskonto arus kas. Berdasarkan metode DCF, nilai ekuitas perusahaan dapat dihitung
berdasarkan ramalan arus kas dari perusahaan yang tersedia bagi investor ekuitas. Lalu, ramalan
ini didiskonto menggunakan biaya modal perusahaan.

 Hubungan antara Harga Saham dengan Data Akuntansi


Et ( RI t +1) Et (RI t +2) Et (RI t +3 )
Vt =BVt + + + +… ,
(1+ k)1 ( 1+ k )2 (1+ k )3

Dimana :

BVt : nilai buku akhir periode


RIt+n : laba residual pada periode t+n
k : biaya modal
Laba Residual , RIt=Nit – ( k x BVt-1 )

 Perkalian Penilaian Dasar

Dua pengukuran penilaian yang paling sering digunakan adalah rasio “harga terhadap nilai buku”
(price to book – PB ) dan rasio “harga terhadap laba” ( price to earning – PE ). Melalui
perbandingan rasio dasar ini dengan nilai implisit pada harga saham terkini, kita dapat
mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan public. Untuk perusahaan yang sahamnya tidak
diperdagangkan dalam pasar aktif, rasio ini akan dapat digunakan sebagai alat untuk
mengestimasi nilai ekuitas.

1. Rasio harga terhadap Nilai Buku

Nilai pasar ekuitas


Rumus Rasio hargaterhadap nilai buku=
Nilai buku ekuitas

Dengan mengganti perhitungan nilai ekuitas berbasis akuntansi pada pembilangnya rasio PB
dapat dinyatakan dalam data akuntansi sebagai berikut :

Vt
=1+¿
BV t

Persamaan ini menghasilkan beberapa pemahaman penting. Jika ROCE masa depan dan atau
pertumbuhan nilai buku meningkat, maka rasio PB meningkat. Selain itu, ketika biaya ( risiko)
modal ekuitas, k, meningkat , rasio PB akan turun.

2. Rasio harga terhadap laba

Nilai pasar ekuitas


Rumus Rasio hargaterhadap laba=
Laba bersih

C. Kekuatan Laba dan Peramalan untuk tujuan Penilaian

Bagian ini memperluas peranan kekuatan dan peramalan laba untuk tujuan penilaian. Bagian ini
juga membahas penggunaan laporan interim untuk mengawasi dan memperbaiki masukan
penilaian ini.
a) Kekuatan Laba : kekuatan laba mengacu pada tingkat laba perusahaan yang
diharapkan ajan terjadi pada masa depan
b) Mengukur kekuatan Laba : Laporan keuangan digunakan untuk menghitung
kekuatan laba. Penghitungan ini membutuhkan pengetahuan, penilaian,
pengalaman, dan perspektif
c) Rentang waktu kekuatan Laba : Rentang waktu untuk mengukur kekuatan laba
yang diinginkan berbeda, tergantung dari industry dan faktor lainnya. Rentang
waktu untuk menghitung laba rata-rata umumnya adalah 5-10 tahun
d) Menyesuaikan Laba Persaham : Kekuatan laba dapat dihitung dengan
menggunakan seluruh komponen dari Laba. Setiap pos pendapatan serta beban
merupakan bagian dari pengalaman operasi perusahaan.
e) Peramalan Laba : Bagian utama dari analisis penilaian dan laporan keuangan
ialah peramalan laba. Evaluasi tingkat laba sendiri sangat terkait dengan
peramalan laba yang ada . Hal ini dapat disebabkan ramalan laba yang relevan
melibatkan analisis komponen laba dan penilaiannya di masa yang akan datang .
f) Mekanisme peramalan Laba : Peramalan mengharuskan kita untuk menggunakan
seluruh inforamsi yang tersedia secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya.
Permalan ini juga mendapatkan manfaat dari pemisahan.
g) Elemen Peramalan Laba : Kita meramalkan taksiran kondisi masa depan
berdasarkan bukti saat ini dan masa lalu. Kita juga harus ingat bahwa laba
merupakan total pendapatan dikurangi total beban, dan peramalan laba
mencerminkan komponen tersebut. Elemen lainnya yaitu memeriksa kewajaran
ramalan.
h) Melaporkan Peramalan Laba : Kita harus menyadari bahwa peramalan
manajemen pihak internal berbeda dengan peramalan yang dilakukan analisis
keuangan. Keandalan peramalan tergantung dari akses informasi dan asumsinya.

D. Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba

Laporan keuangan interim merupakan sumber informasi yang berharga untuk mengawasi
kinerja. Laporan interim biasanya diterbitkan tiap kuartal dan dirancang untuk memenuhi
kebutuhan pengguna. Laporan ini dapat digunakan untuk merevisi estimasi kekuatan laba dan
peramalan laba

 Penyesuaian Akuntansi akhir tahun

Menentukan hasil operasi untuk periode 1tahun membutuhkan beberapa penyesuaian


akrual&estimasi. Penyesuaian akhir tahun ini sering sekali rumit, menghabiskan waktu dan juga
mahal.

 Aktivitas Usaha Musiman


Beberapa perusahaan memiliki aktivitas usaha musiman. Penjualan, produksi, dan aktivitas
operasi lain seringkali tidak dapat dibagi sama antar periode interim. Hal ini dapat mendistorsi
perbandingan laba Interim

 Metode pelaporan Menyeluruh

Laporan interim umumnya dilaporkan dengan cara konsisten dengan persyaratan laporan
tahunan. Dengan mengadopsi pandangan bahwa laporan kuartalan merupakan bagian dari
keseluruhan satu tahun dan bukannya periode diskrit, kebiasaan umum mensyaratkakn
pengakuan pendapatan dan beban selama periode interim. Hal ini mencakup penyusutan
persediaan, diskon atau kuantitas dan piutang tak tertagih

 Persyaratan Pelaporan Interim SEC

Beberapa persyaratan pelaporan interim diwajibkan oleh SEC. Persyaratan prinsip mencakup :
Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga tanggal ini
Neraca Komperatif
Informasi proforma mengenai penggabungan usaha yang dapat juga
dicatat sebagai pembelian
Kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umum dan oengungkapan
perubahan akuntansi
Analisi naratif manajemen mengenai hasil operasi
Pengungkapan mengenai apakah Form 8-K diisi selam periode –
melaporkan apakah terdapat penyesuaian laba yang tidak bisa atau
pergantian auditor

 Analisis Implikasi Laporan Interim


Analisis harus waspada terhadap estimasi dan diskresi yang melekat pada laporan
interim. Analisis sering kali menekankan pendapatan interim sebagai pengukur kinerja interim.
Maslah musiman tertentu pada laporan interim dapat diatasi dengan menghitung angka kumultaif
hingga saat ini, termasuk hasil kuartal akhir

Anda mungkin juga menyukai