Anda di halaman 1dari 3

Nama: Zara Aprilliani

NPM: 1212020041

Kelas: Akuntansi (A)

ISLAM AGAMA RAMAH LINGKUNGAN

Definisi Lingkungan
Lingkungan adalah sebuah lingkup dimana manusia hidup, ia tinggal di dalamnya, baik
ketika bepergianataupun mengasingkan diri. Sebagai tempat ia kembali, baik dalam keadaan
rela ataupun terpaksa. Lingkungan ini meliputi yang dinamis (l'ridup) dan yang statis (mati).
Lingkungan mati meliputi alam yang diciptakan Allah, dan industri (slrinn'iynh) yang
diciptakan manusia. Alam yang diciptakan Allah tadi, meliputi lingkungan di bumi,luar
angkasa dan langit, yaihr matahari, bulan dan bintang. Sedangkan industri ciptaan maltusia,
meliputi segala apa yang digali mereka dari sungai-sungai, pohon-pohon yang ditanam,
runah-rumah yang dibangunn, seluruh peralatan yang dibuat, yang dapat mengecil
1). Pemeliharaan Lingkungan dalam Perspektif llmu Ushuluddin
Ilmu Ushuluddin (dasar-dasar agama), berhubungan erat ciengan masalah pemeliharaan
lingkungan dan semua elemen penciptaannya, baik yang meiiputi makhluk hidup ataupun
mati, yang berakal ataupun tidak. Semua elemen tersebtut merupakan wujud nyata ciptaan
Allah Subhanahu Wa Taala. agar bersujud kepada-Nya dan menyucikan-Nya dengan pujian-
pujian.
Peran Manusia terhadap Lingkungan
Manusia memiliki peranan yang amat penting dalam pemeliharaan lingkungan. Segera,
setelah segala unsur yang berada dalam ruang lingkupnya ditundukkan pada mereka, maka
pada tahap selanjutnya mereka dituntut untuk berinteraksi dengan baik sesuai hukum-hukum
yang telah digariskan Allah Subhanahu Wa Ta’ala , melaksanakan serta memelihara
pemberlakuaan hokum-hukum tersebut dalarn aplikasi nyata.
Peranan manusia tadi dikategorikan sebagai tujuan-tujuan yang sangat mulia ditengah-tengah
kehidupan marlusia, atau dalam bahasa Imam Ar-Raghib AL- Asfahani, hal itu merupakan
hikmah Allah kepada para mukallafin, yang akhirnya dibagi menjadi tiga tujuan.
Tujuan pertama: Untuk mengabdi pada Allah, hal ini diisyaratkan dalam firman-Nya,
Ibadah ini meliputi segala sesuatu yang disenangi Allah dan diridhai-Nya, baik berupa
perkataan maupun perbuatan. Maka dalam konteks ini, sebenarnya bentuk ibadah itu
mencakup semua aspek kehidupan.
Tujuan kedua: Sebagai wakil (khalifah) Allah di atas bumi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
memaparkan hal ini dalam firman-Nya,
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” (Al-Baqarah: 30).
Supaya praktik kekhiiafah-an ini terwujud, mereka dituntut untuk menegakkan kebenaran dan
keadilan, serta menyiarkarr kebaikan dan kemaslahatan
Tujuan ketiga: Membangun peradaban di muka bumi. oalam salah satu firman-Nya Allah
Subahanahu Wa Ta’ala menyebutkan. “Dia telah menciptakan kami dari bumi (tanah) dan
menjadikan pemakmurnya.” (Hud:61) Arti kata “Menjadikan pemakmurnya” di sini,
mengandung pesan pada manusia untuk membangunnya lewat cara menanam, membangun,
memperbaiki, dan menghidupi, serta menghindarkan diri dari hal-hal yang merusak.
2). Pemeliharaan Lingkungan dalam Perspektif Etika
Ilmu etika atau akhlak/tasawuf berhubungan erat dengan lingkungan dan pemeliharannya.
Karena, memang, kode etik pemeliharaan ini dalam bahasan etika dianggap sebagai salah
satu rukun tasawuf. Sebagaimana didefinisikan oleh sebagian dari mereka, bahwa kejuiuran
beserta kebenaran, dan etika beserta ciptaan Dan tidak diragukan lagi bahwa lingkungan
adalah sebagian dari ciptaan itu.
Agama Pergaulan
"Agama merupakan dasar untuk memperbaiki pelgauianmu dengan sesama manusia dalam
kondisi apa pun, yang dimulai dari sikap (taat)mu pada Allah, pada dirimu, pada zat-zatmu
yang meliputi unsur jasmani, akal dan rohani, serta sikapmu terhadap manusia, sekelilingmu,
sehingga dekat dan jauh, yang muslim ataupun yang kafir. Serta pada sekuruh seisi jagat raya
yang hidup ataupun yang mati, yang diam ataupun yang dapat berbicaram yang berakal
maupun tidak.
Cinta Terhadap Lingkungan
Sebuah prinsip seclerhana dan sangat indah yang diberikan Islam, daiam kerangka hubungan
rnanusia dengan lingkungan serta dengan seluruh jagat adalah upayanya untuk menumbuhkan
rasa cinta pada sekelilingnya yang terdiri clari makhluk hidup dan makhluk mati. Yang
hidup; dari mulai hewan-hewan melata sampai burung-burung, harus dilihat sebagaimana
layaknya makhluk seperti kita juga.
Maka tidak heran jika dari usaha memelihara lingkungan ini dapat menumbuhkan perasaan
insaf di antara orang-orang yang selalu bersujud dan menyucikan Allah dengan perasaan
cinta dan kasih sayang. Karena, memang mereka juga dalam keadaan sujud (ibadah) kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan penjelasan tentang rasa sayang dan kasih
unfuk semua makhluk ini dalam ungkapan yang sangat indah yaitu, lewat sebuah hadits yang
beliau ucapkan ketika baru kembali clar.i perang Tabuk dan hampir mendekati kota Madinah.
Hubungan Muslim dengan Alam Sekitar
Hubungan seorang muslim dengan alam sekitarnya melupakan hubungan strategis. Alam
adalah tanda Artinya; seorang muslim akan melihat alam sebagai tanda-tanda dari kekuasaan
Allah yang Maha agung, semua ciptaan yang berada di dalamnya merupakan bukti dari
kebesaran-Nya.
Alam itu Nikmat
Seorang muslim harus memandang alam sebagai nikmat, yang dikaruniakan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala pada mereka. Atau paling tidak, sebagai wujud dari nikat Allah yang
lahir dan yang batin.
Apabila orang-orang Barat menyimpulkan problematika dasar ekonomi pada menurunnya
sumber daya alam sebagai akibat membludaknya populasi manusia, maka Al-quran melihat
bahwa nikmat Allah tidak mungkin dapat dihitung, dan bahwa sumber-sumber alam
sangatlah subur, tetapi karena ini pulalah kemudian banyak manusia terperosok dalam
kekufuran dan kezhaliman. Kezhaliman dan kufur nikmat itulah barangkali yang
menyebabkan ketidakseimbangan dalam alam dan berakibat pada sumber-sumber pendapatan
manusia.
Menikmati Keindahan Alam
Di Antara berbagai ajaran Islam, yang sangat menarik adalah ajaran akan keindahan alam.
Sebuah anugerah untuk dinikmati manusia, sebagai santapan jasmani dan rohani mereka.
Ajaran tersebut eksplisit menegaskan bahwa keberadaan alam adalah untuk kemaslahatan
mereka. Sebab itulah, sebagaian hal-hal baik yang dihalalkan Allah untuk hambanya dan
disebut dalam kitab-Nya adalah tentang nilai keindahan dan hiasan.

3.) Pemeliharaan Lingkungan dalam Perspektif llmu Fikih


Sebagaimana umum diketahui, ilmu fikih adalah ilmu yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan keluarga dan masyarakat dan dengan alam
sekitarnya, sesuai dengan 5 hukum syariat yang sudah dikenal luas, yaitu: wajib, sunnah,
haram, makruh dan mubah. Maka dari itu, para ahli fikih mengatakan bahwa syariat Islam
berlaku bagi semua mukallaf dan tidak ada saty pekerjaan pun yang luput dari lingkup
pembahasannya.
Pada kenyataannya, semua yang memiliki kemampuan dalam fikih Islam, serta kemauan
untuk menelusuri sumber-sumbernya, baik itu fikih madzahib, fikih umum, atau fikih
perbandingannya, makai a akan menemukan bahwa fikih memiliki pembahasan yang sangat
luas yang diperinci dalam banyak bab. Kita akan menemukan dalam fikih, pembahasan-
pembahasan yang berkenaan dengan shalat dan hokum-hukumnya, juga dengan zakat,
shadaqah, dan infaq. Lebih dari itu, fikih juga berhubungan dengan haji, ihram, dan larangan
berburum memotong tumbuhan dan semacamnya.
Fikih juga berhubungan dengan jihad, serta segala aturan yang diperbolehkan untuk
merusak dan yang tidak. Serta bahasan-bahasan lain yang berhubungan dengan lingkungan
yang masih dalam bab fikih. Secara garis besar pembahasan dalam perspektif fikih ini
didasarkan pada metodologi yang pada tataran pelaksanaannya dapat menjamin seluruh
siklus kehidupan umat islam. Hubungan fikih dengan lingkungan tidak hanya terbatass pada
wilayah hukum-hukumnya semata, tapi juga berhubungan erat dengan kapasitas sebagai
dasar pembentukan hukum secara universal.

Anda mungkin juga menyukai