Anda di halaman 1dari 8

TEOLOGI LINGKUNGAN

Kelompok 6
1.Mara Yunika
2.Miftah Rahmat Ananda
3.M.Aldo Efrenza
 A. Pengertian Teologi Lingkungan
Teologi dimaknai sebagai nilai atau ajaran agama (Islam)
yang berkaitan dengan eksistensi atau keberadaan Tuhan.
Sedangkan Lingkungan dalam istilah bahasa sering disebut
“lingkungan hidup”, diberi ta‟rif (pengertian) sebagai suatu keadaan
atau kondisi alam yang terdiri atas benda benda (makhluk) hidup
dan benda-benda tak hidup yang berada di bumi atau bagian dari
bumi secara alami dan saling berhubungan antara satu dengan
lainnya.
Pengertian teologi dalam konteks pembahasan ini adalah
cara „menghandirkan‟ dalam kegiatan manusia. Dalam bahasa lain,
teologi dapat dimaknai sebagai konsep berpikir dan bertindak yang
dihubungkan dengan Allah yang menciptakan sekaligus mengatur
manusia dan alam. Jadi, terdapat tiga pusat perhatian bahasan
dalam teologi lingkungan ini yakni Tuhan, manusia, dan alam, yang
ketiganya mempunyai kesatuan hubungan fungsi dan kedudukan.
Jadi, teologi lingkungan adalah konsep berpikir dan bertindak
tentang lingkungan hidup yang mengintegrasikan aspek fisik (alam
termasuk hewan dan tumbuhan), manusia dan Tuhan.
 B. Aspek Yang Menjadi Pembahasan Teologi
Lingkungan
Sesungguhnya Allah telah menciptakan alam semesta yang
indah dan menawan serta menakjubkan bagi setiap makhluk
penghuninya. Ciptaan yang indah dan menawan serta
menakjubkan tersebut merupakan bukti keagungan penciptaannya.
Alam semesta ini sangat cocok bagi kehidupan manusia karena
semua itu diciptakan untuk kepentingan manusia, semuanya
diciptakan dengan keteraturan, keserasian dan keseimbangan
ekosistem yang terdiri dari unsur unsur alam yang saling berkata
karena penciptaan dan pengaturannya ditetapkan dan ditentukan
oleh hukum-hukum Allah.
Setiap tindakan atau perilaku manusia yang berhubungan
dengan orang lain atau makhluk lain atau lingkungan hidupnya
harus dilandasi keyakinan tentang keesaan dan kekuasaan Allah
yang mutlak. Hal ini menyiratkan bahwa pengesaan Tuhan
merupakan satu-satunya sumber nilai dalam etika.
Sebenarnya upaya untuk penyelamatan lingkungan telah
banyak dilakukan baik melalui penyadaran kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan, upaya pembuatan peraturan, kesepakatan
nasional dan internasional, undang-undang maupun melalui
penegakan hukum. Penyelamatan melalui pemanfaatan sains dan
teknologi serta program-program teknis lainnya juga telah banyak
dilakukan. Bahkan asas keseimbangan dan kesatuan ekosistem
hingga saat ini masih banyak digunakan oleh para ilmuan dan
praktisi lingkungan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan. Akan
tetapi, asas keseimbangan dan kesatuan tersebut masih terbatas
pada dimensi fisik dan duniawiah dan belum atau tidak dikaitkan
dengan dimensi supranatural dan spritual terutama dengan konsep
(teologi) penciptaan alam. Jadi, terdapat keterputusan hubungan
antara alam sebagai suatu realitas dan realitas lain yakni yang
menciptakan alam. Dengan kata lain, nilai spiritual dari asas
tersebut tidak terlihat.
C. Konsep Islam Terhadap Pengelolaan
Lingkungan Konsep yang dikenal dalam
ajaran Islam berkaitan dengan penciptaan
manusia dan alam semesta yakni konsep khilafah
dan amanah. Konsep khalifah menyatakan bahwa
manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini
(khalifatullah fil‟ardh). Sebagai wakil Allah,
manusia wajib untuk dapat merepresentasikan
dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah.
Konsep etika lingkungan tersebut
mengandung makna, penghargaan yang sangat
tinggi terhadap alam, penghormatan terhadap
saling keterkaitan setiap komponen aspek
kehidupan, pengakuan terhadap kesatuan
penciptaan dan persaudaraan semua makhluk
serta menunjukkan bahwa etika (akhlak) harus
menjadi landasan setiap perilaku dan penalaran
manusia.
D. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan
Lingkungan hidup selalu mempunyai
hubungan antara manusia dengan alam dan benda-
benda sekitarnya. Ruang lingkup lingkungan hidup itu
amatlah luas, meliputi lingkungan alam hayati,
lingkungan buatan dan lingkungan hidup sosial yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan
manusia dan makhluk lainnya.
Manusia dalam rangka ini merupakan subjek
penentu terhadap lingkungannya, bila ditinjau dari
kedudukan manusia sebagi penentu, baik pemanfaatan
maupun pelestarian lingkungannya, manusia tidaklah
berdiri sendiri atau terpisahkan dengan yang lainnya.
Bahkan saling berhubungan dan saling membutuhkan,
baik sesama manusia, sesama makhluk hayati, maupun
dengan alam lainnya. Hubungan tatanan yang
demikian itu merupakan kesatuan secara utuh,
menyeluruh antara segenap kehidupan manusia dan
makhluk lainnya disebut ekosistem. Jagat raya ini
merupakan suatu ekosistem yang teratur sehingga
perubahan satu unsur saja dalam ekologi akan sangat
berpengaruh terhadap unsur lainnya.
E. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
 1. Tanah

Perkembangan tanah untuk pertanian sejak cara yang


paling sederhana hingga penggunaan mekanisasi pertanian yang
modern, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
pertanian. Islam memberikan motivasi yang sangat kuat agar
manusia memanfaatkan tanah, selain sebagai tempat berdiam juga
untuk memetik hasil.

 Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia, sejak
penggunaan yang paling kecil seperti minum, masak, mencuci,
mandi, dan sebagainya sampai pemanfaatan air untuk pertanian,
pembangunan waduk untuk pengairan dan pembangkit listrik.

 Hutan
Hutan berperan sebagai pelindung banjir, longsor, dan
penyimpanan persediaan air di pegunungan. Kayu-kayu besar dan
daun-daunnya yang rimbun serta akar-akarnya yang menjalar
bersama semak-semak di sekitarnya menampung air hujan yang
selalu turun di pegunungan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai