TAUHID DZAT,SIFAT,RUBUBIYAH,ULUHIYAH.
Dr.H.Ahmad Isnaeni,M.A
DISUSUN OLEH
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan lancar.
Kami sadari meski makalah ini telah selesai tapi masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca
maupun pendengar, demi kelancaran dan kesempurnaan tugas kami yang
selanjutnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................4
B. Tujuan ..........................................................................................4
C. Rumusan masalah.........................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.Pengertian sifatrububiyah..............................................................7
A.Kesimpulan...................................................................................10
B.Saran.............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
4
C. Tujuan Pembahasan
5
BAB II
Pembahasan
Sifat Utama Rububiyah Allah adalah Rahmat (kasih sayang). Ini sesuai dengan
makna Rububiyah yang akar katanya sama dengan Tarbiyah (Pendidikan akhlak),
Murobbi (Pendidik akhlak) dan Robbayani (dalam doa untuk orang tua). Sifat
Rububiyah (Mendidik/Memelihara) erat sekali dengan Rahmat (Kasih Sayang).
1.Lihatlah pada tulisan di papan hitam, sudah pasti ada yang menulisnya. Orang yang
berakal waras akan mengatakan bahawa setiap sesuatu pasti ada pembuatnya.
6
3.Susunan alam yang mengkagumkan, indah dan tersusun rapi adalah bukti Allah
Maha Pencipta. Jika alam boleh berkata-kata, dia akan menyatakan bahawa dirinya
makhluk ciptaan Allah. Orang yang berakal waras akan berkata bahawa alam ini
dijadikan oleh satu Zat Yang Maha Berkuasa, yaitu Allah. Tidak ada orang yang
berakal waras akan menyatakan bahawa sesuatu itu boleh berlaku dengan sendiri.
Begitulah hebatnya Ilmu Allah. Pandanglah saja kepada kejadian manusia dan
fikirkanlah betapa rapi dan seni ciptaan-Nya.terdapat seribu satu macam ciptaan
Allah yang memiliki sifat yang berbeda-beda antara satu sama lain. Semuanya
menunjukkan bahawa Allah adalah Rabb yang Maha Bijaksana.
Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan
pondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa mereali-sasikannya, semua amal
ibadah tidak akan diterima. Karena kalau ia tidak terwujud, maka bercokolah
lawannya, yaitu syirik.Dan tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama segenap
hamba.
Secara spontan pula manusia akan mengakui bahawa Allah saja layak
disembah, selain daripada-Nya tidak layak disembah walau dalam apa bentuk
sekalipun.Dengan tauhid yang kuat, maka akan terbentukkan berbagai dorongan
yang ada dalam jiwa manusia. Dia akan takut hanya kepada Allah SWT dan berani
mempertahankan keyakinannya seperti yang dipersaksikan dalam sirah Rasulullah
dan para sahabat:
7
1.Rasulullah SAW pernah memerintahkan Ali RA agar tidur di atas katilnya sebelum
baginda keluar berhijrah ke Madinah, sedangkan musuh Islam begitu giat mengintip.
Namun Sayyidina Ali sanggup berbuat mengikut perintah Rasulullah SAW kerana
beliau yakin atas Kehendak dan Kekuasaan Allah.
2.Khalid Ibn al-Walid RA pernah mengalami banyak cacar dan luka pada badannya
kerana berperang di jalan Allah. Namun dia tetap yakin dengan Kekuasaan Allah. Dia
tetap meneruskan pertempuran melawan musuh.
3. Bilal bin Rabah RA sanggup diheret di padang pasir, dijemur di bawah kepanasan
matahari dan disiksa dengan batu besar diletakkan di atas tubuhnya. Dia tetap
mempertahankan keimanannya.
Demikian pula apabila ia menganggap bahwa syari’at Islam sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan zaman, atau bahkan berang-gapan bahwa agama Islam hanya
menyangkut hubungan ritual antara hamba dengan Rabbnya dan tidak ada kaitannya
sama sekali dengan masalah duniawi. Demikian pula apabila seseorang memandang
bahwa pelaksanaan syari’at Islam, misalnya masalah rajam dan qishash, sudah tidak
8
sesuai lagi dengan peradaban modern (atau Hak Asasi Manusia). Begitu pula mereka
yang beranggapan bahwa seseorang diperboleh-kan untuk tidak berhukum dengan
hukum atau syari’at Allah –Subhā-nahu wa Ta’ālā– dalam hal sosial kemasyarakatan
dan hukum-hukum lainnya, maka ia telah kafir, meskipun belum sampai pada
keyakinan bahwa hukum yang dianutnya lebih utama dari hu-kum Islam.
8. Loyal terhadap orang kafir serta memberikan bantuan dan pertolongan kepada
orang musyrik untuk memerangi kaum muslimin.
9. Beranggapan bahwa manusia boleh keluar dari syari’at atau ajaran Nabi
Muhammad –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–.
10. Berpaling dari agama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, baik karena tidak mau
mempelajarinya atau karena tidak mau mengamalkannya.
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pada dasarnya pengutusan para rasul bertujuan untuk mengesakan Allah
dalam Tauhid al-Rububiyyah dan Tauhid al-Uluhiyyah. Dialah Tuhan Rabb al-’Alamin
dan Tuhan para Rasul tersebut. Tiada tuhan yang sebenar melainkan Allah.Tauhid al-
Rububiyyah dan Tauhid al-Uluhiyyah menjelaskan kekuasaan Allah yang Maha Suci
dalam pentakdiran urusan makhluk-Nya. Allah Pengurnia kemaslahatan dan
kebaikan. Allah Penentu al-amr (perintah). Allah-lah Pengutus ar-Rasul untuk
makhluk-Nya.
B.Saran
Dengan tauhid yang kuat, maka akan terbentukkan berbagai dorongan yang
ada dalam jiwa manusia. Dia akan takut hanya kepada Allah SWT dan berani
mempertahankan keyakinannya,dengan mengetahui arti dari Tauhid ar-rububiyyah
dan Tauhid al-uluhiyyah manusia tidak berbuat syirik kepada Allah SWT.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sihab, M. Quraish, tafsir Al-Misbah, peran kesan dan keserasian perpustakaan
umum Islam lentera hati, Jakarta, 2002
Al-mahalli, Imam Jalaludin, Imam jalaludin As-suyuthi, Tafsir Jalalain &
Azbabun Nuzul, jilid 1, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1997.
Al-mahalli, Imam Jalaludin, Imam jalaludin As-suyuthi, Tafsir Jalalain &
Azbabun Nuzul, jilid 2, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1997.
Al-mahalli, Imam Jalaludin, Imam jalaludin As-suyuthi, Tafsir Jalalain &
Azbabun Nuzul, jilid 3, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1997.
http://muslim.or.id/tafsir/tafsir-surat-al-qadr.html
http://www.ilmoe.com/585/pembagian-tauhid-rububiyah-uluhiyah-asma-
wa-sifat.html
http://qaasasaqidahtauhid.blogspot.com/2008/12/apa-itu-tauhid-uluhiyah-
rubbubiyah-dan.html
http://kongaji.tripod.com/myfile/al-baqoroh_ayat21-25.htm
http://muslim.or.id/tafsir/tafsir-surat-al-qadr.html
Nasution,Harun,Teologi Islam;Aliran-Aliran Sejarah,Analisa Perbandingan,
Jakarta: Universitas Indonesia,1978(Hal Ix).
11