Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

ANALYZING OPERATING ACTIVITIES

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan Lanjutan
Dosen Pengajar:
Dr. Kadir, Drs. M.Si., Ak., CA

Disusun oleh:

Novianti Amalia :2220333320068

Ruhani :2220333320067

Seti :2220333320070

Tri Wahyuni wulandari :2220333320065

JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVESITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SW, atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun
merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Kelompk V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1. Pengukuran Laba...................................................................................... 3
2.2. Pos Tidak Berulang .................................................................................. 8
2.3. Pengakuan Pendapatan ........................................................................... 15
2.4. Beban yang Ditangguhkan ..................................................................... 18
2.5. Tambahan Keuntungan Karyawan ......................................................... 21
2.6. Biaya Bunga ........................................................................................... 25
2.7. Pajak Penghasilan................................................................................... 27
2.8. Pengungkapan Pajak Tangguhan ........................................................... 30
2.9. Analisis Pajak Penghasilan .................................................................... 31
BAB III ................................................................................................................. 35
PENUTUP ............................................................................................................. 35
3.1. Simpulan ................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi


beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu pengukuran aktivitas
operasi dan dihitung berdasarkan dasar akuntansi akrual. Kitaakan
menganalisis laba dan komponennya untuk menilai kinerja perusahaan
dan risiko yang dihadapi, dan untuk memprediksi jumlah saat dan
ketidakpastian arus kas masa depan. Isi pada pembahasan ini adalah
sebagai berikut:

Analisis
Aktivitas
Operasi

Kompensasi
Pengukuran Pos yang tidak Pengakuan Beban Bunga dan
untuk
Laba berulang pendapatan tangguhan Pajak
karyawan

Grafik 1.1 Komponen Aktivitas Operasi


Sumber:

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan pengukuran laba?


b. Apa yang dimaksud dengan pos tidak berulang?
c. Bagaimana pengakuan pendapatan?
d. Apa yang dimaksud dengan beban tangguhan?
e. Bagaimana kompensasi untuk karyawan?
f. Bagaimana perlakuan bunga dan pajak dalam aktivitas operasi?

1
1.3. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran laba


b. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pos tidak berulang
c. Mengetahui bagaimana pengakuan pendapatan
d. Mengetahui apa yang dimaksud dengan beban tangguhan
e. Mengetahui bagaimana kompensasi untuk karyawan
f. Mengetahui bagaimana perlakuan bunga dan pajak dalam aktivitas
operasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengukuran Laba

Laba meringkas dampak keuangan akibat aktivitas operasi suatu bisnis.


Laba merupakan parameter paling penting dari kinerja keuangan
perusahaan. Tujuan utama laporan laba rugi adalah untuk menjelaskan
bagaimana untuk menentukan laba, dengan melaporkan komponen
pentingnya sebagai pos terpisah. Terdapat 2 (dua) konsep alternatif laba
yaitu, laba ekonomi dan laba akuntansi, yang akan diuraikan sebagai
berikut:
2.1.1. Konsep Laba Ekonomi
Laba ekonomi mengukur perubahan kekayaan bersih pemegang
saham selama suatu periode. Secara teoritis, ini sama dengan arus
kas suatu periode ditambah perubahan nilai sekarang dari arus kas
masa depan yang diharapkan. Laba permanen merupakan rata-rata
stabil yang ditaksir dapat diperoleh perusahaan sepanjang umur, berbeda
dengan laba ekonomi yang mengukur perubahannilai perusahaan, laba
permanen merupakan proporsi langsung dari nilai
perusahaan.Umumnya, untuk perusahaan yang masih berlangsung, nilai
perusahaan dapat dicerminkan dengan membagi laba permanen dengan
biaya modal
2.1.2. Konsep Laba Akuntansi
Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual.
Meskipun laba akuntansi mencakup baik aspek laba ekonomi maupun
laba permanen, namun laba ini bukan merupakan pengukuran laba secara
langsung. Laba akuntansi merupakan produk lingkup pelaporan
keuangan yang melibatkan standar akuntansi, mekanisme pengaturan,
dan insentif manajer.

3
2.1.3. Mengukur Laba Akuntansi
Pendapatan (dan keuntungan) dan biaya (dan kerugian) adalah dua
komponen utama laba akuntansi.

2.1.3.1. Pendapatan dan Keuntungan

Pendapatan adalah arus masuk yang diperoleh atau arus kas


masuk prospektif yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan yang
sedang berjalan. Ini termasuk arus kas masuk seperti penjualan
tunai, dan arus kas masuk prospektif seperti penjualan kredit.
Keuntungan adalah arus masuk yang diperoleh atau arus kas masuk
prospektif yang timbul dari transaksi dan peristiwa yang tidak
berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan yang sedang
berlangsung. Metode pengakuan pendapatan dapat mempengaruhi
pendapatan yang dilaporkan secara signifikan.

2.1.3.2. Beban dan Kerugian

Beban adalah arus keluar yang terjadi, arus keluar prospektif,


atau alokasi arus kas keluar di masa lalu yang timbul dari operasi
bisnis perusahaan yang sedang berjalan. Kerugian adalah
berkurangnya kekayaan bersih suatu perusahaan yang timbul dari
operasi periferal atau insidental suatu perusahaan. Contoh kerugian
adalah kerugian penjualan efek untuk tujuan investasi, dan
penurunan nilai goodwill. Akuntansi untuk pengeluaran dan
kerugian sering kali melibatkan penilaian jumlah dan waktu
alokasinya pada periode pelaporan. Dan arus kas keluar untuk biaya
atau kerugian tidakselalu harus terjadi bersamaan saat pengakuan biaya
dan kerugian tersebut.
2.1.4. Klasifikasi dan Ukuran Laba Alternatif
Laba dapat diklasifikasikan menjadi dua dimensi utama:
a) Berulang versus tidak berulang
b) Operasional versus nonoperasional.

4
2.1.4.1. Laba Berulang dan Pendapatan Tidak Berulang

Pentingnya mengklasifikasikan komponen laba menjadi


berulang atau tidak berulang dari kebutuhan untuk menentukan
komponen pendapatan permanen dan sementara. Ukuran Alternatif
laba Akuntansi. Laporan laba rugi biasanya melaporkan tiga ukuran
pendapatan alternatif:

a) Laba bersih
b) Laba komprehensif
c) Laba dari melanjutkan operasi.

Laba bersih biasanya dianggap sebagai ukuran laba yang pasti.


Namun kenyataannya tidak demikian. Laba bersih dimaksudkan
untuk mewakili ukuran pendapatan garis bawah yang timbul dari
transaksi yang terjadi selama periode tersebut. Laba bersih tidak
termasuk keuntungan dan kerugian (memiliki) yang belum direalisasi
yang timbul karena perubahan nilai aset dan liabilitas yang tercermin
dalam neraca, misalnya sebagai peningkatan nilai efek investasi
nonspekulatif yang dimiliki Perusahaan (tapi belum terjual). Jumlah
pendapatan akhir yang juga mencakup keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasi disebut pendapatan komprehensif.

Laba komprehensif mencerminkan hampir seluruh perubahan


pada ekuitas, selain perubahan yang berasal dari aktivitas pemilik
(seperti dividen dan penerbitan saham). Hal ini menyiratkan bahwa
laba komprehensif adalah labanya ukuran pendapatan, dan merupakan
proksi akuntan untuk laba ekonomi.

Akuntan juga melaporkan ukuran laba lain yang disebut


pendapatan dari operasi yang dilanjutkan. laba dari operasi yang
dilanjutkan merupakan ukuran yang tidak termasuk item tertentu yang
tidak berulang, seperti item luar biasa, dan dampak penghentian
operasi, dari laba bersih. Oleh karena itu, laba berkelanjutan sering

5
disebut pendapatan sebelum pos luar biasa, atau pendapatan sebelum
operasi dihentikan. Perusahaan tanpa komponen yang tidak berulang
ini tidak akan melaporkan pendapatan dari operasi yang dilanjutkan
karena sama dengan laba bersih. Penting untuk diperhatikan bahwa
beban pajak selalu berada tepat di atas laba dari operasi yang
dilanjutkan oleh karena itu, semua item laba diatas dari operasi yang
dilanjutkan dilaporkan sebelum pajak dan setiap item di bawah laba
dari operasi yang dilanjutkan dilaporkan setelah pajak .

Banyak analis menghitung ukuran laba lain yang kadang-


kadang disebut laba inti (core income). Laba inti adalah ukuran
yang mengecualikan semua item yang tidak berulang dan tidak
biasa yang biasanya dilaporkan sebagai item terpisah pada laporan
laba rugi.

Implikasi Analisis. Standar akuntansi memerlukan ukuran laba


alternatif sehingga pengguna dapat mengidentifikasi komponen laba
berulang dan tidak berulang. Banyak analis lebih memilih ukuran
laba yang sesuai dengan salah satu ukuran yang dilaporkan atau
beberapa variasi yang mengecualikan (atau menyertakan) item baris
tertentu. Perdebatan sengit mengenai ukuran laba yang ―benar‖, hal
ini disebebkan karena dua alasan, yaitu :

a) Pengukuran laba yang tepat tidak mungkin dilakukan tanpa


menetapkan tujuan analisis. Sebagaimana telah disebutkan, laba
memiliki dua peran penting namun berbeda: untuk mengukur
perubahan bersih dalam ekuitas dan untuk memberikan perkiraan
kekuatan laba yang berkelanjutan. Tidak mungkin suatu ukuran
laba dapat memenuhi kedua tujuan tersebut pada saat yang
bersamaan.
b) Ukuran laba akuntansi alternatif dihasilkan dari sekadar
memasukkan, atau mengecualikan, item baris tertentu dalam
laporan laba rugi. Artinya, laporan tersebut masih merupakan

6
ukuran laba yang dilaporkan dan dapat mengalami distorsi
akuntansi. Yang terbaik, ukuran laba akuntansi alternatif ini
adalah titik awal untuk analisis yang lebih rinci. Misalnya, laba
komprehensif adalah titik awal alami untuk menentukan laba
ekonomi, namun analisis lebih lanjut diperlukan untuk
memperkirakan laba ekonomi suatu periode secara akurat.
2.1.4.2. Laba Operasional dan Non Operasional

Banyak perusahaan melaporkan ukuran laba operasional. Laba


operasional adalah ukuran pendapatan perusahaan dari aktivitas operasi
normalnya. terdapat tiga aspek penting, yaitu :

a) Laba operasi terkait hanya dengan laba yang berasal dari aktivitas
operasi.
b) Laba operasi terpusat pada laba perusahaan secara keseluruhan dan
bukan hanyauntuk pemegang ekuitas
c) Laba operasi terkait hanya dengan aktivitas usaha yang masih
berlangsung

Laba operasional tidak termasuk semua item yang tidak berulang


atau tidak terkait dengan aktivitas bisnis utama perusahaan. Biasanya,
pendapatan operasional tidak termasuk pos-pos berikut dari pendapatan
dari operasi yang dilanjutkan:

a) Keuntungan dan kerugian dari aktivitas periferal perusahaan,


misalnya, yang timbul dari pelepasan aset tetap, atau keuntungan atau
kerugian yang telah dan belum direalisasi yang timbul dari sekuritas
investasi.
b) Kerugian penurunan nilai akibat penurunan nilai aset operasi seperti
persediaan, aset tetap, dan goodwill
c) Hal-hal yang tidak biasa atau jarang terjadi, seperti biaya
restrukturisasi, atau dampak pemogokan atau penghentian pekerjaan;

7
d) Pendapatan atau beban lain-lain, seperti pendapatan bunga atau beban
bunga dan pendapatan dividen. Tentu saja, pos-pos yang tidak
termasuk dalam pendapatan dari operasi yang dilanjutkan, seperti pos
luar biasa dan operasi yang dihentikan, serta keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasi yang termasuk dalam pendapatan
komprehensif juga tidak termasuk dalam pendapatan operasional.

Pendapatan non-operasional secara kolektif mengacu pada seluruh


komponen pendapatan yang tidak termasuk dalam pendapatan
operasional.

2.1.4.3. Pendapatan Komprehensif

Seperti disebutkan sebelumnya, ukuran pendapatan utama adalah


pendapatan komprehensif. Pendapatan komprehensif didefinisikan
sebagai ukuran pendapatan yang mencerminkan semua perubahan ke
ekuitas pemegang saham selain dari aktivitas pemilik, seperti dividen dan
perubahan untuk berbagi modal. Ini adalah ukuran perubahan bersih
kekayaan pemegang saham selama suatu periode, dan oleh karena itu
merupakan ukuran pendapatan ekonomi akuntan. Mengukur Pendapatan
Komprehensif. Pendapatan komprehensif dihitung dengan penyesuaian
laba bersih, setelah pajak, untuk keuntungan dan kerugian tertentu yang
belum direalisasi, secara kolektif disebut pendapatan komprehensif lain.
Pendapatan komprehensif mencakup, yaitu :

a) Surplus bersih, mencerminkan semua perubahan ekuitas pemegang


saham yang berasal dari sumber selain transaksi pemilik.
b) Surplus kotor, terjadinya penyesuaian ekuitas.

2.2. Pos Tidak Berulang

2.2.1. Pos Luar Biasa

Pos luar biasa dapat dibedakan dari sifat tidak biasa dan jarang
terjadinya. Sebagian besar pos luar biasa terkait dengan keuntungan dan

8
kerugian dari pelunasan awal utang. Kedua sifat pos luar biasa dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a) Bersifat tidak biasa, suatu kejadian atau transaksi yang sangat tidak
normal dan tidak terkait, atau hanya terkait secara kebetulan dengan
aktivitas biasa dan umum dilakukan perusahaan.
b) Jarang terjadi, suatu kejadian atau transaksi yang sewajarnya tidak
diharapkan terjadi pada masa depan yang dekat.sama.

2.2.1.1. Akuntansi untuk Pos Luar Biasa

Pos luar biasa dilaporkan, setelah dikurangi pajak, sebagai pos


terpisah dalam pendapatan laporan setelah pendapatan berkelanjutan.
Ketika sebuah perusahaan melaporkan pos luar biasa, Pendapatan
berkelanjutan disebut pendapatan sebelum pos luar biasa. Barang apa pun
itu luar biasa atau jarang terjadi (tidak keduanya) tidak dapat
diklasifikasikan sebagai pos luar biasa.

Praktik juga mengharuskan perusahaan untuk tidak melaporkan


keuntungan dan kerugian tertentu sebagai pos luar biasa karena hal
tersebut bukan hal yang luar biasa dan diperkirakan akan terulang
kembali sebagai konsekuensi dari aktivitas bisnis yang lazim dan
berkelanjutan. Contohnya meliputi: Penghapusan piutang, persediaan,
peralatan yang disewakan kepada orang lain, biaya penelitian dan
pengembangan yang ditangguhkan, atau aset tidak berwujud lainnya.
Keuntungan atau kerugian pelepasan suatu segmen usaha. Keuntungan
atau kerugian dari penjualan atau pengabaian properti, pabrik, atau
peralatan. Dampak pemogokan, termasuk terhadap pesaing dan pemasok
utama. Penyesuaian akrual pada kontrak jangka panjang.

2.2.1.2. Menganalisis Pos Luar Biasa

Pos luar biasa bersifat tidak berulang. Oleh karena itu, seorang
analis mengecualikan item luar biasa ketika menghitung pendapatan
berulang. Barang-barang luar biasa juga tidak termasuk dari pendapatan

9
ketika membuat perbandingan dari waktu ke waktu atau antar perusahaan.
Namun, sementara Pos luar biasa bersifat sementara, sehingga
menimbulkan biaya (atau manfaat) bagi perusahaan, dolar untuk dolar.
Oleh karena itu, seorang analis harus memasukkan seluruh jumlah yang
luar biasa item ketika menghitung pendapatan ekonomi.

Pos luar biasa seringkali terkait dengan operasi. Namun pos ini
berbeda dengan pendapatan atau beban operasi normal karena sifatnya
yang tidak berulang. Dengan demikian, pos-pos luar biasa yang timbul
dari operasi bisnis suatu perusahaan dimasukkan ketika menghitung
pendapatan operasional tetapi dikecualikan ketika menentukannya
penghasilan tetap

2.2.2. Operasi yang dihentikan

Perusahaan terkadang membuang seluruh divisi atau lini produk.


Jika disposisi ini berkaitan dengan komponen bisnis yang dapat
diidentifikasi secara terpisah, maka disposisi tersebut disebut dihentikan
operasi. Operasi yang dihentikan dilaporkan secara terpisah pada laporan
laba rugi dan lembaran saldo.

2.2.2.1. Akuntansi Untuk Operasi yang Dihentikan

Untuk memenuhi syarat sebagai operasi yang dihentikan


berdasarkan peraturan akuntansi yang berlaku, operasi dan arus kas dari
komponen bisnis yang didivestasi harus dapat dibedakan dengan jelas
dari entitas yang tersisa. Komponen tersebut dapat berupa segmen usaha,
unit pelaporan, anak perusahaan yang dikonsolidasi, atau bahkan
kelompok aset yang diidentifikasi secara terpisah.

Berdasarkan US GAAP (ASC 225) dan IFRS (IFRS 5), akuntansi


dan pelaporan untuk operasi yang dihentikan ada dua.

a) Laporan keuangan tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya


dinyatakan kembali setelah mengeluarkan dampak operasi yang

10
dihentikan dari pos yang berada sebelum laba yang masih
berlangsung.
b) Keuntungan atau kerugian terkait dengan penghentian usaha
dilaporkan secara terpisah, setelah dikurang pajak dan dikeluarkan
dari laba usaha yang masih berlangsung.
c) Perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian penghentian usaha
(untuk tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya) dalam dua kategori,
yaitu:
d) Laba atau rugi operasi segmen yang dihentikan hingga manajemen
menentukan tanggal penghentian.
e) Laba atau rugi pelepasan, termasuk laba atau rugi operasi selama
periode antara.

2.2.2.2. Menganalisis Operasi yang Dihentikan

Analisis bersifat futuristik dan berorientasi pada keputusan. Oleh


karena itu, untuk keperluan analisis, semua efek operasi yang dihentikan
harus dikeluarkan dari pendapatan saat ini dan masa lalu. Aturan ini
berlaku terlepas dari apakah tujuannya menentukan ekonomi atau
permanen pendapatan atau dalam menentukan pendapatan operasional
atau non-operasional. Penyesuaiannya adalah mudah untuk saat ini dan
dua tahun terakhir karena perusahaan diharuskan melakukannya
menyajikan kembali laporan laba ruginya dan melaporkan laba atau rugi
operasi yang dihentikan secara terpisah. Informasi siap pakai seperti itu
tidak ada pada tahun-tahun sebelumnya.

2.2.3. Perubahan Metode Akuntansi

Perusahaan dapat mengubah metode akuntansi dan asumsi yang


mendasari laporan keuangan karena alasan tertentu, diantaranya

a) Adanya standar akuntansi baru. Terkadang, metode akuntansi berubah


karena standar akuntansi baru.

b) agar lebih mencerminkan perubahan aktivitas atau kondisi bisnis.

11
c) Untuk mempercantik laporan keuangan dengan window-dress
financial reporting, khususnya untuk melakukan manajemen laba

2.2.3.1. Pelaporan dari Perubahan Akuntansi

Perusahaan beralih dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum


ke prinsip akuntansi lain yang diterima secara umum. Ungkapan prinsip
akuntansi mengacu pada keduanya standar dan praktik akuntansi yang
digunakan serta metode penerapannya. Contoh perubahan prinsip
akuntansi adalah perubahan metode penyusutan dari lurus garis ke
dipercepat.

Berdasarkan peraturan akuntansi saat ini (ASC 250), perubahan


prinsip akuntansi harus dilakukan tercermin dalam laporan keuangan
melalui penerapan retrospektif atas perubahan tersebut prinsip pada
periode saat ini dan seluruh periode sebelumnya sepanjang hal tersebut
dapat dipraktikkan. Ini berarti bahwa seluruh informasi periode sekarang
dan periode lalu dalam laporan laba rugi dan neraca akan mencerminkan
dampak prinsip baru tersebut. Biasanya, ini menyiratkan bahwa laporan
laba rugi saat ini dan dua tahun sebelumnya serta saldo tahun berjalan dan
tahun sebelumnya lembar akan mencerminkan standar baru.

Untuk mencegah perusahaan melakukan peralihan yang tidak wajar


dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi lainnya, diperlukan
standar akuntansi bahwa ―dalam penyusunan laporan keuangan. Standar
akuntansi membedakan empat jenis perubahan akuntansi:

a) Perubahan prinsip akuntansi. Perubahan prinsip akuntansi terjadi saat


perusahaan berpindah dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum
ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya.
b) Perubahan estimasi akuntansi. Akuntansi akrual membutuhkan
estimasi beberapa hal seperti masa manfaat aktiva, biaya garansi,
keusangan persediaan, asumsi pensiun, dan piutang tak tertagih.

12
c) Perubahan entitas pelapor. Perubahan entitas pelaporan berasal dari
berbagai cara termasuk : publikasi awal laporan keuangan
konsolidasi, dan perubahan kebijakan konsolidasi terkait anak
perusahaan.
d) Koreksi kesalahan. Kesalahan pada laporan keuangan dapat berasal
dari kesalahan aritmetika, kesalahan aplikasi prinsip akuntansi, atau
kesalahan pengungkapan informasi.

2.2.3.2. Menganalisis Perubahan Akuntansi

Hal yang harus dipertimbangkan saat menganalisis perubahan


akuntansi:
a) Perubahan akuntansi adalah ―kosmetik‖ dan tidak memiliki
konsekuensi arus kas baik saat ini maupun masa depan.
b) Perubahan dapat mencerminkan realita ekonomi.
c) Perubahan akuntansi biasanya termotivasi oleh manajemen laba
sehingga terkadang terjadi manipulasi laba.
d) Menilai dampak perubahan akuntansi terhadap perbandingan antar
waktu. Artinya memastikan bahwa setiap perbandingan (terutama
antarwaktu) dibuat berdasarkan satu set aturan akuntansi yang
konsisten.
e) Mengevaluasi dampak perubahan akuntansi baik terhadap laba
ekonomi maupun laba permanen.
2.2.3.3. Pos Khusus

Pos khusus mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak biasa
atau jarang terjadi, namun tidak keduanya. Pos-pos ini biasanya
dilaporkan sebagai pos terpisah pada laporan laba rugi sebagai bagian
dari pendapatan dari operasi yang dilanjutkan. Seringkali pos khusus
merupakan pos nonrutin yang tidak memenuhi kriteria klasifikasi sebagai
pos luar biasa.

13
2.2.3.4. Penurunan Nilai Aktiva

Penurunan Nilai Aset Jangka Panjang. Suatu aset berumur panjang


dikatakan mengalami penurunan nilai bila nilai wajarnya (nilai pasar atau
nilai pakai dalam perusahaan) berada di bawah nilai tercatatnya (nilai
buku di neraca). Penurunan nilai aset terjadi karena berbagai alasan; hal
ini termasuk penurunan nilai pasar aset, penurunan permintaan pasar
terhadap output aset, keusangan teknologi, dan perubahan strategi bisnis
perusahaan. Penurunan nilai aset adalah produk sampingan dari
konservatisme—dilaporkan dengan nilai yang lebih rendah antara biaya
dan pasar. Penurunan nilai aset harus dibedakan baik dari restrukturisasi
maupun pelepasan komponen bisnis.

2.2.3.5. Beban Restrukturisasi

Beban restrukturisasi umumnya terkait dengan perubahan utama


dalam usaha dan strategi perusahaan. Restrukturisasi biasanya
memerlukan banyak hal reorganisasi termasuk divestasi unit usaha,
pemutusan kontrak perjanjian, penghentian lini produk, pengurangan
pekerja, perubahan manajemen, dan penghapusan aset sering kali
dikombinasikan dengan investasi baru di pabrik, teknologi, dan tenaga
kerja. Restrukturisasi seringkali menimbulkan biaya. Unit bisnis yang
didivestasikan sering kali dijual dengan rugi, karyawan yang di-PHK
menuntut kompensasi, penghapusan aset tetap dan kerugian hasil
persediaan, pembelian sewa yang mahal, dan investasi baru dan perbaikan
harus dibayar. Perusahaan biasanya membuat penyisihan untuk biaya
program restrukturisasi, antara lain termasuk akrual pesangon dan akrual
penurunan nilai aset. Ketentuan ini dibuat melalui biaya restrukturisasi,
yang seluruhnya dibebankan pada laporan laba rugi kini sebagai pos
khusus.

14
2.2.3.6. Analisa Pos Khusus

Kurangnya panduan dalam menganalisis pos khusus ini


menciptakan kesempatan manajemen laba, tantangan lain adalah untuk
memahami dasar ekonomi suatu pos khusus, terutama beban
restrukturisasi. Pentingnya pos-pos khusus muncul karena frekuensi dan
dampaknya terhadap laba bersih periode lalu, sekarang, dan masa depan.

2.3. Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dalam praktiknya didefinisikan sebagai arus masuk


atau peningkatan atas aset suatu entitas atau penyelesaian kewajiban yang
dihasilkan dari aktivitas utama perusahaan yang sedang berlangsung.
Sedangkan keuntungan adalah peningkatan aset yang diperoleh dari
transaksi atau kejadain yang tidak terkait dengan aktivitas utama
Perusahaan yang masih berlangsung. Membedakan antara pendapatan dan
keuntungan penting karena keduanya mempunyai perlakuan yang berbeda
yaitu pendapatan diperkirakan akan bertahan sedangkan keuntungan
tidak. Selain itu penting juga untuk memahami kapan Perusahaan dapat
mengakui pendapatan dan keuntungan.

2.3.1. Pedoman Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan akrual yang tidak layak dapat menyebabkan


dua hal yang tidak diinginkan, yaitu:

a) Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya atau terlambat,


maka pendapatan akan diakui pada periode yang salah.
b) Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya adanya kepastian
realisasi yang layak, maka pendapatan dapat diakui pada satu periode
dan kemudian dibatalkan atau dibalik pada periode lain – maka laba
periode pertama dinyatakan terlalu tinggi dan periode berikutnya
terlalu rendah.

15
Kedua hal ini akan berdampak buruk pada pengukuran pendapan.
Untuk mengatasi hal tersebut akuntansi menerapkan aturan yang ketat
dan konservatif mengenai pengakuan pendapatan. Pada umumnya,
pendapatan diakui pada saat direalisasi (atau dapat direalisasikan) dan
diperoleh. Adapun kriteria pengakuan pendapatan, yaitu :

a) Aktivitas menghasilkan pendapatan yang menghasilkan pendapatan


secara substansial telah selesai dan tidak diperlukan upaya signifikan
untuk mencapainya menyelesaikan transaksi.
b) Risiko kepemilikan dalam penjualan secara efektif dialihkan ke
pembeli.
c) Pendapatan dan biaya terkait diukur atau diperkirakan dengan akurasi
yang wajar.
d) Pendapatan yang diakui biasanya menghasilkan peningkatan dalam
bentuk tunai, piutang, atau surat berharga. Dalam kondisi tertentu hal
ini menghasilkan peningkatan persediaan atau aset lainnya, atau
penurunan kewajiban.
e) Transaksi pendapatan dilakukan secara wajar dengan pihak yang
independen (bukan dengan pihak yang dikendalikan).
f) Transaksi pendapatan tidak dapat dibatalkan (misalnya hak
pengembalian).
2.3.2. Ketidakpastian Pengakuan Pendapatan

Perusahaan menyisihkan suatu cadangan untuk piutang tak tertagih


untuk mencerminkan ketidakpastian penagihan piutang dari penjualan
kredit. Jika tidak terdapat keyakinan yang wajar mengenai ketertagihan
piutang, praktik memberikan prosedur umum untuk menangguhkan
pengakuan pendapatan hingga kas tertagih.

2.3.3. Pengakuan Pendapatan Jika Terdapat Hak Untuk Mengembalikan

Jika pembeli memiliki hak pengembalian, pendapatan dan biaya


penjualan diakui tetapi dikurangi untuk mencerminkan taksiran

16
pengembalian dan beban terkait; jika tidak dipenuhi, pengakuan
pendapatan ditangguhkan.

2.3.4. Pendapatan Waralaba/Franchise

Standar akuntansi untuk franchisor mewajibkan bahwa pendapatan


komisi franchise dari penjualan franchise diakui hanya ketika seluruh jasa
yang material dan kondisi yang terkait dengan penjualan sebagian besar
telah dilakukan atau dipenuhi oleh franchisor.

2.3.5. Perjanjian Pembiayaan Produk

Perjanjian pembiayaan produk merupakan perjanjian yang


melibatkan transfer atau perolehan persediaan oleh sponsor yang
(meskipun seringkali menyerupai penjualan persediaan) secara substansi
yang merupakan perangkat pembiayaan persediaan. Misalnya, jika suatu
Perusahaan mentransfer (menjual) persediaan ke Perusahaan lain namun
setuju untuk membeli Kembali persediaan tersebut di kemudian hari,
transaksi ini kemungkinan besar merupakan perjanjian pembiayaan
produk dan bukan penjualan dan pembelian persediaan. Dalam hal ini,
persediaan tetap berada pada laporan penjual dan penjual tidak mengakui
pendapatan.

2.3.6. Pendapatan Kontrak

Akuntansi untuk kontrak kontruksi jangka Panjang seperti


bangunan, pesawat terbang, kapal atau alat berat menimbulkan masalah
konseptual dalam penentuan pendapatan dan laba. Berdasarkan metode
akuntansi presentase penyelesaian yang digunakan untuk kontrak
jangka panjang, penjualan dan laba kotor diakui saat pekerjaan dilakukan
berdasarkan hubungan antara biaya akrual yang terjadi dengan taksiran
biaya penyelesaian total. Penjualan dan laba kotor disesuaikan secara
prospektif berdasarkan revisi estimasi biaya kontrak total dan nilai
kontrak. Taksiran kerugian dicatat saat dapat diidentifikasi. Klaim kepada

17
pelanggan diakui sebagai pendapatan saat klaim dibayar. Jumlah piutang
yang masih belum dibayar setelah satu tahun tidak signifikan.

2.3.7. Pendapatan Diterima Dimuka

Berdasarkan kontrak kinerja jangka Panjang seperti kontrak garansi


produk dan kontrak pemeliharaan perangkat lunak, pendapatan seringkali
diterima dimuka. Dalam keadaan seperti itu, pendapatan diakui secara
proporsional sepanjang masa kontrak. Dalam hal ini, meskipun
pendapatan dapat direalisasikan namun pendapatan tersebut belum boleh
diakui sepenuhnya sampai masa layanan kontrak berakhir. Jumlah
pendapatan yang masih belum diakui muncul dineraca sebagai kewajiban
yang disebut pendapatan diterima dimuka.

2.4. Beban yang Ditangguhkan

Beban tangguhan merupakan biaya yang telah terjadi yang


ditangguhkan karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada
periode masa depan. Motivasi untuk menangguhkan biaya adalah agar
dapat mengaitkan biaya dengan manfaat yang diharapkan. Motivasi ini
mendasari kapitalisasi seluruh aktiva jangka panjang.

2.4.1. Penelitian dan Pengembangan

Aktivitas penelitian dapat bertujuan untuk menemukan sesuatu,


dan aktivitas pengembangan sebenarnya merupakan bagian dari
penelitian. Aktivitas penelitian dan pengembangan tidak termasuk
perubahan operasi saat ini yang rutin dan berkala, penelitian pasar, dan
aktivitas pengujian.

2.4.2. Akuntansi untuk Penelitian dan Perkembangan

Terdapat permasalahan dalam Akuntansi untuk pengeluaran


penelitian dan pengembangan, alasan adalah:

18
a) Ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaat akhir yang diperoleh
dari kegiatan penelitian dan pengembangan.
b) Sering kali terjadi selang waktu yang signifikan antara dimulainya
kegiatan penelitian dan pengembangan dan penentuan
keberhasilannya.
c) Masalah evaluasi karena sebagian besar kegiatan penelitian dan
pengembangan yang bersifat tidak berwujud.

Karena karakteristik aktivitas penelitan dan pengembangan ini


menimbulkan kesulitan dalam akuntansi, sebagai konsekuensinya
perusahaan harus membebankan biaya penelitian dan pengembangan
tersebut saat terjadi. Hanya biaya material, peralatan, dan fasilitas yang
memiliki kegunaan alternatif di masa depan (pada proyek litbang atau
yang lainnya) yang dikapitalisasi sebagai aktiva berwujud.

2.4.3. Analisis Penelitian dan Perkembangan

Apa yang dapat kita asumsikan dengan aman adalah membebankan


pengeluaran penelitian dan pengembangan menghasilkan neraca yang
lebih konservatif. Kemungkinan hanya ada sedikit kejutan tidak enak dari
aktivitas penelitian dan pengembangan yang dilakukan dengan perlakuan
akuntansi saat ini. Namun analisis kita harus menyadari bahwa dengan
kurangnya informasi mengenai potensi manfaat, kita juga tidak
menyadari akan poteni kerugian yang memaksa perusahaan untuk
menghabiskan banyak dana pada proyek litbang yang sangat menjanjikan
namun kegagalannya tidak terelakkan.

2.4.4. Biaya Pengembangan Software

Pengembangan software komputer merupakan aktivitas khusus


yang tidak sesuai dengan pengeluaran aktivitas penelitian dan
pengembangan yang biasa. Pengembangan software untuk tujuan
pemasaran merupakan aktivitas saat ini yang mengarah pada pendapatan
saat ini dan masa depan.

19
2.4.5. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Industri Ekstraktif

Pencarian cadangan sumber daya alam yang baru merupakan hal


yang penting bagi Perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri
ekstraktif. Industri-industri ini meliputi minyak, gas alam, logam, batu
bara, mineral bukan logam, dll. Risiko pada indutri ekstraktif terkait
dengan ketidakpastian, dan untuk penentuan laba, ketidakpastian
menimbulkan masalah pengukuran dan pengakuan. Masalahnya adalah
apakah biaya eksplorasi dan pengembangan secara layak ditaksir akan
tertutup oleh penjualan sumber daya alam, akan dibebankan saat terjadi
atau dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang taksiran masa manfaat
masa depan. Meskipun banyak Perusahaan membebankan biaya
eksplorasi dan pengembangan pada saat terjadinya, beberapa Perusahaan
membebankan Sebagian biaya.

2.4.6. Akuntansi untuk Industri Ekstraktif

Regulator akuntansi telah melakukan berbagai Upaya untuk


mengatasi praktik-praktik yang berbeda ini. FASB menyarankan
akuntansi succesful efforts untuk perusahaan minyak dan gas alam.
Perlakuan ini mengarahkan bahwa biaya eksplorasi, kecuali biaya
pengeboran sumur eksplorasi, dikapitalisasi saat terjadi. Biaya-biaya ini
kemudian dibebankan jika sumber daya tersebut tidak berhasil atau
direklasifikasi sebagai aset yang dapat diamortisasi jika ditemukan
cadangan minyak atau gas yang terbukti.

SEC tidak setuju dengan pendekatan ini dan lebih memilih


akuntansi pengakuan cadangan (metode nilai kini). Hal ini menyebabkan
FASB mempertimbangkan kembali dan, pada dasarnya, mengizinkan
alternatif yang sama untuk dilanjutkan. SEC kemudian meminta FASB
untuk mengembangkan pengungkapan tambahan, termasuk
pengungkapan berbasis nilai. FASB menanggapinya dengan

20
pengungkapan tambahan yang diwajibkan bagi produsen minyak dan gas
yang diperdagangkan secara publik sebagai berikut:

a) Jumlah cadangan minyak dan gas bumi yang terbukti.


b) Biaya yang dikapitalisasi terkait dengan aktivitas produksi minyak
dan gas.
c) Biaya yang terjadi dalam kegiatan akuisisi, eksplorasi, dan
pengembangan.
d) Hasil usaha kegiatan produksi minyak dan gas bumi.
e) Ukuran diskonto arus kas bersih masa depan untuk cadangan terbukti.
2.4.7. Implikasi Analisis untuk Industri Ekstraktif

Dua metode yang biasa digunakan, dan variasi pada metode ini,
dapat secara signifikan menghasilkan hasil berbeda, antara lain: akuntansi
succesful effort, mewajibkan hubungan langsung antara biaya yang
terjadi dengan cadangan khusus yang ditemukan sebelum biaya
eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi, sebaliknya akuntansi full
cost memperkenankan perusahaan untuk mengklasifikasikan aktivitas
eksplorasi dan pengembangan yang tidak berhasil sebagai aktiva.

2.5. Tambahan Keuntungan Karyawan

Bagian ini akan membahas akuntansi, analisis, dan interpretasi


kompensasi tambahan untuk karyawan dengan penekanan pada opsi
saham karyawan.

2.5.1. Tinjauan atas Kompensasi Tambahan untuk Karyawan

Tekanan sosial, persaingan, dan kelangkaan karyawan yang


berbakat telah menimbulkan kenaikan kompensasi tambahan untuk
karyawan selain gaji. Beberapa tunjangan seperti uang cuti, bonus,
pembagian keuntungan, dan asuransi kesehatan atau jiwa yang dibayar
perusahaan dapat diidentifikasi dengan periode saat kompensasi diterima
atau diberikan. Beban yang dapat diidentifikasi ini tidak memiliki
masalah pengakuan dan akrual akuntansi. Kompensasi tambahan lain,

21
Karena sifatnya sementara dan tidak terduga, tidak sesuai dengan
pengakuan akuntansi penuh atau tepat waktu. Beberapa kompensasi
tersebut beserta akuntansinya diuraikan sebagai berikut.

a) Kontrak kompensasi yang ditangguhkan (deferred compensation


contract) merupakan janji untuk membayar karyawan dimasa
mendatang, beberapa dengan syarat tertentu. Perusahaan sering
memberikan kompensasi ini kepada petinggi-petinggi perusahaan
yang ingin dipertahankan atau karyawan yang ingin menangguhkan
penghasilan hingga pension atau tahun dimana tarif pajak lebih
rendah. Kontrak seperti ini sering kali mencantumkan ketentuan non-
kompetisi atau menyebutkan kesediaan karyawan untuk memberikan
jasa konsultasi. Akuntansi umumnya mewajibkan paling sedikit
dilakukan akrual atas nilai sekarang kompesasi yang ditangguhkan ini
dengan cara yang sistematis dari rasional sepanjang periode karyawan
mulai bekerja sejak kontrak ditandatangani.
b) Hak Apresiasi Saham (Stock Appreciation Rights – SAR) merupakan
hak atas sejumlah saham tertentu yang diberikan kepada karyawan.
Pemberian SAR didasarkan atas kenaikan nilai pasar saham
peusahaan sejak tanggal pemberian dan dapat diberikan dalam bentuk
tunai, saham, atau kombinasi keduanya. Berdasarkan rencana ini,
perusahaan mencatat beban kompensasi pada akhir setiap periode.
Beban dihitung sebagai selisih antara harga pasar saham yang
diberikan dengan harga opsi pada tanggal pemberian. Akuntansi
membeikan satu metode untuk mengalokasikan beban sepanjang
periode keperiode akan tercermin sebagai penyesuaian terhadap beban
kompensasi.

2.5.2. Opsi Saham Karyawan

Opsi saham karyawan (Employee Stock Options – ESO) atau


disebut juga kompensasi berbasis saham bisa dikatakan merupakan

22
bentuk kompensasi insentif yang paling popular. Ada banyak alasan
dibalik popularitas ini:

a) perusahaan berpendapat ESO akan meningkatkan kinerja dengan


memberikan karyawan kepemilikan pada perusahaan sehingga
menyatukan insentif karyawan dan perusahaan.
b) ESO dipandang karyawan sebagai sarana untuk meraih kekayaan.
Kebanyakan manajer, ilmuwanm akuntan, insinyur, programmer, dan
sekretaris telah menjadi jutawan dengan ESO. Oleh sebab itu, ESO
telah muncul sebagai sarana untuk menarik karyawan yang berbakat
dan giat berusaha.
c) Meskipun ESO merupakan satu bentuk kompensasi karyawan, ia
tidak memiliki dampak arus kas langsung.
d) Menurut GAAP sebelumnya, ESO memberikan tunjangan karyawan
tanpa perlu mencatat biaya. Penolakan perusahaan atau usulan FASB
pada tahun 1990-an yang mengurangkan biaya ESO dari laba
merupakan bukti pentingnya faktor ini.

Bagian ini menjelaskan karakteristik ESO dan menjelaskan istilah


pentingnya. Pembahasan kita meliputi akuntansi dan pencatatan ESO,
selanjutnya diakhiri dengan pembahasan dalam menganalisis ESO.

2.5.3. Karakteristik Opsi Saham Karyawan

Opsi saham karyawan merupakan kesempatan kontraktual yang


diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dimana karyawan dapat
membeli saham perusahaan dalam jumlah tertentu pada harga yang telah
ditentukan pada atau setelah satu tanggal tertentu di masa mendatang.
Gambar dibawah mengilustrasikan opsi yang diberikan kepada karyawan.
Harga penyerahan atau harga eksekusi (exercise price) merupakan harga
di mana karyawan berhak membeli saham. Harga eksekusi sering kali di
tentukan sama dengan harga saham pada tanggal pemberian (grant date).
Tanggal vesting adalah tanggal paling awal dimana karyawan dapat

23
melaksanakan opsinya, karyawan dapat melaksanakan opsi tersebut
kapan saja setelah tanggal vesting.

Gambar 2.1 Ilustrasi Opsi yang Diberikan kepada Karyawan


Sumber: (Hayati, 2023)
Opsi saham karyawan sesuai dengan dua kategori besar: memenuhi
syarat insentif dan tidak memenuhi syarat. Opsi saham yang memenuhi
syarat insentif, atau yang disukai pajak, tidak dikenakan pajak sampai
saham tersebut dijual pekerja. Opsi ini harus diberikan pada nilai pasar
wajar. Selisih antara harga pelaksanaan dan harga jual biasanya
dikenakan pajak sebagai penghasilan biasa. Opsi saham yang tidak
memenuhi syarat tidak memiliki manfaat pajak pilihan yang memenuhi
syarat. Opsi ini terkadang diberikan dengan harga diskon dari pasar wajar
nilai dan karyawan dikenakan pajak pada saat pelaksanaan atas selisih
antara pelaksanaannya harga dan nilai pasar wajar saham tersebut. Dalam
hal ini, perusahaan mendapatkan keuntungan dari pengurangan pajak
sama dengan jumlah pendapatan yang diakui oleh karyawan.

2.5.4. Biaya Ekonomi dan Manfaat ESO (Employee Stock Options)

Terdapat manfaat dan biaya ekonomi untuk ESO:

a) Biaya kompensasi ESO terletak pada potensi dampak ilusinya, yaitu


saat eksekusi memindahkan kekayaan pemegang saham kepada
karyawan dengan mendilusi kepemilikan pemegang saham sekarang
dan perusahaan.

24
b) Manfaat utama ESO adalah potensi kenaikan nilai perusahaan yang
berasal dari dampak insentif terhadap perilaku karyawan. ESO
bertujuan menyampaikan insentif karyawan dan perusahaan dengan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk ikut berpartisipasi
dalam penciptaan kekayaan pemegang saham.

2.5.5. Masalah Akuntansi dan Pelaporan untuk ESO

Terdapat dua masalah akuntansi utama yang berhubungan dengan ESO :

a) Dilusi laba per lembar saham (EPS)


b) Pengakuan biaya opsi sahamkaryawan sebagai beban dalam
laba berjalan.

2.5.6. Pengungkapan ESO

Perhitungan laba per lembar saham hanya memperhitungkan


dampak opsi dilutive dalam perhitungan laba per lembar saham dilusian.
Opsi yang ―tenggelam‖ (memiliki harga eksekusi di atas harga pasar)
dikeluarkan dari perhitungkan laba perlembar saham dilusian (dianggap
antidilutif)

2.5.7. Analisis ESO

Dampak manfaat (jika ada) akan dicatat dalam laba melalui


pendapatan lebih tinggi atau biaya lebih rendah yang timbul dari pekerja
yang lebih termotivasi. Oleh sebab itu ,mengaitkan biaya pemberian ESO
dengan manfaat ini dianggap sebagai sesuatu yang masuk akal. Ini sama
persis dengan akuntansi menurut SFAS 123 (R)

2.6. Biaya Bunga

Bunga (interest) merupakan kompensasi atas penggunaan uang.


Bunga merupakan kelebihan kas yang dibayar atau ditagihkan atas jumlah
uang (pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan. Bunga ditentukan oleh
beberapa faktor, dan faktor terpenting adalah risiko kredit (utang tidak

25
dapat dibayar) dari pinjaman. Beban bunga ditentukan oleh tingkat bunga,
pokok pinjaman, dan jangka waktu

2.6.1. Kapitalisasi Bunga

Konversi utang bunga saat ini masih kontroversial. Beberapa


berpendapat bahwa mengabaikan nilai hak konversi dan menggunakan
tingkat bunga obligasi sebagai ukuran bunga akan mengakibatkan biaya
bunga sesungguhnya, sedikit berlawanan dengan pendapat ini adalah
penghitungan laba per lembar saham dilusian menggunakan jumlah aham
yang dapat diterbitkan pada kondisi terjadi konversi atas uang yang dapat
dikonversi. Efek ini memberikan beban tambahan pada tingkat bunga
melalui dilusi laba per lembar saham. Kapitalis bunga tercakup dalam
biaya aset dan menjadi beban melalui penyusutan dan amortisasi

2.6.2. Pehitungan Bunga

Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang


dibayarkan untuk pendanaan melalui utang, termasuk pada obligasi,
amortisasi diskon, atau premi. Kesulitan akan timbul saat perusahaan
mengeluarkan utang konversi atau utang dengan waran. Pada kasus utang
konversi, praktik akuntansi menganggap utang tidak terpisah dari fitur
ekuitas. Karena itu, tidak ada bagian penerimaan dari penerbitan obligasi
yang diakui sebagai fitur konversi

2.6.3. Analisis Bunga

Perhitungan laba per saham dilusian mengunakan jumlah saham


yang beredar pada kondisi terjadi konveksi utang yang dapat dikonvensi.
Efek ini memberikan beban tambahan pada tingkat bunga melalui dilusi
laba persaham. Bunga mencerminkan biaya periode dan tidak perlu
dikapitalisasi, akuntansi kapitalisasi bunga masih belum jelas, sehingga
mengarah pada keragaman dalam praktik.

26
2.7. Pajak Penghasilan

2.7.1. Akuntansi Pajak Penghasilan

Akuntasi pajak penghasilan timbul karena aturan untuk


menghitung laba kena pajak/utang pajak, didasarkan pada peraturan pajak
yang berlaku. Aturan ini berbeda dari aturan untuk menghitung laba yang
dilaporkan menurut GAAP yang menjadi dasar laporan keungan.
Peraturan perpajakan lebih mendekati akuntansi ―basis kas‖, yang
memeperkenalkan lebih sedikit jumlah akrual daripada yang
diperkenalkan dalam GAAP.

Aturan untuk menghitung akrual tertentu, seperti penyusutan,


dalam peraturanpajak juga berbeda dari GAAP. Peraturan pajak
memperkenankan dikecualikan atau dikurangkannya pos-pos tertentu
yang tidak memiliki dasar ekonomi yang riil (misalnya pendapatan bunga
dan beberapa jenis obligasi yang dikeluarkan untuk kepentinganpajak).
Kantor pajak tidak memberikan pengembalian untuk obligasi bersih,
sebaliknya rugi ini akan dibawa keperiode berikutnya dan dikurangi
dengan laba yang terjadi diperiode masa depan. Karena alasana tersebut,
laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sangat jauh berbeda dari
laba kena pajak (taxable income), oleh karena itu perusahaan membuat
dua pembukuan akuntansi, satu untuk pelaporan keuangan (―buku
GAAP‖) dan satu untuk akuntansi pajak (―buku pajak‖). Perbedaan antara
laba pajak dan GAAP pada intinya terbagi dua, temporer dan tetap.

2.7.1.1. Perbedaaan Sementara dan Permanen

Perbedaaan sementara (temporary differences), seperti namanya,


merupakan perbedaan yang bersifat sementara dan diharapkan akan
dibalik dimasa depan. Perbedaan ini terutama merupakan perbedaan
waktu antara akuntansi pajak dan GAAP. Misalnya GAAP
memperkenankan perusahaan membukukan beban retrukturisasi untuk
taksiran biaya retrukturisasi yang biasa berlangsung selama bertahun

27
tahun, sementara paeraturan perpajakan memepetkenankan pengurangan
hanya ketika biaya restrukturisasi benar-benar terjadi. Perbedaan
temporer akan diperhitungkan menggunakan penyesuaian pajak
tangguhan

Perbedaan Permanen (permanent differences) perbedaan ini terjadi


karena peraturan pajak dan GAAP memiliki perbedaan yang fundamental
dalam memeperlakukan pos-pos tertentu. Misalnya, pendpatan bunga dari
beberapa obligasi daerah tertentu tidak dikenakan pajak dan karenanya
tidak dimasukan dalam perhitungan laba kena pajak, sementara
pendapatan ini dimasukan ketika menghitung GAAP. Perbedaan tetap
tidak diperhitungkan untuk laporan keuangan; sebagai
gantinya,perbedaan ini diperhitungkan sebagai faktor tarif pajak efektif
(effective tax rate), yaitu tarif pajak aktual yang dibayar oleh usaha
sepanjang periode. Tarif pajak efektif dapat berbeda dari tarif pajak wajib
(statutory tax rate).

Tabel 2. 1 Perbedaaan Temporer

Perbedaaan Temporer
N Diakui Pajak Lebih Dulu dari Diakui GAAP lebih Duludaripada
pada GAAP PAjak
o
Pendapatan Pendapatan
1 Penerimaan penghasilan dicatat d Penjualan cician metode akrual dalam
i muka
2 Pendapat sewa diterima di muka Metode ekuitas dari akuntansi investas

3 Kontrak jasa dibayar di muka

4 Royalti yang diterima di muka

Pengeluaran Pengeluaran
1 Beban/kewajiban garansi produk Penyusutan yang dipercepat untuk pajak
2 Tunjangan pension Kridit pajak

28
3 Penyisihan piutang tidak tertagih
4 Penurunan nilai asset, persedian,
property, pabrik dan peralatan
5 Beban restruktulisasi
6 Beban sewa modal.
7 Rugi pajak dibawah kedepan
Sumber : (Hayati, 2023)
Tabel 2. 2 Perbedaan Permanen

Perpedaan Permanen
1 Pendapatan bunga dari obligasi bebas pajak tidak diakui oleh peraturan pajak

2 Kredit pajak

3 Pajak atas laba yang belum diterima dari anak perusahaan diluar negri

4 Pengurusan dividen ESOP

5 Laba luar negri yang dikenakan pajak dengan tarif pajak yang berbeda dari
tarif pajak
6 Tunjangan kesehatan yang diberikan oleh pihak medis.

Sumber: (Hayati, 2023)


2.7.1.2. Tangguhan Pajak

Perbedaan temporer dapat menyebabkan laba kena pajak sangat


jauh berbeda dari laba sebelum pajak yang dihitung berdasarkan GAAP.
Penyesuaian pajak tangguhan (deferred tax adjustment). Dasar
penyesuaian pajak tangguhan adalah untuk dapat mengaitkan beban pajak
periode dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan menurut GAAP
secara lebih baik. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan
menciptakan pos neraca yang penting yang disebut asset pajak
tangguhan (deferred tax asset) atau kewajiban pajak tangguhan (deferred
tax liabilities)

29
2.7.1.3. Akuntansi Pajak Tangguhan

Akuntansi pajak tangguhan diatur oleh SFAS 109. Meskipun


tujuan akuntansi pajak tangguhan adalah mengaitkan beban pajak dengan
laba GAAP sebelum pajak, akuntansi aset pajak tangguhan mengambil
pendeketan asset dan kewajiban. Artinya, pendekatan ini akan menaruh
perhatian pada perhitungan pos neraca , aset, dan kewajiban pajak
tangguhan. Beban (atau cadangan) pajak penghasilan tidak dihitung
secara langsung melainkan dihitung dari selisih antara perubahan aset dan
kewajiban pajak tangguhan dengan utang pajak

Pajak tangguhan dihitung secara terpisah untuk setiap komponen


pembayar pajak (tiap entitas atau kelompok entitas yang dikonsolidasi
untuk tujuan perpajakan) dalam setiap jurisdiksi pajak. Perhitungan
termasuk total perhitungan total kewajiban (aset) pajak tangguhan untuk
setiap perbedaan temporer kena pajak (dan jika ada, rugi operasi dibawa
ke masa depan) menggunakan tarif pajak yang berlaku.

Seluruh aset pajak tangguhan perlu dievaluasi untuk kemungkinan


realisasinya. Penyisihan penilaian harus dibuat untuk mengurangi aset
pajaktangguhan sampai sejauh apa aset tersebut dianggap memiliki
kemungkinan besar (peluang lebih besar dari 50%) tidak direalisasi.
Penghitun bgan penyisihan penilaian merupakan hal yang subjektif
sehingga menjadi sarana yang tepat bagimanajemen laba

2.8. Pengungkapan Pajak Tangguhan

Perusahaan memberikan ringkasan komponen kewajiban dan


aktiva pajak tanguhan. Aktiva pajak angguhan berasal dari beban akrual
pada laporan laba rugi yang belum dibayar dan karenanya bukan
merupakan pengurang pajak.

30
2.9. Analisis Pajak Penghasilan

Analisis kita harus memahami hubungan antara laba sebelum pajak


dengan beban pajak penghaasilan.Aktiva pajak tangguhan ini akan
dikurangkan dengan penyisihan penialaian sejauh ‗kemungkinan terjadi‘
realisasi sebagian atau seluruh pengurang pajak terutang (atas
penghasilan kena pajak) selama periode terbawa kedepan. Meskipun
terdapat perbedaan alokasi pajak, akuntansi menghasilkan akrual pajak
yang lebih wajar dan karenanya angka yang lebih wajar.

Alokasi pajak antar periode juga baik ditinjau dari perspektif


analis, yaitu aktiva yang pengurang pajak masa depannya dikurangi tidak
lebih berharga dari aktiva yang meiliki pengurang pajak yang lebih besar.
Kelemahan alokasi pajak antar periode adalah tidak adanya pengakuan
nilai sekrang kewajiban atau hilangnya manfaat pada masa depan.
Pengungkapan pajak penghasilan memberikan penjelasan mengapa
tingkat beban pajak efektif berbeda dengan tarif pajak wajib. Ini
merupakan sarana penting dalam menganalisis apakah manfaat pajak saat
ini atau biaya tambahan yang dikenakan pada perusahaan yang ditaksir
akan berlanjut.

2.9.1. Penyesuaian Laporan Keuangan

Kami mencatat bahwa aset (atau liabilitas) pajak tangguhan


bukanlah aset (liabilitas) yang ―sebenarnya‖ dalam arti bahwa aset
tersebut tidak memberikan manfaat di masa depan atau membebankan
kewajiban apa pun di masa depan pada perusahaan. Oleh karena itu,
banyak analis yang mengecualikannya dari neraca ketika melakukan
analisis rasio. Misalnya, penilai kredit seperti Moody's
merekomendasikan agar aset atau kewajiban pajak tangguhan
dikecualikan ketika menentukan rasio solvabilitas atau likuiditas seperti
rasio hutang terhadap ekuitas atau rasio lancar. Untuk mengecualikan
kewajiban (atau aset) pajak tangguhan dari neraca, kita perlu

31
menghapusnya dari mana pun mereka diklasifikasikan dan menyesuaikan
jumlah bersihnya ke ekuitas

2.9.1.1. Menilai Aset dan Kewajiban Saat Ini Pajak Tangguhan

Aset (atau liabilitas) pajak tangguhan mewakili potensi arus kas


masa depan yang timbul darinya pembalikan perbedaan temporer.
Namun, pembalikan ini bisa terjadi bertahun-tahun kemudian kemudian,
dalam hal ini nilai sekarang dari efek arus kas akan jauh lebih kecil
daripada yang tercatat di neraca. Oleh karena itu, beberapa analis
merekomendasikan saat ini menilai aset atau liabilitas ini. Untuk
melakukan itu, penting untuk memahami sifat setiap komponen aset atau
liabilitas yang ditangguhkan dan memperkirakan berapa tahunnya nanti,
rata-rata, mereka akan berbalik arah. Misalnya, Dell mengklasifikasikan
sebagian besar penundaannya aset dan liabilitas sebagai aset lancar, yang
menunjukkan bahwa sebagian besar diharapkan untuk membalikkan
dalam waktu satu tahun. Oleh karena itu, Dell tidak perlu menyajikan
nilai yang ditangguhkan aset atau liabilitas pajak.

2.9.1.2. Meramalkan Pendapatan dan Arus Kas di Masa Depan

Pengungkapan pajak penghasilan berguna untuk meramalkan arus


kas masa depan. Kita perlu mempertimbangkan perbedaan permanen dan
temporer dalam perkiraan arus kas kita. Pertama, biarkan kami
mempertimbangkan perbedaan permanen. Kebanyakan buku teks
penilaian merekomendasikan penggunaan tarif pajak menurut undang-
undang (saat ini 35%) ketika memperkirakan pendapatan atau arus kas
masa depan. Itu tarif pajak menurut undang-undang merupakan perkiraan
yang berguna mengenai tarif pajak marjinal ; artinya, hal ini membantu
kita mengidentifikasi dampak pajak terhadap pendapatan tambahan. Hal
ini kurang berguna sebagai perkiraan tarif pajak rata-rata suatu
perusahaan. Hal ini karena perusahaan mungkin memiliki permanen

32
perbedaan yang secara permanen dapat menurunkan (atau, dalam kasus
yang jarang terjadi, meningkatkan) tarif pajaknya.

Perkiraan yang lebih baik mengenai tarif pajak rata-rata suatu


perusahaan adalah tarif pajak efektifnya. Karena penghasilan (atau arus
kas) perkiraan perlu menggunakan tarif pajak rata-rata (bukan marjinal),
agar efektif tarif pajak mungkin lebih berguna untuk tujuan ini. Namun,
tarif pajak yang efektif harus diterapkan digunakan dengan hati-hati
karena bisa sangat fluktuatif. Dengan demikian, tarif pajak efektif suatu
perusahaan selama satu tahun tidak mungkin menjadi perkiraan yang baik
mengenai tarif pajak efektif di masa depan. Untuk ini Tujuan seorang
analis harus memeriksa tarif pajak efektif perusahaan selama beberapa
waktu terakhir tahun untuk menentukan komponen permanennya. Hal ini
juga berguna untuk menganalisis sifat perbedaan permanen sehingga
dapat memperkirakan komponen permanen dengan lebih baik tarif pajak
efektif.

Perbedaan temporer (diukur berdasarkan aset atau liabilitas pajak


tangguhan) berguna dalam meramalkan arus kas (tetapi tidak meramalkan
pendapatan). Adanya pajak tangguhan yang besar kewajiban (aset)
menunjukkan bahwa pembayaran pajak perusahaan di masa depan
kemungkinan besar akan terjadi lebih tinggi (lebih rendah) dari ketentuan
pajaknya. Namun, untuk menggunakan informasi ini secara tunai dalam
peramalan arus, perlu untuk memperkirakan kapan penangguhan
diperkirakan akan berbalik. Dia Penting juga untuk menyadari bahwa
penangguhan serupa dapat terjadi di masa depan mengimbangi dampak
pembalikan aset atau liabilitas pajak tangguhan kini.

2.9.1.3. Menganalisis Perbedaan Permanen dan Sementara

Seorang analis harus mengevaluasi mengapa tarif pajak efektif


berbeda dari tarif pajak menurut undang-undang dengan memeriksa
komponen-komponen yang menyebabkan perbedaan tersebut. Secara

33
khusus, penting untuk mengidentifikasi komponen-komponen yang tidak
berulang yang untuk sementara waktu mempengaruhi tarif pajak efektif.

Penting juga untuk menganalisis sifat perbedaan temporer yang


diidentifikasi komponen aset dan liabilitas pajak tangguhan. Seorang
analis harus mengevaluasi ―reversibilitas‖ penangguhan dan juga
membuat perkiraan tentang seberapa cepat pembalikan tersebut terjadi.
diperkirakan akan terjadi. Misalnya, sebagian besar aset pajak tangguhan
Dell diperkirakan akan pulih dalam waktu satu tahun. Tampaknya juga
karena Dell belum menciptakan tunjangan penilaian kemungkinan besar
aset pajak tangguhan tidak akan terealisasi. Secara keseluruhan,
tampaknya hanya ada sedikit keraguan tentang reversibilitas aset pajak
tangguhan Dell

2.9.1.4. Manajemen Laba dan Kualitas Laba

Tunjangan penilaian adalah alat manajemen laba yang populer.


Seorang analis harus memeriksa dengan cermat setiap perubahan
khususnya penurunan dalam penilaian, penyisihan, karena bisa jadi
merupakan upaya untuk mengelola pendapatan. Secara umum, banyak
analis membandingkan GAAP dan penghasilan kena pajak untuk
mengevaluasi laba kualitas. Adanya kewajiban (aset) pajak tangguhan
yang besar menunjukkan bahwa GAAP di masa lalu lebih tinggi (lebih
rendah) dibandingkan penghasilan kena pajak. Oleh karena itu,
perusahaan dengan kewajiban (aset) pajak tangguhan yang besar
kemungkinan besar akan mengadopsi kebijakan agresif (konservatif)
praktik akuntansi.

34
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

a) Laba meringkas dampak keuangan akibat aktivitas operasi suatu


bisnis. Laba merupakan parameter paling penting dari kinerja
keuangan perusahaan. Terdapat 2 (dua) konsep alternatif laba yaitu,
laba ekonomi dan laba akuntansi
b) Pos tidak berulang terdiri dari pos luar biasa dan operasi yang
dihentikan
c) Pendapatan dalam praktiknya didefinisikan sebagai arus masuk atau
peningkatan atas aset suatu entitas atau penyelesaian kewajiban yang
dihasilkan dari aktivitas utama perusahaan yang sedang berlangsung.
d) Beban tangguhan merupakan biaya yang telah terjadi yang
ditangguhkan karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada
periode masa depan.
e) Kompensasi karyawan diantaranya adalah kontrak kompensasi yang
ditangguhkan dan hak apresiasi saham
f) Bunga (interest) merupakan kompensasi atas penggunaan uang.
Bunga merupakan kelebihan kas yang dibayar atau ditagihkan atas
jumlah uang (pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan.
g) Akuntasi pajak penghasilan timbul karena aturan untuk menghitung
laba kena pajak/utang pajak, didasarkan pada peraturan pajak yang
berlaku. Aturan ini berbeda dari aturan untuk menghitung laba yang
dilaporkan menurut GAAP yang menjadi dasar laporan keungan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Hayati, N. (2023). Analisis Laporan Keungan. Academia.Edu.


https://www.academia.edu/5536041/Makalah_ALK

R., K., & SUBRAMANYAM. (2014). f i n a n c i a l s tat e m e n t a n a l y s i s


(11th ed.). McGraw-Hill Education.

Universitas Mulawarman Samarinda. (2013). Analisis Aktiviitas Operasi.


Slidesahre. https://www.slideshare.net/musdalifah/analisis-aktivitas-operasi

36

Anda mungkin juga menyukai