Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan & Assurance 2


Dosen Pengampu : Eko Wiji P, M. Ak

Oleh:
Kelompok 4

Cindi Widia NIM. 2201321034


Sarah Mokhamad Kamal NIM. 2201122006
Ujang Sopian NIM. 2201120023

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


WIBAWA KARTA RAHARJA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah “ pemeriksaan atas perkiraan laba rugi ” dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan
selanjutnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Purwakarta, 10 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah .......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 Sifat dan Contoh ......................................................................................2

2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Perkiraan Laba Rugi ................9

2.3 Audit Prosedur yang Disarankan ...........................................................12

BAB III PENUTUP ................................................................................................15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................15

3.2 Saran..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di suatu akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil yang sering
terjadi, yaitu laba atau rugi. Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan
keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya
terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi
tertentu.
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi
perusahaan atau sebagai dasar ukuran yang lain, seperti laba per lembar
saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan
dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan
dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor,
laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba
dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi
yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis
keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat dan contoh?
2. Apakah tujuan pemeriksaan (audit objectives) atas perkiraan laba rugi?
3. Bagaimana audit prosedur yang disarankan?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui sifat dan contoh;
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (audit objectives) perkiraan laba
rugi;
3. Untuk mengetahui audit prosedur yang disarankan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat dan Contoh
Perkiraan Laba Rugi (Profit and Loss Accounts) terdiri atas perkiraan,
Pendapatan, Harga Pokok Penjualan, Beban Operasi, Pendapatan, Beban Di
luar Operasi, dan Pos Luar Biasa.
1. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:114)
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas
pembayaran yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar
tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan potongan volume.
Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika
semua kondisi berikut terpenuhi.
a. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari
kepemilikan barang kepada pembeli.
b. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan
manajerial sampai kepada tingkat biasanya diasosiasikan denghan
kepemilikan maupun control efektif atas barang yang terjual.
c. Jumlah pendapatan dapat di ukur secara andal.
d. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir masuk ke entitas.
e. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan
transaksi dapat diukur secara andal.
Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari suatu transaksi
atau kontrak dengan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan
andal sebagian besar pekerjaan yang dilaksanakan. Metode yang
mungkin meliputi berikut ini.
a. Proposal biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan
sampai sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya
yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang
tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa
depan, seperti bahan baku atau pembayaran dimuka.

2
b. Survei atas pekerjaan yang telah diselesaikan.
c. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak jasa.
2. Menuruit SAK ETAP (IAI, 2009: 121)
a. Bunga, Royalti, dan Dividen
Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari
penggunaan asset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga,
royalty dan dividen atas dasar yang ditetapkan ketika:
1) Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan
dengan transaksi akan mengalir masuk ke entitas; dan
2) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secar andal.
Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar:
1) Bunga harus diakui akrual;
2) Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai
dengan substansi dari perjanjian yang relevan; dan
3) Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk
menerima pembayaran telah terjadi.
3. Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2015) 23.1 & 23.
Penghasilan didefinisikan dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan sebagai kenaikan manfaat ekonomis selama
satu epriode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan asset,
atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan meliputi
pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang
timbul dari pelaksanaa aktivitas entitas yang normal dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga.
Dividen, royalty dan sewa.
a. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat
diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan
transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian
dari transaksi pada akhir periode pelaporan.

3
4. Menurut PSAJ No, 23 (Revisi 2010) 23.11
a. Bunga, Royalti, dan Dividen
Pendapatan yang timbul dari penggunaan asset entitas oleh
pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan dividen diakui
dengan dasar yang dijelaskan, jika:
b. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir masuk ke entitas; dan
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secar andal.
Pendapatan diakui dengandasar sebagai berikut.
a. Bunga diakui menggunakan meto suku bunga efektif sebagaiamana
yang dijelaskan di PSAK 55: Instrumenn Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
b. Royalti diakui dengan dasar akkkrual sesuai dengan substansi
perjanjian yang relevan, dan
c. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima
pengungkapan.
5. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 122)
Entitas harus mengungkapkan :
a. Kebijakan akuntansi yang diterapkan sebagai dasar pengakuan
pendapatan, termasuk metode yang diterapkan untuk tingkat
penyelesaian transaksi yang melibatkan penyediaan jasa;
b. Jumlah setiap kategori pendapatan yang diakui selama periode,
termasuk pendapatan yang toimbul dari: Penjualan barang;
Penyadiaan jasa; Bunga; Royalty; Dividen; dan Jenis pendapatan
signifikan lainnya.
Entitas yang harus menyajikan:
a. Jumlah bruto kontrak pekerjaan yang sudah menjadi hak sebgai
suatu asset; dan
b. Jumlah bruto kontrak kerja yang terutang kepada pelanggan
sebagai suatu kewajiban.
6. Menurut PSAK No. 23 (revisi 2010) 23.12

4
Entitas mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat
penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
1) Penjualan barang
2) Penjualan jasa
3) Bunga royalty
4) Deviden, dan
c. Jumlah pendapatan yang berasal daripertukaran barang atau jasa
yang tercakup dalam setiap kategori signifikan.
7. Menurut penulis
Keuntungan (gain), berasal dari penjualan asset tetap, tukar tambah
asset tidak sejenis, dan keuntungan selisih kurs. Pos luar biasa
maksudnya adalah kejadian yang timbul dari kejadian atau transaksi yang
bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi. Kerugian tersebut setelah
dikurangi dengan klaim asuransi jika ada, disajian sebagai pos luar biaa
dalam laporan laba rugi.
Harga pokok penjualan adalah jumlah yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh barang yang terjual ( cost of merchandise
sold ) atau untuk memproduksi barang yang terjual ( cost of goods sold ).
Beban operasi (operating expenses) terdiri dari beban penjualan
(selling expenses) dan beban umum dan administrasi (general and
administrative expenses). Contoh dari selling expenses adalah: gaji
bagian penjualan, komisi salesman, biaya iklan, promosi, entertainment,
transportasi, dll.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan atas
perkiraan laba rugi adalah:
a. Prinsip conservatism dalam pengakuan pendapatan dan beban
1) Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi

5
beban perusahaan pada periode yang diperiksa, jumlahnya bisa
diestimasi dan cukup material, dan harus dicatat sebagai beban.
2) Pendapatan yang belum pasti terjadi, belum bias dicatat sebagai
pendapatan perusahaan.
Pendapatan pada umunya diakui sebagai pendapatan saat
penyerahan barang (untuk perusahaan dagang dan industri), pada
saat penyerahan jasa atau pada saat bias dibuatkan faktur (untuk
perusahaan jasa) Kecuali:
1) Diakui pada saat penerimaan uang, misalnya untuk penjualan
tunai dan penjualan cicilan.
2) Untuk perusahaan kontraktor ada dua pilihan pengakuan
pendapatan yaitu metode kontrak selesai (completed contract
method) dan metode presentase penyelesaian (percentage of
completion method).
3) Untuk jenis barang tertentu yang harga jualnya sudah pasti,
barang pasti terjual atau cepat rusak, pendapatan bias diakui
pada saat selesainya produksi.
b. Konsep mathing cost against revenue
Menurut ETAP/PSAK/IFRS, pendapatan dan beban harus
dicatat dengan dasar akrual (accrual basis) bukan dasar kas (cash
basis). Dalam memeriksa pendapatan dan biaya, auditor harus
memperhatikan jangan sampai ada pergeseran waktu dan pengakuan
pendapatan dan beban. Misalnya, auditor memeriksa laba rugi tahun
2015, yang dilaporkan perusahaan sebagai pendapatan dan beban
tahun 2015 haruslah haruslah pendapatan yang betul-betul menjadi
hak perusahaan dalam tahun 2015.
c. Waktu yang digunakan untuk memeriksa akun pendapatan dan beban
(pos-pos laba rugi) tidak sebanyak waktu yang digunakan untuk
memeriksa pos-pos laporan posisi keuangan, karena:
1) Pada waktu memeriksa pos laporan posisi keuangan (neraca),
sekaligus sudah diperiksa (dikaitkan dengan) pos laba rugi yang

6
bersangkutan. Menurut standar akuntansi keuangan di
Indonesia, transaksi yang terjadi dalam mata uang asing harus
dicatat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat
terjadinya transaksi; aset dan kewajiban moneter yang tercantum
dalam mata uang asing yang tercatat pada neraca, harus
dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada neraca, selisih kurs yang terjadi
dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. Kurs
tengah maksudnya kurs beli ditambah kurs jual dibagi dua.
Misalkan PT Irana mempunyai saldo piutang dari PT
Dirgantara per tanggal 31 Desember 2015, sebesar US$ 100.000
yang berasal dari penjualan barang dagang tanggal 17 oktober
2015.
Kurs 1 US$ tanggal 7 oktober 2015 misalnya Rp 13.000
sehingga saldo per 31 desember 2015 tercatat Rp 1.300.000.000.
misalkan kurs bank idonesia per 31 desember 2015 adalah kurs
beli 1 US$ = Rp 13.100 dan kurs jual 1 US$= RP 13.500,
berarti kurs tengah 1 US$= Rp 13.400.
Pada tanggal 31 desember 2015 harus dibuat jurnal koreksi
untuk penyesuaian selisih kurs sebagai berikut.
Di PT Irana :
DR Piutang Rp. 40.000.000
CR Laba rugi selisih kurs Rp. 40.000.000
Di PT Dirgantara:
DR Laba rugi selisih kurs Rp. 40.000.000
CR Utang Rp. 40.000.000
2) Pada waktu melakukan test transaksi sekaligus diperiksa pos-
pos laba rugi.

Jenis tes transaksi Pos laba rugi

7
a. Cash Macam-macam biaya dan pembelian
disbursements Tunai
Test
A receipts
b. Cash Macam-macam pendapatan dan
u
Test Penjualan
d
c. Sales test Penjualan dan hpp
d. Purchases test Pembelian
e. Payroll test Biaya gaji dan upah
f. Jurnal voucher Biaya penyusutan dan amortisasi,
Test selish kurs, gain on sales of fixed
assets.

3) Audit prosedur atas perkiraan laba rugi yang bisa dijalankan


adalah:
(1) analytical review procedures (prosedur penelaahan analitis),
maksudnya harus dibuat perbandingan antara laba rugi
priode yang diperiksa dengan periode sebelumnya, dihitung
kenaikan dan penurunan baik dalam rupiah maupun
presentase beserta alasan-alasanm kenaikan dan penurunan.
Selain itu dibuat pula perbandingan antara laba rugi yang
diperiksa dengan anggarannya, lalu dibuatb analisis
variance-nya. Dalam hal ini juyga dibuat analisis rasio
untuk mengukur likuiditas, rentabilitas, leverages, dll untuk
dibandingkan dengan radio industry.
(2) Menganalisis beberapa perkiraan laba rugi yang penting
atau yang ada kaitannya dengan perhitungan pajak (untuk
koreksi fiscal), misalnya: Other income, Miscellaneous
expenses, Entertainment expenses, Travelling expenses,
Legal fees, Professional fees, dan Repair & maintenance.
(3) Melakukan pemeriksaan atas subsequent payment
(pembayaran sesudah tanggal neraca) dan subsequent

8
collection (penagihan sesudah tanggal neraca).
8. Arens (2014: 460)
Menjelaskan tentang perkiraan-perkiraan, fungsi bisnis, dokumen-
dokumen dan catatan akuntansi dari transaksi penjualan, penerimaan kas,
penjualan retur, penghapusan piutang tak tertagih,dan biaya penghapusan
piutang.
2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Perkiraan Laba Rugi
1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas
pendapatan dan beban, termasuk apakah perusahaan menggunakan
accrual basis untuk mencatat pendapatan atau beban.
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak
perusahaan telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan
yang di dapat betul-betul merupakaan hak perusahaan, dengan
menggunakan cut-off yang tepat.
3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan
telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat
betul-betul merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off
yang tepat.
4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuai yang besar dalam perkiraan
pendapatan dan beban jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya
maupun jika dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan
dengan anggaran pendapat dan beban.
5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan di
laporan labarugi sesuai dengan standar akuntansi keuangan
ETAP/PSAK/IFRS begitu juga pengungkapannya di catatan atas laporan
keuangan.
Penjelasan atas tujuan pemeriksaan :
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas
pendapatan dan beban. Jika internal control atas pendapatan cukup kuat
berarti seleruh pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam suatu
periode telah/akan diterima dan dicatat oleh perusahaan.

9
Jika internal countrol atas beban cukup kuat berarti biaya yang
menjadi beban perusahaan dalam suatu periode telah/akan dibayar dan
dicatat seluruhnya oleh perusahaan, selain itu diharapkan efesiensi bisa
ditingkatkan. Beberapa cirri internal countrol yang baik atas pendapatan
dan beban yaitu:
a. Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered, seperti
purchase requisition, purchase order, receiving report, official
receipt, sales order, delivery order, sales invoice, dan lain-lain.
b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab antara fungsi-fungsi di
dalam perusahaan (adequate segregation of duties)
c. Digunakan anggaran pendapatan dan biaya (budget) dan setiap akhir
bulan dibuat pertandingan antara budget dengan realisasinya dan
kemudian dianalisis variance yang terjadi.
d. Adanya sistem otorisasi yang di pegang oleh beberapa orang
berdasarkan jenjang jabatannya, baik untuk persetujuan kredit,
pengiriman barang maupun harga dan diskon.
e. Digunakan program computer untuk menghitung gaji dan pph.
f. Digunakannya time card untuk mengontrol jumlah jam kerja dari
masing-masing pegawai.
g. Adanya personal life untuk masing- masing pegawai yang diantara
lain memuat surat pengangkatan sebagai pegawai, kenaikan gaji,
jenjang jabatan,status keluarga dan data penting lainnya untuk
masing-masing pegawai.
h. Adanya bagian internal audit yang berfungsi antara lain untuk
mencheck keandalan dan keakuratan data akuntansi.
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak
perusahaan telah dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.
Maksudnya auditor harus yakin bahwa :
a. Semua pendapatan, dari kegiatan operasi maupun di luar kegiatan
operasi (misalnya pendapatan bunga,penjualan barang-barang scrap).
Seluruhnya sudah dicatat dalam buku perusahaan dan uangnya

10
telah/akan diterima oleh perusahaan . jangan sampai ada pendapatan
yang masuk ke kantong karyawan, direksi atau pemegang saham
yang merupakan pemilik perusahaan.
b. Semua pencatatan dicatat dalam periode yang tepat yaitu dalam
periodeterjadinya dan tidak terjadinya pergeseran waktu pencatatan
untuk tujuan window dressing.
c. Tidak ada pendapatan yang bukan menjadi hak perusahaan, misalnya
pendapatan dari bisnis pribadi, saham/pemilik dicatat sebagai
pendapatan perusahaan, untuk tujuan window dressing.
3. Untuk memeriksa apakah semua biaya menjadi beban perusahaan telah
dicatat dengan menggunakan cutt-off yang tepat.
a. Semua biaya dari kegiatan operasi maupun kegiatan diluar operasi
(misalnya biaya bunga,penarikan biaya aset tetap) , seluruhnya sudah
dicatat dalam buku perusahaan baik uangnya yang audah dibayarkan
maupun baru akan dibayarkan dalam periode berikutnya.
b. Semua biaya dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode
terjadinya pergeseran maupun tidak terjadinya pergeseran waktu
pencatatan window dressing.
c. Tidak ada biaya yang bukan menjadi beban perusahaan, misalnya
biaya pribadi pemegang saham/pemilik dicatat sebagai biaya
perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam pendapatan
dan beban jika dibandingkan dengan anggaran pendapatan dan beban.
Jika terlihat ada fluktuasi yang besar, auditor harus memeriksa alasan
dari kenaikan atau penurunan yang besar tersebut, apakah masuk akal
atau tidak ada kemungkinan klien melakukan kesalahan pencatatan.
5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban dilaporkan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS. Dalam catatan
atas laporan keuangan harus dijelaskan beberapa kebijakan akuntansi
yang penting, misalnya:
a. Apakah perusahaan menggunakan metode accrual dalam pencatatan

11
pendapatan dan beban;
b. Bagaimana metode pengakuan pendapatan yng digunakan;
c. Pemeliharaan reparasi/perbaikan (repairs) dan penyempurnaan-
penambahan (omprovement);
d. Laba rugi penjualan aset tetap.
2.3 Audit Prosedur yang Disarankan
Audit prosedir yang disarankan adalah sebagai berikut :
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya.
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan
angka perbandingan untuk periode sebelumnya dan lakukan, analytical
riview procedur. Buat analisis rasio dan hitung juga ROI (Return on
investment) dan ROE (Return On Equity).
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, dibandingkan
dengan budget untuk periode yang sama. Hitung variance yang terjadi
dalam rupiah dan persen. Variance yang jumlahnya material harus di
selidiki sebab-sebabnya.
4. Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut atau
menurut area penjualannya yang mencantumkan kuantitas barang yang
dijual maupun nilai uangnya selama setahun (dibuat per bulan) kemudian
bandingkan kuantitas yang dijual secara tes basis, dengan oengeluaran
barang yang tercatat pada kartu persediaan.
5. Periksa cut-off untuk mengetahui kemungkinan ada atau tidaknya
pergeseran waktu pergeseran waktu pencatatan penjualan. Periksa juga
cut-off pembelian untuk mengetahui pergesaran waktu pencatatan
pembelian.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui adanya undrecorder
liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetahui
kemungkinan adanya unreqorded receivables.
7. Buat anilisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang
kemungkinan bisa ditanyakan kepada pihak pajak atau diperlukan dalam
keperluan SPT untuk membuat koreksi fiskal, atau yang kemungkinan

12
timbulnya contingent liability.
8. Untuk biaya-biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak
harus diperiksa apakah perpajakan yang berlaku mulai ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji :
a. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes
perhitungan pph 21 untuk mengetahui apakah perhitungannya sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Bandingkan dengan total biaya gaji yang tercantum dalam laporan
laba rugi dengan SPT PPh 21. Perhatikan apakah PPH 21 ditanggung
karyawan atau perusahaan.
c. Secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dengan
personal file untuk mengetahui jumlah gaji, status keluarga sama
atau tidak.
d. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan
pada perusahaan yang karyawannya cukup banyak untuk mengetahui
apakah ada pegawai yang fiktif.
e. Periksa apakah penyajian pos-pos laba rugi sudah sesuai dengan
standar akuntansi keuangan. ETAP/ PSAK/IFRS, begitu juga
kecukupan pengungkapan (disclosure) dalam catatan atas laporan
keuangan.
Penjelasan prosedur audit :
a. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya.
b. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan
angka perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan
analytical review procedures.
c. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan
yang kemungkinan bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan
dalam pengisian SPT untuk membuat koreksi fiskal, atau yang
memungkinkan timbulnya contingent liability.
d. Pemeriksaan gaji
• Auditor harus memeriksa keakuratan perhitungan dalam daftar

13
gaji dan memperhatikan kemungkinan adanya pegawai fiktif
dalam daftar gaji tersebut, atau pegawai yang sudah berhenti
tetapi masih tercantum dalam daftar gaji.
• Auditor harus mengetes perhitungan PPH 21
e. Periksa apakah penyajian pos-pos laba rugi sudah sesuai dengan
standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkiraan Laba Rugi (Profit and Loss Accounts) terdiri atas perkiraan:
Pendapatan, Harga Pokok Penjualan, Beban Operasi, Pendapatan, Beban Di
luar Operasi, dan Pos Luar Biasa.
Tujuan pemeriksaan perkiraan Laba Rugi adalah
1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas
pendapatan dan beban, termasuk apakah perusahaan menggunakan
accrual basis untuk mencatat pendapatan atau beban.
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak
perusahaan telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan
yang di dapat betul- betul merupakaan hak perusahaan, dengan
menggunakan cut-off yang tepat.
3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan
telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat
betul-betul merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off
yang tepat.
4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuai yang besar dalam perkiraan
pendapatan dan beban jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya
maupun jika dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan
dengan anggaran pendapat dan beban.
5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan di
laporan labarugi sesuai dengan standar akuntansi keuangan
ETAP/PSAK/IFRS begitu juga pengungkapannya di catatan
atas laporan keuangan.

3.2 Saran
Bagi pelajar maupun mahasiswa terutama yang berada di
jurusan akuntansi sangat penting untuk mendalami bagaimana proses audit
dalam laporan keuangan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2017. “Auditing”. Jakarta: Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai