23)
Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Dalam akuntansi untuk pendapatan yang muncul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian
berikut:
Penjualan barang (baik produksi oleh entitas untuk tujuan produksi atau dibeli untuk dijual
kembali)
Pemberian jasa
Kontrak kontruksi
Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti atau deviden.
Pengukuran Pendapatan
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan
dan potongan volume.
Entitas harus memasukan dalam pendapatan manfaat ekonomi yang diterima atau masih
harus diterima secara bruto. Entitas harus mengeluarkan dari pendapatan sejumlah nilai yang
menjadi bagian pihak ketiga seperti pajak penjualan, pajak atas barang dan jasa, dan pajak
pertambahan nilai. Dalam hubungan keagenan, entitas memasukan dalam pendapatan hanya
sebesar jumlah komisi. Jumlah yang diperoleh atas nama pihak prinsipal bukan merupakan
pendapatan entitas tersebut.
Pembayaran Tangguhan
Jika aliran penerimaan kas atau setara kas ditangguhkan, dan perjanjian dapat
diklasifikasikan sebagai transaksi keuangan, maka nilai wajar atas pembayaran adalah nilai kini
Pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa ditunaikan dimana pengakuan
atas dasar ini memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja
entitas dalam satu periode. Pendapatan yang timbul dari pengunaaan aset entitas oleh pihak lain
yang menghasilkan bunga, royalty, dan deviden diakui atas dasar sebagai berikut:
Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti yang tercantum dalam PSAK
no 55. Jika bunga belum dibayar namun telah diakru (diakui) sebelum pembelian investasi
yang berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum
pembelian dan sesudah pembelian serta hanya bagian setelah pembelian saja yang diakui
sebagai pendapatan.
Royalty diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan. Royalti
diakru (diakui) sesuai dengan syarat perjanjian ya ng relevan dan pendapatan umumnya
diakui sesuai dengan dasar tersebut kecuali dengan memperhatikan perjanjian maka akan
lebih sesuai untuk mengakui pendapatan atas dasar sistematik dan rasional yang lain
Deviden diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Penjualan Barang
Entias harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua kondoso
berikut terpenuhi :
a) Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada
pembeli.
b) Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatab manajerial sampai kepada
tingkat dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun kontrol efek aas barang
yang terjual.
c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
d) Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir
masuk kedalam entitas, dan
e) Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal.
Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang
digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang melibatkan pemberian
jasa;
2. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:
a. Penjualan barang;
b. Penjualan jasa;
c. Bunga;
d. Royalti;
e. Dividen
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang
diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK
ETAP secara spesifikasi mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus
menerapkan SAK ETAP. Namun entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP
jika dampaknya tidak material.
Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya maka manajemen harus menggunakan pertimbangannya (judgement) untuk
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang :
Relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan
Andal yaitu dalam laporan keuangan yang :
Menyajikan dengan jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dari suatu
entitas
Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau kewajiban,
atau jumlah konsumsi periodeik suatu aset, yang bersal dari pengujian status sekarang dari, dan
ekspetasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa mendatang yang terkait dengan aset dan
kewajiban. Perubahan estimasi akuntansi yang berasal dari informasi baru atau pengembangan
baru dan, oleh karena itu, bukan koreksi kesalahan.
Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau laibilitas, atau
jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini dari, dan ekspektasi
manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan laibilitas. Perubahan estimasi
akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan, sejalan dengan hal
tersebut, bukan dari koreksi kesalahan.
Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada; dan
jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang tidak
mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan akuntansi secara
sukarela, maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
Dampak perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi
pada: periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau periode perubahan
dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya. Sepanjang perubahan
estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan laibilitas, atau terkait dengan suatu pos
ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos
aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
Entitas harus mengakui pengaruh perubahan estimasi akuntansi secara prospektif (kecuali
perubahan di mana dengan memasukannya ke laporan laba rugi di :
a. Periode terjadinya perubahan, jika hanya berpengaruh terhadap periode tersebut, atau
b. Periode terjadi perubahan periode mendatang, jika berpengaruh terhadap keduanya.
Jika perubahan estimasi akuntansi mengubah aset dan kewajiban, atau terkait dengan
suatu pos di ekuitas, maka entitas harus mengakuinya dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos
aset, kewajiban dan ekuitas yang terkait di periode perubahan tersebut.
Entitas harus mengungkapkan sifat setiap perubahan estimasi akuntansi dan dampak
perubahan tersebut pada aset, kewajiban, penghasilan, dan beban pada periode berjalan. Jika
praktis bagi entitas untuk mengestimasi dampak perubahan tersebut untuk satu atau lebih periode
yang akan datang, maka entitas mengungkapkan estimasi tersebut.
Kesalahan periode lalu adalah kelalaian dan kesalahan pencatatan dalam laporan
keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang muncul dari kegagalan untuk
menggunakan atau kesalahan penggunaan informasi yang andal:
Jika praktis, entitas harus mengoreksi kesalahan periode lalu secara retrospektif pada
laporan keuangan yang diterbitkan pertama kali setelah penemuan dengan cara:
a. Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode penyajian sebelumnya di mana
kesalahan terjadi, atau
b. Jika kesalahan terjadi sebelum periode penyajian paling awal, saldo awal aset, kewajiban dan
ekuitas periode panyajian paling awal disajikan kembali.
Jika tidak praktis untuk menentukan periode spesifik pengaruh kesalahan atas informasi
komparatif untuk satu atau lebih periode sebelumnya yang disajikan, maka entitas harus
menyajkan kembali saldo awal aset, kewajiban, dan ekuitas untuk periode paling awal dimana
penyajian kembali secara restropektif praktis dilakukan (kemungkinan dapat terjadi pada periode
berjalan.
Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk lesalahan periode yang lalu :
a. Sifat dari kesalahan periode yang lalu
b. Untik setiap periode lalu disajikan, jika praktis, jumlah koreksi ntuk setiap pos laporan
keuangan yang terpengaruh.
c. Jumlah koreksi pada awal periode lalu yang disajikan paling awal; dan
d. Jika penyajian kembali secara retrospektif adalah tidak praktis untuk periode lalu tertentu,
kondisi yang menyebabkan ketidak-praktisan tersebut dan deskripsi bagaimana dan sejak
kapan kesalahan telah dikoreksi.
Pernyataan ini diterapkan dalam pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, dan
pencatatan perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan
periode lalu. Dampak pajak perbaikan kesalahan periode sebelumnya dan penyesuaian
retrospektif untuk perubahan kebijakan akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan
PSAK 46: Pajak Penghasilan.
Penerapan Retrospektif
Ketika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau periode
lalu, akan memiliki dampak semacam itu kecuali tidak praktis untuk menentukan jumlah
penyesuaian, atau memiliki dampak pada periode mendatang, entitas mengungkapkan:
Judul PSAK;
Ketika dapat diterapkan, bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan
ketentuan transisinya
Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
Ketika dapat diterapkan, penjelasan ketentuan transisi;
Ketika dapat diterapkan, ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode mendatang;
Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah penyesuaian:
Untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak;
Jika PSAK 56: Laba per Saham diterapkan, laba per saham dasar dan dilusian;
Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan, sepanjang praktis;
dan
Jika penerapan retrospektif disyaratkan tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau
periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan kondisi itu dan
penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.
Estimasi Akuntansi
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal.
Perubahan estimasi akuntansi adalah:
Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang
berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang
terkait dengan, aset dan liabilitas.
Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan,
Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang berdampak
pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang, kecuali
pengungkapan dampak pada periode mendatang tidak praktis untuk mengestimasi dampak itu.
Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan karena estimasinya tidak
praktis, maka entitas mengungkapkan hal itu.
2.3 KESALAHAN
Kesalahan Periode Lalu adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat,
dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari
kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi andal yang:
Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas tidak dapat
menerapkannya setelah seluruh usaha rasional dilakukan.
Untuk suatu periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk menerapkan suatu
perubahan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menyajikan kembali secara
retrospektif untuk mengoreksi kesalahan, jika:
o Dampak penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif tidak dapat
ditentukan;
o Penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan asumsi
mengenai maksud manajemen yang ada pada periode lalu tersebut; atau
o Penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan estimasi
signifikan atas jumlah dan tidak mungkin untuk membedakan secara obyektif
informasi mengenai estimasi yang:
Menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah tersebut diakui,
diukur atau diungkapkan; dan
Akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk diterbitkan dari
informasi lain.
Badan diatur dalam PSAK 46 tentang Pajak atas Laba Perusahaan. Dalam hal ini
penghasilan dipotong pajak oleh pihak lain saat menerima penghasilan. PSAK 46 Pajak atas
Laba Perusahaan mengatur tentang Badan memotong PPh 21 atas gaji pegawai dan PPN atas
penyerahan barang/ jasa.
Terdapat perbedaan antara pajak dengan akuntansi. Hal tersebut merupakan masalah
yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bahwa standard atau aturan
yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standard
Akuntansi Keuangan (PSAK) seringkali tidak sama atau bertentangan dengan peraturan
perpajakan yang berlaku di Indonesia dalam menentukan Laba atau penghasilan kena
pajak.
Dalam hal perbedaan tersebut, ada yang bersifat sementara (temporary different) dan
ada yang bersifat tetap (permanent different). Atas perbedaan tersebut harus dilakukan
suatu tahapan yang disebut rekonsiliasi fiskal, sehingga pada akhirnya dapat diketahui laba
fiskal perusahaan. Perbedaan tetap adalah merupakam suatu konsekuensi yang harus
diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal
atau berdasar peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan.
Berbeda dengan perbedaan tetap, perbedaan sementara baik secara standar akuntansi
maupun peraturan perpajakan boleh diakui, hanya saja waktu pengakuannya yang berbeda,
tetapi pada akhirnya mempunyai nilai yang sama. Akun terkait dengan perbedaan
sementara adalah Pajak Tangguhan: Aset/ Liabilitas dan Beban/Pendapatan.
Aset Pajak Tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada
periode masa depan sebagai akibat adanya:
Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
Akumulasi rugi pajak belum dikompensasi
Akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan
mengizinkan.
(Laba Pajak lebih besar dari Laba Akuntansi).
Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode
masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. (Laba Akuntansi lebih
besar dari Laba pajak)
Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak
tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode
dipadankan dengan dengan laba akuntansi
Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban
pajak. Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi)
Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.
Perbedaan temporer adalah perbedaan antara bas pajak aset atau kewajiban dan jumlahnya
tercatat dalam laporan keuangan.
Kewajiban pajak tangguhan tidak diakui jika timbul dari pengakuan awal goodwill
Kewajiban pajak tangguhan (aset) tidak diakui jika timbul dari pengakuan awal aset
atau kewajiban dalam suatu transaksi yang bukan penggabungan usaha , dan pada saat
transaksi mempengaruhi laba akuntansi tidak atau laba fiscal
Pajak tangguhan tidak diakui dalam hal investasi di anak perusahaan, asosiasi dan joint
venture jika kondisi tertentu terpenuh aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar
kemungkinan bahwa hal itu akan terwujud
Pajak penghasilan diukur berdasarkan tarif yang berlaku pada tanggal pelaporan.
Pajak tangguhan didasarkan pada cara yang diharapkan penyelesaian (kewajiban) atau
pemulihan (aset)
Pajak tangguhan diukur secara didiskontokan.