Anda di halaman 1dari 7

TEORI AKUNTANSI

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN DALAM PSAK 23 DAN PSAK 8

Dosen : Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.

Oleh :

PUTU INDY SURYA KINANTI 1807531122

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2020
A. PSAK 8 : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode
pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang
menguntungkan maupun yang tidak. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu:
a. Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
(peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan ); dan
b. Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan
(peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan).
Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal yang lebih awal
antara tanggal manajemen dalam memberikan asersi bahwa laporan keuangan telah
diselesaikan dan tanggal manajemen menyatakan bertanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut.
1. Pengakuan dan Pengukuran
1) Entitas menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk
mencerminkan peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan. Berikut ini contoh
peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan yang mensyaratkan entitas untuk
melakukan penyesuain jumlah yang diakui dalam laporan keuangannya:
a. penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan
bahwa entitas memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Entitas
menyesuaikan provisi yang terkait dengan kasus pengadilan tersebut sesuai
dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi, atau mengakui provisi baru. Entitas tidak hanya mengungkapkan
liabilitas kontinjensi akibat dari keputusan pengadilan yang memberikan bukti
tambahan untuk dipertimbangkan sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009)
paragraf 16.
b. penerimaan informasi setelah periode pelaporan yang mengindikasikan adanya
penurunan nilai aset pada akhir periode pelaporan, atau perlunya penyesuaian
atas jumlah yang sebelumnya telah diakui sebagai rugi penurunan nilai aset.
c. penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan aset yang dibeli, atau
hasil penjualan aset yang dijual sebelum akhir periode pelaporan;
d. penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus setelah periode pelaporan,
jika entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini pada
akhir periode pelaporan untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari
peristiwa setelah tanggal tersebut
e. penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan
keuangan tidak benar.
2) Peristiwa Non Penyesuai Setelah Periode Pelaporan
Entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan dalam laporan keuangan
untuk mencerminkan peristiwa non penyesuai setelah periode pelaporan. Contoh
dari peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan adalah penurunan nilai
wajar investasi di antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit.
3) Dividen
Jika setelah periode pelaporan entitas mengumumkan pembagian dividen
untuk pemegang instrumen ekuitas, maka entitas tidak mengakui dividen itu
sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan. Jika pembagian dividen
diumumkan setelah periode pelaporan tetapi sebelum laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit, maka dividen tersebut tidak diakui sebagai liabilitas pada
akhir periode pelaporan karena tidak ada kewajiba pada saat itu
2. Pengungkapan
a. Tanggal Otorisasi untuk Terbit
Entitas mengungkapkan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan
pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan.
b. Pemutakhiran Pengungkapan Kondisi pada Akhir Periode Pelaporan
Jika entitas menerima informasi setelah periode pelaporan tentang kondisi yang
ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas perusahaan akan mengupdate atau
memperbarui laporan keuangan sesuai dengan informasi terbaru/terkini.
c. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan yang Tidak Memerlukan Penyesuaian
Jika peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian
adalah material, maka tidak diungkapkannya hal tersebut akan mempengaruhi
pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, entitas
mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok peristiwa tersebut yaitu,
sifat peristiwa dan estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa
estimasi tersebut tidak dapat dibuat).

3. Konsep Dasar Akuntansi yang Mendasari


Konsep dasar yang terdapat pada PSAK 8 yaitu konsep going concern. Konsep
kelangsungan usaha (going concern) mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus
berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan.
Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika
setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan dilikuidasi atau
dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternative lain yang
realistis kecuali melakukan hal tersebut.
- Setelah tanggal neraca, diperoleh bukti kuat bahwa perusahaan akan dilikuidasi
atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang
realistis kecuali melikuidasi perusahaan.
- Perubahan fundamental dasar akuntansi yang digunakan (bukan perubahan
pengukuran berdasarkan dasar akuntansi yang lama).
B. PSAK 23 : Pendapatan
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk pemasukan atau penambahan asset. Penghasilan meliputi pendapatan maupun
keuntungan. Tujuan dari ditetapkannya PSAK 23 ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu seperti
penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
Pendapatan menurut PSAK 23 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan
dapat diterima oleh entitas untuk itu sendiri. Jadi pada intinya pendapatan itu adalah
penghasilan atau jumlah uang yang diperoleh suatu entitas atau perusahaan melalui
aktivitas ekonomi seperti penjualan baik itu penjualan jasa maupun barang, dan juga dari
penggunaan asset entitas yang menghasilkan bunga, royalty dan dividen yang dimana hal
tersebut mampu meningkatkan ekuitas perusahaan itu sendiri.
1. Pengakuan
1) Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika memenuhi kondisi seperti dimana
entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang kepada
pembeli karena barang tersebut sudah berpindah tangan ke pembeli sehingga
entitas tidak lagi memiliki pengendalian efektif atas barang tersebut , jumlah
pendapatan dapat dipertanggungjawabkan oleh entitas karena besar manfaat
ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas; dan
biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi
secara andal (dipertanggungjawabkan), maka pendapatan yang sehubungan
dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari
transaksi pada akhir periode pelaporan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa cara
pengakuan penjualan jasa adalah menggunakan penghitungan tingkat
penyelesaian pekerjaan, dimana pendapatan diakui apabila entitas sudah
melakukan kegitan penjualan jasanya.
3) Bunga, Royalti, dan Dividen
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti dan dividen diakui jika kemungkinan besar manfaat
ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas dan
jumlah pendapatan dapat diukur secara andal (dipertanggungjawabkan). Bunga
diakui menggunakan metode suku bunga efektif. Royalti diakui dengan dasar
akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan. Dividen diakui jika hak
pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
2. Pengukuran
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan dan pembeli.

3. Identifikasi Pilihan Pengukuran Lain


Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini diterapkan secara terpisah pada setiap
transaksi. Dalam kondisi tertentu kriteria diterapkan pada komponen-komponen yang
dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal atau suatu transaksi
tidak dapat dilepaskan dari transaksi lainnya maka dianggap sebagai transaksi
tunggal.
• Penjualan dengan kontrak pemeliharaan
• Sale and leaseback
4. Konsep Dasar Akuntansi yang Mendasari
 Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau peristiwa
tertentu diakui secara bersamaan; proses ini biasanya mengacu pada pengaitan
pendapatan dengan beban (matching revenue and expense).
 Beban, termasuk jaminan dan biaya lain yang terjadi setelah pengiriman
barang, biasanya dapat diukur dengan andal jika kondisi lain untuk pengakuan
pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi, pendapatan tidak dapat
diakui bila beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Dalam
keadaan demikian, setiap imbalan yang telah diterima untuk penjualan barang
tersebut diakui sebagai suatu kewajiban.
 Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari suatu
transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian.  Dengan
metode ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa
diberikan.  Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang
berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja dalam suatu periode. 
 Persyaratan PSAK 34 secara umum berlaku untuk pengakuan pendapatan dan
beban terkait untuk transaksi yang melibatkan pemeberian jasa. PSAK 34
Akuntansi Kontrak Konstruksi (Accounting for Construction Contracts)
 Bila hasil (outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal,
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca”.

DAFTAR PUSTAKA

Standar Akuntansi Keuangan – PSAK 8

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-13-psak-8-
peristiwa-setelah-periode-pelaporan

PSAK 23 : PENDAPATAN

http://www.transformasi.net/articles/read/155/psak-23-pendapatan.html

Ikatan Akuntan Indonesia (2015), Standar Akuntansi Keuangan

Anda mungkin juga menyukai