Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR HUKUM BISNIS

EKSISTENSI BADAN USAHA MILIK NEGARA DI INDONESIA

Dosen : Dr. Marwato, SH M.Hum

Oleh :

PUTU INDY SURYA KINANTI 1807531122 / 08

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2020

1
I. LATAR BELAKANG
Menurut UU RI No.19 Tahun 2003, Pengertian BUMN adalah badan usaha yang baik
seluruh maupun sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara, di mana melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang terpisahkan. Eksistensi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) DI Indonesia sebagai salah satu instrumen pemerintahan
dalam pembangunan dirasakan sangat penting peranannya, tidak hanya oleh pemerintah,
tetapi juga oleh masyarakat luas. Dari sisi pemerintahan, BUMN seringkali digunakan
sebagai salah satu instrumen penting dalam pembangunan ekonomi, khususnya
pembangunan di bidang industri-industri strategis seperti telekomunikasi, transportasi,
industri-industri manufaktur dan lain - lain. Sementara dari sisi masyarakat BUMN
merupakan instrumen yang penting sebagai penyedia layanan yang cepat, murah dan
efisien. Namun, BUMN dalam perjalanannya telah banyak mengalami pasang surut usaha.
Terjadi pasang surut usaha tersebut disebabkan karena adanya perubahan iklim usaha yang
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Hal ini lah yang membuat pelayanan yang
diberikan BUMN belum optimal.
Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar
pada kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang
sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian
BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara BUMN.
BUMN berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang bertentangan dengan
semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN bertindak
selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah
giat melakukan privatisasi dan mengakhiri berbagai praktek persaingan tidak sehat. Fungsi
regulasi usaha dipisahkan dari BUMN. Sebagai akibatnya, banyak BUMN yang terancam
gulung tikar, tetapi beberapa BUMN lain berhasil memperkokoh posisi bisnisnya. Dengan
mengelola berbagai produksi BUMN, pemerintah mempunyai tujuan untuk mencegah
monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan swasta yang kuat. Karena
apabila terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang
banyak maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai akibat
dari tingkat harga yang cenderung meningkat.

2
II. RUMUSAN MASALAH
2.1 Apa prinsip-prinsip dari pengelolaan BUMN di Indonesia ?
2.2 Apa saja bentuk-bentuk BUMN ?
2.3 Apakah tujuan dibentuknya BUMN ?
2.4 Bagaimana mekanisme pendirian, pengurusan, pengawasan BUMN ?

III. PEMBAHASAN
3.1 PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN BUMN DI INDONESIA
Dalam GBHN, sebagaimana juga disebutkan pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 2 dan
3 bahwa pembangunan di bidang ekonomi selalu mengutamakan kemakmuran
masyarakat. Oleh karena itu, tujuan didirikannya badan usaha negara adalah untuk
melayani kepentingan sekaligus kemakmuran masyarakat. Adapun pengelolaan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus memiliki prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi lebih bersifat
sosial, walaupun dibenarkan mencari keuntungan.
2. Sebagai salah satu sumber penghasilan negara, maka keuntungan
dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Pemerintah aktif mengatur kebijakan maupun teknisnya.
4. Selama masih dibutuhkan keberadaannya, maka badan usaha milik negara
terus berlanjut.
5. Jenis usahanya bersifat tetap, yang terdiri atas Perjan, Perum, dan Persero.
3.2 BENTUK – BENTUK BUMN
1. Perusahaan Jawatan ( Perjan )
Perusahaan Jawatan (Perjan) adalah BUMN yang seluruh modalnya
termasuk dalam anggaran belanja negara yang menjadi hak dari departemen
yang bersangkutan. Tujuan perjan adalah pengabdian dan melayani
kepentingan masyarakat yang ditujukan untuk kesejahteraan umum.
Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model
perjan karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut
sesuai dengan Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN,

3
khususnya tentang Ketentuan Peralihan Pasal 93 dinyatakan bahwa dalam
waktu dua tahun terhitung sejak undang – undang berlaku, semua BUMN
yang berbentuk perjan harus sudah diubah bentuknya menjadi perum atau
perseroan. Contoh BUMN yang dahulunya perjan, antara lain Perusahaan
Jawatan Kereta Api (PJKA) yang berada di bawah Departemen Perhubung,
tahun 1991 berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka),
kemudian menjadi Perusahaan Negara Kereta api (Penka), terakhir berubah
menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT.KAI).

2. Perusahaan Umum ( Perum )


Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh
negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan
umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu dan sekaligus
mencari keuntungan yang berdasar prinsip pengelolaan perusahaan.
Beberapa ciri dari perum, yaitu Karyawan berstatus pengawai perusahaan
negara, Pendirian perum diusulkan oleh menteri kepada presiden, Modal
seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan dari
APBN, dan lainnya. Kepengurusan perum terdiri atas :
- Menteri
- Direksi
- Dewan Pengawas

Sama seperti perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya
sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status
Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual
sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya
diubah menjadi persero. Contoh Perum diantaranya Perum Pegadaian
(Perusahaan Umum Pengadaian), Perum DAMRI (Perusahaan Umum
Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia), dan lainnya.

3. Perseroan

4
Perusahaan Perseroan adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas
yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 %
(lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan pendirian
Persero ialah Menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat serta Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
perusahaan. Kepengurusan perseroan, terdiri dari :
- RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )
- Direksi
- Komisaris

Contoh perseroan milik negara yaitu PT PLN, PT Pos Indonesia, PT Kereta


Api Indonesia, PT Telkom, dan sebagainya.

3.3 TUJUAN DIBENTUKNYA BUMN


Berdasarkan UU no. 19 Tahun 2003 pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN
adalah sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada


umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2. Mengejar keuntungan.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

3.4 MEKANISME PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN BUMN


Menurut Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2005 BAB II Pasal 4 Ayat 1,
Pendirian BUMN meliputi:

5
 Pembentukan Perum atau Persero baru.
 Perubahan bentuk unit instansi pemerintah menjadi BUMN.
 Perubahan bentuk badan hukum BUMN.
 Pembentukan BUMN sebagai akibat dari peleburan Persero dan Perum.
Pendirian Persero dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perseroan terbatas.
Pendirian BUMN ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dimana dalam
peraturan pemrintah tersebut setidaknya memuat :
 Penetapan pendirian BUMN.
 Maksud dan tujuan didirikan BUMN.
 Penetapan besarnya penyertaan besarnya kekayaan Negara yang dipisahkan
dalam rangka pendirian BUMN.
Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. Direksi adalah organ BUMN yang
bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN,
serta mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam
melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN
dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.
Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas. Komisaris
adalah organ Persero yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Persero.
Sedangkan Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan
pengurusan Perum. Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh atas
pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN. Dalam melaksanakan
tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus mematuhi Anggaran Dasar
BUMN dan ketentuan peraturan perundangundangan serta wajib melaksanakan
prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran.

6
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian paper diatas dapat saya simpulkan bahwa :
- Dalam GBHN, sebagaimana juga disebutkan pada UUD 1945 Pasal 33
Ayat 2 dan 3, bahwa pembangunan pembangunan dibidang ekonomi
selalu mengutamakan kemakmuran masyarakat. Maka pengelolaan
BUMN memiliki prinsip-prinsip yang tujuannya tidak hanya untuk
mencari keuntungan saja, tetapi sebagai salah satu sumber penghasilan
negara dan pemerintah juga aktif dalam mengatur teknisnya untuk
mengatur kemakmuran perekonomian masyarakat.
- Bentuk-bentuk Badan Usaha Milik Negara terdiri dari 3 jenis, yaitu
Perjan, Perum dan Persero. Namun Berdasarkan Undang – Undang
Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN, Badan Usaha
Milik Negara terdiri dari dua bentuk, yaitu Perum dan Persero. Sekarang
sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan
karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut.
- Tujuan didirikannya BUMN sudah diatur Berdasarkan UU No. 19
Tahun 2003 Bab 1 Pasal 2 Ayat 1, dimana tujuannya untuk memberikan
sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional, mengejar
keuntungan, dan menyelenggarakan kemanfaatan umum seperti
penyediaan barang atau jasa.
- Menurut Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2005 BAB II Pasal 4 Ayat
1, Pendirian BUMN meliputi pembentukan perum atau persero baru
yang dimana pendirian persero dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perseroan terbatas.
Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi sedangkan Pengawasan
BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas.

4.2 Saran
Melalui ringkasan materi mengenai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi para

7
pembacanya dan dapat memberikan lebih banyak sumber studi lagi yang dapat
digunakan oleh banyak pihak. Serta dapat menjaga eksistensi BUMN di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005


TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN
USAHA MILIK NEGARA
https://ngada.org/pp45-2005.htm
CONTOH MAKALAH TENTANG BUMN
https://annisawally0208.blogspot.com/2018/10/contoh-makalah-tentang-bumn.html
MAKALAH BUMN
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-19-2003-bumn

Prinsip-Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Negara Prinsip-Prinsip Pengelolaan Badan


Usaha Milik Swasta

https://nopalflashjr.blogspot.com/2019/04/makalah-tentang-badan-usaha-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai