Oleh
Nama Kelompok 7 :
PT Perdana
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2017
(dalam rupiah)
A. Informasi yang digunakan sebagai dasar penyesuaian penghitungan laba (rugi) fiskal:
1. Dalam penjualan tidalk memasukkan penjualan kepada karyawan sebesar Rp
20.000.000 yang penagihannya melalui pemotongan gaji setiap bulan.
2. Di dalam gaji, upah, tunjangan hari raya (THR), dan tunjangan lain terdapat
pengeluaran untuk pembelian beras yang dibagikan kepada karyawan senilai Rp
20.365.000 dan biaya pengobatan karyawan senilai Rp5.100.000.
3. Dalam biaya perjalanan dinas terdapat bukti-bukti pendukung atas nama keluarga
pemegang saham sebesar Rp 596.000.
4. Dalam biaya promosi terdapat sumbangan yang tidak ada hubungannya dengan
kegiatan utama perusahaan sebesar Rp 12.754.000.
5. Pajak sebesar Rp 60.000.000 merupakan angsuran PPh bulanan selama tahun 2009
(angsuran PPh Pasal 25).
6. Pengeluaran berupa biaya representasi tidak didukung dengan bukti pengeluaran
dari pihak eksternal.
7. Biaya royalti sebesar Rp 237.465.000 yang ada bukti pendukungnya dari pihak
eksternal sebesar Rp 225.353.000.
8. Piutang yang benar-benar tidak tertagih dan telah memenuhi syarat untuk diakui
sebagai piutang tak tertagih menurut perpajakan dalam tahun 2009 sebesar Rp
60.500.000.
9. Perusahaan mempunyai aset tetap sebagai berikut:
a. Mesin produksi dibeli pada tanggal 1 Januari 2011 seharga Rp 500.000.000;
taksiran umur ekonomis 10 tahun.
b. Kendaraan dibeli pada tanggal 31 Desember 2011 seharga Rp 400.000.000;
taksiran umur ekonomis 10 tahun.
c. Komputer dibeli pada tanggal 6 Maret 2014 seharga Rp 300.000.000; taksiran
umur ekonomis 5 tahun.
d. Inventaris dibeli pada tanggal 1 Januari 2011 seharga Rp 200.000.000; taksiran
umur ekonomis 8 tahun.
e. Bangunan permanen selesai dibangun dan siap digunakan pada tanggal 31
Desember 2002 senilai Rp 600.000.000; taksiran umur ekonomis 20 tahun.
Berdasarkan kebijakan manajemen perusahaan: mesin produksi mempunyai nilai
residu 10% dari harga perolehan, sedangkan aset tetap yang lain ditaksir
mempunyai nilai residu 20% dari harga perolehan.
Metode penghitungan penyusutan yang digunakan adalah garis lurus. Menurut
fiskal (ketentuan perpajakan), mesin produksi, kendaraan, komputer dan inventaris
merupakan aset berwujud kelompok II. Perusahaan memilih metode Garis Lurus
dalam menghitung penyusutan fiskal.
10. Dalam biaya lain-lain terdapat biaya rekreasi karyawan Rp 2.652.000.
11. Penghasilan sewa (dalam penghasilan luar usaha) sebesar Rp 25.000.000 terdiri
atas sewa bangunan senilai Rp 5.000.000, sewa atas peralatan pabrik senilai Rp
12.000.000 dan sewa atas kendaraan senilai Rp 8.000.000. Penghasilan sewa ini
diterima dari PT Putra Surya, yang beralamat di J1. Mayjen Sutoyo30 Yogyakarta,
NPWP: 01.166.552.2.541.000. Sewa tersebut diterima setiap tahun untuk jangka
waktu beberapa tahun.
12. Dividen sebesar Rp 40.000.000 terdiri atas dividen kas dari penyertaan saham
(20%) pada PT Adinda sebesar Rp 15.000.000, yang beralamat di J1. Lojajar 28
Yogyakarta, NPWP: 01.337.882.1.542.000; dan dividen kas atas penyertaan saham
(30%) pada PT Kapuas Raya sebesar Rp25.000.000.
B. Informasi lain yang digunakan sebagai dasar pengisian SPT Tahunan PPh adalah:
1. PT Perdana selama tahun 2017 telah menjual basil produksinya kepada PT Telkom
Yogyakarta, yang beralamat di J1. Hayam Wuruk No. 157 Yogyakarta, NPWP:
02.118.722.1.541.000. Penjualan tersebut senilai Rp 11.000.000.000 (harga ini
termasuk PPN 10%).
2. PT Perdana (importir yang mempunyai API) selama tahun 2017 mengimpor
sebagian bahan baku untuk proses produksi dari Nagayo, Jepang dengan harga
faktur $40.000. PT Perdana membayar biaya-biaya sebagai berikut: biaya angkut
dan biaya asuransi selama perjalanan antar daerah pabean masing-masing sebesar
$3.000, dan $7.000, bea masuk sebesar 5% dari CIF, dan bea masuk tambahan
sebesar 20% dari CIF. Kurs menurut Keputusan Menteri Keuangan adalah $1 = Rp
10.000. PT Perdana membayar bea masuk dan PPh Pasal 22 impor kepada Ditj en
Bea dan Cukai Tanjung Priok, yang beralamat di J1. Pelabuhan No. 202 Tanjung
Priok Jakarta Utara, NPWP: 00.455.232.2.021.000.
3. Tarif pajak atas laba usaha di luar negeri (Kanada) adalah 40%.
4. Tarif pajak atas bunga obligasi di Singapura adalah 25%.
5. Total angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun 2017 sebesar Rp 60.000.000, dibayarkan
setiap bulan dengan angsuran yang sama dari bulan Maret sampai dengan bulan
Desember 2017.
6. Laba (rugi) fiskal tiga tahun terakhir adalah:
Rugi fiskal tahun 2014 sebesar Rp 350.000.000
Laba fiskal tahun 2015 sebesar Rp 150.000.000
Laba fiskal tahun 2016 sebesar Rp 100.000.000
Sisa rugi tahun 2014 akan dikompensasikan seluruhnya pada tahun 2017
PT Perdana menyampaikan SPT Tahunan PPh pada batas akhir penyampaian SPT.
Diminta:
1. Susunlah rekonsiliasi fiskal untuk menyiapkan menyusun laporan laba rugi fiskal
Penyelesaian :
Penjelasan informasi kasus Al s/d Al2 untuk menyusun rekonsiliasi fiskal dan mengisi
form 1771-I
A1) Termasuk dalam penjualan adalah penjualan kepada semua pembeli 1771-I51
dengan cara kredit atau tunai dan dengan dasar akrual artinya
penjualan diakui tidak pada saat penerimaan kas tetapi saat
penyerahan barang. Penjualan kepada karyawan yang
pembayarannya tidak dilakukan pada saat transaksi penyerahan
barang tetap diakui sebagai penjualan tahun 2017. Dalam
rekonsiliasi fiskal, penjualan kepada karyawan sebesar
Rp20.000.000 akan menambah penghasilan menurut akuntansi, dan
selanjutnya berpengaruh menaikkan laba kena pajak (sebagai
koreksi negatif).
A2) Imbalan dalam bentuk natura (beras Rp20.365.000 dan pengobatan 1771-I 5c
Rp5.100.000) tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (non-
deductible expense) sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh. Oleh karena itu
dalam rekonsiliasi fiskal, jumlah biaya tersebut harus dikurangkan
dari biaya menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan
laba kena pajak (koreksi positif).
A3) Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham 1771-I 5a
(perjalanan dinas anggota keluarga pemegang saham sebesar
Rp596.000) tidak boleh dikurangkan dari penghasilan I bruto (non-
deductible expense) sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh. Oleh karena
itu, dalam rekonsiliasi fiskal, jumlah biaya tersebut harus
dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, yang berarti
berpengaruh menaikkan laba kena pajak (koreksi positif).
A4) Sumbangan untuk berbagai kepentingan kepada pihak-pihak yang 1771-I 5e
tidak mempunyai hubungan kerja, usaha, kepemilikan dan
penguasaan merupakan biaya yang tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto. Biaya sumbangan sebesar Rp12.754.000 dalam
biaya promosi/ildan harus dikurangkan dari biaya menurut
akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak
(sebagai koreksi positif).
A5) Pajak Penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak tidak boleh 1771-I 5f
dikurangkan dari penghasilan bruto Wajib Pajak sesuai Pasal 9 ayat
(1) UU PPh. Total angsuran PPh Pasal 25 sebesar Rp60.000.000
yang dibayarkan oleh Wajib Pajak PT Perdana dalam tahun 2017
tidak boleh dimasukkan sebagai biaya tahun 2017. Oleh karena itu,
dalam rekonsiliasi fiskal jumlah tersebut dikurangkan dari biaya
menurut akuntansi, yang berarti menaikkan laba kena pajak (koreksi
positif).
A6) Biaya atau pengeluaran yang tidak ada daftar nominatifnya (biaya 1771-1 51
representasi sebesar Rp65.798.000 tidak ada daftar nominatif),
merupakan non-deductible expense. Dalam rekonsiliasi fiskal,
jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut
akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak
(koreksi positif).
Al2) Dividen yang diperoleh atau diterima perseroan terbatas sebagai 1771-I 4
Wajib Pajak dalam negeri bukan merupakan penghasilan kena pajak
(bukan Objek Pajak), sesuai Pasal 4 ayat (3) UU PPh apabila
penyertaannya melebihi 25% dari total modal disetor. Dividen yang
diterima PT Perdana dari PT Ananda sebesar Rp25.000.000 harus
dikurangkan dari penghasilan dividen menurut akuntansi, yang
berarti akan menurunkan laba kena pajak (koreksi negatif),
sedangkan dividen yang sebesar Rp15.000.000 merupakan Objek
Pajak karena penyertaannya kurang dari 25%.
Menyusun Laporan Rekonsiliasi Fiskal Tahun Pajak 2017 dari Lap. L/R komersial & informasi
kasus Al s/d Al2
PT Perdana
Rekonsiliasi Fiskal Penghitungan Laba Rugi
Tahun Pajak 2017
(dalam ribuan rupiah)
Rekonsiliasi fiskal dengan format 2 dapat dilihat langsung pada Lampiran I - Formulir 1771-I SPT
Tahunan PPh Wajib Pajak Badan.
Penjelasan informasi All s/d Al2, dan B1 sampai dengan B4 untuk menghitung kredit pajak dan
mengisi formulir 1771-III dan 1771-IV Tahun Pajak 2017
Informasi
A11 1771 - III
PPh Pasal 23 atas sewa peralatan pabrik:
= 2% x Rp 12.000.000 = Rp 240.000
= $62.500 x Rp10.000
= Rp625.000.000
Total PPh Pasal 22 = Rp150.000.000 + Rp15.625.000
= Rp165.625.000
Lap. L/R & PPh Pasal 24 untuk Negara Kanada: Lamp Khusus 7A
informasi B3 I. PPh yang terutang Rp251.916.375
= Rp43.149.480
B5 = Rp43.149.480
Angsuran PPh Pasal+25
Rp10.000.000 = Rp53.149.480
tidak merupakan biaya/pengeluaran/ 1771 C No. 10 a
pengurang penghasilan bruto (telah dibahas pada penjelasan
A 5) tetapi sebagai pengurang PPh yang terutang, yaitu
dimasukkan sebagai PPh dibayar sendiri.
B6 Rugi fiskal tahun 2015 Rp 350.000.000 1771 A No. 2 dan
Dikompensasikan pada laba fiskal tahun 2016 (Rp150.000.000) Lamp Khusus 2A
Sisa rugi fiskal tahun 2015 Rp 200.000.000
Dikompensasikan pada laba fiskal tahun 2016 (Rp 190.000.000)
Sisa rugi fiskal tahun 2015 Rp 10.000.000
Sisa rugi fiskal tahun 2015 seluruhnya dikompensasikan pada
laba fiskal tahun 2017
PPh terutang:
Rp 251.916.375
Kredit Pajak:
Kekurangan bayar ini disetor ke bank paling lambat tanggal 20 Maret 2018 dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak.
*) PPh Pasal 23 atas sewa Rp400.000; PPh Pasal 23 atas dividen Rp2.250.000
Dengan asumsi semua penghasilan adalah penghasilan teratur, maka angsuran PPh Pasal 25
sebulan tahun pajak 2018 dihitung sebagai berikut:
Rp. 254.092.500
.Kredit Pajak:
Rp62.668.020 : 12 Rp 5.222.335
Dengan asumsi
1. PT Perdana menyampaikan SPT Tahunan PPh pada tanggal 25 April 2018 yaitu 5
hari sebelum batas akhir penyampaian SPT.
Rp 60.000.000 : 12
3. Pada bulan Juli 2018 diterima surat ketetapan pajak yang menyebutkan bahwa
angsuran PPh bulanan adalah Rp6.500.000
Maka angsuran pajak bulan Januari s.d Maret 2018 adalah Rp.5.000.000. Angsuran
pajak bulan April s.d Juni 2018 adalah Rp.5.222.335 (sesuai perhitungan dalam SPT
tahunan PPh tahun pajak 2017). Angsuran pajak bulan Agustus s.d Desember 2018
adalah Rp.6.000.000 (sesuai surat ketetapan pajak yang terbit bulan Juni 2018)