Anda di halaman 1dari 24

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SEKTOR PERKEBUNAN PERHUTANAN


DAN PERTAMBANGAN
DASAR HUKUM PBB SEKTOR
PERKEBUNAN

UU UU NO. 12 TAHUN 1985 JO


PBB UUNO. 12 TAHUN 1994 TENTANG PBB

PER
DIRJE PER-64/PJ/2010 TENTANG
N PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
SEKTOR PERKEBUNAN

SE SE-149/PJ/2010 TENTANG
DIRJE PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIRJEN
N PAJAK NO. PER-64/PJ/2010 TENTANG
PENGENAAN PBB SEKTOR PERKEBUNAN
PENENTUAN NJOP PERKEBUNAN
No Jenis Areal Pengertian Penentuan NJOP
1 Areal Areal yang sudah ditanami Nilai Dasar Tanah Areal
Produktif meliputi areal tanaman belum Produktif + SIT.
menghasilkan dan areal
tanaman menghasilkan
2 Areal Belum 1. Areal sudah diolah tapi 1. Nilai Dasar Tanah Area
Produktif belum ditanami, dan/atau Sudah Diolah termasuk
2. Areal belum diolah Biaya Pembukaan Lahan
2. Nilai Dasar Tanah Area
belum Diolah.

3 Areal Areal yang digunakan untuk Nilai Dasar Tanah Areal


Emplaseme berdirinya bangunan dan Emplasemen termasuk
n sarana pelengkap lainnya Biaya Pematangan Tanah
dalam perkebunan.
4 Areal 1. Areal tidak produktif/tidak 1. Nilai Dasar Tanah Area
Lainnya dapat dimanfaatkan; Tidak Produktif.
dan/atau
2. Areal jalan: jalan utama, 2. Nilai Dasar Tanah Area
jalan produksi, jalan Jalan termasuk biaya
kontrol. pematangan tanah.
3
STANDAR INVESTASI TANAMAN (SIT)
PERKEBUNAN

Standar Investasi Tanaman (SIT) adalah jumlah biaya tenaga


kerja, bahan dan alat yang diinvestasikan untuk pembukaan
lahan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman

SIT adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk satu jenis


tanaman budidaya perkebunan per hektar yang dihitung
berdasarkan :
- koomponen tenaga kerja;
- bahan dan alat;
mulai dari
Catatan : pengolahan tanah hingga tanaman menghasilkan
Penentuan SIT perkebunan diatur sebagai berikut :
a. Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah biaya yang
diinvestasikan untuk suatu jenis tanaman budidaya perkebunan per
hektar dalam satu tahun.
b. Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan dalam satu tahun
mengalami lebih dari satu kali periode tanam, maka besarnya SIT
perkebunan dalam satu tahun dihitung sebesar standar investasi
untuk sekali periode tanam dikalikan jumlah periode tanam dalam
satu tahun. 4
CONTOH SOAL
PT.Sawit Seberang, sebuah perusahaan perkebunan kelapa
sawit didaerah Sumatera Utara
memiliki/menguasai/mendapat manfaat dari tanah dan
bangunan dengan rincian sebagai berikut :
A. Tanah
1. Areal Produktif :
a. Usia tanaman 2 tahun : 100 Ha, kelas 178 ( Rp1.700,- /
M2 )
SIT : Rp2.795.000,- per Ha
b. Tanaman sudah menghasilkan : 300 Ha, kelas 178
SIT : Rp5.646.000,- per Ha
2. Areal Emplasemen :
a. Kantor : 0,5 Ha , kelas 140 ( Rp14.000,- / M2 )
b. Gudang : 1 Ha , kelas 147 ( Rp10.000,- / M2 )
c. Pabrik : 2 Ha, kelas 147
B. Bangunan :
a. Kantor : 500 M2 , kelas 072 ( Rp700.000,- / M2 )
b. Gudang : 1.000 M2, kelas 078 ( Rp505.000,- / M2 )
5
c. Pabrik : 4.000 M2 , kelas 084 ( Rp365.000,- / M2 )
PENGHITUNGAN PBB (1)
A. NJOP Tanah
1. Areal Kebun :

a. Usia tanaman 2 tahun : 100 x 10.000 x Rp1.700,- = Rp


1.700.000.000,-
100 x Rp2.795.000,- = Rp
279.500.000,-
b. Tanaman sdh menghasilkan : 300 x 10.000 x Rp1.700,- = Rp
5.100.000.000,-
300 x Rp5.646.000,- = Rp
1.693.800.000,-
2. Areal Emplasemen :
a. Kantor : 0,5 x 10.000 x Rp14.000,- = Rp
70.000.000,-
b. Gudang : 1 x 10.000 x Rp10.000,- = Rp
100.000.000,-
c. Pabrik : 2 x 10.000 x Rp10.000,- = Rp
200.000.000,-
NJOP Tanah ( 1 + 2 ) = Rp
9.143.300.000,- 6
PENGHITUNGAN PBB (2)

NJOP Tanah ( 1 + 2 ) = Rp 9.143.300.000,-

NJOP Bangunan = Rp 2.315.000.000,-

NJOP Tanah dan Bangunan ( A + B ) =


Rp11.458.300.000,-

NJOPTKP =
Rp 10.000.000,-

NJOP untuk perhitungan PBB =


Rp11.448.300.000,-

PBB : 0,5% x 40% x Rp11.448.300.000,- = Rp


22.896.600,-
7
DASAR HUKUM PBB SEKTOR
PERHUTANAN

UU
UU NO. 12 TAHUN 1985 JO
PBUUNO. 12 TAHUN 1994 TENTANG PBB
B
PER-36/PJ/2011 TENTANG
PER
PENGENAAN PAJAK BUMI DAN
DIRJE BANGUNAN
N SEKTOR PERHUTANAN
SE-89/PJ/2011 TENTANG
SE PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN
DIRJE DIRJEN PAJAK NO. PER-36/PJ/2011
N TENTANG
PENGENAAN PBB SEKTOR PERHUTANAN
PENENTUAN NJOP PERHUTANAN

No Jenis Areal Pengertian Penentuan NJOP


1 Areal 1. Hutan Tanaman : areal 1. Hutan Tanaman : Nilai
Produktif hutan yang ditanami Dasar Tanah + SIT
2. Hutan Alam : areal blok 2. Hutan Alam : Pendapatan
tebangan Bersih setahun X Angka
Kapitalisasi
2 Areal Belum 1. Hutan Tanaman : areal 1. Hutan Tanaman : Nilai
Produktif sudah diolah tapi belum Dasar Tanah tmsk biaya
ditanami pemb. lahan
2. Hutan Alam : areal hutan 2. Hutan Alam : Nilai Dasar
dapat ditebang selain blok Tanah Area Belum Produktif
tebangan
3 Areal Areal yang digunakan untuk Nilai Dasar Tanah Areal
Emplasemen berdirinya bangunan dan Emplasemen termasuk
sarana pelengkap lainnya Biaya Pematangan Tanah
dalam perhutanan tms jalan
diperkeras.
4 Areal 1. Log Ponds 1. Log Ponds : NDT Logponds
Lainnya 2. Log Yards 2. Log Yards : NDT Logyards
3. Areal Tdk Produktif : rawa, 3. Areal Tdk Prod : NDT Areal
payau, danau, pihak ketiga Tdk Produktif 9
CONTOH SOAL
PT. Wanasetra, sebuah perusahaan pengelola hutan tanaman industri (HPHTI)
memiliki /menguasai/mendapat manfaat dari bumi dan bangunan dengan
rincian sebagai berikut :
A. Tanah
1. Areal produktif
Tanah yang ditanami komoditas hutan industri dan telah menghasilkan:
Tanaman sonokeling : 500 Ha, kelas 161 ( Rp5.000,- / M2 )
Standar Investasi Tanaman (SIT) = Rp2.930.800,- / Ha.
Tanah yang belum menghasilkan :
Sonokeling tahun ke-4 : 100 Ha, kelas 161; SIT = Rp2.427.800,- / Ha
Sonokeling tahun ke-5 : 200 Ha, kelas 161; SIT = Rp2.769.800,- / Ha
2. Log Ponds (perairan) : 20 Ha, kelas 191 (Rp 480,-/m2)
3. Areal lainnya (rawa, payau) : 50 Ha, kelas 200 ( Rp140,- / M2 )
4. Areal Emplasemen :
Pabrik : 10.000 M2 , kelas 182 ( Rp1.200,- / M2 )
Gudang : 5.000 M2 , kelas 182
Kantor : 1.000 M2 , kelas 182
Perumahan : 10.000 M2 , kelas 182

10
CONTOH SOAL

B. Bangunan :

1. Pabrik : 3.000 M2 , kelas 090 ( Rp225.000,- / M2 )

2. Gudang : 500 M2 , kelas 090

3. Kantor : 200M2 , kelas 086 ( Rp310.000,- / M2 )

4. Perumahan : 1.000 M2 , kelas 090

Hitung PBB yang menjadi kewajiban PT. Wanasetra tersebut


apabila NJOPTKP ditentukan sebesar Rp10.000.000,-!

11
PENGHITUNGAN PBB (1)
A. NJOP Tanah
1. Areal Produktif
Tanah sudah menghasilkan tanaman sonokeling :
500 x 10.000 x Rp5.000,- =
Rp25.000.000.000,-
SIT = 500 x Rp2.930.800,- = Rp
1.465.400.000,-
Tanaman belum menghasilkan :
Sonokeling tahun ke-4 : 100x10.000xRp5.000,- = Rp
5.000.000.000,-
SIT = 100 x Rp2.427.800,- = Rp
242.780.000,-
Sonokeling tahun ke-5 : 200x10.000xRp5.000,- =
Rp10.000.000.000,-
SIT = 200 x Rp2.769.800,- = Rp 553.960.000,-
2. Log Ponds = 20 x 10.000 x Rp480 = Rp 96.000.000,-
3. Areal lainnya = 50 x 10.000 x Rp140,- = Rp 70.000.000,
4. Areal Emplasemen :
a. Pabrik = 10.000 x Rp1.200,- = Rp 12.000.000,-
b. Gudang = 5.000 x Rp1.200,- = Rp 6.000.000,-
12
c. Kantor = 1.000 x Rp1.200,- = Rp 1.200.000,-
PENGHITUNGAN PBB (2)

B. NJOP Bangunan :
a. Pabrik = 3.000 x Rp225.000,- = Rp 675.000.000,-
b. Gudang = 500 x Rp225.000,- = Rp 112.500.000,-
c. Kantor = 200 x Rp310.000,- = Rp 62.000.000,-
d. Perumahan = 1.000 x Rp225.000,- = Rp 225.000.000,-
NJOP Bangunan = Rp 1.074.500.000,-

NJOP Tanah dan Bangunan = Rp 43.533.840.000,-


NJOPTKP = Rp 10.000.000,-
NJOP sebagai dasar perhitungan PBB = Rp 43.523.840.000,-
PBB = 0,5% x 40% x Rp43.523.840.000,- = Rp 87.047.680,-

13
PBB SEKTOR PERTAMBANGAN

NON ENERGI
ENERGI
MIGAS PANAS
PANAS
BUMI
BUMI

MIGAS
MIGAS
NON
NON MIGAS
MIGAS
GALIAN
GALIAN C
C
DASAR HUKUM PBB
PERTAMBANGAN MIGAS

UU UU NO. 12 TAHUN 1985 JO


PBB UUNO. 12 TAHUN 1994 TENTANG
PBB

PER
PER-71/PJ/2010 TENTANG
DIRJE
TATACARA PENATAUSAHAAN PBB
N PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI

SE SE-155/PJ/2010 TENTANG
DIRJE PETUNJUK PELAKSANAAN PERDIRJEN NO.
N PER-71/PJ/2010 TENTANG TATACARA
PENATAUSAHAAN PBB PERTAMBANGAN
MINYAK DAN GAS BUMI
NJOP PERTAMBANGAN MIGAS
No Jenis Areal Pengertian Penentuan NJOP
1 Permukaan Areal Produktif, Areal Belum Perbandingan harga tanah
Bumi: Produktif, Areal Tidak sekitarnya dengan
a. Areal Produktif, Areal Emplasemen, penyesuaian seperlunya.
Daratan Areal Pengaman, dan Areal
(onshore) Lainnya.

b. Areal Areal Produktif, Areal Belum Perbandingan harga


Perairan Produktif, Areal Tidak perairan/daratan sekitarnya
Lepas Pantai Produktif, Areal Emplasemen, dengan penyesuaian
(offshore) Areal Pengaman, dan Areal seperlunya.
Lainnya.

2 Tubuh Bumi Hasil Produksi Tambang berupa Angka Kapitalisasi x Penjualan


minyak bumi dan/atau gas Hasil Produksi dalam satu
bumi. tahun sebelum tahun pajak
berjalan. (Nilai Jual Pengganti)

3 Bangunan Bangunan di areal onshore Biaya Pembangunan Baru


maupun di areal offshore Bangunan dikurangi
penyusutan Fisik (Nilai
Perolehan Baru )
16
PENENTUAN BESARNYA NJOP SEKTOR PERTAMBANGAN
ENERGI PANAS BUMI SE- 25/PJ.6/1999 tgl 23-4-1999

 Areal produktif :
NJOP
NJOP==9,59,5xxHasil
Hasilpenjualan
penjualanenergi
energipanas
panasbumi/
bumi/
listrik
listrikdalam
dalamsatu
satutahun
tahunsebelum
sebelumtahun
tahunpajak
pajak
berjalan
berjalan

 Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal


lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa
pertambangan
NJOP
NJOP==NJOP
NJOPtanah
tanahsekitar
sekitardengan
denganpenyesuaian
penyesuaian
seperlunya
seperlunya

 Objek Pajak berupa bangunan


NJOP
NJOP==Nilai
Nilaikonversi
konversibiaya
biayapembangunan
pembangunanbaru
baru
setiap
setiapjenis
jenisbangunan
bangunan--penyusutan
penyusutanfisik
fisik

17
PENENTUAN BESARNYA NJOP SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS
SELAIN PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI DAN GALIAN C
SE-26/PJ.6/1999 tgl. 23-4-1999

 Areal produktif :

NJOP
NJOP==9,5
9,5xxHasil
Hasilbersih
bersihgalian
galiantambang
tambangdalam
dalam
satu
satutahun
tahunsebelum
sebelumtahun
tahunpajak
pajakberjalan
berjalan

 Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal


lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa
pertambangan
NJOP
NJOP==NJOP
NJOPtanah
tanahsekitar
sekitardengan
denganpenyesuaian
penyesuaian
seperlunya
seperlunya

 Objek Pajak berupa bangunan


NJOP
NJOP==Nilai
Nilaikonversi
konversibiaya
biayapembangunan
pembangunanbaru
baru
setiap
setiapjenis
jenisbangunan
bangunan--penyusutan
penyusutanfisik
fisik

18
PENENTUAN BESARNYA NJOP
SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS GALIAN C
SE- 27/PJ.6/1999 tgl 23-4-1999

 Areal produktif :
NJOP
NJOP==Angka
Angkakapitalisasi
kapitalisasitertentu
tertentu XXhasil
hasilbersih
bersih
galian
galiantambang
tambangdalam
dalamsetahun
setahunsebelum
sebelumtahun
tahunpajak
pajak
berjalan
berjalan

 Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal


lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa
pertambangan
NJOP
NJOP==NJOP
NJOPtanah
tanahsekitar
sekitardengan
denganpenyesuaian
penyesuaian
seperlunya
seperlunya

 NJOP
Objek Pajak ==Nilai
Nilaikonversi
NJOPberupa biaya
bangunan
konversi biayapembangunan
pembangunanbaru
baru
setiap
setiapjenis
jenisbangunan
bangunan--penyusutan
penyusutanfisik
fisik
Catatan : NJOP atas Objek Pajak sektor pertambangan yang
dikelola berdasarkan Kontrak Karya atau Kontrak Kerjasama
ditetapkan sesuai dengan yang diatur dalam kontrak yang
berlaku (Pasal 10) 19
CONTOH KASUS
PT. Aquo Mining sebuah perusahaan tambang batubara di Kalimantan
Timur, menguasai/memperoleh manfaat dari bumi dan bangunan.
A. Bumi (Tanah)
1. Areal Produktif : 200 Ha, Nilai Rp 400/m2

2. Areal belum Produktif :

a. Areal Cadangan Produksi : 500 Ha; Nilai Rp 300/m2

b. Areal belum dimanfaatkan : 100 Ha; Nilai Rp 300/m2

3. Areal tidak produktif : 100 Ha; Nilai Rp 200/m2


4. Areal Pengaman : 1 Ha; Nilai Rp 150/m2
5. Areal emplasemen :
c. Pabrik : 20 Ha; Nilai Rp 1.200/m2

d. Gudang : 2 Ha; Nilai Rp 1.200/m2

e. Kantor : 1 Ha; Nilai Rp 5.000/m2

f. Perumahan : 5 Ha; Nilai Rp 10.000/m2


CONTOH KASUS
B. Bangunan
1. Pabrik : 50.000 m2; Nilai Rp 310.000/m2

2. Gudang : 5.000 m2; Nilai Rp 310.000/m2

3. Kantor : 2.000 m2; Nilai Rp 365.000/m2

4. Perumahan : 10.000 m2; Nilai Rp 429.000/m2

C. Hasil bersih penjualan bahan galian tambang setahun Rp


1.000.000.000
Angka Kapitalisasi = 9,5
Hitung PPB yang menjadi kewajiban PT. Aquo Mining tersebut
apabila NJOPTKP sebesar Rp 10.000.000
CONTOH KASUS
NJOP Tanah & Bangunan :
1. Tubuh Bumi Operasi Produksi = 9,5 x Rp 1.000.000.000 = Rp 9.500.000.000
2. Areal Produktif = 200 x 10.000 x Rp 400 = Rp 800.000.000
3. Areal Belum Produktif :
a. Areal Cad Produksi = 500 x 10.000 x Rp 300 = Rp 1.500.000.000
b. Areal Belum Dimanfaatkan = 100 x 10.000 x Rp 300 = Rp 300.000.000
4. Areal Tidak Produktif = 100 x 10.000 x Rp 200 = Rp 200.000.000
5. Areal Emplasemen
a. Pabrik = 20 x 10.000 x Rp 1.200 = Rp 240.000.000
b. Gudang = 2 x 10.000 x Rp 1.200 = Rp 24.000.000
b. Kantor = 1 x 10.000 x Rp 5.000 = Rp 50.000.000
c. Perumahan = 5 x 10.000 x Rp 10.000 = Rp 500.000.000
NJOP Tanah & Bangunan (1+2+3+4+5) = Rp 13.114.000.000
Nilai Bumi/M2 = Rp 13.114.000.000/9.280.000 = Rp 1.413,15/m2
Hasil Konversi : Klas 180 = Rp 1.440/m2
NJOP Bumi Seluruhnya = 9.280.000 x Rp 1.440 = Rp 13.363.200.000
CONTOH KASUS
NJOP Bangunan
a. Pabrik = 50.000 x Rp 310.000= Rp 15.500.000.000
b. Gudang = 5.000 x Rp 310.000 = Rp 1.550.000.000
b. Kantor = 2.000 x Rp 365.000 = Rp 730.000.000
c. Perumahan = 10.000 x Rp 429.000 = Rp 4.290.000.000
Nilai Bangunan = Rp 22.070.000.000
Nilai Bangunan/m2 = 22.070.000.000/67.000 = Rp 329.402,98/m2
Hasil Konversi : Klas 086 = Rp 310.000/m2
NJOP Bangunan Seluruhnya = 67.000 x Rp 310.000 = Rp 20.770.000.000

NJOP Bumi + Bangunan = Rp 13.363.200.000 + Rp 20.770.000.000


= Rp 34.133.200.000
NJOPTKP = Rp 10.000.000
NJOP Untuk Perhitungan PBB = Rp 34.123.200.000
PBB = 0,5% x 40% x Rp 34.123.200.000 = Rp 68.246.400
“DALAM KESUSAHAN SELALU ADA
KEMUDAHAN”
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai