Anda di halaman 1dari 6

UJIAN PELATIHAN PAJAK TERAPAN BREVET AB

MATERI : AKUNTANSI PAJAK

PENGAMPU : SUMIN, SST., Ak., MM.


TANGGAL : 1 Oktober 2022
WAKTU : 120 menit
SIFAT : Open Book
----------------------------------------------------------------------------------------------
Kerjakan soal berikut dengan jawaban yang menurut Anda benar

1. SOAL I (BOBOT 15)


PT Maju Mapan tanggal 25 Agustus 2020 membayar gaji karyawan sebesar Rp
5.000.000.000, PPh Pasal 21 yang terutang sebesar Rp 1.200.000.000. Membayarkan
pesangon kepada 20 pegawai karena ada pengurangan akibat pandemic covid-19
masing-masing sebesar Rp 60.000.000. PPh terutang atas pesangon total sebesar Rp
10.000.000.
Pada tanggal 30 Agustus 2020 membayar biaya jasa pembasmian hama untuk
kebersihan area pabrik dan kantor sebesar Rp 50.000.000 kepada CV Bersih dan Sehat
(sudah berNPWP, non PKP). Tidak dikenakan PPh Pasal 23 karena termasuk pengusaha
dengan omset tertentu
Pertanyaan:
a. Buat jurnal dari transaksi tersebut.
b. Buat jurnal dalam hal atas PPh 21 yang terutang sebesar Rp 1.200.000.000
seluruhnya mendapat fasilitas Ditanggung Pemerintah (DTP) sebagai insentif
covid-19.
Jawab:
a. PT Maju Mapan
 25 Agustus 2020
Biaya gaji 5.000.000.000
Biaya pesangon 1.200.000.000
Hitung PPh Pasal 21 1.200.000.000
Hutang PPh Pasal 21 Final 10.000.000
Kas 4.990.000.000
 PT Maju Mapan
30 Agustus 2020
Biaya jasa 50.000.000
PPN Masukan 5.500.000
Hutang PPh Pasal 23 0
Kas 55.500.000
 CV Bersih dan Sehat
Kas 55.500.000
PPh Pasal 23 dibayar dimuka 0
PPN Keluaran 5.500.000
Pendapatan jasa 50.000.000

b. 25 Agustus 2020
Biaya gaji 5.000.000.000
Biaya pesangon 1.200.000.000
Hitung PPh Pasal 21 (DTP) 1.200.000.000
Hutang PPh Pasal 21 Final 10.000.000
Kas 7.390.000.000

2. SOAL II (BOBOT 15)


PT Bangun Sarana Abadi, tanggal 1 Oktober 2020 membuat tagihan atas proyek jalan
senilai Rp 1.100.000.000 (termasuk PPN). Atas tagihan tersebut dilunasi oleh bendahara
Pemprov DIY pada tanggal 13 Oktober 2020 dan dipotong PPh Final atas jasa
konstruksi tarif 3% dari DPP.
Pertanyaan:
Buatlah jurnal atas transaksi tersebut?
Jawab:
PT Braga Jaya
1 Oktober 2020
Piutang usaha 1.100.000.000
Penjualan 1.000.000.000
PPN Keluaran 100.000.000

13 Oktober 2020
Kas 970.000.000
PPh Pasal 22 dibayar dimuka 30.000.000
PPN Keluaran 100.000.000
Piutang usaha 1.100.000.000
3. SOAL III (BOBOT 20)
PT Jogja Keren tanggal 5 Maret 2021 berdasarkan RUPS, mengumumkan pembagian
deviden sebesar Rp 1 Milyar. Tanggal 30 Maret 2021, perusahaan membagikan
deviden sebesar Rp 1 Milyar tersebut secara proposional sesuai komposisi kepemilikan
saham; PT ABS (40%), PT HRS (20%), Sdr. Paino (30%) yang diinvestasikan untuk
membeli obligasi pemerintah RI. Serta kepada Mr. Jubiden seorang WNI (10%) yang
dikirim ke Mr. Donald Ramp untuk diinvestasikan di Amerika Serikat.
Pertanyaan:
Hitung PPh yang terutang atas pembagian dividen tersebut, dan buatlah jurnal
pada saat pengumunan dan pembagian deviden? (dengan memperhatikan UU
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja)
Jawab:
PT. Jogja Keren
 Perhitungan PPh atas deviden
PT. ABS (40%) = deviden Rp. 400.000.000 (bukan objek pajak)
PT HRS (20%) = deviden Rp. 200.000.000, PPh Pasal 23, 15% atau Rp.
30.000.000
Sdr. Paino (30%) = deviden Rp. 300.000.000, PPh Final, 10% atau Rp. 30.000.000
Mr. Jubiden (10%) = deviden Rp. 100.000.000, PPh Final, 10% atau Rp. 10.000.000

 Pengumuman Deviden
Laba Ditahan 1.000.000.000
Hutang Deviden 1.000.000.000

Pembagian Deviden
Hutang Deviden 1.000.000.000
Hutang PPh Pasal 23 30.000.000
Hutang PPh Final 40.000.000
Kas 930.000.000

4. SOAL IV (BOBOT 20)


PT Jembatan Merah memiliki usaha konstruksi yang telah dikenakan PPh Final dan
toko bahan bangunan yang dikenakan PPh dengan tarif Pasal 17 UU PPh. Selama
tahun 2020 membukukan penghasilan bruto (omset) atas usaha kontruksi sebesar Rp
60.000.000.000 dengan HPP sebesar Rp 50.000.000.000 dan dari usaha penjualan
bahan bangunan omset sebesar Rp 40.000.000.000, dengan HPP sebesar Rp
32.000.000.000 Biaya umum dan administrasi sebagai biaya bersama (joint cost)
sebesar Rp 10.000.000.000 harus dialokasikan ke kedua jenis penghasilan secara
proporsional. Asumsi tidak ada koreksi fiscal atas penghasilan dan biaya selain yang
telah dikenakan PPh final.
Pertanyaan:
Hitung Penghasilan Kena Pajak dan PPh terutang tahun pajak 2020 atas
penghasilan yang dikenakan PPh tarif Pasal 17 KUP (tidak final)

Jawab:

PT Jembatan Merah

Total biaya umum dan administrasi = Rp. 10.000.000.000

Biaya umum dan administrasi final = Rp. 60.000.000.000/Rp. 100.000.000.000 x Rp.


10.000.000.000 = Rp. 6.000.000.000

Biaya umum dan administrasi non final = Rp. 10.000.000.000 – Rp. 6.000.000.000 = Rp.
4.000.000.000

Penghitungan Penghasilan Kena Pajak atas PPh non final:

Peredaran usaha Rp. 40.000.000.000

Harga Pokok Penjualan Rp. 32.000.000.000

Laba Kotor Rp. 8.000.000.000

Biaya umum dan admin Rp. 4.000.000.000

Laba bersih usaha Rp. 4.000.000.000

Penghasilan kena pajak Rp. 4.000.000.000

PPh terutang (25%) Rp. 1.000.000.000

5. SOAL V (BOBOT 30)


PT Fortuna Jaya usaha industry marmer di Bone, Sulsel. Pada tahun 2019 memperoleh
peredaran usaha atau omset sebesar Rp 100.000.000.000, dan Laba Usaha menurut
Laporan Laba Rugi Komersial sebesar Rp 20.000.000.000. Jumlah koreksi fiskal positif
Rp 2.000.000.000, terdiri dari koreksi positif karena beda tetap sebesar Rp
2.000.000.000,00 dan fiscal negatif karena beda waktu atas biaya penyusutan sebesar
Rp 200.000.000.
Jumlah kredit pajak tahun 2019 atas PPh Pasal 22 impor sebesar Rp 100.000.000.
Jumlah PPh Pasal 25 yang telah dibayar selama tahun 2019 sebesar Rp 600.000.000
Pertanyaan:
a. Hitung Penghasilan Kena Pajak dan PPh Terutang Tahun 2019
b. Tentukan Beban Pajak, Pajak Kini dan Pajak Tangguhan tahun 2019
c. Buat jurnal untuk mencatat Pajak Tangguhan tahun 2019
d. Buat jurnal saat menyetor kekurangan PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tgl 30
April 2020
Jawab:
PT Fortuna Jaya
a. Laba bersih komersial Rp. 20.000.000.000
Koreksi fiskal positif Rp. 2.000.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp. 22.000.000.000
PPh terutang (22%) Rp. 4.840.000.000

b. Penghitungan Pajak Tangguhan


Beban Pajak
Laba bersih komersial Rp. 20.000.000.000
Koreksi fiscal beban tetap Rp. 0
PKP sebelum beda waktu Rp. 20.000.000.000
Beban pajak (22%) Rp. 4.400.000.000

Pajak Kini = Pajak terutang Rp. 4.840.000.000

Selisih Beban Pajak dengan Pajak Kini Rp. 440.000.000 -- Pajak Tangguhan
sebagai Aset karena Pajak Kini lebih besar dibanding beban pajak

c. Jurnal Pajak Tangguhan tahun 2019


Pajak kini Rp. 4.840.000.000
Hutang PPh Rp. 4.840.000.000

Aktiva Pajak Tangguhan Rp. 440.000.000


Manfaat Pajak Tangguhan Rp. 440.000.000
d. Jurnal saat menyetor kekurangan PPh akhir tahun (PPh Pasal 29) tanggal 30 April
2020
Perhitungan PPh Akhir Tahun 2019 (Pasal 29)
PPh terutang Rp. 4.840.000.000
Kredit Pajak:
- PPh Pasal 22 Rp. 100.000.000
Jumlah Kredit Pajak Rp. 100.000.000
Pajak yang harus disetor sendiri Rp. 4.740.000.000
Dikurangi PPh Pasal 25 setahun Rp. 600.000.000
PPh Kurang Bayar (Pasal 29) Rp. 4.140.000.000

Jurnal
Hutang PPh Rp. 4.840.000.000
Pajak dibayar dimuka PPh Pasal 22 Rp. 100.000.000
Pajak dibayar dimuka PPh Pasal 25 Rp. 600.000.000
Kas Rp. 4.140.000.000

-----------------------------------selamat mengerjakan----------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai