Anda di halaman 1dari 1

PERHITUNGAN PBB

PERIKANAN TANGKAP
RUMUS :
PBB terutang = Tarif x NJKP x (NJOP – NJOPTKP)
Tarif = 0.5%
NJKP = Nilai Jual Kena Pajak sebesar 40%
NJOP = Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP bumi + NJOP bangunan)
NJOPTKP = Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak sebesar Rp.12.000.000,00

Karena Tarif, NJKP, dan NJOPTKP semua sudah ditetapkan, maka yang perlu dicari untuk dapat
menghitung PBB hanyalah NJOP.
Obyek PBB atas perikanan tangkap hanya berupa bumi yaitu perairan laut wilayah Indonesia saja,
tanpa ada bangunan.
Bumi sebagai obyek PBB meliputi perairan yang digunakan untuk penangkapan ikan sesuai ijin
yang diberikan.
NJOP Bumi = luas bumi x NJOP bumi per meter persegi
Luas Bumi = jumlah kapal x luas areal penangkapan ikan masing-masing kapal
Misalnya :
Wajib Pajak memiliki 2 kapal penangkap ikan dimana masing-masing kapal diberikan ijin areal
penangkapan seluas 50.000 meter persegi.
Maka luas areal WP = 2 x 50.000 = 100.000 M2.
Menghitung NJOP per meter persegi dihitung dengan 2 cara, yaitu :
1. Apabila tidak ada hasil produksi, NJOP per meter persegi ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
Misalnya, atas areal WP belum ada hasil produksi, NJOP tahun 2020 sesuai yang
ditetapkan oleh Dirjen Pajak sebesar Rp200 per meter persegi.
NJOP atas areal penangkapan ikan WP = 100.000 M2 x Rp.200 = Rp.20.000.000,00

PBB terutang = 0,5% x 40% x (20.000.000 – 12.000.000)


PBB terutang = Rp.16.000,00

2. Apabila ada hasil produksi, NJOP = pendapatan bersih x angka kapitalisasi.

Misalnya, 2 kapal Wajib Pajak dalam tahun 2019 dapat menangkap ikan sebanyak
200.000 kg. harga rata-rata ikan tangkapannya dalam tahun 2019 sebesar Rp.20.000,00
per Kg.

Pendapatan kotor = 200.000 kg x Rp.20.000/kg = Rp.4.000.000.000,00

Rasio biaya = 85%, angka kapitalisasi = 10

Pendapatan bersih = (100% – 85%) x Rp.4.000.000.000 = Rp.600.000.000,00

Jadi, NJOP atas areal WP = Rp.600.000.000 x 10 = Rp.6.000.000.000,00

PBB terutang = 0,5% x 40% x (6.000.000.000 – 12.000.000)


PBB terutang = Rp.11.976.000,00

Anda mungkin juga menyukai