BANGUNAN
(PBB-P3)
Perkebunan
Perhutanan P3
Pertambangan
Kamadie SS, S.E., M.Acc., Ak., BKP., CA
DASAR HUKUM
UU No. 12 Tahun 1985
sebagaiman telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
ADALAH
BUMI BANGUNAN
ADALAH : ADALAH :
PERMUKAAN BUMI YG MELIPUTI KONSTRUKSI TEHNIK YANG
TANAH DAN PERAIRAN DITANAM ATAU DILEKATKAN
PEDALAMAN SERTA LAUT SECARA TETAP PADA
WILAYAH INDONESIA, DAN TUBUH TANAH DAN/ATAU
BUMI YANG ADA DIBAWAHNYA PERAIRAN
Pasal 1 angka 1 Pasal 1 angka 2
DASAR HUKUM PBB SEKTOR
PERKEBUNAN
UU
PBB
PER
DIRJEN
SE
DIRJEN
No Jenis Areal Pengertian Penentuan NJOP
1 Areal Produktif Areal yang sudah ditanami Nilai Dasar Tanah Areal
meliputi areal tanaman belum Produktif + SIT.
menghasilkan dan areal
tanaman menghasilkan
2 Areal Belum 1. Areal sudah diolah tapi 1. Nilai Dasar Tanah Area
Produktif belum ditanami, dan/atau Sudah Diolah termasuk
Biaya Pembukaan
2. Areal belum diolah Lahan
2. Nilai Dasar Tanah Area
belum Diolah.
3 Areal Areal yang digunakan untuk Nilai Dasar Tanah
Emplasemen berdirinya bangunan dan Areal Emplasemen
sarana pelengkap lainnya termasuk Biaya
dalam perkebunan. Pematangan Tanah
4 Areal Lainnya 1. Areal tidak produktif/tidak 1. Nilai Dasar Tanah Area
dapat dimanfaatkan; Tidak Produktif.
dan/atau
2. Areal jalan: jalan utama, 2. Nilai Dasar Tanah Area
jalan produksi, jalan Jalan termasuk biaya
kontrol. pematangan tanah.
STANDAR INVESTASI TANAMAN (SIT) PERKEBUNAN
Standar Investasi Tanaman (SIT) adalah jumlah biaya tenaga kerja, bahan dan alat
yang diinvestasikan untuk pembukaan lahan, penanaman, dan pemeliharaan
tanaman
SIT adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk satu jenis tanaman budidaya
perkebunan per hektar yang dihitung berdasarkan :
- koomponen tenaga kerja;
- bahan dan alat;
mulai dari pengolahan tanah hingga tanaman menghasilkan
Catatan :
Penentuan SIT perkebunan diatur sebagai berikut :
a. Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah biaya yang diinvestasikan untuk
suatu jenis tanaman budidaya perkebunan per hektar dalam satu tahun.
b. Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan dalam satu tahun mengalami lebih dari
satu kali periode tanam, maka besarnya SIT perkebunan dalam satu tahun dihitung sebesar
standar investasi untuk sekali periode tanam dikalikan jumlah periode tanam dalam satu
tahun.
1 Ha = 10.000 Meter Persegi (100meter x 100 meter)
PBB= 0,5% x 40% x NJOP Tanah dan Bangunan (9.143.300.000 + 1.585.000.000) - NJOPTKP
= 0,5% x 40% x 10.728.300.000 – 10.000.000
= Rp 21.436.600,-
Kasus 1
– Bangunan:
• Pabrik 3000 m2, Kelas A9 (Rp 310.000/M2)
• Gudang 1000 m2, Kelas A11 (Rp 225.000/M2)
• Kantor 500 m2, Kelas A6 (Rp 550.000/M2)
• Helipad 750 m2, Kelas A2 (Rp 450.000/M2)
- Areal Lainnya
• Jalan Utama= Lebar 4 Meter Panjang 23.000 M, Kelas A112 (Rp 1.400/M2)
• Jalan Keliling= Lebar 2 Meter Panjang 60.000 M, Kelas A116 (Rp 1.240/M2)
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 15 dan 16
Menteri Keuangan
Dalam hal :
▪Kondisi tertentu objek pajak
PAJAK yang ada hubungannya dengan
TERUTANG subjek pajak/sebab-sebab
tertentu lainnya
▪Objek pajak terkena bencana
alam atau sebab lain yang luar
biasa
DENDA
Dirjen Pajak
atas permintaan
ADMINISTRASI
WAJIB PAJAK
Karena hal-hal tertentu
KETENTUAN PIDANA
Pasal 24
KARENA ALPA