UU
PBB
PER
DIRJEN
SE
DIRJEN
@ 2
PBB Perkebunan, adalah Pajak Bumi dan Bangunan yang dikenakan atas
bumi dan/atau bangunan yang berada di dalam kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan
Objek pajak PBB perkebunan adalah bumi dan/atau bangunan yang
berada di dalam kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan
Kegiatan usaha perkebunan meliputi:
a) usaha budidaya tanaman perkebunan yang diberikan Izin Usaha
Perkebunan untuk Budidaya (IUP-B)
b) usaha budidaya tanaman perkebunan yang terintegrasi dengan
usaha pengolahan hasil perkebunan yang diberikan Izin Usaha
Perkebunan (IUP)
Bumi meliputi :
areal yang dikenakan PBB Perkebunan
Areal Produktif;
Areal Belum Produktif
Areal Tidak Produktif;
Areal Pengaman; dan
Areal Emplasemen;
areal yang tidak dikenakan PBB Perkebunan, berupa Areal Lainnya
Bangunan merupakan konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah dan/atau perairan.
@ 3
Dasar Pengenaan PBB Perkebunan adalah NJOP
NJOP : NJOP bumi + NJOP bangunan
NJOP bumi : total luas areal objek pajak yang dikenakan x NJOP bumi per meter
persegi.
NJOP bumi per meter persegi : hasil konversi nilai Bumi per meter persegi ke
dalam klasifikasi NJOP bumi (Peraturan Menteri Keuangan mengenai klasifikasi
NJOP bumi)
Nilai bumi per meter persegi : total nilai bumi /total luas areal objek pajak
yang dikenakan PBB Perkebunan.
Total nilai bumi merupakan jumlah dari perkalian luas masing-masing areal objek
pajak yang dikenakan PBB Perkebunan x nilai bumi per meter persegi masing-
masing areal objek pajak dimaksud.
NJOP bangunan : total luas bangunan x NJOP bangunan per meter persegi
NJOP bangunan per meter persegi merupakan hasil konversi nilai bangunan
per meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bangunan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai klasifikasi NJOP bangunan.
Nilai bangunan per meter persegi : total nilai bangunan /total luas bangunan.
Total nilai bangunan merupakan jumlah nilai bangunan masing-masing
bangunan
Nilai bangunan untuk masing-masing bangunan ditentukan sebesar biaya
pembangunan baru - penyusutan
@ 4
No Jenis Areal Pengertian Penentuan
1 Areal Areal yang berada di dalam perbandingan harga tanah
Produktif kawasan yang digunakan untuk yang ada disekitarnya + SIT.
kegiatan usaha perkebunan
yang telah ditanami tanaman
perkebunan
@ 6
STANDAR INVESTASI TANAMAN (SIT) PERKEBUNAN
Standar Investasi Tanaman (SIT) adalah jumlah biaya tenaga kerja, bahan dan alat
yang diinvestasikan untuk pembukaan lahan, penanaman, dan pemeliharaan
tanaman
SIT adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk satu jenis tanaman budidaya
perkebunan per hektar yang dihitung berdasarkan :
- komponen tenaga kerja;
- bahan dan alat;
mulai dari pengolahan tanah hingga tanaman menghasilkan
Catatan :
Penentuan SIT perkebunan diatur sebagai berikut :
a. Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah biaya yang diinvestasikan untuk suatu
jenis tanaman budidaya perkebunan per hektar dalam satu tahun.
b. Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan dalam satu tahun mengalami lebih dari satu
kali periode tanam, maka besarnya SIT perkebunan dalam satu tahun dihitung sebesar standar
investasi untuk sekali periode tanam dikalikan jumlah periode tanam dalam satu tahun.
7
PT BBA sebuah perkebunan di Sumatera memiliki/menguasai/mendapat
manfaat dari tanah dan bangunan dengan rincian:
Bumi/Tanah
1. Areal Kebun
a) Usia Tanaman 2 Tahun = 100 Ha
NDT = Rp 1.700/m²
SIT (TBM2) = Rp 22.966.086 per Ha
b) Tanaman sudah menghasilkan = 300 Ha
NDT = Rp 1.700/ m²
SIT (TM1) = 35.714.709 per Ha
2. Areal Emplasemen
a) Kantor = 0,5 Ha, NDT = Rp 14.000/ m²
b) Gudang = 1 Ha, NDT = Rp 10.000/ m²
c) Pabrik = 2 Ha, NDT = Rp 10.000/ m²
Bangunan
1. Kantor = 500 m², Nilai Bangunan = Rp 700.000/ m²
2. BGudang = 1.000 m², Nilai Bangunan = Rp 505.000/ m²
3. Pabrik = 4.000 m², Nilai Bangunan = Rp 365.000/ m²
Hitung PBB atas perkebunan bila NJOPTKP Rp 12.000.000
@ 8
NJOP Bumi/Tanah
1. Areal Kebun
2. TBM2 Nilai Bumi (1.000.000 m² x Rp 1.700)
Rp 1.700.000.000
3. TBM2 SIT (100 Ha x Rp 22.966.086)
Rp 2.296.608.600
4. TM1 Nilai Bumi (3.000.000 m² x Rp Rp 1.700)
Rp 5.100.000.000
5. TM1 SIT (35.714.709 x Rp 35.714.709)
Rp 10.714.412.700
6. Subtotal
Rp 19.811.021.000
2. Areal Emplasemen
a) Kantor (5.000 m² x Rp 14.000)
Rp 70.000.000
b) Gudang (10.000 m² x Rp 10.000)
Rp 100.000.000
c) Pabrik (20.000 x Rp 10.000)
Rp 200.000.000
d) Subtotal
Rp 370.000.000
@ 9
2. Areal Emplasemen
a) Kantor (5.000 m² x Rp 14.000)
Rp 70.000.000
b) Gudang (10.000 m² x Rp 10.000)
Rp 100.000.000
c) Pabrik (20.000 x Rp 10.000)
Rp 200.000.000
d) Subtotal
Rp 370.000.000
NJOP Bangunan
1. Kantor = 500 m² x Rp 700.000/ m²
Rp 350.000.000
2. Gudang = 1.000 m² x Rp 505.000/ m²
Rp 505.000.000
3. Pabrik = 4.000 m² x Rp 365.000/ m²
Rp 1.460.000.000
4. Total NJOP Bangunan
Rp 2.315.000.000
@ 10
NJOP Bumi dan Bangunan Rp 22.496.021.300
NJOPTKP (Rp 12.000.000)
NJOPKP Rp 22.484.021.300
NJKP (40% x NJOPKP) Rp 8.993.608.520
PBB Terutang (0,5% x NJKP) Rp 44.968.043
NDT atau Nilai Dasar Tanah sama dengan Nilai Bumi per
Meter Persegi. Ketentuan baru (Peraturan Dirjen Pajak
No. Per-31/PJ/2014) menggunakan istilah Nilai Bumi
per Meter Persegi.
@ 11
DASAR HUKUM PBB SEKTOR
PERHUTANAN
UU
PBB
PER
DIRJEN
SE
DIRJEN
@ 12
Objek pajak PBB Perhutanan adalah bumi dan/atau
bangunan yang berada di dalam kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perhutanan
Kegiatan usaha perhutanan meliputi kegiatan usaha
perhutanan yang diberikan:
a. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu termasuk
IUPHHK-RE;
b. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu;
c. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu;
d. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu;
e. Hak Pengusahaan Hutan;
f. Hak Pemungutan Hasil Hutan; atau
g. Izin lainnya yang sah, antara lain berupa
penugasan khusus terkait dengan usaha
pemanfaatan dan pemungutan hasil hutan pada
hutan produksi.
@ 13
Bumi meliputi:
@ 14
NJOP Bumi = total luas areal objek pajak yang
dikenakan x NJOP bumi per meter persegi
NJOP bumi per meter persegi merupakan hasil
konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam
klasifikasi NJOP bumi
Nilai bumi per meter persegi = total nilai bumi /
total luas areal objek pajak yang dikenakan PBB
Perhutanan
Total nilai bumi = jumlah dari perkalian luas
masing-masing areal objek pajak yang
dikenakan PBB Perhutanan dengan nilai bumi
per meter persegi masing-masing areal objek
pajak dimaksud
@ 15
Areal Produktif ditentukan melalui hasil pembagian antara nilai bumi
Areal Produktif dengan luas Areal Produktif
@ 16
b) untuk Hutan Tanaman
(penyesuaian nilai bumi per meter persegi areal
belum produktif x luas areal produktif ) + SIT.
@ 17
NJOP bangunan = total luas bangunan x NJOP
bangunan per meter persegi.
NJOP bangunan per meter persegi merupakan
hasil konversi nilai bangunan per meter
persegi ke dalam klasifikasi NJOP bangunan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai klasifikasi NJOP
bangunan
Nilai bangunan per meter persegi = total nilai
bangunan /total luas bangunan.
Total nilai bangunan merupakan jumlah nilai
bangunan masing-masing bangunan.
Nilai bangunan untuk masing-masing
bangunan sebagaimana = biaya
pembangunan baru - penyusutan.
@ 18
PT ABC usaha perhutanan di Kalimantan tahun 2016 telah
menyampaikan SPOP sebagai berikut :
Tanah
Areal produktif : tanah hutan blok tebangan berupa kayu
meranti
Luas 200 Ha, kelas 198
Areal belum produktif : tanah hutan non blok tebangan
Luas 4.000 Ha, kelas 198
Areal Pengaman :
Log ponds (tempat penampungan kayu di air) Rp 2,7 per
m2, luas 10 Ha, kelas 523
Log yards (penumpukan kayu di darat), luas 5 Ha, kelas 198
Areal lainnya berupa tanah rawa, luas 100 Ha, kelas 200
Areal emplasemen
Pabrik 20.000 m2, kelas 188
Gudang 2.000 m2, kelas 188
Kantor 1.000 m2, kelas 188
Perumahan 10.000 m2, kelas 185
@ 19
Bangunan
Pabrik 1.000 m2, kelas 088
Gudang 500 m2, Rp 264.000,00 per m2
Kantor 1.000 m2, kelas 086
Perumahan 5.000 m2, kelas 086
Angka kapitalisasi adalah 8,5 sedangkan hasil bersih
tahun sebelumnya ialah sebesar Rp 1.000.000.000,00
Hitung PBB yang harus dibayar oleh PT ABC dengan
NJOPTKP sesuai dengan PMK-23/PMK.03/2014
Angka Kapitalisasi adalah angka pengali tertentu yang
digunakan untuk mengonversi pendapatan bersih
setahun menjadi nilai bumi Areal Produktif pada Hutan
Alam.
Standar Investasi Tanaman yang selanjutnya disingkat SIT
adalah jumlah biaya tenaga kerja, bahan dan alat yang
diinvestasikan untuk pembukaan lahan, penanaman, dan
pemeliharaan tanaman.
@ 20
NJOP BUMI
Areal produktif = 8,5 x Rp 1.000.000.000,00 Rp 8.500.000.000,00
Areal blm produktif = 40.000.000 x Rp 200,00 Rp 8.000.000.000,00
Areal Pengaman :
Log Ponds = 100.000 x Rp 2,7 Rp 270.000,00
Log Yards = 50.000 x Rp 200,00 Rp 10.000.000,00
Areal lainnya = 1000.000 x Rp 140,00 Rp 140.000.000,00
Areal Emplasemen
Pabrik = 20.000 x Rp 670,00 Rp 13.400.000,00
Gudang = 2.000 x Rp 670,00 Rp 1.340.000,00
Kantor = 1.000 x Rp 670,00 Rp 670.000,00
Perumahan = 10.000 x Rp 910,00 Rp 9.100.000,00 +
NJOP BUMI Rp 16.674.780.000,00
@ 21
Bangunan
Pabrik = 1.000 x Rp 264.000,00 Rp 264.000.000,00
Gudang = 500 x Rp 264.000,00 Rp 132.000.000,00
Kantor = 200 x Rp 310.000,00 Rp 62.000.000,00
Perumahan = 5.000 x Rp 310.000,00 Rp 1.550.000.000,00 +
@ 22
PBB SEKTOR PERTAMBANGAN
NON ENERGI
MIGAS PANAS
BUMI
MIGAS
NON MIGAS
GALIAN C
@ 23
DASAR HUKUM PBB PERTAMBANGAN MINYAK BUMI, GAS
BUMI, DAN PANAS BUMI
UU
PBB
PMK
PER
DIRJEN
SE
DIRJEN
@ 24
PBB sektor pertambangan untuk pertambangan Minyak Bumi
dan Gas Bumi yang selanjutnya disebut PBB Migas adalah PBB
atas bumi dan/atau bangunan yang berada di dalam kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan Minyak
Bumi dan Gas Bumi.
Objek pajak PBB Migas adalah bumi dan/atau bangunan yang
berada di dalam kawasan yang digunakan untuk kegiatan
usaha pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi.
Objek pajak PBB Panas Bumi adalah bumi dan/atau bangunan
yang berada di dalam kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha pertambangan Panas Bumi.
Bumi sebagaimana terdiri dari:
permukaan bumi, meliputi:
@ 25
Kawasan yang digunakan untuk kegiatan
usaha pertambangan Minyak Bumi dan Gas
Bumi, atau Panas Bumi meliputi :
Wilayah Kerja atau Wilayah Sejenisnya; dan
Wilayah di luar Wilayah Kerja atau Wilayah
Sejenisnya yang merupakan satu kesatuan
dan digunakan untuk kegiatan usaha
pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi,
atau Panas Bumi
wilayah penunjang kegiatan usaha
pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi,
atau Panas Bumi yang menjadi bagian
yang secara fisik tidak terpisahkan dengan
permukaan bumi yang dikenakan PBB
Migas atau PBB Panas Bumi di dalam
Wilayah Kerja atau Wilayah Sejenisnya.
@ 26
Bumi terdiri dari:
permukaan bumi, meliputi:
Areal yang tidak dikenakan PBB Migas atau PBB Panas Bumi,
berupa Areal Lainnya
perairan lepas pantai (offshore)
areal yang dikenakan PBB Migas, berupa Areal Offshore
areal yang tidak dikenakan PBB Migas, berupa Areal Lainnya
@ 27
Dasar Pengenaan PBB Migas dan PBB Panas Bumi adalah NJOP
NJOP : NJOP Bumi + NJOP bangunan.
NJOP bumi untuk:
permukaan bumi : total luas areal yang dikenakan PBB Migas atau PBB
Panas Bumi x NJOP bumi per meter persegi;
tubuh bumi : luas Wilayah Kerja atau Wilayah Sejenisnya x NJOP bumi per
meter persegi.
NJOP bumi per meter persegi merupakan hasil konversi nilai bumi per
meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bumi sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai klasifikasi NJOP Bumi.
NJOP bangunan : total luas bangunan x NJOP bangunan per meter persegi.
NJOP bangunan per meter persegi merupakan hasil konversi nilai
bangunan per meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bangunan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
klasifikasi NJOP Bangunan.
Nilai bangunan per meter persegi merupakan total nilai bangunan/
total luas bangunan.
Total nilai bangunan : ∑nilai bangunan masing-masing bangunan
Nilai bangunan masing-masing bangunan ditentukan melalui
pendekatan biaya yaitu sebesar biaya pembangunan baru - penyusutan
@ 28
Nilai bumi per meter persegi pada tahap Eksplorasi :
permukaan bumi onshore : total nilai bumi / total luas areal yang dikenakan
PBB Migas atau PBB Panas Bumi;
Total nilai bumi untuk permukaan bumi onshore :
• ∑ (areal yang dikenakan PBB Migas atau PBB Panas Bumi x nilai bumi per
meter persegi)
permukaan bumi offshore, ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak
Tubuh Bumi Eksplorasi, ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
@ 29
Untuk PBB Migas
• harga Gas Bumi, sebesar 17,96% dari harga minyak mentah Indonesia
yang ditetapkan dalam APBN/APBN Perubahan satu tahun sebelum
tahun pajak;
• harga uap dan/atau listrik, sebesar rata-rata harga kontrak uap
dan/atau listrik yang berlaku yang ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak; dan
@ 30
Untuk PBB Panas Bumi yang pembangkit listriknya dikelola sendiri oleh
Wajib Pajak:
@ 31
PT. ABCD, sebuah usaha tambang minyak bumi yang beroperasi di
Sulawesi menguasai atau memperoleh manfaat dari bumi dan
bangunan dengan rincian sbb:
Bumi (Tanah )
Areal Produktif : 200 Ha; Nilai = Rp300,-/M2
Areal Belum Produktif : 300 Ha; Nilai = Rp200,-/M2
Areal tidak produktif : 100 Ha; Nilai = Rp150,-/M2
Areal Pengaman: 1 Ha; Nilai = Rp150,-/M2
Bangunan :
Pabrik : 50.000 M2; Nilai = Rp365.000,-/M2
Gudang : 5.000 M2; Nilai = Rp429.000,-/M2
Kantor : 2.000 M2; Nilai = Rp505.000,-/M2
Perumahan : 10.000 M2; Nilai = Rp595.000,-/M2
@ 32
Hasil penjualan minyak bumi setahun sbb:
@ 33
Hasil Penjualan minyak bumi setahun sebagai berikut:
Triwulan pertama: 25.000 x 45 x 9.150 = Rp10.293.750.000,-
Triwulan kedua: 30.000 x 46 x 9.150 = Rp12.627.000.000,-
Triwulan ketiga: 33.000 x 45,5 x 9.150 = Rp13.738.725.000,-
Triwulan keempat: 34.000 x 46 x 9.150 = Rp14.310.600.000,- +
Total hasil penjualan setahun = Rp50.970.075.000,-
A. NJOP Bumi:
Tubuh bumi eksploitasi = 9,5 x 50.970.075.000 =
Rp484.215.713.000,-
Areal Produktif = 200 x 10.000 x 300,- = Rp
600.000.000,-
Areal Belum Produktif = 300 x 10.000 x 200 = Rp
600.000.000,-
Areal Tidak Produktif: 100 x 10.000 x 150 = Rp
150.000.000,-
Areal Pengaman = 1 x 10.000 x 150 = Rp
1.500.000,-
@ 34
HasAreal Emplasemen:
Pabrik: 20 x 10.000 x 900 = Rp 180.000.000,-
Gudang: 2 x 10.000 x 900 = Rp 18.000.000,-
Kantor: 10.000 x 1.000 = Rp 10.000.000,-
Perumahan: 5 x 10.000 x 1.100 = Rp 55.000.000,- +
Jumlah Nilai Bumi: = Rp 485.830.213.000,-
@ 35
NJOP Bangunan:
Pabrik: 50.000 x 365.000 = Rp 18.250.000.000,-
Gudang: 5.000 x 429.000 = Rp 2.145.000.000,-
Kantor: 2.000 x 505.000 = Rp 1.010.000.000,-
Perumahan: 10.000 x 595.000 = Rp 5.950.000.000,- +
Jumlah Nilai Bangunan: = Rp 27.355.000.000,-
@ 36
Terima Kasih
SELESAI
@ 37