Anda di halaman 1dari 13

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan

Perkotaan, Pajak Bumi dan Bangunan


Perkebunan pertambangan, Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan
KELOMPOK 3
1. Kalimatus suadah
2. kiki
3. Khairo Malika Rahmy
4. Linda aguerina
5. Lisa faradila
6. Lalu andika indra pratama
7. Lalu nur kholis hamdi
Pajak bumi dan bangunan kota
pedesaan

PENGERTIAN
Adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
OBJEK PAJAK
badan untuk sektor perdsaan dan
Adalah Bumi dan/atau Bangunan yang
perkotaan kecuali kawasan digunakan
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
untuk kegiatan usaha perkebunan,
oleh orang pribadi atau badan, kecuali
perhutanan, dan pertambangan.
kawasan yang digunakan untuk kegiatan
usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
SUBJEK DAN WAJIB PAJAK
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN KOTA PEDESAAN

SUBJEK PAJAK
WAJIB PAJAK
Adalah orang pribadi atau
Adalah Orang atau
badan yang secara nyata
badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas
mempunyai suatu hak
bumi dan atau memperoleh
atas bumi dan/atau
manfaat atas bumi, dan atau
bangunan atau
memiliki, menguasai dan atau
memperoleh manfaat,
memperoleh manfaat atas
memiliki, menguasai atas
bangunan.
bumi dan/atau bangunan
dasar pengenaan dan perhitungan pbb-p2

 Dasar Pengenaan PBB P-2 adalah NJOP (Nilai Jual Objek Pajak)
 Tarif PBB Pedesaan dan Perkotaan :
 NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000 ditetapkan 0.1%
 NJOP diatas Rp 1.000.000.000 ditetapkan 0,2%
 Besaran Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) adalah Rp 10.000.000,-
(Sepuluh Juta Rupiah)

CARA PERHITUNGAN
 Besaran Pokok PBB P2=Tarif x (NJOP – NJOPTKP)

Contoh Perhitungan :
 Pak Brotowali memiliki tanah seluas 1000 meter persegi dengan NJOP tanah sebesar
Rp. 100.000,- permeter persegi. Lalu ia juga memiliki rumah diatasnya seluas 100
meter persegi dengan NJOP bangunan Rp. 1.000.000,- permeter persegi. Tarif yang
berlaku di Kota Mataram adalah NJOP sampai dengan Rp.1.000.000.000 = 0,01%, dan
NJOP diatas Rp.1.000.000.000 = 0,2% dan NJOPTKP 10 juta rupiah.
untuk NJOPTKP di Kota Mataram diberlakukan ketika Objek pajak memiliki bangunan.
Jawaban :
PBB P2 = 0,01% x (((1.000 x 100.000) + (100 x 1.000.000)) – 10.000.000)
PBB P2 = 0,01% x ((100.000.000 + 100.000.000) – 10.000.000)
PBB P2 = 0,01% x (200.000.000 – 10.000.000)
PBB P2 = 0,01% x 190.000.000
PBB P2 = Rp. 190.000,-
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PERTAMBANGAN DAN
PEKEBUNAN
1. PBB Sektor Perkebunan

 Pengertian:
pajak bumi dan bangunan sektor  Subjek Pajak PBB Perkebunan
perkebunan adalah pajak bumi dan bangunan
yang dikenakan atas bumi dan/atau bangunan subjek pajaknya adalah orang
yang berada di dalam kawasan yang digunakan atau badan yang secara nyata mempunyai
untuk kegiatan usaha perkebunan suatu hak dan/atau memperoleh manfaat
 Objek Pajak PBB perkebunan: atas bangunan, atas objek pajak PBB
Perkebunan.
adalah bumi dan/atau bangunan
yang berada dikawasan yang digunakan untuk  Wajib Pajak PBB Perkebunan
kegiatan perkebunan Adalah Orang atau badan yang
Areal yang digunakan PBB perkebunan secara nyata mempunyai suatu hak atas
meliputi: bumi dan/atau bangunan atau memperoleh
1. Areal Produktif manfaat, memiliki, menguasai atas
2. Areal Belum Produkti perkebunan.
3. Areal Tidak Produktif
4. Areal Pengamanan
5. Areal Emplasemen
 Dasar pengenaan PBB Perkebunan
Adalah hasil penjumlahan antara perkalian luas areal
perkebunan dengan NJOP bumi per meter persegi dan
perkalian luas bangunan dengan NJOP bangunan permeter
persegi.
 Perhitungan Pokok PBB Perkebunan
biasanya melibatkan nilai tanah dan bangunan yang
dimiliki.
CONTOH SOAL
JAWABAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PERTAMBANGAN DAN
PEKEBUNAN
1. PBB Sektor PerTAMBANGAN

 Pengertian:
pajak bumi dan bangunan sektor  Subjek Pajak PBB Pertambangan
pertambangan adalah pajak bumi dan
bangunan yang dikenakan atas bumi dan/atau subjek pajaknya adalah Orang
bangunan yang berada di dalam kawasan yang atau badan yang secara nyata mempunyai
digunakan untuk kegiatan usaha suatu hak atas bumi dan/atau bangunan
pertambangan. atau memperoleh manfaat, memiliki,
 Objek Pajak PBB pertambangan: menguasai atas pertambangan.
meliputi areal usaha penambangan  Wajib Pajak PBB Pertambangan
bahan-bahan galian dari semua jenis golongan Adalah Orang atau badan yang
yaitu bahan galian strategis, bahan galian vital, secara nyata mempunyai suatu hak atas
dan bahan galian lainnya. bumi dan/atau bangunan atau memperoleh
manfaat, memiliki, menguasai atas
pertambangan.
DASAR PENGENAAN DAN PERHITUNGAN
 Besarnya PBB pertambangan terutang dihitung dengan cara
mengaikan tarif pajak dengan Nilai Jual Kena Pajak.
 Nilai jual Kena Pajak merupakan persentase tertentu dari NJOP yang
besarannya ditentukan berdasarkan peraturan pemerintah yang
mengatur mengenai penepatan besarnya NJKP.
 NJOP yang dimaksud merupakan hasil penjumlahan antara NJOP
Bumi dan NJOP Bangunan.
BEA PEROLEHAN HAK ATAS
TANAH DAN BANGUNAN
 Pengertian:  Dasar pengenaan BPHTB adalah Nilai
adalah pajak yang dikenakan Perolehan Objek Pajak
atas sebuah peristiwa hukum berupa  Rumus menghitung BPHTB;
Perolehan hak atas tanah dan bangunan. BPHTB= Tarif x NJOPKP
 Objek Pajak BPHTB:  Tarif Pajak BPHTB:
adalah perolehan hak atas 5% dari Dasar Pengenaan Pajak
tanah dan bangunan, bukan tanah atau  DPP= Nilai Perolehan Objek Pajak Kena
bangunannya sendiri. Pajak (NJOPKP)
 Subjek/Wajib Pajak BPHTB:
adalah orang pribadi atau badan
yang menerima atau memperoleh hak atas
tanah dan atau bangunan
CONTOH SOAL
Diperjual belikan sebidang tanah kosong di kota mataram
dengan data-data sebagai berikut:
1. Luas 500 m²
2. NJOP = 350.000 / m²
3. Harga kesepakatan antara penjual dan pembeli adalah
Rp.400.000 / m
Hitunglah BPHTB terutangnya!!!!

JAWABAN
NPOP = 500 X Nilai Transaksi
= 500 x Rp.400.000
= Rp. 200.000.000

NPOPKP = NPOP – NPOPTK


= Rp. 200.000.000 – Rp. 60.000.000
= Rp. 140.000.000
BPHTB Terutang = 5% x Rp. 140.000.000
= Rp. 7.000.000
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai