Anda di halaman 1dari 5

Tugas Manajemen Hutan (PT.

Sadhana Arifnusa)

NAMA : M. Dani Afrian


NIM : C1L016055

Proses Pengenalan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri
PT. Sadhana Arifnusa merupakan perusahaan penghasil tembakau berkualitas yang
mendominasi market share perdagangan tembakau di Indonesia. Tentu ada pula beberapa prosedur
sebelum perusahaan ini beroperasi, yaitu :

A. Perizinan
PT. Sadhana sendiri sebelum beroperasi melakukan perizinan yang dimana ada beberapa
prosedur sebelum mendapatkan izin usaha untuk memakai kawasan hutan produksi atau
hutan produksi terbatas, yaitu :
1. Permohonan rekomendasi
Permohonan rekomendasi bisa dilakukan di KPH dan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK) provinsi atas nama pemerintah daerah.
2. Pengecekan lapangan
Dil lakukannya survei lapangan untuk mengukur luas areal dan mengetahui layak
tidaknya hutan yang ingin di gunakan.
3. Penyusunan proposal
Proposal tersendiri berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan.
4. Permohonan izin
5. Pemenuhan syarat – syarat (amdal, citra satelit dan rencana tata ruang)
6. Surat perizinan terbit

Manfaat dari surat izin tersendiri adalah sebagai berikut :


1. Sebagai sarana perlindungan hukum
2. Sebagai syarat dalam kegiatan yang sifatnya menunjang perkembangan usaha
3. Sebagai syarat mengikuti tender dan syarat mengikuti lelang
4. Sebagai sarana pengembangan usaha ke level internasional
5. Sebagai sarana promosi dan meningkatkan kredibilitas usaha

B. Perencanaan
1. Penyusunan rencana tata ruang (P.12/Menlhk-11/2015)
Penyusunan rencana tata ruang berlangsung selama 10 tahun lamanya.
Untuk wilayah hutan yang di panen adalah wilayah hutan tanaman industri yang berada
di sambelia.
a. Kawasan lindung ±10% dan bisa lebih batas antara
- Hutan lindung dan HTI (Hutan Tanam Industri)
- Buffer zona yang berbatasan dengan pantai, berapa tinggi pasang x 200m
- Sempadan sungai kecil kiri kanan 50m
- Sempadan sungai besar kiri kanan 100m
b. Infrastruktur ± 5%
c. Areal budidaya (TK ± 20% dan sisanya TP)
- TK (tanaman kehidupan) lebih dekat dengan masyarakat / tanaman tahunan
atau pohon-pohon yang menghasilkan hasil hutan bukan kayu yang bermanfaat
bagi masyarakat .
- TP (tanaman pokok) adalah tanaman jenis pohon yang ditanam dengan tujuan
untuk memproduksi hasil hutan kayu sebagai bahan baku industri pulp dan
kertas.
2. Penyusunan dan pengesahan rencana kerja usaha (RKU jangka waktu 10 tahun)
- Daur tanaman ( contoh 5 tahun )
Jenis pohon yang digunakan adalah Akasia dan Eukaliptus karena pohon tersebut
terbilang cepat tumbuh.
- Inventarisasi Hutan
Dengan mengadakan inventarisasi hutan ini, PT. Sadhana Arifnusa menggunakan 5
blok kawasan dimana setiap blok mewakili satu tahun dalam RKU, contoh : pada
tahun ke-1 kerja di block 1, pada tahun ke-2 kerja di block 2 dan block 1 di tebang
karena sudah masa panen atau pergantian tahun begitu juga dengan block lainnya.
- Aksesbilitas
Aksesbilitas berupa jalan yang digunakan dalam proses aktifitas perusahaan
sehingga dapat mempermudah dalam pengangkutan dan penyimpanan kayu.
- Sosial ekonomi masyarakat
Bahwa sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu hal yang
berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
seperti sandang, pangan dan papan.

3. Penyusunan dan pengesahan rencana kerja tahunan (RKT)


- Berdasarkan block tahunan rencana kerja usaha (RKU)
- Perencanaan infrastruktur ( camp, TPK / tempat penimbunan kayu, jalan, jembatan
dan lainnya)
- Pembagian block
- Pembagian petak
- Pembagian subpetak
- Penamaan petak

Adapun beberapa aspek yang perlu dilihat oleh perusahaan, yaitu :

a. Aspek prasyarat
- Tenaga kerja
Perusahaan harus merekrut tenaga tetap dan teknis, untuk tenaga kerja tetap
yaitu memperkerjakan sesuai bidang masing – masing sedangkan tenaga kerja
teknis yaitu harus bersetifikat di bidang kehutanan.

- Tata batas areal kerja


digunakan untuk membatasi lingkup kerja tenaga kerja terhadap areal kerja
yang telah di tetapkan, sehingga dapat menghindari hal-hal yang melanggar
aturan, kaitannya terhadap batas/buffer zone yang telah di buat untuk
membatasi wilayah hutan lindung dengan menggunakan PAL batas dengan jarak
1m.

- Penataan ruang
dimaksudkan untuk mempermudah dalam penyusunan areal kerja yang akan di
bangun serta akseibilitas yang dibangun. Selain dengan blok tanaman yang di
bangun, terdapat beberapa areal yang di khususkan untuk tanaman tahunan
dan tanaman pokok, selain itu di bangun peternakan kambing serta tumbuhan
pangan yang di gunakan.

- Inventarisasi hutan
(untuk mengetahui potensi yang ada) dilakukan secara berkala dengan tujuan
menemukan potensi-potensi baru yang muncul.

- Pembukaan wilayah hutan


tentunya dalam pembukaan wilayah hutan ada hal-hal dan proses hukum yang
harus dilakukan hingga mendapatkan persetujuan terkait pembukaan wilayah
hutan tersebut.

- Penggunaan peralatan
- Sarana dan prasarana

b. Aspek kelestarian fungsi produksi


- Penyiapan bibit tanaman produktif
- Penyiapan lahan
- Penanaman
- Pemeliharaan tanaman
- Pemanenan ( luas dan volume produksi )
- Pemasaran hasil kayu
Beberapa dari hasil kayu yang di panen, akan di pasarkan atau di jual.

c. Aspek kelestarian fungsi lingkungan


- Perlindungan dan pengamatan hutan
- Pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan
- Penyiapan lahan
d. Aspek kelestarian fungsi sosial
- Pembinaan kelembagaan masyarakat
- Pemberdayaan / kemitraan dengan masyarakat

e. Kegiatan pendukung
- Penelitian dan pengembangan
- Monitoring dan evaluasi

HTI Development Plan

 Kelas perusahaan → Kayu energi / kayu pulp / kayu pertukangan


 Kelas perusahaan → jenis tanaman
 Kondisi lokasi izin → site x species matching

Kayu yang di tanam adalah kayu yang banyak mengandung kalori untuk di jadikan bahan bakan
dalam pengovenan tembakau oleh petani, karena menggunakan kayu lebih awet dalam proses
pengovenan tembakau.

Jenis kayu yang digunakan adalah akasia dan eukaliptus kamaldulensis, untuk jenis akasia ini biasa
tumbuh pada tanah yang kurang subur maupun iklim yang kering pada dataran rendah ketinggian
600 m dpl. Jenis ini juga dapat tumbuh dengan kondisi lembah, tropis dan tumbuh pada temperatur
tahunan dari 26ºC sampai 30ºC dan memiliki kalori sebesar 4.800–4.900 kkal/kg. Sedangkan untuk
eukaliptus kamaldulensis, kayu dari pohon eukaliptus ini sering sekali dimanfaatkan oleh masyarakat
local sebagai bahan kayu bakar. Kualitas kayu yang baik dan dapat terbakar, merupakan salah satu
alasan utama mengapa kayu dari pohon eukaliptus ini sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar.

Ada beberapa proses sebelum penanaman di lahan :

1. Persiapan lahan
2. Kualitas bibit
3. Lubang tanam
4. Penanaman
5. Sulam
6. Pupuk

Perawatan intensif selama 2 tahun, kemudian pada umur 6 tahun sudah siap untuk di tebang atau di
panen.

Cost / biaya :

 Direct cost / biaya langsung


a. Biaya tenaga kerja
b. Biaya material
 Indirect cost / biaya tidak langsung
a. Biaya sarana dan prasarana
b. Biasa sosial dan keamanan
c. Biaya izin dan pajak
d. Gaji dan tunjangan karyawan
Direct Cost / Biaya Langsung

Rotasi I (Eucs/Acacia)
Jumlah
Activity round HOK Material cost
Estabilishment
Persiapan lahan 1 10 -
Semprot sebelum tanam 1 3 700.000
Lubang tanam 1 10 -
Tanam 1 5 2.500.000 TPH 3333
Sulam 1 3 250.000 Sulam 10%
Pupuk 1 3 2.000.000 333Kg/Ha

Perawatan Tahun I
Buka Piringan 1 7 -
Weeding Manual 4 5 -
Weeding Kimia 4 3 325.000 Bayar per round

Perawatan Tahun II
Weeding Manual 4 5 -
Weeding Kimia 4 3 325.000 Bayar per round
11.050.000 8.850.000 +
  19.700.000

Biaya tanam per Ha 19.700.000


Biaya pemanenan 8.800.000
Biaya sarpras 10.000.000 +

Total Biaya untuk 5-6 tahun 38.500.000

1 Ha untuk Eucs dapat menghasilkan 80

Harga kayu per SM 481.250

 Untuk rotasi I biaya langsung total Rp. 19.700.000 / Ha.


 Untuk biaya sarpras, jalan/gudang/barak pekerja total Rp. 10.000.000 / Ha.
 Rp. 481.250 / SM adalah BEP harga kayu / sm dengan minimal potensi kayu 80 SM /
Ha maka BEP akan semakin rendah.
 Semakin tinggi potensi tegakan maka biaya pemanenan akan bertambah tinggi.

Anda mungkin juga menyukai