Anda di halaman 1dari 15

Komponen yang

Berpengaruh Dalam
Ekologi Perkebunan Pinus
Oleh:
Mega Ayu Puspitasari
162110101251

Manusia
Petani pinus bisa sebagai pemilik, penggarap, penyadap
Pelatihan penyadapan pinus bagi masyarakat dapat dilakukan
melalui kerjasama dengan beberapa pihak, seperti Dinas Kehutanan,
Balai Penelitian Kehutanan.
Masyarakat sekitar hutan pada umumnya mempunyai tingkat
pendidikan yang rendah dan tidak memiliki ketrampilan yang
memadai, sehingga biasanya mereka bekerja hanya berdasarkan
pengalaman kecil dan secara tradisional

Daya Dukung Alam


(Lingkungan)
Di Indonesia Pinus merkusii dapat tumbuh pada
ketinggian 200-2000 mdpl (Direktorat Jenderal
Kehutanan, 1990).
Menurut Alrasjid et al. (1983)
- Tanah yang cukup kesuburannya
- Tidak terlalu asam dan basa (pH : 4,5 5,5)
- Tipe iklim A dan B menurut klasifikasi Schmidt
& Ferguson
- Temperatur udara berkisar 18 - 30C dam
kelembaban udara
- Bulan basah (5 6 bulan)

Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi
Menurut (Prayugo, 2015) pohon ini
dapat memperlebar luas pantai arah ke
laut atau dapat berguna sebagai
penahan Abrasi dan pelindung bagi
pengunjung pantai.
Menurut Kasmudjo (1992) pohon pinus
termasuk jenis multiguna yaitu:
1. Kayu
2. Getah
gondorukem
minyak terpentin

Menurut Menurut (Prayugo, Yudha) penanaman


dan budidaya pohon pinus

a. Pengadaan biji
- Diambil dari kerucut yang sudah masak
- Seleksi biji
b. Penaburan biji
Bahan media tabur yang digunakan
Bebas dari hama penyakit (steril)
Cukup sarang
Dapat merangsang proses
perkecambahan

c. Penyapihan
Setelah bibit berumur 5-8 minggu
dilakukan penyapihan.
d. Pemeliharaan
Naungan
Penyiraman secara teratur
Pemupukan dengan NPK
Penyulaman pada kantong plastic
yang mati bibitnya atau
pertumbuhannya jelek
Perumputan

e. Persiapan lapangan
Pembersihan lapangan dari
tumbuhan pengganggu
Pengolahan tanah
Pemasangan acir tanaman pada
lahan miring sejajar garis contour
Pembuatan lubang tanaman
f. Penanaman
g. Panen
- 10 tahun : getah
- 30 tahun : kayu

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi


Perum Perhutani Nomor :
792/KPTS/DIR/2005, urutan kerja
penyadapan
1.Sadap Buka
a.Kulit batang yang akan disadap
dibersihkan/dikerok setebal
3 mm, lebar 15 cm tinggi 60 cm
b. Pemasangan talang dan tempurung
2. Sadap Lanjut
Sadap lanjut dilakukan setiap 3 hari
sekali. Pembaharuan dilakukan diatas
luka yang telah ada sepanjang 5 mm

Proses Produksi
1. Tangki Melter
Getah pinus dicampur dengan Terpentin
sebanyak 40 % dipanaskan hingga
suhu 80C endapkan 10 menit
getah yg sudah dipisahkan dr kotoran di
pompa ke tangki mixer
2. Tangki Mixer
Getah dicampur dengan air panasakan
endapkan 10 menit pompa ke
tangki scrubbing dg dicampuri asam
oksalat 2kg/ton

3. Tangki Scrubbing
Getah dipanaskan dan dicampur dengan air dan
endapkan 10 menit blow down tangki washer
4. Tangki Washer
Larutan getah dicampur lagi dengan air dan
dipanaskan endapkan 10 menit larutan getah
(terlihat jernih) tangki stock tank
5. Tangki Stock Tank
Larutan getah diambli sampel sesuai standart
tangki pemasak
6. Tangki Pemasak
Dipanaskan menggunakan Close Steam, Open Steam
dan Vacuum sampai dengan tercapai suhu 170c
gondorukem tangki penuangan
larutan terpentin tangki terpentin

Hasil Produksi

Organisasi
Hutan rakyat adalah hutan yang pengelolaannya
dilaksanakan oleh organisasi masyarakat baik
pada lahan individu, bersama, lahan adat
maupun lahan yang dikuasai oleh negara.
Pemanfaatan kayu pinus bekerjasama dengan
industri pengolahan kayu pinus.
Pengelolaan kegiatan penyadapan getah pinus
yang dilakukan oleh masyarakat dengan
dukungan dan bimbingan teknis dari PT.
Milatronika Karya Niaga yang merupakan
perusahaan besar yang bergerak dibidang getah

DAFTAR PUSTAKA
Alrasjid et al. 1983. Pembinaan Hutan Pinus Khususnya Pinus merkusii untuk
Penghara
Industri. Jakarta.
Anonim. 2005. Pedoman Penyadapan Getah Pinus Tahun 2005. Surat
Keputusan Direksi
Perum Perhutani No. 792/KPTS/DIR/2005.
Anonim. 2011. Deskripsi Pinus merkusii Jungh et de vriese.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30977/3/Chapter%20II.pdf.
Di akses tanggal 16 September 2016 pukul 19:55 WIB.
Direktorat Jenderal Kehutanan. 1990. Teknik Pembuatan Tanaman Pinus
merkusii. Jakarta.
Kasmudjo. 1992. Usaha Stimulasi Pada Penyadapan Getah Pinus. Duta Rimba
Mulyani, Nita Sari. 2013. Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Pada
Pabrik Gondorukem Dan Terpentin (Pgt) Garahan Jember. Jember:
Universitas Jember.
Panshin AJ, Harrar ES, Baker WJ, Proctor PB. 1950. Forest Products. Their
Sources, Production and Utilization. New York: McGraw-Hill Book Company,
Inc.
Prayugo, Yudha. 2015. Kaya Raya Dari Pohon Pinus. -: KIR DIRECTION.
Sugiyono Y. 2001. Peningkatan Produksi Getah Pinus. Duta Rimba
Sumadiwangsa S, Lestari NH, Bratamiharja S. 1999. Pengaruh Kadar Stimulan
dan Penutupan Luka Sadap Pada Penyadapan Pinus (Pinus merkusii). Duta
Rimba.
Wibowo P. 2006. Produktivitas Penyadapan Getah Pinus Merkusii Jungh et de
Vriese dengan Sistem Koakan (Quare System) di Hutan Pendidikan Gunung

Anda mungkin juga menyukai