Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

TATA LAKSANA PADANG PENGGEMBALAAN

DISUSUN :

SUDI INDRA MULIADI

1213060087

LABORATORIUM ILMU-ILMU DASAR


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2015

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM TATA LAKSANA PADANG PENGGEMBALAAN

Laporan ini di ajukan dan disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian praktikal test mata kuliah
tata laksana padang pengembalaan di Laboratorium Ilmu-ilmu Dasar Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan.

Mata Kuliah

Tata Laksana Padang Pengembalaan

Program Studi

Peternakan

Penyusun

Sudi Indra Muliadi

Medan, 4 April 2015

Mengetahui
Ka. Ur. Lab. IID

Pembimbing Praktikum

..........................................

Sri Setyaningrum, S.Pt., MSi


i

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan penulis kesehatan,
karunia, dan rezeki sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Tata Laksana Padang
Penggembalaan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. M. Isa Indrawan, SE, MM selaku Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
2. Ibu Ir. Hj. Armaniar, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan.
3. Bapak Andika Putra, Spt, MPt selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Panca Budi Medan.
4. Ibu Sri Setyaningrum, S.Pt, MSi selaku Pembimbing Praktikum yang telah membimbing dalam
Praktikum.
5. Orang tua penulis yang telah membantu dari segi dukungan moral dan doanya.
6. Teman-teman mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Apabila dalam penulisan laporan praktikum ini masih ada beberapa kesalahan baik dalam penulisan
maupun isi, maka sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Semoga penulisan laporan magang ini dapat di terima dengan baik oleh seluruh civitas akademik maupun
masyarakat.

Medan, 4 April 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

I.

PRAKTIKUM I
Produksi Hijauan dan Penetapan Kapasitas Tampung
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Materi dan Metode Penelitian
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka

1
3
5
6
7
8

II. PRAKTIKUM II
Pengukuran Komposisi Botani
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Materi dan Metode Penelitian
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka

9
10
12
13
14
15

III. LAMPIRAN

16

iii

PRAKTIKUM I
PRODUKSI HIJAUAN DAN PENETAPAM KAPASITAS TAMPUNG

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam

mengusahakan

tanaman

makanan

ternak

atau

memberikan

hijauan

makanan

ternak/melepaskan hewan ternak ke lapangan harus dikaetahui terlebih dahulu jenis-jenis hijauan
makanan ternak yang ada. Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman makanan ternak petunjuk yang dapat
digunakan adalah morfologis, botanis dan agronominya. Masing-masing jenis memiliki persamaan dan
perbedaan yang perlu diketahui sebab hal ini sangat berhubungan dengan produksi ternak yang
dihasilkannya, tatalaksana dan tindakan serta pengawasan yang dilakukan dan lain-lainnya. Misalnya
rumput-rumputan yang berumpun biasanya baik untuk potongan dan rumput yang merambat dan
menjalar memilki banyak stolon adalah baik untuk grazing.
Hijauan makanan ternak adalah tumbuhan yang dapat dimakan dan diberikan kepada ternak, tidak
beracun (merugikan) untuk tujuan hidup, produksi reproduksi ternak. Hijauan makanan ternak terdiri
dari : tanaman makanan ternak pada umumnya terdapat dalam dua famili yaitu graminae (rumpurumputan) dan Leguminosa (kacang-kacangan), limbah pertanian,, pohon-pohonan dan dedaunan dari
perdu-perduan (browse).
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan kapasitas tampung dengan menggunakan
cuplikan.
2. Untuk mengetahui produksi hijauan/Ha/tahun dari padang penggembalan yang dikunjungi.
3. Untuk mengetahui Unit Ternak padang penggembalaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Padang Penggembalaan
Padang Penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak
yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang
penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik
ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995).
Perluasan areal padang penggembalaan adalah upaya memperluas padang penggembalaan guna
meningkatkan produksi hijauan makanan ternak yang berkualitas (Reksohadiprodjo, 1985).
Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume
(jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk menggembalakan ternak
(Yunus, 1997).
Usaha padang penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak ruminansia) yang
menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas tampung (carrying capacity)
(Reksohadiprodjo, 1985).

A.1. Tipe Padang Penggembalaan


Padang penggembalaan dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu: Padang
Penggembalaan Alam, Padang Penggembalaan Permanen yang sudah diperbaiki, Padang
Penggembalaan Buatan (Temporer), dan Padang Penggembalaan dengan Irigasi.
1.Padang Penggembalaan Alam,Spesies tumbuh-tumbuhan pakan ternak yang terdapat dalam
golongan ini belum disebar atau ditanam dan floranya relatif belum diganggu oleh campur
tangan manusia (McIlroy, 1976). Reksohadiprodjo (1994) menambahkan bahwa manusia hanya
mengawasi ternak yang digembalakan. Ternak berpindah-pindah secara normal. Menurut Mc
Illroy (1976), pengikutsertaan leguminosa yang sesuai untuk membentuk pertanaman campuran
2

rumput atau leguminosa dan pengaturan penggembalaan merupakan langkah pertama yang
penting untuk perbaikan padang rumput ini.
2. Padang Penggembalaan Permanen yang sudah diperbaiki,spesies-spesies hijauan pakan ternak
dalam golongan ini belum disebar atau ditanam tetapi komposisi botaninya telah diubah dengan
jalan mengatur penggembalaaan dengan seksama atau dengan pemotongan, drainase,
penggunaan pupuk, pengolahan tanah, penanaman ulang dan pemberantasan tumbuh-tumbuhan
pengganggu (McIlroy, 1976).
3. Padang Penggembalaan Buatan (Temporer), tanaman-tanaman makanan ternak dalam
padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi
padangan permanen atau seling dengan tanaman pertanian (Reksohadiprodjo, 1994). Menurut
Susetyo (1980), padang penggembalaan temporer dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka
panjang. Jangka pendek dilakukan antara 3-4 tahun yang dilakukan dengan jalan memberikan
tanaman selingan berupa tanaman pertanian untuk perbaikan kesuburan tanah. Jangka panjang
dilakukan antara 6-10 tahun, dimana setelah mencapai kurang lebih 10 tahun padang
penggembalaan dibongkar langsung untuk direnovasi, jadi tanpa adanya tanaman selang.
4. Padang Penggembalaan dengan Irigasi,Padangan biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai
atau dekat sumber air. Penggembalaan ternak dijalankan setelah padangan menerima pengairan
selama 2 sampai 4 hari. Cara penggembalaan dengan irigasi dibedakan menjadi: cara ekstensif;
cara semi ekstensif; cara stripgrazing; seiling (zero grazing) yaitu hijauan dipotong manusia
dan diberikan di kandang (Reksohadiprodjo, 1994). Supaya dapat mempertahankan hasil yang
tinggi, maka padang penggembalaan irigasi diperlukan pemupukan berat (McIlroy, 1976).

Komposisi botani padang penggembalaan tidak selalu konstan. Perubahan susunan komponen
selalu terjadi oleh pengaruh musim, kondisi tanah dan sistem penggembalaan. Komposisi suatu
padangan dipengaruhi oleh curah hujan, ketinggian tempat dan pengelolaan penggembalaan.
Komposisi botani suatu padang rumput sebagian besar ditentukan oleh tata laksananya (McIlroy,
3

1976). Dijelaskan lebih lanjut bahwa penggembalaan berat pada awal musim penggembalaan yang
diikuti dengan periode istirahat cenderung akan menekan jenis tumbuhan yang masak dini dan
menguntungkan jenis-jenis yang tumbuh lambat, sedangkan jika menunda penggembalaan sampai
musim penggembalaan lebih lanjut akan berpengaruh sebaliknya

B. Kapasitas Tampung Padang Penggembalaan.


Pengambilan sampel hijauan dilakukan dengan destructive sampling method (Mannetje and Haydock,
1963; Tothill dkk., 1992) menggunakan sepasang kuadran dengan ukuran individual 1 x 1 m. Sepasang
kuadran tersebut ditempatkan secara acak pada lokasi pengambilan sampel dengan jarak interval antara satu
titik pengambilan sampel dan titik berikutnya sekitar 10 m, mengikuti dua transek paralel berjarak sekitar
20 m. Semua vegetasi yang ada dalam setiap kuadran dipotong menggunakan sabit dan gunting, dan sampel
tersebut ditempatkan dalam amplop kertas untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
Kapasitas tampung padang penggembalaan dihitung menurut Reksohadiprodjo (1985), dengan asumsi
bahwa satu unit ternak (UT) setara dengan sapi dengan bobot 500 kg (Geowatski 1977 dalam Pudjiarti,
1988), dengan kebutuhan pakan ternak per hari (dalam bentuk bahan kering) ditetapkan sebesar 3% dari
bobot badan, dan bahwa periode stay (merumput) selama 70 hari (Susetyo, 1980).
Besarnya produksi hijauan atau kebun rumput pada suatu areal dapat diperhitungkan, seperti berikut :
1.Produksi Kumulatif, merupakan produksi padang penggembalaan atau kebun rumput yang
ditentukan bertahap selama 1 tahun. Setiap pemotongan produksi hijauan rumput diukur dan dicatat.
Setalah 1 tahun seluruh produksi dijumlah, dan hasilnya merupakan produksi kumulatif.
2.Produksi Realitas, merupakan produksi yang ditentukan oleh setiap pemotongan hijauan rumput
seluruh areal padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, produksi realitas adalah produksi
sebenarnya yang bisa diukur dengan produksi ternak.
3.Produksi Potensial, merupakan produksi yang ditentukan atas dasar perkiraan suatu areal padang
penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, perhitungan ini cenderung disebut sebagai taksiran.

BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:
Hari
: Sabtu, 04 April 2015
Waktu
: Pukul 08.00 WIB selesai
Tempat : Medan Helvetia.
B. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan :
Frame cuplikan bujur sangkar dengan ukuran 1 x 1 m 2
Kantong plastik
Alat pemotong
Timbangan
Alat Tulis
C. Metode Penelitian / Prosedur
1. Tentukan luas lahan penggembalaan yang akan di ukur, dan bentuknya gambar di kertas.
2. Buat 5 titik lokasi kuadran.
k-1

k-1
k-1
k-1

k-1

3. Hijauan di dalam setiap kuadran di potong sedekat mungkin dari permukaan tanah.
4. Hijauan hasil pemotongan di masukkan dalam plastik untuk ditimbang, dan di catat.
5. Buat tabel kuadran sbb. :
Kuadran No.
Kg/m2
1
2
3
4
5
Rata-rata
6. Perhitungan kapasitas tampung dihitung pedoman Reksohadiprodjo (1985) dengan standar Satuan
Ternak dan kebutuhan pakan sutuan ternak (1 ST) ruminansia sebesar 10% dari Bobot Badan
berdasarkan bahan Segar.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kg/m2
0,1 Kg
0,2 Kg

Kuadran No.
1
2
3
4
5
Rata-rata

0,15 Kg

Rataan bobot sampel (Kg/m2)


Produksi Hijauan (kg/ha)
Proper Use Factor (PUF)
Hijauan Tersedia (kg/ha)
Kebutuhan hijauan perbulan
(kg/ST)
Kebutuhan lahan perbulan
(ha/ST)
Konversi luas lahan pertahun
Kebutuhan lahan pertahun
(ha/ST)
Kapasitas Tampung (ST/ha/th)

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Hasil cuplikan = 0.15


(1) x 10.000 (m2/ha) = 1500
Tingkat Penggunaan = 0.25
(2) x (3) = 375
10% x (350) x 30 = 1050

(6)

(5) / (4) = 2.8

(7)
(8)

(3.33-1) 30 = 70
3.33 x (6) = 19.98

(9)

1 / (8) = 0.05

B. Kesimpulan
Dari hasil pengambilan sampel yang telah dilakukan, didapat data seperti tertera pada tabel diatas. Berat
rumput yang didapat tiap petak sangat bervariasi di kuadran 1 mendapat 0,1 Kg sedangkan di kadran 2
mendapatkan 0,2 Kg. Sehingga memiliki rata-rata 0,15 Kg dengan kapasitas tampung setelah di hitung
menurut pedoman Reksohadiprojo (1985) sebesar 0,05 ST/ha/th.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Padang penggembalaan yang berlokasi di Medan Helvetia memiliki kapasitas daya tampung sebesar
0,05 ST/ha/th dengan PUF : Presentasi yang boleh direnggut ternak 25%
B. Saran
Ketika praktikum usahakan dalam penggambilan rumput sampai pada akar yang paling bawah, hal ini
bertujuan agar hasil praktikum maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1990. Hijauan Makanan Ternak. Kanisius : Yogyakarta


Anonimous. 1995. Hijauan Makanan Ternak. Kanisius : Yogyakarta
Arismunandar. 1983. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Sinar Baru : Bandung
Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta
Guritno, B dan A. Soehono. 1980. Pengaruh Umur Bibit dan Kepadatan Tanaman terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Padi IR 36. Agrivita. Universitas Brawijaya : Malang
Hakim. 1986. Dasar dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung : Lampung

PRAKTIKUM II
PENGUKURAN KOMPOSISI BOTANI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padang penggembalaan merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant famili Gramineae
dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume, dan herba lainya yang digunakan untuk
makanan ternak. Padang penggembalaan daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada
musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat.
Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya sumbangan
hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100% . Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka
dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat
berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi
rumput 60% dan legume 40%
Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu
alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai
padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan
dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang
dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap
jumlah ternak
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan komposisi botani suatu padang
penggembalaan.
2. Untuk pengukuran kapasitas tampung suatu lahan terhadap satuan ternak.
3. Untuk mengetahui pola intergrasi ternak terhadap hijauanmaknan ternak kedalam pola pertanian
dan perkebunan.
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya termasuk faktor lingkungan yang penting, karena peranan yang mendasar dari fotosintesis
didalam metabolisme tanaman. Secara fisilogis cahaya mempunyai pengaruh baik lansung maupun tidak
langsung pengaruh pada metabolisme secara langsung melalui fotosintesis dan secara tidak lansung melalui
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (Fitter dan Hay, 1992)
Setiap spesies tanaman ternak akan menberikan Respon yang berbeda terhadap tingkat cahaya yang
diterimah. Pada umumnya tanaman C4 mampu meningkatkan fotosintesis pada tingkat cahaya matahari
penuh,sedangkan C3 telah mencapai kejenuhan sebelum mencapai matahari penuh. (Gardner dkk, 1985)
Penyebaran ternak tidak hanya untuk menambah populasi tetapi merupakan upaya penyebaran atau
pemerataan pemilikan ternak kepad petani kecil, penyebaran pemilikkan diharapkan dapat memanfaatkan
sumber pakan yang tersebar dan tenaga kerja sisa yang ada pada keluarga petani di pedesaan, khususnya
untuk ternak ruminasia, penyebaran ini sekaligus untuk mendorong pemanfaatan tenaga kerja dan kotoran
ternak dalam usaha tani. (Ilyas, 1992)
Potensi lahan untuk setiap daerah berbeda dan mempunyai faktor pembatas yang berbeda pula,
diantaranya keadaan topografi, iklim, sumber air dan jenis tanaman yang dikembangkan, keadaan ini angat
menetukkan pemilihan daerah pengembangan ternak ruminansia. (Mulyadi, 1981)
Komposisi botani suatu padang pengembalaan tidak selalu konstan karean dipengaruhi musim,
kondisi lahan dan pemanfaatan oleh ternak maupun melalui pemotongan oleh manusia. Gambaran umum
produksi riil optimum padang penggembalaan dapt dicapi apabilah komponen kacang-kacangan berkisar
antara 30-40% bahan kering (Kismono,1979).
Kapasitas tampung mempunyai hubungan ynag erat denga produksi ternak yang dihasilkan
(Humpreys, 1978: Susetyo, 1980).
Produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun, hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15
ton BK/tahun sedangkan pengunaan sekitar 1,5 ton BK/tahun. Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu
10

wilayah menunjukkan populasi maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah tersebut
selanjutnya kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan dan produktivitas lahan (Direktorat
jenderal peternakan, 1993).
Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh iklim, produktivitas tanah, dan pola
pertanian yang dilakukan didaerah tersebut. (Susetyo, 1980)
Komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah curah hujan, tinggi rendahnya curah
hujan disuatu daerah berpengaruh langsung terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila
pertumbuhan tanaman terganggu maka produksinya terganggu pula. Syarief, 1980)
Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara keadaan lingkungan di sekitarnya yang berinteraksi
dan selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan yang lain.
(Tjitrosoedirjo,1983).

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kompetisi

adalah

spesies

tanaman,

kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air dan persaingan nutrisi (Moenandir, 1988).
Bagi kebanyakan cultivar tanaman, panjang siang hari atau panjang malam hari penting untuk
terjadinya bunga dan adanya reaksi kekuatan untuk berbunga. Stylo merupakan legum yang tidak tolerant
terhadap naungan. (Soedomo reksohadiprodjo, 1981). Pengurangan sampai legum hanya mengalami 0.74
% dari panjang siang hari menurunkan pertumbuhan tunas sebanyak 47 %, sedangkan naungan sampai
menyebabkan peguragan panjang siang hari sampai hanya 0,38 % akan menyebabkan kematian sebanyak
33%. (Sillar, 1967)

11

BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:
Hari

: Sabtu, 04 April 2015

Waktu

: Pukul 08.00 WIB selesai

Tempat

: Medan Helvetia.

B. Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan :

Frame cuplikan bujur sangkar dengan ukuran 1 x 1 m 2

Kantong plastik

Alat pemotong

Timbangan

Alat Tulis

C. Metode Penelitian / Prosedur


1. Gunakan hasil cuplikan produksi hijauan di praktikum sebelumnya (diketahui bertanya), dan
kelompokan kepada rumput (R), legum (L), dan gulma (G) dan ditimbang.
2. Untuk mengetahui presentasi komposisi botani digunakan rumus :
%Komponen X =

(/2)
(/2)

12

x 100%

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Cuplikan
Kg/m2
0,265 Kg
0 Kg
0.035 Kg
0,3 Kg

Hasil Cuplikan
Rumput (R)
Legum (L)
Gulma (G)
Total

2. Presentasi Komposisi Botanis


265

%Komponen (R) = 300 x 100%


= 88%
%Komponen (L) =

0
300

x 100%

= 0%
35

%Komponen (G) = 300 x 100%


= 12%

B. Kesimpulan
Dari hasil pengambilan sampel yang telah dilakukan, didapat data seperti tertera pada tabel diatas.
Sebagian besar adalah rumput dengan presentase 88% dan sisanya adalah gulma yang terdapat sekitar 12%.
Sedangkan legum sendiri tidak terdapat hal ini disebabkan karena padang pengembalaan memang hanya di
tanami rumput gajah.

13

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari data yang di ambil di padang penggembalaan rumput mendominasi 88% dari total yang diteliti,
adapun gulma yang tumbuh juga dapat di makan oleh ternak dan tidak mengganggu dari padang
penggembalaan itu sendiri.
2. Saran
Ketika praktikum usahakan dalam penimbangan agar memperhatikan betul berapa jumlah timbangan
yang tampil.

14

DAFTAR PUSTAKA
Haryadi dan Arismunandar. 1982. Dasar dasar Perabukan. CV. Sinar Baru : Bandung
Reksohadiprodjo, S. Dan R. Utama. 1983. Adaptasi Hijauan Makanan Ternak Terhadap
Lingkungan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Reksohadiprodjo, S. Dan B. Suhartanto. 1983. Pengolahan Kebun Hijauan Makanan Ternak Terhadap
Lingkungan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. Universitas Gadjah
Mada : Yogyakarta
Susetyo, I. Kismono dan B. Suwardi. 1981. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan
Departemen Pertanian : Jakarta

15

LAMPIRAN

Pengaritan Tanaman

Pemilihan Rumput dan Gulma

16

Anda mungkin juga menyukai