PENGGEMBALAAN PETERNAKANRAKYAT
PRAKTKUM VII
PENGUKURAN KAPASITAS TAMPUNG
OLEH
NAMA : TITIN EKA CAKRAWATI
NIM : I 111 14 54
KELOMPOK : V (LIMA)
GELOMBANG :
ASISTEN :
A. Latar belakang
dominant famili Gramineae dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya
seperti legume, dan herba lainya yang digunakan untuk makanan ternak. Padang
pada musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan
besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai
dan kuantitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat juga berfungsi sebagai
Bulk dan juga sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
kebutuhan suplai pakan hijauan, hal ini akan mengakibatkan lebih banyak sumber
ternak.
Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai
kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan
dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau
penduduknya hidup dari usaha pertanian. Diversifikasi tanaman padi dan tanaman
(Reksohadiprodjo et al, 1995), karena pakan yang dikonsumsi oleh sapi, kerbau,
kambing, dan domba sebagian besar dalam bentuk hijauan, tetapi ketersediaannya
sehingga masih kurang atau terlalu banyak sisa terbuang. Oleh karena itu
pada ternak tersebut. Optimalisasi dan efesiensi tersebut dapat dilakukan apabila
ternak. Jenis makanan ternak secara umum dikenal tiga kelompok besar yaitu
hijauan, non hijauan dan limbah pertanian. Hijauan adalah semua bahan makanan
ternak yang diberikan dalam bentuk segar. Hijauan dapat berupa tanaman rumput-
dengan baik jika ketersediaan pakan hijauan sebagai sumber pakan dapat dipenuhi
secara kualitas dan kuantitas dan tersedia secara kontinyu. Hijauan makanan
ternak bersumber dari padang rumput alam atau dengan melakukan penanaman
hijauan makanan ternak. Jenis dan kualitas hijauan dipengaruhi oleh kondisi
Indonesia tidak tersedia sepanjang tahun, dan hal ini merupakan suatu kendala
tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya
terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik
ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995).
Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput
unggul dan atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan
bagi hewan yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit,
Rumput yang ada didalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini
disebabkan pengaruh tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh
(Anonimous, 1990).
Syarat padang penggembalaan yang baik adalah produksi hijauan tinggi
dan kualitasnya baik, persistensi biasa ditanam dengan tanaman yang lain yang
mudah dikembangbiakkan. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang
menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang
ternak (Susetyo, 1980) atau jumlah ternak yang dapat dipelihara per satuan luas
yaitu jumlah ternak atau unit ternak persatuan luas padang penggembalaan
per unit per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimum atau daya
hijauan makanan ternak yang tersedia. Dalam perhitungan ini digunakan norma
Satuan Ternak (ST) yaitu ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat
a. Satuan Ternak
kg/ekor/hari.
kg/ekor/hari
d. Intensitas Penggembalaan
produksi ternak
imbangan yang serasi antara kuantitas hijauan yang tersedia dengan jumlah ternak
pastura.
hujan dan penyebarannya, topografi dan hal-hal lain. Oleh karena itu setiap
Taksiran daya tampung menurut Halls et al. (1964) dapat didekati dengan
setiap bagian dari pastura tersebut sangat sulit dan bahkan tidak mungkin dapat
metoda untuk menentukan letak petak-petak cuplikan agar produksi hijauan dapat
ditaksir dengan benar. Metoda-metoda yang mungkin dapat dipilih adalah sebagai
berikut :
1. Dengan pengacakan
2. Dengan stratifikasi
3. Secara sistematik (dimulai dari titik yang telah ditentukan dan kemudian
keburukan tetapi bila dilakukan dengan baik dan penuh komitmen tinggi maka
menggunakan dua angka dari daftar angka random sebagai koordinat tempat
cuplikan. Koordinat tersebut tidak perlu dimulai dari sudut pastura sebagai titik
nol tetapi dapat dimulai dari letak cuplikan yang sebelumnya. Jumlah cuplikan
berikut: petak cuplikan pertama ditentukan secara acak seluas 1 m2 bujur sangkar
atau dalam bentuk lingkaran dengan garis tengah 1 m. Petak cuplikan kedua
diambil pada jarak lurus 10 langkah ke kanan dari petak cuplikan pertama dengan
luas yang sama. Kedua petak cuplikan yang berturut-turut tersebut membentuk
satu kumpulan (cluster). Cluster selanjutnya diambil pada jarak lurus 125 m dari
yang diperlukan. Untuk lapangan seluas 160 acre (± 65 ha) diperlukan paling
sedikit 50 cluster.
petak tersebut dipotong sedekat mungkin dengan tanah termasuk dipotong juga
kantung dan ditimbang bobot segarnya. Apabila petak cuplikan jatuh pada batu-
batu atau pohon-pohon besar usahakan jangan menghindar, dan petak yang
kosong tersebut nantinya juga digunakan pembagi untuk mendapatkan nilai rata-
rata.
Dari catatan bobot segar hasil cuplikan maka dapat diketahui produksi
hijauan segar per m2. Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa tidak
seluruh hijauan tersebut dapat terkonsumsi ternak karena sebagian dari bagian
proper use factor (PUF). Besarnya proper use factor tersebut antara lain
dipengaruhi oleh :
Pada pastura yang mudah mengalami erosi karena topografi miring atau hamparan
semuanya dipanen.
sama setelah dipanen, oleh karena itu pada tanaman yang mempunyai pola
regrowth lamban sebaiknya tidak semua hijauan yang dapat dipanen semuanya
untuk ternak.
Pada dasarnya semakn banyak atau semakin besar jenis ternak yang dipelihara
maka semakin banyak pula tanaman yang terinjak, sehingga tidak semua hijauan
yang dipanen dapat dimanfaatkan untuk ternak. Pada umumnya tanaman yang
sudah terinjak-injak akan dikonsumsi belakangan setelah tidak ada hijauan lain
yang disukai, tetapi pada tanaman yang sudah terkena kotoran (feses dan urin)
maka hijauan tersebut tidak akan dikonsumsi ternak dalam waktu yang cukup
lama. Pada beberapa hari pertama setelah tanaman terkena kotoran segar, maka
tersebut tumbuh subur dibandingkan tanaman lainnya. Oleh karena itu di pastura
sering terlihat tanaman yang bergerumpul rimbun yang dari kejauhan seperti titik-
titik hijau, hal ini adalah kelompok tanaman yang subur akibat terkena kotoran
hijauan. Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa pada musim kemarau dimana
akan lamban, oleh karena itu pemanfaatan hijauan yang ada juga perlu disisakan
faktor yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman pada suatu pastura, maka
PUF semakin kecil. Untuk penggunaan pastura yang ringan besarnya PUF adalah
25-30%, penggunaan medium 40-45%, sedang untuk penggunaan yang berat 60-
70%.
Suatu misal produksi hijauan segar hasil cuplikan rata-rata per m 2 = 2 kg, maka
Berkaitan dengan musim dan regrowth hijauan setelah dipanen, maka dapat
dimaklumi bahwa suatu padangan memerlukan suatu masa istirahat agar hijauan
yang telah dikonsumsi ternak tumbuh kembali dan siap untuk digembalai lagi.
Masa ini disebut sebagai periode istirahat (rest). Pada umumnya, padang rumput
Untuk menaksir kebutuhan luas lahan per tahun dapat dimanfaatkan rumus
[y–1]s=r
y = angka konversi luas tanah yang dibutuhkan per ekor sapi per tahun terhadap
diperoleh
y= = 3,3
Dengan nilai y = 3,3. serta diketahuinya kebutuhan luas pastura per bulan 0,15 ha,
maka kebutuhan luas padangan yang diperlukan per tahun adalah 3,3 x 0,15 ha =
0,495 hektar untuk per ekor sapi. Dengan kata lain, berarti satu Ha pastura per
tahun dapat menampung 2 ekor sapi dewasa yang setiap hari dengan konsumsi 40
tampung pastura adalah 2 ekor / ha, dengan catatan sapi dewasa yang tiap hari
bagaimana kalau sapi yang digembalakan tersebut pedet atau sapi dewasa yang
hasil pehitungan ternyata diperoleh kapasitas tampung suatu pastura 2,5 ekor/ha
Dengan melihat kasus tersebut, maka satuan kapasitas tampung pastura yang
suatu standar yang memadai dan mudah dioperasionalkan. Untuk itu satuan
kapasitas tampung secara internasional dinyatakan dalam Animal Unit (AU) atau
Satuan Ternak (ST). Adapun pengertian dari Satuan Ternak adalah kemampuan
Satuan Ternak adalah ternak yang dapat mengkonsumsi hijauan segar 40 sampai
45 kg atau 8 sampai 9 kg bahan kering per hari. Variasi ini tergantung pada rata-
rata ternak dewasa dalam suatu wilayah. Untuk daerah tropis seperti Indonesia, 1
Dengan demikian bila kemampuan konsumsi bahan kering sapi sekitar 2,75
persen dari bobot badan ternak, maka 1 ST setara dengan sapi yang mempunyai
bobot badan 290 kg. Satuan ini lebih operasional, karena bila nantinya ditemui
kapasitas tampung suatu pastura adalah 2,5 ST, artinya dalam pastura tersebut
dapat digembalai ternak yang total berat badannya 2,5 x 290 kg = 725 kg yang
bisa terdiri dari 2 ekor sapi besar atau 4 sampai 5 sapi kecil, yang terpenting
adalah total jumlah berat badan semua ternak yang digembalakan sekitar 725 kg.
Pendekatan satuan ternak ini juga berlaku untuk jenis ternak lain baik ternak
minggu 29 – 1 April dan Mei 2016 bertempat di peternakan sapi di kabupaten Sidrap,
Sulawesi Selatan,. Di peternakan sapi milik anak perusahaan dari PT Berdikari (Persero)
lapang Perah adalah alat tulis – menulis tranportasi, gunting, pisau, kayu,timbangan, ,dll
Bahan yang digunakan pada praktek lapang Ilmu Ternak Perah adalah kertas,
kantongan,kertas koran.
B. Metode Praktikum
,,,,,,
..............
LAPORAN PRAKTIKUM TATALAKSANA PADANG
PENGGEMBALAAN PETERNAKAN RAKYAT
OLEH
KELOMPOK : V (LIMA)
GELOMBANG : I (SATU)
ASISTEN : SEMA
\
LABORATORIUM TANAMAN PAKAN DAN MANAJEMEN
PADANG PENGGEMBALAAN RAKYAT
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LatarBelakang
Pakan hijauan yang diberikan pada ternak dapat diperoleh dari berbagai
ini telah ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/ legume yang
Pengukuran pada pasture merupakan cara evalusi yang cukup akurat baik
komposisi kimianya.
I.2 Tujuan dan kegunaan
mengevaluasi keadaan pastura yang ada di area PT. Berdikari United Livestock di
Kabupaten Sidrap.
Botanis adalah agar mengetahui komposisi botani / hijauan pakan dan dapat
mengevaluasi keadaan pastura yang ada di area PT. Berdikari United Livestock di
Kabupaten Sidrap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut
lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/ legume yang
(Yunus, 1997).
Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas
penggembalaan ternak seperti kuda dan sapi. Hal tersebut masih digunakan secara
ekstensif, terutama sekali di daerah kering apabila padang rumput daratan tidak
terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau
tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering
digembalakan.
yang biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air.
sampai 4 hari.
Pemilihan jenis rumput dan legume yang akan ditanam pada padang
yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas hijauan yang dihasilkan. Analisis
komposisi botani dapat dilakukan secara manual dengan melihat secara langsung
komposisi botani yang ada di suatu pastura. Namun hal ini tentu akan menjadi
masalah dalam menentukan akurasi jenis botani dan waktu yang diperlukan untuk
melihat kondisi botani dan waktu yang diperlukan untuk melihat kondisi botani
yang ada secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan metode analisis
komposisi botani hijauan makanan ternak yang cepat dan tepat. (Kusmartono
1988).
harus seiring dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pakan hijauan. Hal ini
dan mineral. Salah satu factor penting yang perlu diperhatikan dalam menjaga
ketersediaan hijauan pakan ternak secara kontinu baik dari segi kualitas dan
kuantitas adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami pada
seperti legume yang digunakan sebagai sumber hijauan pakan ternak. Padang
ekologi untuk ternak khususnya ternak ruminansia akibat tata laksana padang
penggembalaan yang buruk serta beberapa factor lainnya seperti perubahan fungsi
lahan. Oleh karena itu perlu adanya upaya perbaikan terhadap tata laksana padang
baru terhadap lahan yang belum dimanfaatkan sehingga kebutuhan akan pakan
hijauan baik dari segi kualitas dan kuantitas dapat tersedia secara kontinu.
Komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah curah hujan,
( Tjitrosoedirjo, 1983 )
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah spesies tanaman,
Kebanyakan cultivar tanaman, panjang siang hari atau panjang malam
hari penting untuk terjadinya bunga dan adanya reaksi kekuatan untuk
(Reksohadiprodjo, 1981 )
hijauan makanan ternak yang ternak yang telah dipotong. Metode ini paling teliti
jika digunakan jumlah sampel yang cukup banyak, tetapi memerlukan waktu yang
estimasi persentase berat pada hijauan makanan ternak yang telah dipotong,
estimasi persentase berat “in situ” di kebun/lapangan, estimasi unit berat dari tiap-
menaksir komposisi botani pada rumput atas dasar bahan kering tanpa melakukan
hari Sabtu, 29-1April-Mei 2016 pukul 10.00 wita - selesai, bertempat di Lahan
timbangan,
semua hijauan di dalam kuadrat sampai permukaan tanah, memotong hijauan dan
Melemparkan kuadrat secara acak pada padang rumput dan mencatat
semua spesies yang ada. Ukuran kuadrat tidak terlalu kritis tetapi asalak cukup
padang penggembalaan tropis, kuadrat dengan ukuran 4,9,25 atau 40 dm2 cukup
dan ketiga dalam hal produksi bahan kering.Apabila tidak ada perbedaan ranking
pertama dan kedua, renking kedua dan ketiga secara sama pada kedua atau ketiga
spesies, kemudian mengulang prosedur di atas banyak kali, lebih disukai antara
pertama, kedua dan ketikga. Proporsi kuadrat dimana spesies menempati ranking
pertama, kedua dan ketiga masing-masing dikalikan dengan faktor 70, 19, 21, 0,
dan 73, kemudian jumlah proporsi kuadrat suatu spesies setelah dikalikan dengan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil seperti pada
A. Hasil
Kuadra Spesies
t Rumput Legum Gulma
1. 1 2 3
2. 1 2 3
3. 1 2 3
4. 1 2 3
5 1 3 2
6 1 3 2
7 2 3 1
8 1 2 3
9 3 1 2
10 1 2 3
Sumber: Hasil Praktek Lapang Tata Laksana Padang Pengembalaan Rakyat
PT.Buls, 2015
Berdasarkan hasil Praktek Lapang Tata Laksana Padang Pengembalaan
Peternakan Rakyat PT.Buli di Kab. Sidrap dapat dilhat bahwa pada pelemparan
kuadrat pertama yang ranking pertama dengan jumlah spesies yang banyak
adalah rumput, kemudian ranking kedua legum dan ranking ketiga adalah gulma,
kemudian pada pelemparan kuadrat kedua, ketiga dan keempat rumput tetap
berada pada ranking pertama , kemudian legum dan yang terakhir adalah gulma.
jumlah spesies yang banyak adalah rumput, gulma dan legum. Pada pellemparan
kuadrat yang ke 7 dan 8 yang ranking pertama dengan dengan jumlah spesies
yang banyak adalah gulma, rumput dan yang tearkhir adalah legum. Pada
adalah rumput kemudian legum dan yang terakhir adalah gulma. Dan peda
jumlah spesies yang banyak adalah legum, kemudian gulma dan yang terkhir
adalah rumput.
Dari hasil Praktek Lapang Tata Laksana Padang Pengembalaan Rakyat di
metode ranking berdasarkan jumlah spesies tanaman dapat diketahui bahwa yang
berada pada ranking pertama dalam jumlah spesies tanaman adalah rumput,
B. Pembahasan
spesies tanaman dapat diketahu bahwa spesies tanaman yang paling banyak
adalah graminae (rumput), hal ini disebabkan karena pakan ternak dapat
dari hasil penanaman maupun rumput lapang yang tersedia tanpa budidaya.
Hal ini sesuai pendapat Direktorat Perluasan Area (2009) yang menyatakn
penggembalaan alam yang didominasi oleh tanaman perenial, sedikit atau tidak
terdapat semak belukar, gulma (weed) dan tidak ada pohon, dan tidak ada
bahwa tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis
menggembalakan ternak.
perbaikan unsur hara tanah.Bagi daerah yang memiliki budaya memelihara ternak
cara diumbar di lahan dengan peroide tertentu karena jika diumbar ternak lebih
mudah dan bebas mencari makanannya dan dapat lebih mudah berinyeraksi
kerja dalam budidaya ternak. Dengan sistem ternak diumbar di lahan tertentu pada
lebih rendah (low input) dengan tidak mengganggu tingkat produksi yang
dihasilkan. Prinsip dan kelestarian sumber daya lahan menjadi titik perhatian
pola pembibitan, faktor input produksi (biaya) dapat ditekan, karena output yang
terhadap hijauan pakan murah sangat dibutuhkan, khususnya yang bersumber dari
A. Kesimpulan
bahwa berdasarkan metode ranking berdasarkan bahan kering dan jumlah spesies
bahwa jumlah spesies yang terbanyak adalah rumput kemudian legum dan yang
terakhir adalah gulma , hal ini disebabkan karena pakan ternak dapat bersumber
B. Saran
Sebaiknya asisten dan praktikan saling bekerja sama agar praktek lapang
berjalan sesuai dengan baik. Dan sebaiknya peternak lebih memperhatikan kondisi
bertambah/gemuk.
DAFTAR PUSTAKA
Tandi, Ismail. 2010. Analisis Ekonomi Pemeliharaan Ternak Sapi Bali dengan
Sistem Penggembalaan di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa
Sulawesi Selatan. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa.
Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No. 1ISSN 2089-0036.
LAPORAN PRAKTIKUMTATALAKSANA PADANG
PENGGEMBALAAN PETERNAKANRAKYAT
LAPORAN PRAKTKUM V
PENGUKURAN PRODUKSI HIJAUAN
OLEH
KELOMPOK : V (LIMA)
GELOMBANG :
ASISTEN :
Salah satu alternatif untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan
tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap
tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan dan pertanian setempat. Selain
itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang
(daerah tropic) yang sebagian besar penduduknya hidup dari usaha pertanian.
memenuhi kebutuhan pakan dimana pada lokasi ini telah ditanami rumput unggul
dan atau legum dengan jenis rumput atau legum yang tahan terhadap injakan
cahaya. Jumlah energi matahari yang diterima seawal mungkin pada saat
kering selama periode tersebut, kompetisi zat – zat makanan. Kompetisi terjadi
yang digembala dengan stocking rate yang tinggi (8 sampai 10 ekor/ha) akan
menyebabkan tanah menjadi kompak, padat dan berakibat mengurangi aerasi akar
dan daya tembus air. Pastura yang terlalu tinggi menyebabkan sulit untuk
dan sebagai sumber karboihidrat, protein, vitamin dan mineral. untuk memperoleh
produksi hijauan yang tinggi, dengan kualitas, kuantitas serta kontinuitas yang
dengan hasil yang optimal dengan media penanaman yang maximal, hal tersebut
akan dicapai apabila diikuti dengan perencanaan yang matang dan tekhnik
budidaya serta pengembangan hijauan yang tepat dan sesuai dengan keadaan
setempat. Produksi suatu hijauan dipengaruhi oleh iklim dan unsur hara yang
Tujuan dari praktek lapang ini adalah untuk mengetahui cara mengukur
produksi hijauan dan untuk mengetahui persentase kadar bahan kering yang ada
Kegunaan dari praktek lapang ini adalah sebagai sumber informasi bagi
praktikan dan masyarakat cara mengukur produksi dan persentase kadar bahan
kering yang ada pada padang penggembalaan PT. BULS di Kabupaten Sidrap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya
terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik
ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995).
Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput
unggul dan atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan
bagi hewan yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit,
Rumput yang ada didalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini
disebabkan pengaruh tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh
(Anonimous, 1990).
Syarat padang penggembalaan yang baik adalah produksi hijauan tinggi
dan kualitasnya baik, persistensi biasa ditanam dengan tanaman yang lain yang
mudah dikembangbiakkan. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang
Metode destruktif
acak dengan luasan 1 – 2% dari padang rumput. Lalu memotong semua hijauan
hijauan yang telah dipotong. Menghitung rata-rata berat hijauan yang ada didalam
oven pada temperature 100OC selama 24 jam dan menghitung kadar bahan
Kemudian menghitung produksi bahan kering spesie per ha. Anonimous, 1990).
Metode non-destruktif
permukaan tanah. Lalu memotong dan menimbang hijauan yang ada dibawah
hijauan berdasarkan jumlah tinggi keempat sudut tripleks dari permukaan tanah.
(Anonimous, 1990).
hijauan. Hal ini dikarenakan pakan hijauan merupakan sumber pakan utama bagi
vitamin dan mineral. Salah satu factor penting yang perlu diperhatikan dalam
menjaga ketersediaan hijauan pakan ternak secara kontinu baik dari segi kualitas
dan kuantitas adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami
padang penggembalaan sebagai penyedia pakan hijauan dan basis ekologi untuk
yang buruk serta beberapa factor lainnya seperti perubahan fungsi lahan. Oleh
karena itu perlu adanya upaya perbaikan terhadap tata laksana padang
baru terhadap lahan yang belum dimanfaatkan sehingga kebutuhan akan pakan
hijauan baik dari segi kualitas dan kuantitas dapat tersedia secara kontinu.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Hasanuddin, Makassar.
Metode destruktif
acak dengan luasan 1 – 2% dari padang rumput. Lalu memotong semua hijauan
hijauan yang telah dipotong. Menghitung rata-rata berat hijauan yang ada didalam
Metode non-destruktif
tripleks dari permukaan tanah. Lalu memotong dan menimbang hijauan yang ada
permukaan tanah.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada tabel 6.
berat segar 780 gram/m2 dan memiliki berat kering 70 gram setiap 100 gram
sampel. Sedangkan pada padang rumput B memiliki berat segar 361 gram/m2 dan
memiliki berat kering 62 gram setiap 100 gram sampel. Adanya perbedaan ini
disebabkan oleh berbagai faktor seperti jenis rumput yang berbeda pada
pengambilan sampel dan fase pertumbuhan tanaman yang berbeda-beda. Hal ini
faktor yang mempengaruhi kadar bahan kering antara lain jenis tanaman, fase
bahan kering tanaman pada musim penghujan relatif rendah karena pertumbuhan
tanaman lebih cepat, air tercukupi dan kondisi lingkungan lembab sehingga
A. Kesimpulan
persentase kadar bahan kering disetiap padang rumput yang berada pada PT.
hara yang ada dalam tanah, iklim, dan fase pertumbuhan tanaman pada saat
pemotongan.
B. Saran
Saran untuk praktek lapang ini yaitu sebaiknya praktek lapang dilakukan
pada saat pagi atau sore hari agar proses praktikum berjalan sesuai yang
diinginkan.
Saran untuk asisten yaitu sebaiknya dalam praktikum dan asistensi, asisten
Anonim.2012 a.rudhy-aja.blogspot.com/2011/10/pengelolaan-padang-
penggembalaan.Diakses pada tanggal 1 Juni 2012.
Anonim.2012 b.litbang.deptan.go.id/padang-penggembalaan-untuk-ternak-
kambing. Diakses pada tanggal 1 Juni 2012.
Anonim.2012 c.intannursiam.wordpress.com/2011/01/10/kapasitas-tampung-
padang-penggembalaan/ub Sektor Peternakan. Diakses pada tanggal 1
Juni 2012.
Anonim.2012 d .census-sitorus.blogspot.com/2011/12/padang-pengembalaan.
Diakses pada tanggal 1 Juni 2012.