Anda di halaman 1dari 3

Nama: Syela Dwi Hartati

Nim: 17021012

Nama: Farhan Amru Abid

Nim: 17021086

SOAL

Diskusikan dalam kelompok tentang daya tampung (carrying capacity) padang penggembalaan :

1. faktor apa saja yang harus diketahui untuk menghitung daya tampung pasture
2. bagaimana cara menghitung daya tampung pasture
3. bagaimana agar daya tampung optimum

JAWAB

1. Kapasitas tampung merupakan analisis kemampuan areal padang penggembalaan atau


kebun rumput untuk dapat menampung sejumlah ternak, sehingga kebutuhan hijauan
rumput dalam 1 tahun bagi makanan ternak tersedia dengan cukup.
Besarnya produksi hijauan atau kebun rumput pada suatu areal dapat diperhitungkan,
seperti berikut :
1. Produksi Kumulatif, merupakan produksi padang penggembalaan atau kebun rumput
yang ditentukan bertahap selama 1 tahun. Setiap pemotongan produksi hijauan rumput
diukur dan dicatat. Setalah 1 tahun seluruh produksi dijumlah, dan hasilnya merupakan
produksi kumulatif.
2. Produksi Realitas, merupakan produksi yang ditentukan oleh setiap pemotongan
hijauan rumput seluruh areal padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, produksi
realitas adalah produksi sebenarnya yang bisa diukur dengan produksi ternak.
3. Produksi Potensial, merupakan produksi yang ditentukan atas dasar perkiraan suatu
areal padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, perhitungan ini cenderung disebut
sebagai taksiran.
Kapasitas tampung adalah jumlah hijauan makanan ternak yang dapat disediakan dari
kebun hijauan makanan ternak atau padang penggembalaan untuk kebutuhan ternak
selama satu tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak per hektar. Kapasitas tampung
sebidang tanah dipengaruhi oleh curah hujan, topografi, persentase hijauan yang tumbuh,
jenis dan kualitas hijauan, pengaturan jumlah ternak yang digembalakan, sistem
penggembalaan, dan luas lahan (Mcllroy, 1976).

Hal-hal yang mempengaruhi kapasitas tampung yaitu sebagai berikut:


1. Penaksiran kuantitas produksi hijauan.
umumnya dilakukan dengan metode cuplikan dengan memakai frame berukuran tertentu
dengan bentuk yang bermacam-macam (persegi, bujur sangkar, lingkaran, atau segitiga).
Pengambilan sampel di lapangan dilakukan secara acak. Banyaknya ditentukan dengan
melihat homogenitas lahan yaitu komposisi botani, penyebaran produksi, serta topografi
lahan. Hijauan yang terdapat dalam areal frame dipotong lebih kurang 5 -10 cm diatas
permukaan tanah dan ditimbang beratnya.
2. Penentuan Proper Use Factor.
Konsep Proper Use Factor (PUF) besarnya tergantung pada jenis ternak yang
digembalakan, spesies hijauan di padangan, tipe iklim setempat beserta kondisi tanah
padangan. Untuk penggunaan padangan ringan, sedang, dan berat nilai PUF-nya masing-
masing adalah 25-30 %, 40-45 %, dan 60-70 %. Konsep ini digunakan dalam menaksir
produksi hijauan antara lain karena jika lahan semakin mudah mengalami erosi dengan
hamparan vegetasi rendah, sebaiknya tidak terlalu banyak hijauan di panen; jika
hijauannya mempunyai pola pertumbuhan setelah panen lamban, maka sebaiknya tidak
semua hijauan yang ada diperhitungkan untuk menentukan jumlah ternak yang akan
dipelihara; semakin banyak jenis ternak yang dipelihara maka injakan ternak terhadap
rerumputan mengakibatkan tidak 100 % hijauan yang ada dapat dikonsumsi ternak. Dapat
disimpulkan bahwa Proper Use Factor tergantung pada jenis ternak yang digembalakan,
tipe Iklim dan kondisi tanah.
3. Menaksir kebutuhan luas tanah per bulan
Penaksiran ini didasarkan pada kemampuan temak mengkonsumsi hijauan. Misalnya
kebutuhan seekor ternak sapi dewasa adalah 40 kg rumput per ha (10 % dari bobot
badan) maka per bulan diperlukan 40 kg x 30 = 1.200 kg (1,2 ton) hijauan. Bila produksi
hijauan 8 ton per ha, maka luas lahan yang dibutuhkan seekor sapi dewasa per bulan
adalah 1,2/8 = 0,15 ha.
4. Menaksir kebutuhan luas tanah per tahun.
Suatu padangan memerlukan masa agar hijauan yang telah dikonsumsi ternak tumbuh
kembali dan siap untuk digembalakan lagi. Masa ini disebut sebagai periode istirahat.
Padang rumput tropika membutuhkan waktu 70 hari untuk istirahat setelah digembalai
selama 30 hari.

2. Perhitungan mengenai kapasitas tampung (Carrying Capacity) suatu lahan terhadap


jumlah ternak yang dipelihara adalah berdasarkan pada produksi hijauan makanan ternak
yang tersedia. Dalam perhitungan ini digunakan norma Satuan Ternak (ST) yaitu ukuran
yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah makanan
ternak yang dikonsumsi.Norma/ standar kebutuhan hijauan makanan ternak berdasarkan
Satuan Ternak adalah sebagai berikut :
- Ternak dewasa (1 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 35 kg/ekor/hari.
Ternak muda (0,50 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 15 – 17,5
kg/ekor/hari. Anak ternak (0,25 ST) memerlukan pakan hijauan sebanyak 7,5 – 9
kg/ekor/hari.
- Proper Use Factor (PUF) adalah faktor yang harus diperhitungkan untuk
menjamin pertumbuhan kembali hijauan makanan ternak. Faktor tersebut yaitu
lingkungan, jenis ternak, jenis tanaman, tipe iklim dan keadaan musim.
Penggolongan nilai PUF untuk padang penggembalaan adalah a) ringan : 25 – 30
%; b) sedang : 40 – 45 %; c) berat : 60 – 70 %

Pada umumnya kelas tanah yang dialokasikan untuk peternakan termasuk golongan
sedang dan ringan. Kapasitas Tampung adalah kemampuan lahan untuk menampung
ternak per Satuan Ternak per satuan luas sehingga memberikan hasil yang optimal.
Kapasitas tampung lahan padang penggembalaan dapat dihitung dengan
memperhatikan periode merumput ternak, periode istirahat, konsumsi HMT per hari
produksi HMT per hektar dan PUF.

3. Departemen Pertanian (2009), mengatakan bahwa kapasitas tampung (carrying capacity)


merupakan tekanan penggembalaan (stocking rate) optimal. Kapasitas tampung identik
dengan tekanan penggembalaan (stocking rate) yaitu jumlah ternak atau unit ternak per
satuan luas padang penggembalaan. Tekanan penggembalaan optimum merupakan
pencerminan dari kapasitas tampung yang sebenarnya dari padang penggembalaan,
karena baik pertumbuhan ternak maupun hijauan dalam keadaan atau merupakan
pencerminan keseimbangan antara padang rumput dengan jumlah unit ternak yang
digembalakan. Menurut Susetyo (1980), yang disitasi oleh Wiryasasmita (1985),
kapasitas tampung adalah angka yang menunjukan satuan ternak yang dapat
digembalakan di luasan tanah pangonan tertentu, selama waktu tertentu, dengan tidak
mengakibatkan kerusakan baik terhadap tanah, vegetasi maupun ternaknya. Dengan
demikian kapasitas tampung tersebut tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi
tanah, pemupukan, faktor iklim, spesies hijauan, serta jenis ternak yang digembalakan
atau terdapat di suatu padangan.

Anda mungkin juga menyukai