Anda di halaman 1dari 12

1

LAPORAN PRAKTIKUM
TATALAKSANA PADANG PENGEMBALAAN
PADANG RUMPUT DI UPTU IE SUUM DAN KEBUN
PERCOBAAN UNIVERSITAS ABULYATAMA

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
Suardi 15130005P
M. Hasrul 15130020P
Nurhidayana 151300

PROGRAM KEAHLIAN PRODUKSI TERNAK


DIREKTORAT PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR
2016/2017
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran ALLAH SWT berkat dan rahmat
penyusun laporan pratikum Tatalaksana padang pengembalaan dan padang rumput
dapat diselasaikan.

Adapun laporan ini dimaksudkan sebagai tambahan bacaan mahasiswa


jurusan peternakan, Universitas Abulyatama Aceh Besar dan peminat lainnya
yang ingin menambah wawasannya tentang Tatalaksana padang pengembalaan
dan padang rumput. Sudah barang tentu dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan kekurangan sebagai akibat keterbatasan pengetahuan penulis,
namun walaupun begitu mudah-mudahan laporan ini berguna sesuai dengan yang
diharapkan, oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan.

Kepada semua pihak telah membantu sehingga makalah ini dapat


diselesaikan, kami tidak lupa mengantarkan banyak terimakasih.

Aceh Besar, 3 Januari 2017

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Tujuan............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5
1.1 Padang Penggembalaan (Pasture)..................................................................5
2.2 Tata Laksana Pengelolaan Padang Penggembalaan (Pasture).......................6
BAB III....................................................................................................................8
MATERI DAN METODE.......................................................................................8
1.1 Materi.............................................................................................................8
2.1 Metode...........................................................................................................8
BAB IV....................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................9
1.1 Hasil...............................................................................................................9
2.1 Pembahasan..................................................................................................10
KESIMPULAN......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan ternak ruminansia besar sangat ditentukan oleh potensi
daya dukung wilayah khususnya ketersedian pakan ternak yang berupa hijauan
pakan (rumput dan leguminosa). Pakan ternak dapat bersumber dari rumput
budidaya disamping bersumber dari areal padang pengembalaan ternak. Hijauan
dapat diperoleh dari hasil penanaman rumput lapangan tersedia tanpa budidaya.
Rumput lapangan umumya berkembang di lahan di luar usaha tanaman pangan
maupun pada areal padang pengembalaan. Padang pengembalaan adalah daerah
padang tempat tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang
dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat (Cullison, 1975
dan Ruksohadiprodjo, 1985).
Padang pengembalaan di Indonesia secara umum merupakan padang
pengembalaan alam yang didominasi oleh tanaman perennial, sedikit atau tidak
terdapat semak belukar, gulma (weed) dan tidak ada pohon, dan tidak ada
pengaruh tangan manusia terhadap susunan floranya. Sumber lain menyatakan
bahwa tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul atau legume (jenis
rumput/legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk
mengembalakan ternak (Direktorat Perluasan Areal, 2009).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Tatalaksana Padang Pengembalaan dan
Padang Rumput adalah agar mahasiswa mampu memahami dan mempraktkan
proses penanaman rumput Brecaria Humidicola dan metode menghitung jumlah
pakan hijauan di lapangan (carring capacity).
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Padang Penggembalaan (Pasture)


Menurut Reksohadiprodjo (1994) padang penggembalaan adalah suatu
daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi
ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat.
Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul
dan atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang
digunakan untuk menggembalakan ternak (Yunus, 1997).
Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan
kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia
(Parakkasi, 1999), sehingga dapat disebut sebagai padang penggembalaan.
Sebelum adanya mekanisasi pertanian, padang rumput adalah sumber makanan
utama untuk penggembalaan ternak seperti kuda dan sapi. Hal tersebut masih
digunakan secara ekstensif, terutama sekali di daerah kering apabila padang
rumput daratan tidak cocok untuk produksi pertanian. Di daerah yang lebih
lembab, padang penggembalaan dimanfaatkan secara ekstensif dalam bentuk free
range dan pertanian organik. Pasture terdiri dari rumput-rumputan, leguminosa
maupun hijauan lain (Wikipedia, 2008).
Menurut Reksohadiprodjo (1985), pasture (padang penggembalaan) terdiri
dari beberapa macam, yaitu :

1. Padang Penggembalaan (Pasture) Alam ; merupakan padangan yang


terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau
tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering
disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur tangan
manusia terhadap susunan floranya, tetapi hanya mengawasi ternak yang
digembalakan.
2. Padang Penggembalaan (Pasture) Alam Yang Sudah Ditingkatkan ;
merupakan padangan yang terdiri dari spesies spesies hijauan makanan
6

ternak alami, namun komposisi botaninya telah diubah oleh manusia


sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan menguntungkan
dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi).

3. Padang Penggembalaan (Pasture) Buatan/Temporer) ; merupakan


padangan yang vegetasinya sudah dipilih/ditentukan dari varietas tanaman
yang unggul. Tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam,
disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan buatan/temporer dapat
menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman pertanian.

4. Padang Penggembalaan (Pasture) Dengan Irigasi ; merupakan padangan


yang biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air.
Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2
sampai 4 hari.

Pemilihan jenis rumput dan legume yang akan ditanam pada padang
penggembalaan (pasture) bergantung kepada jenis ternak, keadaan topografi dan
jenis tanah, kegunaan (disengut langsung oleh ternak / dipotong), metode
penggembalaan yang akan digunakan.

Ciri Ciri Padang Penggembalaan (Pasture) Yang Baik


Menurut Setyati (1991), menyatakan bahwa ciri-ciri padang
penggembalaan (pasture) yang baik antara lain:

1. Produksi bahan kering tinggi;


2. Kandungan nutrisi tinggi, terutama kandungan protein kasar;

3. Tahan renggutan dan injakan serta tahan dari musim kemarau;

4. Mudah dalam pemeliharaan; Tingkat daya tumbuh cepat;

5. Nisbah daun dan batang tinggi;

6. Mudah dikembangkan bila dikombinasikan dengan tanaman legume;

7. Ekonomis dan mempunyai palatabilitas yang tinggi


7

2.2 Tata Laksana Pengelolaan Padang Penggembalaan (Pasture)


Meurut Reksohadiprodjo (1985), padang penggembalaan (pasture)
memiliki kegunaan yang sangat efesien, oleh sebab itu padang penggembalaan
harus dikelola sebaik mungkin, sehingga hasilnya mampu menyediakan pakan
hijauan secara optimal sepanjang waktu.
Beberapa cara pengelolaan padang penggembalaan yang perlu
diperhatikan agar bisa diperoleh produksi pakan hijauan optimal dan kontinu
adalah sebagai berikut:
1. Pemotongan Tahun Pertama
Pemotongan pada tahun pertama harus hati-hati, cukup dilakukan secara
ringan atau tidak dipotong sama sekali. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan
awal hijauan pada penggembalaan bisa terjamin.
Apabila hijauan hendak dipotong, haruslah dilakukan dengan cara meninggalkan
pangkal batang 7,5 cm dari tanah, dimana hasil potongan tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan silage atau hay.

2. Pemotongan Bergilir (Alternate Grazing) / Sistem Rotasi


Sistem ini biasanya dilakukan dengan cara membagi-bagi areal padang
penggembalaan menjadi petak-petak yang lebih sempit (paddock) sesuai dengan
maksud peternak, sehubungan dengan jumlah ternak yang digembalakan,
pertumbuhan hijauan serta kelebatannya. Pada umumnya padang penggembalaan
itu dibagi menjadi dua atau empat areal.

3. Tidak Melakukan Penggembalaan Berat (Over-Grazing)


Pelaksanaan penggembalaan berat yang tidak terkontrol akan merugikan,
akibat daya tampung pada penggembalaan yang tak sesuai. Hal ini akan
membawa akibat produksi berikutnya rendah, pertumbuhan kembali lemah, yang
akhirnya banyak tumbuh rumput liar (weed) bahkan bisa menimbulkan erosi
tanah.

4. Menghindari Defoliasi Yang Terlalu Ringan (Under-Grazing)


8

Praktek-praktek defoliasi semacam ini pun juga akan merugikan, maka hal
tersebut harus dihindarkan. Sebab hijauan menjadi terlalu tua, serat kasar tinggi
dan kurang palatable dan nilai gizinaa sangat rendah.

BAB III
MATERI DAN METODE

1.1 Materi
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum menghitung
Carrying Capacyti ialah :

Bahan Alat
Plastik Meteran
Karung Timbangan
Parang
Gunting
Ubin
Batu

2.1 Metode
Metode menghitung carrying capacity adalah sebagai berikut :
Cara menggunakan ubin:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lemapar ubin ke dalam padang rumput secara acak
3. Potong rumput didalam ubin samapai habis
4. Lalu timbang rumput menggunakan timbangan
5. Lempar ubin lagi sampai lima kali pelemparan dan kemudian hasilnya
penimbanagan dijumlahkan lalu di bagi lima.
9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum metode Carrying Capacyti dapat dilihat pada
table dibawah ini:
Tabel 1. . Perlakuan kapasitas daya tampung ternak terhadap produksi hijauan :

Sampel Produksi (Kg)


I 2
2 3
3 4
4 6
5 3
Jumlah 18
Rata-rata 3,6

Padang rumput 5 hektar menghasilkan 3,6 kg/bulan x 10.000 meter = 36


ton/perbulan rumput segar
1 ST memerlukan 35 kg hijauan/hari
365 hari x 35 kg = 12775 kg rumput/tahun

Jadi jumlah ternak yang dapat dipelihara adalah = = 2,81 ST

2,81 ST = 2 ekor sapi dewasa


10

Tabel 2. Perlakuan kapasitas daya tampung ternak terhadap produksi hijauan

Sampel Produksi (kg)


1 700
2 700
3 400
4 300
5 450
6 400
Jumlah 2950
Rata-Rata 491.6

Padang rumput 1 hektar menghasilkan 491.6 kg/bulan x 10.000 meter =


491.16 ton/ha perbulan rumput segar

1 ST memerlukan 35 kg hijauan/hari
365 hari x 35 kg = 12775 kg rumput/tahun
Jadi jumlah ternak yang dapat dipelihara adalah = 491160kg = 38.44 St
12775

2.1 Pembahasan
Padang penggembalaan (pasture) merupakan sumber penyediaan hijauan
makanan ternak secara langsung yang sangat ekonomis dan murah. Padang
penggembalaan (pasture) adalah tempat atau lahan yang terdiri dari rumput
unggul dan atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan
ternak) yang digunakan untuk menggembalakan ternak.
Padang penggembalaan dapat terdiri atas rumput-rumputan, kacang-kacangan atau
campuran keduanya, dimana fungsi kacang-kacangan dalam padang
penggembalaan adalah memberikan nilai makanan yang lebih baik terutama
berupa protein, phosphor dan kalium.

Fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan hijauan pakan


bagi ternak ruminansia yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga
kerja sedikit serta ternak dapat memilih dan merenggut sendiri makanannya.
Rumput dan legum yang ada di dalam padang penggembalaan dapat memperbaiki
kesuburan tanah. Hal ini disebabkan, rumput dan legum yang dimakan oleh ternak
dikembalikan ke padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan dan
menstabilkan produktivitasnya dari tanah itu sendiri
11

KESIMPULAN
Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan
kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia
(Parakkasi, 1999), sehingga dapat disebut sebagai padang penggembalaan.
Sebelum adanya mekanisasi pertanian, padang rumput adalah sumber makanan
utama untuk penggembalaan ternak seperti kuda dan sapi. Hal tersebut masih
digunakan secara ekstensif, terutama sekali di daerah kering apabila padang
rumput daratan tidak cocok untuk produksi pertanian. Di daerah yang lebih
lembab, padang penggembalaan dimanfaatkan secara ekstensif dalam bentuk free
range dan pertanian organik. Pasture terdiri dari rumput-rumputan, leguminosa
maupun hijauan lain (Wikipedia, 2008).

Ciri Ciri Padang Penggembalaan (Pasture) Yang Baik


Menurut Setyati (1991), menyatakan bahwa ciri-ciri padang
penggembalaan (pasture) yang baik antara lain:

1. Produksi bahan kering tinggi;


2. Kandungan nutrisi tinggi, terutama kandungan protein kasar;

3. Tahan renggutan dan injakan serta tahan dari musim kemarau;

4. Mudah dalam pemeliharaan; Tingkat daya tumbuh cepat;

5. Nisbah daun dan batang tinggi;

6. Mudah dikembangkan bila dikombinasikan dengan tanaman legume;

7. Ekonomis dan mempunyai palatabilitas yang tinggi


12

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Perluasan Areal, 2009. Pedoman Teknis Perluasan Areal Padang


Padang Penggembalaan. Direktorat Perluasan Areal. Direktorat Jenderal
Pengelolaan Lahan Dan Air Departemen Pertanian.
Mc Llroy, R.J. 1976. Pengantar Budidaya Padang rumput Tropika. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik. Penerbit
Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Reksohadiprojo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.
BFFE, Yogyakarta.
Santosa, U. 1995. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Subagyo I, Kusmartono 1988. Ilmu Kultur Padangan. Malang: Nuffic, Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
Susetyo, I. Kismono dan B. Suwardi. 1981. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat
Jendral Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta.
Tandi, Ismail. 2010. Analisis Ekonomi Pemeliharaan Ternak Sapi Bali dengan
Sistem Penggembalaan di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa
Sulawesi Selatan. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa.
Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No. 1ISSN 2089-0036

Anda mungkin juga menyukai