Anda di halaman 1dari 20

PENANAMAN DAN PRODUKSI

Mata Kuliah : Agrostologi

Tempat : (rumah) Jl. Lansano taratak, kec sutera kab. Pesisir selatan, sumbar

Paralel : 04

Asisten : Dosen :

1. Yandrizal Panai (1710612107) 1. Qurrat Aini, S.Pt., M.Pt.

2. Rossi Mutia Alra (1710611027) 2. Dr. Mardhiyetti, S.Pt., M.Pt.

3. Taufik Hidayat (1710612064) 3. Dr. Reisi Sriagtula, S.Pt., M.Pt.

4. Chendy Mayasari (1710612117) 4. Dr. Evitayani, S.Pt., M,Agr.

5. Dr. Imana Martaguri, S.Pt., M.Si

6. Dr. Simel Sowmen, S.Pt., M.P.

7. Yolani Utami, S.Pt., M.Pt.

8. Dr. Ir. Suyitman, M.P.

AGROSTOLOGI

Nama : Fajar septian


Bp : 1910612070

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Tujuan............................................................................................................................4
II. Tinjauan Pustaka..................................................................................................................5
2.1 Lahan..............................................................................................................................5
2.2 Bibit................................................................................................................................6
2.3 Pupuk.............................................................................................................................8
2.4 Pengolahan Tanah..........................................................................................................8
2.5 Penggemburan Tanah....................................................................................................9
2.6 Penanaman....................................................................................................................9
2.7 Pemupukan..................................................................................................................11
2.8 Penyiangan...................................................................................................................11
2.9 Pemanenan..................................................................................................................12
III. MATERI DAN METODE......................................................................................................14
3.1 Materi..........................................................................................................................14
3.2 Metode.........................................................................................................................14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................15
4.1 Hasil..............................................................................................................................15
4.2 Pembahasan.................................................................................................................15
V PENUTUP............................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................18
5.2 Saran............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................19
LAMPIRAN..............................................................................................................................21

ii
I. PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Hijauan pakan ternak merupakan hal yang paling penting dalam dunia
peternakan terutama untuk peternakan ruminansia, begitu banyak hijauan di
sekeliling kita yang dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia tak ter kecuali
rumput, namun kebanyakan rumput yang kita gunakan tidak mencukupi baik dari
segi jumlah maupun kandungan nutrisinya maka dari itu untuk mencukupi
kebutuhan tersebut maka kita dapat melakukan budidaya hijauan pakan ternak
seperti kita membudidayakan tanaman untung pangan, karena dengan mem
budidaykan nya dengan begitu kita dapat memenuhi kebutuhan hijauan pada ternak
ruminansia dan kita dapat mengontrol bagaimana hijau yang akan kita berikan
terutama dari segi kualitas nutrisi.

1.2 Tujuan
Tujuan melakukan praktikum ini untuk mengetahui bagaiamana cara
membudidaya hijauan pakan ternak agar mencapai kualitas terbaik dan
mendapatkan jumlah yang banyak untuk mencukupi kebutuhan pakan hijauan
ternak.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Lahan
Dibanding dengan usaha tani tanaman semusim, usaha tani peternakan
biasanya lebih ekstensif. Oleh karena itu untuk memilih lahan sebagai tempat
usaha tani peternakan sebaiknya dipilih lahan yang relatif tidak mahal. Sedangkan
untuk kepentingan padang rumput sebagai penghasil hijauan pakan ternak, dipilih
lahan/jenis tanah yang baik drainase dan aerasinya. Agar hijauan pakan ternak
yang dibudidayakan berhasil dengan baik/produksinya tinggi, maka
penentuaan lokasi untuk tanaman hijauan pakan ternak perlu memperhatikan
beberapa hal, antara lain sumber air, kesuburan tanah, topografi, dan transportasi.
a) Sumber Air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua makluk hidup, termasuk
tanaman hijauan pakan ternak. Tanpa adanya air tanaman hijauan pakan ternak
tidak akan dapat hidup. Air diperlukan dari persiapan tanah/ pengolahan tanah,
penanaman sampai hijauan pakan ternak tersebut dipanen. Setelah dipanenpun
hijauan pakan ternak masih memerlukan air untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan berikut.
b) Kesuburan Tanah
Tanaman hijauan pakan ternak seperti tanaman pangan atau tanaman
lainnya, memerlukan tanah yang subur. Tanpa tanah yang subur kemungkinan
hasil /produksi hijauan pakan ternak akan kecil. Dengan memilih tanah yang subur
dengan harapan produksi hijauan pakan ternak akan berhasil dengan baik atau
dengan kata lain produksi hijauan tinggi.Tanah yang subur mengandung banyak
zat-zat makanan yang diperlukan oleh tanaman yang tumbuh diatasnya, dari
proses perkecambahan, pertumbuhan vegetatif sampai pertumbuhan
generatif. Kesuburan suatu tanah dapat dicapai melalui pengelolaan yang
baik termasuk pemberian pupuk hijau, kompos, pupuk kandang, sampah kota
(sampah organik) dan bila perlu pupuk buatan. Namun untuk mendapatkan
tanah yang subur akan banyak mengalami permasalah kalau dilihat secara
umum, karena banyak tanah yang subur yang dipergunakanuntuk tanaman pangan.
Bagi peternak yang sudah profesional masalah penggunaan tanah tidaklah
menjadi masalah karena perhitungannya sudah matang. Banyak dijumpai
peternak yang menggunakan lahan sawah untuk tanaman hijauan pakan ternak
karena hal itu sangat menguntungkan.

4
c) Topografi
Walaupun hanya untuk tanaman hijauan pakan ternak, namun tanah harus
dipilih juga yang topografinya datar. Karena kalau topografinya miring
dalam pengolahan tanah bila menggunakan alat mekanisasi pertanian akan
kesulitan. Disamping itu pada tanah-tanah yang miring pengolahan tanahnya
memerlukan biaya yang agak banyak bila dibandingkan pada tanah-tanah yang
datar. Hal ini disebabkan pada tanah-tanah yang miring pengolahan tanahnya
harus dibuat teras-teras dengan tujuan untuk menekan erosi, sehingga
memerlukan waktu dan biaya yang banyak
d) Kemudahan Transportasi
Untuk mepermudah pengangkut-an hasil hijauan pakan ternak, pilihlah
lokasi yang dekat dengan jalan. Karena berdasarkan pengalaman bila hijauan
pakan ternak ditanaman jauh dengan jalan orang akan cenderung malas
mengangkutnya, apalagi lokasinya atau lahannya miring. Disamping itu pada
lahan yang miring dan jauh dengan jalan biaya pemanennya akan lebih besar.

2.2 Bibit
Keberhasilan budidaya hijauan pakan ternak, sangat dipengaruhi oleh
bibit yang akan digunakan. Sebelum memutuskan untuk melakukan budidaya
tanaman hijauan pakan ternak, petani peternak perlu mempertimbangkan
terlebih dahulu jenis tanaman hijauan pakan ternak yang akan dibudidayakan,
diantaranya:
a) Jenis ternak yang dibudidayakan
Jenis tanaman hijauan pakan yang akan dibudidayakan disesuaikan
dengan jenis ternaknya, khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesukaan
ternak terhadap jenis hijauan pakan tersebut.
b) Produktivitas
Dipilih jenis hijauan pakan yang produktivitasnya tinggi
c) Kandungan nutrisi
Dipilih jenis hijauan pakan yang kandungan nutrisinya tinggi
d) Kondisi tanah
Pemilihan jenis tanaman hijauan pakan perlu disesuaikan dengan
keadaan tanah yang akan digunakan untuk budidaya, misalnya mencakup
jenis tanah, struktur tanah, kesuburan tanah, tekstur tanah, pH tanah,
ketersediaan unsur hara, dan sebagainya.
e) Kondisi iklim setempat

5
Pemilihan jenis tanaman hijauan pakan yang paling sesuai dengan
keadaan iklim setempat, seperti suhu, kelembaban, curah hujan, dan sinar
matahari.
F) Kemampuan beradaptasi
Pemilihan jenis tanaman hijauan pakan juga perlu mempertimbangkan
kemampuan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan, misalnya terhadap
kondisi tanah dan iklim setempat, tahan terhadap hama dan penyakit, serta
mampu beradaptasi terhadap pengolahan tanah yang minimal.

g) Tujuan / Cara penyajian HPT.


Jenis hijauan yang akan ditanam disesuaikan dengancara penyajian atau
tujuannya. Artinya penanaman HPT tersebut bertujuan untuk membuat padang
penggembalaan atau akan dipanen dan disajikan di kandang
h) bentuk bibit
Bentuk -bentuk bibit tanaman hijauan pakan ternak.Salah satu faktor
keberhasilan budidaya tanaman hijauan pakan ternak adalah faktor bibit. Bibit
tanaman hijauan pakan ternak dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu stek, polls,
dan biji, dan stolon

Stek
Pengambilan stek atau sering juga disebut dengan pemotongan stek ini
dapat menggunakan alat pisau, golok dan sabit yang tajam, dengan harapan
agar dihasilkan permukaan potongan yang halus atau tidak cacat. Pemotongan
stek apabila menggunakan alat yang tumpul atau kurang tajam dapat
mengakibatkan cacat atau rusaknya stek tersebut.Pemotongan stek dapat
dilakukan dengan posisi miring, atau datar. Namun yang baik adalah stek
dipotong pada posisi miring. Dengan alasan potongan yang miring pada stek
mempunyai permukaan yang lebih luas bila dibandingkan dengan stek yang
potongannya datar. Stek batang rumput yang dipotong padaposisi datar atau rata,
kemungkinan pecah pada bagian yang digunakan untuk bibit adalah besar.
Penampilan stek yang dipotong pada posisi miring mempunyai kelebihan
antara lain bila ditanam akan lebih mudah untuk menancapkannya, bila
dibandingkan dengan stek yang dipotong pada posisi datar. Kemudian bila ada
hujan atau air siraman yang jatuh pada ujung stek bisa mengalir kebawah,
sehingga tidak menyebabkan stek busuk.Untuk sudut kemiringan pemotongan
stek kurang lebih 45 derajat, sedangkan batang atau pucuk yang diambil
minimal 2 mata tunas atau panjangnya kurang 20-25 cm. Sedangkan cara

6
pengambilan stek terlebih dahulu batang dibersihkan dari pelepah daunnya, baru
kemudian dilakukan pemotongan pada posisi miring
2.3 Pupuk
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau
ditambahkan kepada tanaman, dengan maksud agar zat makanan untuk tanaman
bertambah. Secara garis besarnya ada dua macam pupuk, yaitu pupuk buatan
(mineral) dan pupuk alam (pupuk organis). Pupuk buatan adalah pupuk mineral
buatan pabrik pupuk. Pupuk buatan ada berbagai macam tergantung dari
kandungan unsurnya. Pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal
dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal hanya mengandung satu unsur saja,
sedangkan pupuk majemuk kandungan unsurnya lebih dari satu macam.
Kebutuhan pupuk suatu lahan tergantung dari kesuburannya. Semakin
kurus suatu lahan maka kebutuhan pupuk akan semakin banyak, begitu sebaliknya
semakin subur maka kebutuhan pupuk semakin sedikit. Subur atau kurusnya
suatu lahan dapat dilihat dari penampilan fisiknya, dan dapat juga melalui uji
laboratorium (analisa kualitas tanah) terhadap sampel tanah yang diambil.
Kebutuhan pupuk dari masing-masing lahan berbeda-beda tergantung dari jenis
pupuk yang digunakan. Apabila pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang atau
pupuk organik maka kebutuhan persatuan luas tertentu lebih besar bila
dibandingkan dengan pupuk an orgnik. Pupuk organik sangat baik untuk
menjaga kesuburan tanah dan tahan lebih lama. Dosis dan perbandingan pupuk
yang digunakan hendaknya dihitung secara tepat, disesuaikan dengan hasil analisa
tanah, sehingga diperoleh hasil pemupukan yang efektif dan ekonomis.Untuk tanah
yang kurang subur biasanya pupuk kandang yang diperlukan per ha
sebanyak ± 30 –100 kwt/Ha/tahun. Jika menggunakan pupuk an organikdapat
diberikan 150 kg Urea/Za,75 kg TSP, dan 50 Kg ZK /Ha/Tahun.

2.4 Pengolahan Tanah


Pengolahan tanah artinya mengubah tanah pertanian dengan
mempergunakan suatu alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh
susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur dan porositas tanah.
Pengolahan tanah tanpa menerapkan teknik yang sesuai akan menyebabkan
kerusakan tanah.
a) Tujuan Pengolahan Tanah.
Pengolahan tanah memiliki beberapa tujuan, yaitu:

7
1.Meningkatkan sifat fisik tanah, diantaranya perbaikan struktur tanah
dan porositas tanah, sehingga antara pemasukan dan pengeluaran air
menjadi seimbang, peredaran udara menjadi optimal sehingga aktivitas biologi
menjadi optimal.
2. Pertumbuhan tanaman menjadi baik, lebih –lebih untuk persemaian.
Dengan pengolahan maka peredaran udara air dan suhu di dalam tanah
menjadi lebih baik, karena untuik perkecambahan diperlukan kondisi air,
udara dan suhu yang optimal.
3. Mempermudah penggunaan pupuk dan obat –obatan di dalam tanah
(bila perlu). Pupuk TS dapat disertakan pada saat pengolahan tanah,
sehingga kehidupan tanaman akan lebih merata.
b) Jenis jenis pengolahan tanah:
Jenis –jenis pengolahan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Pengolahan lahan dengan cara minimum tillage, yaitu
pengolahan lahan seperlunya saja.
2. Pengolahan lahan menurut kontur, yaitu pengolahan lahan
mengikuti garis kontur atau sabuk gunung
3. Pengolahan lahan dengan mulsa. Yang dimaksud disini adalah
pengolaha lahan dengan cara menambah mulsa, dengan
penambahan mulsa dapat mengurangi erosi dan dapat
mengurangi evaporasi.
4. Pengolahan lahan dengan cara membuat guludanmenurut arah
kontur dan kemiringan menuju kesaluran pembuangan air kurang
dari 1%
5. Pengohan lahan dengan cara membuat terasiring
6. Pengolahan lahan dengan cara membuat rorak searah garis
kontur.
2.5 Penggemburan Tanah
Pembumbunan atau penggemburan tanah yang dibumbun di sekeliling
tanaman dengan maksud melindungi tanaman terhadap kekeringan, membantu
tumbuhnya akar samping dan melindungi terhadap hama dan penyakit. Jika
tanah sukar dikeringkan maka dengan pembumbunan tanah menjadi mudah kering
2.6 Penanaman
Untuk mengantisipasi agar ketersediaan hijauan pakan ternak tercukupi
sepanjang tahunnya maka perlu adanya kegiatan penanaman atau budidaya
hijauan pakan ternak dan pengelolaannya.

8
1) Kebutuhan Bibit Tanaman
Penentuan kebutuhan bibit tanaman hijauan pakan tergantung dari luas lahan
yang akan ditanami, jenis bibit yang digunakan.Semakin luas lahan yang
ditanamani maka semakin banyak kebutuhan bibit hijauan yang akan
digunakan, begitu sebaliknya semakin sempit lahan yang akan ditanami maka
kebutuhan bibit hijauan semakin sedikit.Jumlah bibit yang dibutuhkan juga
tergantung dengan jarak tanamnya. Misal : dengan jarak tanam 60 x 100 cm
diperlukan 17.000 bahan stek untuk kebutuhan lahan seluas 1 hektar.
Kebutuhan bibit tanaman hijauan pakan, lebih lanjut akan dijelaskan pada materi
jarak tanam.”
2) Cara Penanaman
Penanaman hijauan pakan ternak (rumput) sebaiknya dilakukan setelah
pengolahan tanah selesai. Jika tanah yang sudah diolah dibiarkan terlalu lama, maka
tanah akan padat kembali dan banyak ditumbuhi gulma.Penanaman idealnya
dilakukan 1 sampai 2 minggu setelah pengolahan tanah, dan sebaiknya
dilakukan pada awal musim penghujan. Karena pada saat awal musim
penghujan kemungkinan akan kekurangan air relatif kecil. Penanaman dapat
dilakukan dengan cara stek, pols atau biji.
a) Penanaman dengan Stek
Stek adalah potongan dari batang tanaman hijauan pakan. Stek yang baik
adalah stek yang diperoleh dari batang yang telah tua dan sehat, dan
ukuran panjang stek antara 20-25 cm (minimal mengandung 2 buah
buku). Pada penanaman hijauan pakan ternak dari bahan stek, usahakan tanaman
jangan sampai terbalik. Apabila penanamannya terbalik maka pertumbuhannya
akan jelek sehingga produksinya rendah.Jika penanaman menggunakan bahan
stek, tanah yang berada disekitar stek yang sudah ditanam tersebut harus
dipadatkan agar stek tersebut lebih kontak dengan tanah, agar mempercepat
proses pertumbuhan.
Penanaman dilakukan dengan cara:
1. Stek dapat ditanam tegak atau miring.
2.Tiap lubangdapat ditanami 1-2 stek.
3. Jangan menggunakan stek yang telalu muda
4. Jumlah stek yang diperlukan tergantung pada luas tanah
dan jarak tanam

9
3) Waktu Tanam.
penanaman dimulai pada awal musim penghujan, atau setelah tanah
diolah dengan sempurna
4) Penentuan Jarak Tanam
Penentuan jarak tanam tergantung dari kesuburan lahannya, semakin
subur suatu lahan maka jarak tanam yang digunakan semakin lebar, begitu
sebaliknya semakin kurus suatu lahan maka jarak tanam semakin rapat,
dengan harapan untuk mencapai hasil hijauan persatuan luas tertentu. Namun
demikian pada umumnya masih mengacu pada jarak tanam yang ideal sesuai
dengan jenis rumput. Pada umumnya penanaman pada jenis rumput gajah yaitu 75
x 100 cm
2.7 Pemupukan
Pemupukan adalah memberikan bahan-bahan yang diperlukan oleh
tanah, dengan tujuan menambah unsur hara yang diperlukan tanah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Memupuk pada dasarnya memberikan
makanan kepada tanaman. Jika tanaman tidak dapat memperoleh makanan
yang sesuai dengan kebutuhannya maka tanaman tidak dapat tumbuh dan
berkembang serta berproduksi dengan baik. Sebaliknya jika tanaman memperoleh
makanan sesuai dengan yang dibutuhkan, maka tanaman dapat tumbuh,
berkembang dan berproduksi dengan baik sesuai dengan kemampuan genetisnya.
Waktu pemupukan tanaman hijauan pakan ternak dapat dilakukan secara
bersamaan pada saat pengolahan tanah / lahan. Apabila pemupukan dilakukan
bersamaan dengan waktu pengolahan tanah, pupuk yang digunakan sebaiknya
adalah pupuk kandang/pupuk kompos atau pupuk hijau. Apabila menggunakan
pupuk anorganik, sebaiknya dilakukan pada saat tanaman sedang mengalami
fase pertumbuhan vegetatif (terbentuknya akar, batang dan daun).Pada umumnya
pemupukan harus mempertimbangkan keadaan iklim. Pemupukan yang baik
diusahakan dilakukan pada saat air tanah dalam keadaan cukup, tidak kering
dan air tidak mengalir. Pemupukan harus dilakukan secara kontinyu, karena
jika tidak kontinyu akan menyebabkan penurunan produksi di tahun-tahun
mendatang. pembelian dan penggudangan pupuk, cara memupuk dan bentuk
pupuk yang digunakan.
2.8 Penyiangan
Penyiangan tanaman hijauan pakan ternak, bertujuan untuk
memberantas atau membasmi gulma. Gulma adalah tumbuhan
pengganggu atau tumbuhan yang tumbuh tidak dikendaki, tanaman yang tidak

10
mempunyai nilai ekonomis. Ada beberapa jenis gulma misalnya alang-alang,
rumput teki atau rumput liar lainnya yang mengganggu tanaman
budidaya. Karakteristik gulma adalah: tumbuhnya liar dan cepat, sulit
dan tahan terhadap pengendalian, bisa tumbuh pada lokasi yang gersang,
tumbuhnya spontan tanpa disebar, sangat agresif dan merusak pemandangan.
Kerugian akibat gulma antara lain;
a. Menurunkan produksi hijauan.
b. Menurunkan kualitas hijauan.
c. Mempersulit dan mempertinggi biaya dan penggelolaan.
d. Mengurangi debet dan kualitas air.

Penyiangan dilakukan apabila disekitar tanaman hijauan pakan tersebut ada


gulma atau tumbuhan pengganggunya. Apabiila gulma atau tumbuhan
pengganggu tersebut tidak diberantas dapat menggangu tanaman utamanya,
sehingga dapat menyebabkan turunnya produksi hijauan seperti apa yang telah
diuraikan diatas.Penyiangan tanaman hijauan pakan ternak dapat dilakukan
bersamaan pada saat melakukan pendangiran atau pembubunan.
Kegiatan penyiangan ini sangat diperlukan agar produksi tanaman hijauan pakan
ternak dapat tinggi. Pembrantasan/membasmi atau pengendalian gulma yang
mengganggu tanaman hijauan pakan ternak dapat dilakukan dengan cara:
a. Mekanik atau fisik yaitu dengan cara dibabat, dicabut dan dibakar
b. Kultur teknis yaitu dengan cara pengaturan jarak tanam dan
penggunaan tumbuhan penutup tanah (Cover crops)
c. Biologis dengan menggunakan predator atau musuh alami

Selain tiga cara pemberantasan gulma yang lazim di lakukan seperti


tersebut di atas, pemberantasan gulma juga dapat dilakukan dengan cara kimia
yaitu menggunakan herbisida kontak langsung atau sistemik dengan cara
penyemprotan. Pengairan, Semua tanaman memerlukan air untuk proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Air merupakan salah satu faktor
penentu naik turunnya produksi tanaman hijauan pakan. Pembagian air yang
tidak merata menyebabkan kelebihan air di satu sisi dan kekurangan air disisi
lainnya, sehingga dapat menyebabkan merosotnya produksi suatu kultur.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan air dengan benar. Keadaan air
tanah yang berlebih tidak berarti akan membuat tanaman menjadi lebih subur.

11
2.9 Pemanenan
Pemotongan atau pemanenan merupakan kegiatan pengambilan bagian-
bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah baik yang dilakukan oleh
manusia ataupun oleh renggutan ternak. Dapat dikatakan bahwa
Pemotongan dapat dilakukan dengan 2 cara : tergantung dari cara
penyajiannya, yaitu pemotongan dengan alat atau dengan renggutan ternak yang
digembalakan.Pemotongan atau pemanenan akan mempengaruhi pertumbuhan
kembali hijauan pakan ternak yang bersangkutan. Untuk menyeragam kan
pertumbuhan dan merangsang jumlah anakanyang lebih banyak, sebaiknya
pemotongan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 –3 bulan sejak
tanam(menjelang berbunga). Pada saat itu setiap satu rumpuntelah
berkembangmenjadi 13-24 batang dengan diameter rumpun 25 –40 cm. Untuk
pemotongan selanjutnya dapat dilakukan setiap 40 hari sekali dimusin hujan
dan 60 hari dimusim kemarau. Waktu panen atau pemotongan yang terbaik
untuk tanaman hijauan pakan ternak yang berupa rumput adalah pada saat
fase pertumbuhan vegetatif menjelang generatif (menjelang berbunga). Setelah
itu lakukan penimbangan untuk mengetahui besaran produksi hijaun paka ternak

Referensi :Sumber

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjh4KToxZLtAhUHb30KHfxG
C0oQFjAAegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fjournal.ipb.ac.id%2Findex.php%2FJIPI
%2Farticle%2Fdownload
%2F28052%2F17910%2F&usg=AOvVaw31UAXkgZXTKa9_1G1C6u4U

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwivieDexpL
tAhWTXCsKHYx2DQMQFjACegQIARAC&url=https%3A%2F%2Fjurnal.uns.ac.id
%2FSains-Peternakan%2Farticle%2FviewFile%2F4874%2F4212&usg=AOvVaw1-
eKGcog7a0W3xKWvQ7ggv

https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/
596cc0927f8b9aeb26bae074/ffc45fc8b0f47dcd5b0673ae51dd825b.pdf

http://lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/juknis
%20stenotaphrum.pdf

12
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjN8uSdx5LtAhVVU30KHR
4bCecQFjABegQIBRAC&url=https%3A%2F%2Fejournal.unsrat.ac.id%2Findex.php
%2Fzootek%2Farticle%2FviewFile
%2F984%2F797&usg=AOvVaw17J0vM9Cd5nrzlHd98wpsZ

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjr9e6j5
ZLtAhWGSH0KHcILDZ8QFjAGegQICRAC&url=http%3A%2F
%2Flolitkambing.litbang.pertanian.go.id%2Find%2Fimages%2Fstories%2Fjuknis
%2520stenotaphrum.pdf&usg=AOvVaw0_fMWpXYmHoInxkyr4SVDb

13
III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi
Dalam kegiatan praktikum ini saya menggunakan beberapa alat dan bahan
sebagai berikut
1. Polybag ukuran 4 kg sebanyak 5 buah
2. sekop kecil
3. Alat penyiram tanaman
4. Pupuk (kandang 10 ton/ha, pupuk NPK mutiara 500/kg)
5. Bibit rumput
6. Media tanam (tanah)
3.2 Metode
1. siapkan media tanam berupa tanah yang sudah diayak dan dicampur dengan
pupuk kandang lalu masukkan kedalam polybag kapsitas 4 kg
2. peniyiapan bibit berdasarkan ketentuannya lakukan penanaman bibit (stek)
sebanyak 2 batang per polybag
3. lakukan penyiraman hijaun pakan ternak setiap hari
4. lakukan pembersihan gulma setiap hari dan lakukan pengukuran tinggi
tanaman pada setiap minggunya
5. lakukan penggemburan tanah pada waktu sebelum pemupukan dan apabial
sudah terlihat kontur tanah memadat
6. pada minggu ke 3 lakukan pemupukan dengan pupuk NPK mutiara dengan
dosis 500/kg
7. lakukan pemanenan pada minggu ke-10

14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Data Pertumbuhan

Usia Tanaman Data Pertumbuhan (cm)


Minggu ke- 1
Minggu ke- 2
Minggu ke- 3
Minggu ke- 4
Minggu ke- 5
Minggu ke- 6
Minggu ke- 7
Minggu ke- 8
2. Data Produksi Segar

Polibag Berat hijaun Produksi Hijaun


(Kg/Polibag) (Ton/Ha)
1 120 gr/polibag 60 ton/ha
2 350 gr/polybag 175 ton/ha
3 450 gr/polybag 225 ton/ha
4 450 gr/polybag 225 ton/ha
5 500 gr/polybag 1000 ton/ha

Rataan 374 gr/polibag 337 ton/ha

4.2 Pembahasan
4.2.1. Lahan
Dalam hal ini saya tidak melakukan pemilihan lahan karena saya melakukan
penanaman pada media polybag dibandingkan dengan literatur yang saya gunakan
hani Aditya,2019, dalam pemilihan lahan ada beberapa factor yang kita perhatikan seperti
topografi, sumber air, kemudahan keluar masuk lahan

4.2.2. Bibit
Bibit yang digunakan bibit rumput gajah dengan bentuk stek berasal dari
tanaman yang memiliki produksi bagus dan pada indukan yang sudah tua dengan
ukuran stek 20-25 cm dan itu sama halnya dilakukan sesrai Daniel yohanes,

15
dkk,2013 pemilhan bibita yang baik memiliki fakator diantaranya dari bibit tanman
produksi unggul dan yang sudah tua

4.2.3. Pupuk
Pupuk yang digunakan pupuk kandang berasal dari fese ayam yang dicampur
sekam dan ditambah sedikit kapur serat menggunkan pupuk anorganik berupa NPK
mutiara hal ini berbeda dengan yang dilakukan lasamadi rahaman, 2013 kenapa hal
itu bisa terjadi karena pada penilitan lasamadi menggunakan lahan yang sangat
kurang akan kesuburan tanah maka dari itu lasamadi menggunakan pupuk
anorganik terlebih dahulu karena cepat pemprosesan penguraian pada tanah

4.2.4 Pengolahan Tanah


Dalam pengolahan tanah dilakukan penggemburan tanah, pemupukan, dan
peniraman hal ini juga sama dilakukan sirait juniar,dkk, 2010 melakukan
penggemburan tanah terlebih dahalu menggunkan cangkul, dam melakukan
pemupukan setelahnya setelah itu dilakukan pemupukan

4.2.5 Penggemburan
Penggemburan dilakukan bertujuan agar membuat penyerapan air atau pun
pupuk lebih baik dengan menggunakan sekop kecil namun hal berbeda dilakukan
N.Saking,dkk, 2017 dalam penilitiannya menggunakan alat mesin dan cangkul
dikarenakan factor lahan yang luas agar menghemat biaya dan tenaga kerja.

4.2.6 Penanaman
Penanam sebanyak 2 stek batang dalam 1 polibag dengan kemiringan 45
derajat hal ini sam dilakukan N.Saking, dkk, 2017 penanaman stek harus ditanam 2
stek batang dalam 1 lobang dengan kemiringan 45 derajat dan panjang stek 20-30
cm

4.2.7 Pemupukan
Pemupkan yang kedua kalinya menggunakan pupuk anorgani berupa NPK
mutiara dengan dosis 500 kg/ha karena pada praktikum ini saya menggunakan
sebesar 20 gr saja berdasarkan perhitungan yang saya lakukan berdasarkan rumus
yang berlaku hal ini sam dengan yang dilakukan sirait junir,dkk, 2010 melakukan

16
pemupukan kedua kalinya saya menggunakan pupuk anorgani dikarenakn
mudahnya penyerapah dan oenguraian pada tanah

4.2.8 Penyiangan
Penyiangan melakukan pembersihan gulma atau pun tanman yang tidak
diharapkan keveradaanya denga penvcabutan setiap minggu nya agar produktifitas
tanaman terjaga dengan baik hal ini dilakukan juga Puspani eny,2014, hal yang
dilakukan dalam penyingan berupa pembersihan lahan dari tanaman yang tidak
diinginkan yang dilakukan pada setiap minggunya agar tidak menggangu tanman
produksi

4.2.9 Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah pemeliharaan kurang lebih selama 8 minggu
dilakukan dengan cara pemotongan beberapa batang sekitar 25 cm dari permukaan
tanah lalu dilakukan penimbangan untuk mengukur produksi hijaun pakan ternak
hal yang sama dilakukan juga Disdik buku ajar dasar-dasar bahan pakan,2017 setealh
melakukan pemeliharaan kurang lebih 2 bulan lakukan pemanenan hijauan pakan
dengan melakukan pemotongan sebagian dan menyisakan sebaian lagi untuk
produksi berikutnya lalu untuk menetukan produksi pada masa pemeliharaan
periode pertama lakukan penimbangan untuk pengukuran berat.

4.2.10 Tabel I
Pada praktikum saya pertumbuhan minggu pertama 46 cm hal ini berbeda
dengan hasil penilitian dari Y.Daniel,dkk,2012 yaitu sekitar 81,78 cm hal ini
dikarenakan pada penelitian Y.daniel,dkk, 2012 terdapat perlakuan interval defoliasi
begitu juga dengan pertumbuhan tinggi rumput gajah hasil dari praktikum saya
dengan Y.Daniel,dkk,2012

4.2.11 Tabel II
Pada praktikum saya hasil produksi hijauan pakan ternak rumput gajah
memiliki berat rata-rata 550 ton/Ha hal ini berbeda dengan hasil penelitian dari
Y.Daniel,dkk,2012 memiliki berat rata-rata 730 ton/ha hal ini bisa terjadi karenakan
pada penelitian Y.Daniel ,dkk,2012 terdapat perlakuan interval defoliasi

17
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat dismpulkan bahwa dalam upaya mencukupi
kebutuhan pakan hijaun dilakukan penanaman dan pemeliharaan agar dapat
meningkatkan produktifitas secara kulalitas maupun kuantitas dengan adanya
peningkatan mutu hijauan pakan ternak maka akan berdapak kepada pemeliharaan
ternak itu sendiri

5.2 Saran
Jikalau ingin tetap melakukan penanaman dengan menggunakan polybag,
seharusnya lebih memperhatikan berapa jumlah bibit yang akan ditanam didalam
polybag tersebut. Karena, jika tidak memperhatikan jumlah bibit maka ketika bibit
yang ditanam terlalu banyak akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Dikarenakan media tanam yang di polybag yang memang tidak begitu luas.

18
DAFTAR PUSTAKA
Saking, Qomariah. 2017” Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal
Mendukung ProduktivitasSapi Potong di Sulawesi Selatan”,
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjr
ku2swpPtAhWYT30KHcZFC5MQFjABegQIBhAC&url=http%3A%2F
%2Fmedpub.litbang.pertanian.go.id%2Findex.php%2Fsemnas-tpv%2Farticle
%2Fdownload%2F1762%2F1508&usg=AOvVaw2I2YC-2jSl4PWc8rwTXX4v,
diakses pada 21 November 2020 Pukul 11: 33.

Puspani Eny. 2014. “ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATANPRODUKTIVITAS


HIJAUANPAKAN”. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj
kt6bawZPtAhWaaCsKHY9iApUQFjACegQICBAC&url=https%3A%2F
%2Fsimdos.unud.ac.id%2Fuploads%2Ffile_penelitian_1_dir
%2Ff2be45ee58728d961d6dd878c17d1832.pdf&usg=AOvVaw3AkGwM_bEh
37VWi_n-ehfd, diakses pada 21 Novemver 2020 Pukul 12:10.

Seseray Daniel Y, dkk. 2012. “PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT GAJAH


(Pennisetum purpureum)PADA INTERVAL DEFOLIASI YANG BERBEDA”.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiYzdX6upPtAhUS5n
MBHYqJC_kQFjABegQIBxAC&url=https%3A%2F%2Fjournal.fapetunipa.ac.id
%2Findex.php%2FJIPVET%2Farticle%2Fdownload
%2F42%2F34&usg=AOvVaw1NTxZ8rCgAlp3VHZ8ir3If. Diakses pada Pukul
09:14.

Disdik. 2017. “Buku Bahan Ajar Siswa Dasar-Dasar Bahan Pakan X Semester II”
https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/596cc0927f8b9aeb26
bae074/ffc45fc8b0f47dcd5b0673ae51dd825b.pdf”. Diakses pada Pukul
17:24.

Sirait Juniar, dkk. 2010 “Petunjuk TeknisTEKNIK BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN


Stenotaphrum secundatumUNTUK TERNAK KAMBING DAN
RUMINANSIALAINNYA”.
http://lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/juknis
%20stenotaphrum.pdf. Diakses pada pukul 11: 13.

19
Wijaya Agung Kusuma, dkk. 2018. “PRODUKTIVITAS HIJAUANYANG DITANAM PADA
NAUNGAN POHON KELAPA SAWIT DENGAN TANAMAN CAMPURAN”.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjH
6dbAx5LtAhVFWH0KHZrnAvsQFjAEegQIBhAC&url=http%3A%2F
%2Frepository.lppm.unila.ac.id%2F11349%2F1%2F3096-7604-1-
SM_2.pdf&usg=AOvVaw1EcS2AIohLTqsISuPsyyzn. Diakses pukul 14:25.

Lasamadi Rahman D, dkk. 2013. “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN RUMPUT


GAJAH DWARF(Pennisetum purpureumcv. Mott)YANG DIBERI PUPUK
ORGANIK HASILFERMENTASI EM4”. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjN8uSdx5LtAhVVU3
0KHR4bCecQFjABegQIBRAC&url=https%3A%2F%2Fejournal.unsrat.ac.id
%2Findex.php%2Fzootek%2Farticle%2FviewFile
%2F984%2F797&usg=AOvVaw17J0vM9Cd5nrzlHd98wpsZ. Diakses pukul 18:
10.

Seseray Daniel Y, dkk. 2013. “Produksi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) yang
Diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0, 50 dan 100% pada Devoliasi Hari ke-
45. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwivi
eDexpLtAhWTXCsKHYx2DQMQFjACegQIARAC&url=https%3A%2F
%2Fjurnal.uns.ac.id%2FSains-Peternakan%2Farticle%2FviewFile
%2F4874%2F4212&usg=AOvVaw1-eKGcog7a0W3xKWvQ7ggv. Diakses pukul
14:24.

Hani Aitya, Geraldine Levina P. 2019. “Pertumbuhan Awal Tanaman Penyusun


Agroforestri Sengon (Falcataria mollucana)+Manglid (Magnolia champaca)-
Rumput Pakan Ternak pada Umur Sembilan Bulan”.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjh4KToxZLtAhUHb3
0KHfxGC0oQFjAAegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fjournal.ipb.ac.id
%2Findex.php%2FJIPI%2Farticle%2Fdownload
%2F28052%2F17910%2F&usg=AOvVaw31UAXkgZXTKa9_1G1C6u4U. Diakses
pukul 16:45

20

Anda mungkin juga menyukai