Anda di halaman 1dari 17

TERRARIUM CACING

(Praktikum Bioteknologi Tanah)

Oleh :
LINDA HAMIDAH
2010513120008
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

DAFTAR TABEL...................................................................................... iii

PENDAHULUAN...................................................................................... 1

Latar Belakang....................................................................................... 1
Tujuan..................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4

BAHAN DAN METODE.......................................................................... 7

Bahan dan Alat....................................................................................... 7


Bahan.............................................................................................. 7
Alat................................................................................................. 7
Waktu dan Tempat................................................................................. 8
Prosedur Kerja........................................................................................ 8

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 9

Hasil.......................................................................................................... 9
Pembahasan.............................................................................................. 9

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 11

Kesimpulan............................................................................................. 11
Saran....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Panjang lintasan dan diameter cacing............................................


2. Gambar pegerakan cacing selama 7 hari.......................................
PEMDAHULUAN

Latar Belakang

Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang
belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak. Hewan ini paling sering dijumpai di
tanah dan tempat lembab, yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan
mineral yang cukup baik dari alam maupun dari sampah limbah pembuangan
penduduk sebagaimana habitat alaminya. Cacing tanah telah dikenal dari berbagai
familia, yaitu moniligastridae, megascolecidae, eudrillidae, glossocolecidae dan
lumbricidae. Beberapa spesies yang sering ditemui di Indonesia antara lain
pontoscolex corethrurus, drawida sp, peryonix excavatus, megascolex cempii,
pheretima posthoma, pheretima javanica, metaphire javanica dan metaphire
capensis. (Khairulman dan Amri, 2009)

Bagi sebagian orang, cacing tanah masih dianggap sebagai makhluk yang
menjijikkan dikarenakan bentuknya, sehingga tidak jarang cacing masih
dipandang sebelah mata. Namun terlepas dari hal tersebut, cacing ternyata masih
dicari oleh sebagian orang untuk dimanfaatkan. Menurut sumber, kandungan
protein yang dimiliki cacing tanah sangatlah tinggi, yakni mencapai 58-78 % dari
bobot kering. Selain protein, cacing tanah juga mengandung abu, serat dan lemak
tidak jenuh. Selain itu, cacing tanah mengandung auxin yang merupakan
perangsang tumbuh untuk tanaman (Khairulman dan Amri, 2009).

Cacing tanah geofagus endogaesis dalam siklus hidupnya dapat membuat


liang dalam tanah dengan memakan massa tanah dan bahan organik. Aktivitas
cacing tanah akan menghancurkan atau mencegah terjadinya pemadatan tanah dan
mengangkat liat maupun bahan-bahan lain dari horison argilik kembali ke lapisan
atas (bioturbasi). Kepadatan tanah secara nyata dapat menurunkan berat, volume,
kerapatan dan panjang akar, serta nisbah antara akar dan batang menyatakan,
pedoturbasi oleh fauna tanah dapat mencegah terbentuknya horison argilik pada
beberapa ekosistem. Sementara itu untuk memperbaiki dan mempertahankan
kesuburan tanah tropis dapat dilakukan dengan memanipulasi populasi biologi
tanah. Namun demikian, masih sedikit penelitian tentang peran cacing tanah pada
ekosistem tanah pertanian tropis dan tanggapannya terhadap kegiatan pertanian
modern (Dewi Indriyani, 2013)

Berdasarkan jenis makanannya, secara fungsional cacing tanah


dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1) litter feeder (pemakan bahan organik
sampah, kompos, pupuk hijau), 2) limifagus (pemakan tanah subur/mud atau
tanah basah), dan 3) geofagus (pemakan tanah). Berdasarkan tempat hidupnya,
cacing tanah dikelom- pokkan menjadi 1) epigaesis (hidup di permukaan tanah),
2) anasaesis (hidup dengan liang permanen di dalam tanah), dan 3) endogaesis
(hidup di dalam tanah dengan membuat liang terus-menerus). Spesies cacing
tanah epigaesis dan anasaesis banyak ditemukan di daerah subtropis, dan di
daerah tropis yang dominan adalah endogaesis (meso dan oligohumik)

Manusia dapat memanfaatkan cacing tanah sebagai agen penyubur tanah.


Pupuk Kascing dapat dimanfaatlan untuk aneka usaha pertanian, misalnya usaha
tani sayur, buah-buahan, tanaman hias, tanaman tahunan dan pertanian dalam pot.
Cacing tanah yang dikeringkan juga dapat menyembuhkan luka , bisul, wasir,
radang tenggorokan, rematik, sakit telinga, batuk kronis, dan sakit difteri.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui Laju lintasan cacing tanah selama
7 hari, Ptaktikum ini dilakukan didalam terrarium yang berisi tanah dan serasah
yang sudah ditentukan. Selain itu, dihitung juga Diameter Lintasan cacing dan
kascing yang terdapat selama 7 hari.
TINJAUAN PUSTAKA

Cacing tanah memiliki banyak peran dan manfaat, baik sebagai agen
pengolah tanah, memperbaiki kesuburan tanah, maupun sebagai bahan utama
berbagai produk (misalnya : obat, kosmetik), karenanya cacing tanah banyak
dibudidayakan. cacing lokal Indonesia, Metaphire sp. memiliki biomassa yang
besar,

Cacing tanah berperan penting dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara


untuk membentuk lapisan tanah yang bernutrisi. Cacing melakukannya dengan
cara mengonsumsi mikroorganisme dan partikel mineral yang ada di tanah. Hal
ini memungkinkan tanah yang dihuni cacing tanah memiliki struktur lebih gembur
dan kualitas yang subur. Selain itu, cacing tanah juga memiliki kemampuan dalam
meningkatkan drainase atau penyaluran air tanah, dengan membuat lorong di
dalam tanah. Lorong tersebut berfungsi sebagai saluran air, sehingga tanah dapat
menyerap lebih banyak air. cacing tanah dapat sebagai penyubur lahan pertanian
alami. Ini dikarenakan aktivitas dari cacing tanah itu sendiri di dalam tanah yang
dapat menggemburkan dan menghasilkan mineral bagi tanah. Selain itu tubuh
cacing tanah dapat digunakan untuk bahan makanan bagi hewan ternak, salah
satunya pakan udang. Unsur-unsur yang diperlukan dalam pakan ternak selain
karbohidrat dan vitamin, juga diperlukan protein dan mineral (Khairuman dan
Amri, 2009;).

Beberapa negara maju, seperti Italia, Amerika Utara dan Kanada cacing
tanah dimanfaatkan untuk memusnahkan dan memanfaatkan sampah kota. Di
beberapa negara Eropa, cacing tanah diolah menjadi makanan seperti burger
cacing.. Pemanfaatan cacing tanah di Indonesia baru dalam umpan untuk
memancing ikan dan dalam usaha pengobatan tradisional.

Manfaat Cacing Tanah untuk Pertanian Seperti yang sudah dijelaskan


sebelumnya bahwa cacing tanah memiliki banyak manfaat untuk pertanian.
Berikut ini adalah beberapa manfaat cacing tanah yang perlu dipahami, antara
lain:
1. Meningkatkan Ketersediaan Nutrisi di Tanah

Manfaat cacing tanah yang pertama yaitu bisa membantu meningkatkan


ketersediaan nutrisi pada tanah. Hal tersebut terjadi karena cacing tanah hidup
dengan memakan sisa-sisa tanaman, mulai dari daun, akar yang mati, rumput,
pupuk kandang, dan juga tanah. Sistem pencernaan cacing tanah juga memusatkan
konstituen organik dan juga mineral dalam makanan yang mereka konsumsi.
Sehingga gips mereka lebih kaya akan nutrisi dibandingkan dengan tanah yang
ada di sekitarnya.

2. Membuat Drainase Tanah Menjadi Lebih Baik

Manfaat cacing tanah berikutnya yaitu membuat drainase tanah menjadi lebih
baik. Sebab, penggalian ekstensif yang dilakukan oleh cacing tersebut mengendur
dan menganginkan tanah. Sehingga hal itu bisa membantu dalam memperbaiki
drainase tanah. Perlu dipahami bahwa ada banyak sekali tanaman yang tidak bisa
mengambil nutrisi dalam kondisi air tergenang. Akan tetapi, cacing tanah
menggali lubang dan tanah akan dilonggarkan. Jadi hal tersebut memungkinkan
kelebihan air di dalam tanah akan mengalir keluar.

3. Memperbaiki Tekstur Tanah

Terowongan ataupun lubang yang digali oleh cacing tanah bisa merubah
struktur fisik tanah. Mereka akan membuka ruang kecil, yang biasanya dikenal
dengan pori-pori di dalam tanah. Hal tersebut juga akan menyebabkan
peningkatan laju infiltrasi air hingga 10 kali lipat dari jumlah aslinya. Luang yang
dibuat oleh cacing tanah tersebut akan membawa air dan juga nutrisi laut ke dalam
akar tanaman. Tak hanya itu saja, hasil penggalian cacing tanah tersebut juga akan
meningkatkan aerasi tanah yang sangat penting untuk tanaman dan juga
organisme lain yang hidup di dalam tanah dan meningkatkan penetrasi akar
tanaman. (Husamah, 2014)
BAHAN DAN MERODE

Bahan dan Alat

Bahan

1. Tanah, untuk tempat tinggal/ rumah cacing

2. Cacing, Makro fauna yang jadi penelitian

3. Serasah, sebagai makanan cacing

Alat

1. Terrarium, terbuat dari kaca berguna untuk wadah mengamati laju lintasan
cacing

2. Kain hitam ukuran 60 x 40 cm, untuk menutup terrarium

3. Plastik Sampul/mika bening, digunakan sebagai alas untuk menggambar


lintasan cacing

4. Spidol Permanent, menggambar lintasan cacing

5. Double Tip, merekatkan plastik mika ke terrarium

6. Semprotan/Spray, diisikan air dan disemprotkan ke tanah untuk memadatkan


tanah

7. Timbangan, untuk menimbang bahan-bahan yang digunakan

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 02 Desember 2022, di


Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

Prosedur Kerja:
1. Timbang serasah untuk makanan cacing sebanyak 5 gram per kelompok.

2. Timbang tanah tanah seberat 41,4 gram, 82,8 gram, dan 103,5 gram yang
sudah dihitung sebelumnya untuk mendapatkan 3 bobot isi/bulk density tanah
yang berbeda yaitu BD 1, 2 dan 2,5gram.

3. Posisikan terrarium secara horizontal, lepas salah satu sisi kaca terrarium
yang akan digunakan.

4. Terrarium dibagi tiga sekat horizontal masing-masing 9 cm per 3 sekat, tandai


menggunakan plastik mika, sisakan 5 cm dipaling atas untuk menaruh bahan
organik.

5. Masukkan tanah pada terrarium pada masing-masing lapisan secara


berurutan, dimulai dari berat tertinggi 103,5 gram (diletakkan di bawah),
kemudian 82,8 gram di tengah, dan 41,4 gram di lapisan paling atas.

6. Ratakan tanah kemudian semprot dengan air menggunakan semprotan/spray


dan lepas pembatas mika yang digunakan untuk pembatas antar BD.

7. Tutup kembali terrarium dengan hati-hati.

8. Masukkan cacing di kedua ujung terrarium atas (ujung sisi kanan dan ujung
sisi kiri) masing-masing 1 ekor (total 2 ekor).

9. Masukkan seresah/bahan organik pada 5 cm lapisan teratas terrarium.

10. Tutup terrarium dengan kain hitam.

11. Amati pergerakan cacing setiap hari selama 1 minggu.

12. Pergerakan cacing kemudian digambar/dijiplak menggunakan plastik mika


yang ditempel di kaca terrarium. Gambar pergerakan cacing dengan spidol
permanent setiap hari.

13. Jika cacing di dalam terrarium mati, masukkan cacing baru kembali ke
terrarium.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai


berikut:

Tabel 1. Panjang lintasan dan diameter cacing.

Kode Panjang Lintasan (cm) Diameter Lintasan Cacing (cm)


Cacing 1 116 cm 1 cm

Cacing 2 71 cm 1 cm

Tabel 2.. Gambar Lintasan Cacing


Kode Gambar Lintasan Cacing (Hari ke. 1-7)
Cacing 1
Cacing 2

Pembahasan

Dari Praktikum ini dilakukan perhitungan Laju Lintasan Cacing di dalam


Terrarium selama 7 hari, terdapat 2 cacing yang di teliti, sebelum cacing
dimasukkan. Terrarium dibagi tiga sekat horizontal masing-masing 9 cm per 3
sekat, tandai menggunakan plastik mika, dan disisakan 5 cm dipaling atas untuk
menaruh serasah sebagai makanan cacing. Kemudian Terrarium diisi Tanah dulu
dengan 3 bobit isi/Bulk Density (BD) yang berbeda, yaitu BD 1, 2, dan 2,5 gram.
Pada tanah bagian Bawah BD yang diletakkan adalah BD tertinggi yaitu 103,5
gram selanjutnya bagian tengah adalah 82,8 gram dan bagian atas BD nya adalah
41,4 gram.

Pada tabel 1 diketahui Panjang Lintasan Cacing 1 116 cm dengan Diameter


Lintasan Cacing 1 cm, dan untuk Cacing 2 Panjang Lintasan 71 cm dengan
Diameter Lintasan Cacing yang sama yaitu 1 cm. Panjang lintasan cacing yang
berbeda ini disebabkan Cacing tanah yang berukuran gemuk mempengaruhi laju
infiltrasi lebih besar dan menunjukkan peningkatan hasil dibandingkan dengan
cacing berukuran kurus dan sedang. Laju infiltrasi yang besar akan menurunkan
kadar bahan organik didalam tanah.

Selanjutnya pada tabel 2 dapat dilihat laju lintasan cacing 1 pada hari
pertama sangat cepat langsung menembus ke BD paling bawah sedangkan hari
kedua laju lintasan cacing berkurang dari hari pertama, dan untuk hari ke-3 laju
lintasan cacing sama seperti hari kedua, selanjutnya hari ke 4 laju lintasannya
semakin berkurang dari hari-hari sebelumnya, begitupan hari ke 5 sampai hari ke-
7.

Dan untuk cacing 2 laju lintasan pada hari pertama juga cepat dan untuk hari
ke-2 laju lintasannya masih sama dengan hari pertama sedangkan untuk hari ke-3
laju lintasannya berkurang namun tidak terlalu jauh perbedaannya. Kemudian di
hari ke 4 dan seterusnya semakin berkurang sampai hari ke-7. Hal ini dikarenakan
perbedaan dari 3 bobot isi/Bulk density tanah. Dimana Tanah bagian atas lebih
sedikit maka dari itu cacing lebih leluasa untuk melewatinya. Bagian tanah atas
lebih sedikit dibandingkan yang tanah bagian bawah sehingga kedua cacing
tersebut sama2 mengendap ditanah bagian bawah, cacing tidak bisa keatas karena
kerapatan tanah dan terhalang oleh badan cacing itu sendiri.

Kerapatan isi tanah merupakan perbandingan massa total kering tanah


terhadap volume tanah yang dinyatakan dalam g/cm3 (Sinarta et al., 2015).
Kerapatan isi tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekstur tanah, bahan
organik dan ruang pori tanah (porositas). Selain dipengaruhi oleh faktor fisik
tanah, kerapatan isi tanah juga dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan
terhadap tanah tersebut. Kerapatan isi tanah meningkat akibat adanya pemadatan
tanah, namun sebaliknya nilai kerapatan isi tanah menurun akibat dari pengolahan
pada tanah tersebut (Sugiantoro, 2012)
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun Kesimpulan dari praktikum ini Sebagai berikut :


1. Cacing tanah berperan penting dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara
untuk membentuk lapisan tanah yang bernutrisi. Cacing melakukannya
dengan cara mengonsumsi mikroorganisme dan partikel mineral yang ada di
tanah.
2. Panjang Lintasan Cacing 1 lebih besar dari Cacing 2 karena uliran tubuh
cacing 1 lebih besar sehingga laju infiltrasi dalam tanah lebih cepat
3. Perbedaan laju lintasan cacing dari hari ke 1-7 sangat berbeda dimana pada
hari ke-1 laju lintasan cacing sangat cepat, dan terus berkurang kelajuannya
sampai dengan hari ke-7. Hal ini diakarenakan bobot isi tanah bagian atas,
tengah, bawah yang berbeda, sehingga cacing mudah untuk melewatinya
karena tanah bagian atas sedikit.
4. Dari kedua Cacing tersebut sama-sama mengendap dibawah, ini karena bobot
isi tanah dibagian bawah susah dilewatinya.
Saran
Praktikan Memahami apa yang di sampaikan asisten agar tidak terjadi
miskom saat praktikum dan semua memahami bagaimana cara perhitungan yang
benar
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Indriyani Roslim., Dini Septya Nastiti, & Herman. (2013). Karakter
Morfologi dan Pertumbuan Tiga Jenis Cacing Tanah Local Pekanbaru Pada
Dua Macam Media Pertumbuhan (Jurnal penelitian).

Husamah, (2014). Ekologi Hewan: Pengayaan Ekologi Collembola Tanah di DAS


Brantas Hulu Kota Batu. Malang: Pascasarjana Pendidikan Biologi UM dan
Pendidikan Biologi FKIP UMM.

Khairuman dan K. Amri. 2009. Peluang Usaha dan Teknik Budidaya. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Sinarta.2015. Evaluasi Status Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk
Density,
Tekstur, Suhu Tanah) Pada Lahan Tanaman Kopi (Coffea Sp.) di Beberapa
Kecamatan Kabupaten Dairi. Jurnal Online Agroekoteknologi.

Sugiantoro, Ahmad. (2012). Harta Karun dari Cacing Tanah Budidaya Cacing
Tanah untuk Obat Alternatif. Yogyakarta: DAFA Publishing.
LAMPIRAN

Perhitungan panjang lintasan cacing :

Cacing 1 Cacing 2

Diketahui : Diketahui :
Diameter Diameter
- 1 cm - 1 cm
- 1,2 cm - 1,2 cm
- 0,8 cm - 0,8 cm

Rata – rata : = = 1 cm Rata – rata : = = 1 cm


r=xD r=xD
=x1 =x1
= 0,5 cm = 0,5 cm
t = 116 cm t = 71 cm
Jawab : Jawab :
v=.µ.r .t 2
v=.µ.r .t 2

= . 3,14 . 0,5 . 116


2
= . 3,14 . 0,5 . 71
2

= . 3,14 . 0,25 . 116 = . 3,14 . 0,25 . 71


= . 91,06 = . 55,73
= 68,29 = 41,80
. . .
Gambar 1. Proses Gambar 2. Penampakan Gambar 3. Menggaris jalan
menggaris sekat mika. Mika yang sudah di garis. Cacing

. .
Gambar 4. Menimbang Gambar 5. Kascing. Gambar 6. Tanah, serasah. Kascing

. .
gambar 7. Hasil serasah. Gambar 8. Hasil kascing. Gambar 9. Hasil Tanah

Anda mungkin juga menyukai