Oleh :
LINDA HAMIDAH
2010513120008
KELOMPOK 2
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
Latar Belakang....................................................................................... 1
Tujuan..................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4
Hasil.......................................................................................................... 9
Pembahasan.............................................................................................. 9
Kesimpulan............................................................................................. 11
Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang
belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak. Hewan ini paling sering dijumpai di
tanah dan tempat lembab, yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan
mineral yang cukup baik dari alam maupun dari sampah limbah pembuangan
penduduk sebagaimana habitat alaminya. Cacing tanah telah dikenal dari berbagai
familia, yaitu moniligastridae, megascolecidae, eudrillidae, glossocolecidae dan
lumbricidae. Beberapa spesies yang sering ditemui di Indonesia antara lain
pontoscolex corethrurus, drawida sp, peryonix excavatus, megascolex cempii,
pheretima posthoma, pheretima javanica, metaphire javanica dan metaphire
capensis. (Khairulman dan Amri, 2009)
Bagi sebagian orang, cacing tanah masih dianggap sebagai makhluk yang
menjijikkan dikarenakan bentuknya, sehingga tidak jarang cacing masih
dipandang sebelah mata. Namun terlepas dari hal tersebut, cacing ternyata masih
dicari oleh sebagian orang untuk dimanfaatkan. Menurut sumber, kandungan
protein yang dimiliki cacing tanah sangatlah tinggi, yakni mencapai 58-78 % dari
bobot kering. Selain protein, cacing tanah juga mengandung abu, serat dan lemak
tidak jenuh. Selain itu, cacing tanah mengandung auxin yang merupakan
perangsang tumbuh untuk tanaman (Khairulman dan Amri, 2009).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui Laju lintasan cacing tanah selama
7 hari, Ptaktikum ini dilakukan didalam terrarium yang berisi tanah dan serasah
yang sudah ditentukan. Selain itu, dihitung juga Diameter Lintasan cacing dan
kascing yang terdapat selama 7 hari.
TINJAUAN PUSTAKA
Cacing tanah memiliki banyak peran dan manfaat, baik sebagai agen
pengolah tanah, memperbaiki kesuburan tanah, maupun sebagai bahan utama
berbagai produk (misalnya : obat, kosmetik), karenanya cacing tanah banyak
dibudidayakan. cacing lokal Indonesia, Metaphire sp. memiliki biomassa yang
besar,
Beberapa negara maju, seperti Italia, Amerika Utara dan Kanada cacing
tanah dimanfaatkan untuk memusnahkan dan memanfaatkan sampah kota. Di
beberapa negara Eropa, cacing tanah diolah menjadi makanan seperti burger
cacing.. Pemanfaatan cacing tanah di Indonesia baru dalam umpan untuk
memancing ikan dan dalam usaha pengobatan tradisional.
Manfaat cacing tanah berikutnya yaitu membuat drainase tanah menjadi lebih
baik. Sebab, penggalian ekstensif yang dilakukan oleh cacing tersebut mengendur
dan menganginkan tanah. Sehingga hal itu bisa membantu dalam memperbaiki
drainase tanah. Perlu dipahami bahwa ada banyak sekali tanaman yang tidak bisa
mengambil nutrisi dalam kondisi air tergenang. Akan tetapi, cacing tanah
menggali lubang dan tanah akan dilonggarkan. Jadi hal tersebut memungkinkan
kelebihan air di dalam tanah akan mengalir keluar.
Terowongan ataupun lubang yang digali oleh cacing tanah bisa merubah
struktur fisik tanah. Mereka akan membuka ruang kecil, yang biasanya dikenal
dengan pori-pori di dalam tanah. Hal tersebut juga akan menyebabkan
peningkatan laju infiltrasi air hingga 10 kali lipat dari jumlah aslinya. Luang yang
dibuat oleh cacing tanah tersebut akan membawa air dan juga nutrisi laut ke dalam
akar tanaman. Tak hanya itu saja, hasil penggalian cacing tanah tersebut juga akan
meningkatkan aerasi tanah yang sangat penting untuk tanaman dan juga
organisme lain yang hidup di dalam tanah dan meningkatkan penetrasi akar
tanaman. (Husamah, 2014)
BAHAN DAN MERODE
Bahan
Alat
1. Terrarium, terbuat dari kaca berguna untuk wadah mengamati laju lintasan
cacing
Prosedur Kerja:
1. Timbang serasah untuk makanan cacing sebanyak 5 gram per kelompok.
2. Timbang tanah tanah seberat 41,4 gram, 82,8 gram, dan 103,5 gram yang
sudah dihitung sebelumnya untuk mendapatkan 3 bobot isi/bulk density tanah
yang berbeda yaitu BD 1, 2 dan 2,5gram.
3. Posisikan terrarium secara horizontal, lepas salah satu sisi kaca terrarium
yang akan digunakan.
8. Masukkan cacing di kedua ujung terrarium atas (ujung sisi kanan dan ujung
sisi kiri) masing-masing 1 ekor (total 2 ekor).
13. Jika cacing di dalam terrarium mati, masukkan cacing baru kembali ke
terrarium.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Cacing 2 71 cm 1 cm
Pembahasan
Selanjutnya pada tabel 2 dapat dilihat laju lintasan cacing 1 pada hari
pertama sangat cepat langsung menembus ke BD paling bawah sedangkan hari
kedua laju lintasan cacing berkurang dari hari pertama, dan untuk hari ke-3 laju
lintasan cacing sama seperti hari kedua, selanjutnya hari ke 4 laju lintasannya
semakin berkurang dari hari-hari sebelumnya, begitupan hari ke 5 sampai hari ke-
7.
Dan untuk cacing 2 laju lintasan pada hari pertama juga cepat dan untuk hari
ke-2 laju lintasannya masih sama dengan hari pertama sedangkan untuk hari ke-3
laju lintasannya berkurang namun tidak terlalu jauh perbedaannya. Kemudian di
hari ke 4 dan seterusnya semakin berkurang sampai hari ke-7. Hal ini dikarenakan
perbedaan dari 3 bobot isi/Bulk density tanah. Dimana Tanah bagian atas lebih
sedikit maka dari itu cacing lebih leluasa untuk melewatinya. Bagian tanah atas
lebih sedikit dibandingkan yang tanah bagian bawah sehingga kedua cacing
tersebut sama2 mengendap ditanah bagian bawah, cacing tidak bisa keatas karena
kerapatan tanah dan terhalang oleh badan cacing itu sendiri.
Kesimpulan
Dewi Indriyani Roslim., Dini Septya Nastiti, & Herman. (2013). Karakter
Morfologi dan Pertumbuan Tiga Jenis Cacing Tanah Local Pekanbaru Pada
Dua Macam Media Pertumbuhan (Jurnal penelitian).
Khairuman dan K. Amri. 2009. Peluang Usaha dan Teknik Budidaya. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sinarta.2015. Evaluasi Status Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk
Density,
Tekstur, Suhu Tanah) Pada Lahan Tanaman Kopi (Coffea Sp.) di Beberapa
Kecamatan Kabupaten Dairi. Jurnal Online Agroekoteknologi.
Sugiantoro, Ahmad. (2012). Harta Karun dari Cacing Tanah Budidaya Cacing
Tanah untuk Obat Alternatif. Yogyakarta: DAFA Publishing.
LAMPIRAN
Cacing 1 Cacing 2
Diketahui : Diketahui :
Diameter Diameter
- 1 cm - 1 cm
- 1,2 cm - 1,2 cm
- 0,8 cm - 0,8 cm
. .
Gambar 4. Menimbang Gambar 5. Kascing. Gambar 6. Tanah, serasah. Kascing
. .
gambar 7. Hasil serasah. Gambar 8. Hasil kascing. Gambar 9. Hasil Tanah