Anda di halaman 1dari 28

Pengaruh cacing tanah terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :5
KELAS : XII-5
NAMA/No. ABSEN
1. Dhia Nabilah Putri C. XI-5/08
2. Fahmi Wira Dewantara XI-5/11
3. Farah Adhelia M. XI-5/12
4. Farrel Ganendra XI-5/14
5. Lintang Juliandini XI-5/21

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 SURABAYA


TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023

1
Halaman Pengesahan
Pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan tanaman kacang
hijau
Dengan ini, Kami kelompok 5 menyatakan bahwa ada tanggal 25
juli 2022 sampai dengan 12 Agustus 2022 telah melaksanakan
praktikum “Pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau” di semester ganjil, tahun akademil 2022/2023 di SMA
Negeri 13 Surabaya. Laporan ini merupakan bentuk dokumentasi kami
atas penelitian yang telah kami laksanakan. Kami membuat karya ilmiah
ini dengan sah, asli, dan sebaik baiknya.
Dengan demikian, laporan penelitian ilmiah yang berjudul “judul” ini
telah disahkan dan disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Pukul :

Surabaya, 9 Agustus 2022

Mengetahui, Mengetahui,
Wali kelas XII-5 Guru Pembimbing Biologi

Drs. Kusbandi, M.Pdi Dra. Hj. Lilis Ernawati, M.Agr


NIP: 19680502 200801 1 016 NIP: 19630329 198703 2 006

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………… 01
Halaman Pengesahan……………………………………………………………….. 02
Daftar isi………………………………………………………………………………… 03
Daftar tabel…………………………………………………………………………….. 04
Daftar Gambar………………………………………………………………………… 04
BAB I : Pendahuluan………………………………………………………………… 05
1.1. Latar belakang masalah…………………………………………………………………….. 05
1.2. Rumusan masalah…………………………………………………………………………….. 06
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………. 06
1.4. Manfaat penelitian…………………………………………………………………………….. 06
1.5. Hipotesis………………………………………………………………………………………….. 07
BAB II : Landasan teori/kajian Pustaka……………………………………….. 08
2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan………………………………………………………….. 08
2.2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan…………………………………………………………………………………………… 13
BAB III : Metode penelitian……………………………………………………….. 16
3.1. Variabel, definisi, operasional variable…………………………………………………….. 16
3.2. Rancangan penelitian……………………………………………………………………………. 16
3.3. Populasi, sampel penelitian……………………………………………………………………. 17
3.4. Alat, bahan penelitian……………………………………………………………………………. 17
3.5. Prosedur pelaksanaan penelitian…………………………………………………………….. 17
3.6. Jadwal penelitian…………………………………………………………………………………… 18
BAB IV : Hasil dan pembahasan…………………………………………………… 19
4.1. Hasil dan analisa data……………………………………………………………………………. 19
4.2. Uji hipotesis dan pembahasan………………………………………………………………… 20
BAB V : Kesimpulan dan saran…………………………………………………….. 21
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… 21
5.2. Saran…………………………………………………………………………………………………… 21
Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 22
Lampiran-lampiran…………………………………………………………………… 23

3
DAFTAR TABEL
Jadwal Penelitian…………………………………………………………………………………………. 18
Tabel hasil pengamatan……………………………………………………………………………….. 19
Grafik batang pertumbuhan kacang hijau………………………………………………………. 20

DAFTAR GAMBAR
Logo SMAN 13 Surabaya………………………………………………………………………………. 01
Struktur biji…………………………………………………………………………………………………. 09
Perkecambahan epigeal dan hipogeal…………………………………………………………….. 10
Daerah pertumbuhan primer pada akar………………………………………………………….. 11
Daerah Pertumbuhan primer pada batang………………………………………………………. 11
Perendaman biji kacang hijau………………………………………………………………………… 23
Perkecambahan hari ke 1……………………………………………………………………………… 23
Perkecambahan hari ke 2……………………………………………………………………………… 23
Perkecambahan hari ke 3……………………………………………………………………………… 24
Perkecambahan hari ke 4……………………………………………………………………………… 24
Perkecambahan hari ke 5……………………………………………………………………………… 24
Perkecambahan hari ke 6……………………………………………………………………………… 25
Perkecambahan hari ke 7……………………………………………………………………………… 25
Perkecambahan hari ke 8……………………………………………………………………………… 25
Perkecambahan hari ke 9……………………………………………………………………………… 26
Perkecambahan hari ke 10……………………………………………………………………….…… 26
Pertumbuhan di tanah hari ke 1…………………………………………………………………….. 26
Pertumbuhan di tanah hari ke 2…………………………………………………………………….. 27
Pertumbuhan di tanah hari ke 3…………………………………………………………………….. 27
Pertumbuhan di tanah hari ke 4…………………………………………………………………….. 27
Pertumbuhan di tanah hari ke 6…………………………………………………………………….. 28
Pertumbuhan di tanah hari ke 10……………………………………………………………….….. 28

4
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai
tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili
Megascilicidae dan Lumbricidae. Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi
masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini
mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan
kesejahteraan manusia.
Cacing tanah ternyata menyimpan segudang manfaat dan khasiat dibalik
penampilannya yang menjijikkan. Hewan molusca ini bisa dimanfaatkan untuk
banyak kepentingan pembuatan obat, kecantikan dan kesehatan. Beberapa
pihak bahkan meneliti secara khusus Khasiat Cacing tanah untuk terus
mengembangkannya agar lebih banyak manfaat yang bisa diambil darinya. Dan
memang terbukti, manfaat cacing tanah mampu menyembuhkan atau
mengurangi berbagai penyakit yang diderita oleh manusia. Bahkan beberapa
pakar kecantikan memberikan rekomendasi untuk memakai ekstrak cacing tanah
agar kita bisa memperoleh khasiat terbaik dari hewan lunak tersebut. Selain
untuk kesehatan, cacing juga bermanfaat sebagai kelestarian lingkungan hidup,
diantaranya untuk pembuatan kompos.
Cacing adalah suatu makhluk makro yang berada dalam tanah sebagai
pengurai jasad lain, mulai dari hewan yang mati, daun gugur, akar yang mati
hingga jasad manusia yang telah tutup usia hingga batu kapur. Cacing yang
dimaksud adalah cacing tanah. Jenis cxacing ini berbeda 2 dengan cacing yang
membuat hewan atau manusia menjadi sakit. Banyaknya cacing dalam tanah
menunjukkan bahwa tanah irtu sehat.
Cacing tanah memakan humus dalam tanah, dan kemudian mengubah
humus itu menjadi unsur hara, hal ini sangat baik untuk tanah. Ahli filsafat
Yunani, Aristoteles banyak memberikan perhatian terhadap cacing tanah. Ia
mengatakan bahwa “cacing tanah adalah perutnya bumi”. Di negara Mesir 30-60
SM yang saat itu dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Cleopatra. Sang ratu
melarang bangsanya memindahkan cacing dari tanah Mesir dan petani juga
dilarang menyentuh cacing, karena sang ratu khawatir petani melukai hewan
tersebut. Pada zaman itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan.
Penggemburan tanah yang dilakukan cacing melalui lubang-lubang (jalan)
yang dibuat oleh cacing. Cacing tanah membuat lubang dengan mendesak atau
memakan butiran-butiran kecil tanah, sehingga memperbaiki aerasi dan drainase
dalam tanah. Dengan adanya lubanglubang tersebut, tanah menjadi lebih
gembur. Selain membuat tanah menjadi lebih gembur, lubang jalan yang dibuat
cacing bermanfaat juga untuk.konservasi air tanah. Menurut seorang ahli tanah,
cacing tanah mampu menggali tanah hingga kedalaman 1 meter. Hal tersebut
sangat bermanfaat dalam penyerapan air. Penyerapan air dalam jumlah banyak
akan memperkecil banjir dan erosi yang terjadi ketika hujan besar melanda.

5
Sebagian orang kalau mendengar nama ini pasti akan menggeliat tanda geli
campur jijik. Cacing tanah, dimana sebagian orang tidak menyukainya karena
bentuk tubuhnya yang lembut dan licin memang membuat geli dan jijik.
Namun siapa sangka kalau ternyata cacing tanah merupakan salah satu
makhluk yang berguna di dunia ini dalam menjaga kelestarian 3 lingkungan
hidup. Kebiasaannya mengurai sisa-sisa bahan organik dapat membuat cacing
tanah menghasilkan pupuk kompos dari kotorannya yang berguna bagi tanaman
dan tumbuhan.
Cacing tanah memiliki peran penting bagi kesuburan tanah, cacing
menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah.
Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi
baik. Keberadaan cacing tanah sangat bermanfaat antaralain meningkatkan
infiltrasi, memampatkan agregasi tanah, mengangkut bahan organic ke bagian
tanah yang lebih dalam meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan
tanaman.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah cacing tanah memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau?
2. Bagaimana cacing tanah memengaruhi (atau tidak) pertumbuhan tanaman
kacang hijau?
3. Apa saja hal hal yang dapat disebabkan oleh adanya cacing tanah terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau?

1.3 Tujuan penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh dari adanya cacing tanah di dalam pot yang
sama Bersama tanaman kacang hijau terhadap pertumbuhannya.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari tanaman yang didampingi oleh cacing
tanah dan yang tidak.
3. Untuk mengetahui bagaimana cacing tanah dapat memengaruhi
pertumbuhan dari tanaman kacang hijau.

1.4 Manfaat penelitian


A. Bagi Peneliti
1. Menambah pengalaman dalam melaksanakan percobaan, pengamatan,
diskusi, dan pembuatan laporan.
2. Menambah pengetahuan baru tentang hal yang diteliti
B. Bagi orang lain
1. Mengetahui pengaruh daric acing tanah terhadap sehingga pertumbuhan
tanaman sehingga dapat mengimplementasikannya apabila diperlukan
2. Sebagai rujukan atau sumber informasi bagi peneliti lain.

6
1.5 Hipotesis
A. Cacing tanah dapat menjadi parasit dan memakan zat zat hara atau mineral
yang ada di tanah sehingga dapat mengurangi nutrisi yang didapatkan oleh
tanaman.
B. Cacing tanah tidak berpengaruh sama sekali terhadap pertumbuhan
tanaman.
C. Cacing tanah mempercepat, menyehatkan, atau membantu proses
pertumbuhan dari tanaman.

7
BAB II
Landasan teori / kajian Pustaka
2.1 Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau organisme dapat diartikan
sebagai proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau jumlah)
yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula). Jadi,
pertumbuhan merupakan suatu konsep kuantitatif yang berkaitan dengan
pertambahan massa suatu organisme.
Jika menanam beberapa butir biji jagung atau kacang hijau didalam pot dan
mengamatinya setiap hari, anda akan melihat adanya perubahan pada biji
jagung atau kacang hijau tersebut. Mula-mula, biji itu akan berubah menjadi
tanaman kecil yang belum lengkap.
Tanaman jagung atau kacang hijau didalam pot dikatakan mengalami
pertumbuhan karena berat, ukuran, dan jumlah selnya bertambah serta tidak
data menjadi kecil lagi. Jika anda merendam biji jagung kering di dalam air,
dalam beberaa saat, biji jagung tadi juga akan mengalami pertambahan ukuran,
terutama volumenya. Namun, pertambahan volume tersebut bukanlah
pertumbuhan karena jika dikeringkan, volume biji jagung tadi akan Kembali
semula. Sebaliknya, pertambahan jumlah sel-sel zigot vertebrata yang
mengalami pembelahan, merupakan suatu pertumbuhan walaupun tanpa
disertai pertambahan volume ataupun massa sitoplasma.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyertai
pertumbuhan. Perubahan itu meliputi perubahan bentuk dan tingkat
kematangan makhluk hidup. Secara sederhana, perkembangan merupakan
proses perubahan menjadi dewasa. Dalam proses tersebut, terjadi diferensiasi
sel (Perubahan struktur sel dan fungsi sel), histogenesis (Pembentukan
jaringan), organogenesis (embentukan organ), dan gametogenesis
(Pembentukan sel sel kelamin).
Berbeda dari pertumbuhan, perkembangan merupakan suatu konsep
kualitatif. Tanaman jagung pada contoh didepan, pada awalnya berupa biji. Biji
itu kemudian tumbuh menjadi tanaman kecil yang memiliki akar, batang, dan
daun. Setelah makin besar dan dewasa, akan muncul bunga ada tanaman
jagung itu. Jika terjadi penyerbukan, bung aitu akan berubah menjadi buah yang
akan menghasilkan biji biji jagung baru. Munculnya akar, batang, daun,
bunga,dan buah pada tanaman jagung itu menunjukkan bahwa tanaman
tersebut mengalami perkembangan.
2.1.1 Biji
Terdapat dua jenis biji, yaitu biji yang memiliki endosperm atau
disebut sebagai biji beralbumin (contoh : biji jagung) dan yang tidak
berendosperm atau disebut sebagai bisi eksalbumin (contoh : biji bunga
matahari).

8
Suatu embrio tumbuhan terdiri atas batang Lembaga (Kaukalis),
bakal akar (Radikula), dan satu atau dua keeping biji (Kotiledon). Biji
dilindungi oleh testa, yaitu suatu selubung biji kuat yang berasal dari
dinding bakal biji. Testa berfungsi sebagai kulit biji.
2.1.2 Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio yang terdapat dalam
sebutir biji. Embrio tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan kecil
yang lamban laun akan tumbuh makin besar menjadi tumbuhan
dewasa yang lengkap.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh faktor internal atau
faktor faktor yang berasal dari biji itu sendiri, misaknya hormone,
kematangan embrio, dan dipatahkannya dormansi.
Proses perkecambahan dimulai dengan adanya proses imbibisi.
Proses imbibisi adalah proses masuknya air kedalam biji melalui mikroil
dan testa. Air yang masuk merangsang embrio untuk melepaskan
hormone giberelin (GA). Hormon ini mendorong aleuron (Lapisan tipis
bagian luar endosperm) untuk menyintesis dan mengeluarkan enzim
enzim yang mengatalisis reaksi reaksi biokimiawi perkecambahan.
Agar dapat bekerja secara optimal, enzim enzim yang terlibat
dalam proses perkecambahan memerlukan suhu yang sesuai. Suhu
optimal perkecambahan bervariasi untuk setiap jenis biji, contohnya biji
gandum berkecambah pada kisaran suhu 1°-35° C, sedangkan biji
jagung berkecambah pada kisaran suhu 5°-45° C.

9
Biji perlu melakukan proses respirasi aerob pada saat
perkecambahan, beberapa jenis tumbuhan juga memerlukan cahaya
dalam proses perkecambahannya. Kecambah yang ditumbuhkan pada
tempat yang cukup terang akan tumbuh agak lambat, tetapi berdaun
hijau. Sebaliknya, kecambah yang ditumbuhkan pada tempat yang
gelap akan tumbuh lebih cepat, batangnya menjadi sangat Panjang,
tetapi daunnya berwarna kuning karena tidak terbentuk klorofil.
Fenomena tersebut dinamakan sebagai etiolasi.

Dalam proses perkecambahan, setelah kulit biji each, organ


pertama yang muncul adalah radikula yang diikuti oleh pulmula.
Sementara itu kotiledonnya ada yang terangkat keatas tanah untuk
perkecambahan epigeal, dan ada juga yang tetap dibawah tanah untuk
eprkecambahan hypogeal.
Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terangkat keatas tanah
karena pertumbuhan memanjang bagian hipokotil supaya ujung
pulmula terlindung dari kerusakan akibat abrasi tanah. Sementara itu,
pada perkecambahan hypogeal, Plumula terbawa keatas tanah karena
pertumbuhan memanjang bagian eikotil sehingga kotiledon tetap
dibawah tanah. Hal ini disebabkan pertumbuhan hipokotilnya sangat
sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
2.1.3 Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer menyebabkan tumbuhan bertambah tinggi
atau Panjang. Pertumbuhan primer diawali oleh pembelahan sel sel
meristem apikal, yaitu sel sel meristem yang terdapat pada pucuk
batang dan ujung akar. Daerah meristem apikal terdiri atas tiga area,
yaitu daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan sel, dan daerah
pematangan sel.

10
A. Daerah pembelahan sel
Dengan pengamatan mikroskopis, daerah pembelahan sel
terlihat tersusun oleh sel sel meristem yang terbentuk kotak dan
berukuran sangat kecil.
B. Daerah pemanjangan sel atau daerah elongasi
Daerah pemanjangan sel terdapat di belakang daerah
pembelahan sel. Pada daerah ini, sel sel mengalami pemanjangan dan
perbersaran. Pemanjangan sel di daerah ini akan mendorong akar
untuk menembus tanah. Di daerah ini juga akan terjadi diferensiasi.
Jaringan muda secara terus menerus akan berkembang dan
berdiferensiasi membentuk jaringan dewasa.
C. Daerah pematangan sel atau daerah maturasi
Daerah pematangan terdapat di belakang daerah emanjangan.
Di daerah ini sel sel telah mengalami diferensiasi dan telah sempurna
perkembangannya. Sebagai contoh, pada daerah pematangan sel
terdapat rambut rambut akar yang berfungsi untuk meningkatkan
absorpsi air dan mineral dari dalam tanah.

2.1.4 Pertumbuhan sekunder


Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan perenial (tahuna)
berkayu, misalnya pohon dan semak. Pertumbuhan sekunder
merupakan hasil pembelahan sel sel meristem lateral. Ada dua macam
meristem lateral yang terlibat, yaitu kambium vaskuler dan kambium
gabus.
Sel sel kambium vaskuler terletak diantara xilem dan floem. Sel
sel kambium vaskuler melakukan pembelahan ke arah dalam
membentuk jaringan floem sekunder. Pembelahan sel sel kambium
vaskuler menghasilkan pertambahan diameter batang.
Meristem lateral yang kedua, yaitu kambium gabus atau
felogen, terbentuk dari pembelahan tangensial sel sel parenkim atau
kolenkim dibawah epidermis. Pembentukan kambium gabus penting
11
dalam penebalan sekunder batang. Kambium gabus menggantikan
epidermis membentuk kulit kayu yang kedap dan berfungsi sebagai
pelindung pada permukaan batang berkayu. Pada kulit kayu terdapat
lentisel, yaitu tempat oksigen dan karbon dioksida berdifusi masuk dan
keluar dari sel sel batang. Jika di musim kemarau diameter suatu
batang kayu bertambah 1 cm dan di musim hujan bertambah 5 cm.
2.1.5 Pembungaan
Pembungaan adalah proses pembentukan bunga. Tahap
pertama proses pembentukan bunga adalah induksi bunga (Evokasi).
Tahap ini merupakan tahap ketika jaringan meristem vegetatif
“diprogram” untuk mulai berubah menjadi jaringan meristem
reproduktif. Tahap induksi terjadi didalam sel dan dapat dideteksi
secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein,
yang dibutuhkan dalam pembelahan serta diferensiasi sel.
Tahap selanjutnya adalah Inisiasi bunga. Dalam tahap ini terjadi
perubahan morfologis dari tunas vegetatif menjadi bentuk kuncup
reproduktif. Perubahan tersebut dapat dideteksi dari perubahan
bentuk ataupun ukuran kuncup, serta proses proses selanjutnya yang
mulai membentuk organ organ reproduktif.
Lalu ada tahap perkembangan kuncup bunga menuju mekar
(Anthesis). Tahap ini ditandai dengan terjadi diferensiasi bagian
bagian bunga. terjadi proses megasporogenesis dan mikrogenesis
untuk embentukan serta pematangan organ organ reproduksi jantan
dan betina. Bunga pun mekar.
2.1.6 Pembentukan buah dan biji
Tahap setelah bunga mekar adalah taha enyerbukan dan
pembuahan. Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda.
Tahap ini diawali dengan perbesaran bakal buah (Ovarium) yang
diikuti oleh perkembangan endoserm (cadangan makanan) dan
selanjutnya terjadi perkembangan embrio. Perbesaran buah meruakan
efek dari pembelahan dan perbesaran sel yang meliputi tiga taha,
yaitu peningkatan penebalan perikarp karena adanya pembelahan sel,
pembentukan dan perbesaran fesikel berair (biasanya terjadi pada
buah buahan berdaging), serta tahap pematangan. Selama tahap
tahap perbesaran buah terjadi pula akumulasi air dan gula sehingga
pada tahap pematangan, buah telah mengandung 80% - 90% air
serta 2% - 20% gula.

12
2.2 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan
2.2.1 Faktor internal
A. Auksin
1. memacu pertumbuhan apikal pada tunas (dominansi apikal)
2. memacu proses diferensiasi
3. memicu pembengkokan batang
4. memicu pembentukan akar lateral
5. menstimulus perkembangan bunga
6. memicu partenokarpi
B. Sitokinin
1. berperan sebagai hormon “anti aging” atau anti penuaan.
2. memacu pembelahan sel dan metabolisme
3. menunda pengguguran daun
4. memacu pertumbuhan tunas lateral / aksilar
5. menghambat dominansi apikal pada batang
6. memacu partenokarpi
C. Giberelin
1. berperan dalam memicu perkecambahan
2. menstimulus perkembangan embrio pada biji
3. mengakhiri masa dormansi pada biji
4. menstimulus pertumbuhan bunga
D. Etilen
1. berperan dalam pemasakan buah
2. menggugurkan daun
E. Asam absisat
1. hormon yang menandakan adanya kondisi yang tidak baik
2. menghambat pertumbuhan
3. menyebabkan dormansi biji
4. menyebabkan pengguguran daun (absisi)
5. menutup stomata
F. Traumalin
1. berperan menutup luka dengan cara meningkatkan pembelahan sel
G. Kalin
Berperan sebagai hormon yang memacu pembentukan organ
1. Bunga : Anthokalin
2. Daun : Filokalin
3. Batang : Kaulokalin
4. Akar : Rhizokalin

13
2.2.2 Faktor Eksternal
A. Cahaya
Apabila tanaman mendapat terlalu banyak cahaya, maka laju
pertumbuhan akan lambat tetapi daun berwarna hijau sehat dan
batang kokoh. Bila tanaman kekurangan cahaya, akan terjadi
fenomena etiolasi atau proses pertumbuhan yang cepat di tempat
gelap karena hormon auksin dapat kerja terus menerus. Akibatnya,
tanaman menjadi panjang namun tidak kokoh, daun berwarna kuning,
dan tanaman tidak sehat.
B. Suhu
Setiap tanaman memiliki suhu optimalnya masing masing dalam
bertumbuh. Apabila suhu lingkungan lebih dari suhu optimal bagi
tanaman untuk tumbuh, maka akan terjadi denaturasi atau kerusakan
enzim pada bagian apoenzim
Namun, apabila suhu lingkungan jauh dibawah suhu optimal
bagi suatu tanaman untuk tumbuh, maka enzim enzim yang berperan
penting dalam pertumbuhan akan menjadi tidak aktif.
C. PH
Sama dengan suhu, setiap tanaman memiliki PH optimal masing
masing untuk tumbuh, apabila PH lingkungan tidak sesuai dengan PH
optimal dari sebuah tanaman untuk tumbuh, maka tanaman tersebut
akan mengalami denaturasi pada apoenzimnya
D. Nutrisi
Nutrisi dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan jumlah yang
dibutuhkan. Yang pertama disebut makronutrisi atau nutrisi yang
dibutuhkan dalam jenis banyak, jenis nutrisi ini meliputi C, H, O, N, P,
K, Mg, dan S.
Selanjutnya ada juga yang disebut mikronutrisi atau nutrisi yang
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Contohnya yaitu Fe, Mn, B, Br,
Cl, Dll.
E. Kadar garam
Kadar garam berperan dalam proses osmosis. Apabila sel
tumbuhan berinteraksi dengan larutan yang memiliki konsentrasi
garam tinggi, maka air yang terdapat didalam sel tumbuhan akan
keluar untuk menyeimbangkan perbedaan kadar garam antara sel
tumbuhan dan lingkungannya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
plasmolisis atau lepasnya membran sel dari dinding sel karena
hilangnya tekanan yang ada karena air tadi.

14
F. Ketersediaan air
Fungsi air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah
1. Medium reaksi
2. Metabolisme
3. Pelarut
4. Fotosintesis ( E + 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2)

15
BAB III
Metode penelitian
3.1 Variabel, definisi operasional variabel
Terdapat 3 jenis variabel di dalam penelitian kami yaitu variabel bebas,
kontrol, dan terikat.
A. Variabel bebas (independent variable)
● Cacing tanah
Cacing tanah kami pilih sebagai salah satu dari variabel bebas dari
penelitian ini untuk mengetahui apakah pengaruh dari cacing tanah
terhadap pertumbuhan tanaman.
● Kapas
Kami menggunakan kapas untuk menggantikan tanah pada saat proses
perkecambahan karena kapas dapat menyimpan air dengan lebih baik
daripada tanah sehingga dapat membantu menginisiasi proses imbibisi.
B. Variabel kontrol
● Tanah
Selama percobaan (kecuali pada saat masa perkecambahan tanaman),
kacang hijau selaku objek pengamatan akan tumbuh di tanah Bersama
(atau tidak Bersama) cacing tanah.
● Cahaya matahari
Intensitas cahaya matahari yang didapatkan oleh kedua perangkat
(perangkat 1 dengan cacing dan perangkat 2 tanpa cacing) sebisa mungkin
kami pastikan sama
● Air
Semua perangkat percobaan akan disiram dengan air dalam jumlah dan
frekuensi yang sama yaitu

C. Variabel terikat (Dependent variable)


● Tinggi tanaman
● Laju pertumbuhan

3.2 Rancangan penelitian


A. Jenis Tumbuhan
Kacang hijau (Vigna radiata)
B. Lama percobaan
Lama percobaan nya adalah 3 minggu dengan detail sebagai berikut.
● Perendaman selama 24 jam (25 Juli)

16
● Perkecambahan biji di kapas (26 Juli – 1 Agustus)
● Penanaman biji di 2 perangkat percobaan (1 Agustus – 10 Agustus)
C. Tempat penelitian
Jl. Permata 6 No.18, Mulung, Kec. Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur
61177
D. Cara kerja percobaan, termasuk rangkaian perlakuan
Semua perangkat percobaan diberi perlakuan yang sama, salah satu
perangkat diberi cacing sedangkan yang satu lagi tidak, kedua perangkat
disiram air dengan volume dan frekuensi yang sama.
E. Pengambilan data
kami mengamati serta mencatat tinggi tanaman setiap harinya, selain
itu, kami juga sebisa mungkin mendokumentasikan pengamatan kami
dengan cara mengambil foto dari kedua perangkat setiap harinya.

3.3 Populasi, sampel penelitian


Populasi dari penelitian kami adalah 50 biji kacang hijau yang kami tanam
(masing masing anggota kelompok menanam 10 biji). Kami memilih Teknik
purposive sampling. Kami memilih sampel dengan kriteria tertentu, kriteria ini
tidak lain adalah sampel (10 biji tanaman) terbaik dari salah satu anggota kami.
3.4 Alat dan bahan penelitian
A. Alat
● Wadah
● Penggaris
● Kamera
● Timbangan
B. Bahan
● Biji kacang hijau
● Kapas
● Tanah
● Cacing tanah
● Air
3.5 Prosedur pelaksanaan penelitian
1. Rendam biji biji kacang hijau (sebanyak banyaknya) selama 1 hari 1 malam
atau 24 jam.
2. Tanamkan 10 biji kacang hijau yang tenggelam setelah perendaman di kapas
selama masa perkecambahan atau sekitar 5 hingga 7 hari.

17
3. Setelah masa perkecambahan selesai, bagi 10 biji kacang hijau menjadi 2
kelompok sama banyak dan letakkan masing masing ke dalam pot berisi
tanah masing masing 300 gram. Pastikan volume atau massa tanah masing
masing perangkat sama dengan menimbangnya.
4. Berikan cacing kepada salah satu perangkat percobaan.
5. Amati dan catat Tinggi tanaman setiap harinya.
3.6 Jadwal penelitian

Kegiatan Jangka waktu

Persiapan alat dan bahan 25 Juli

Perendaman 25 Juli - 26 Juli

Perkecambahan 26 Juli - 1 Agustus

pengamatan 1 Agustus - 10 Agustus

Pembuatan laporan 8 Agustus - 11 Agustus

18
BAB IV
Hasil dan pembahasan
4.1 Hasil dan Analisa data

Hari Tinggi tanaman (cm)


ke
tanaman 1 (dgn cacing) tanaman 2 (tanpa cacing)

1 5 5

2 6 5

3 8 9

4 8 9

5 16 15

6 17 15.5

7 18 17

8 18.5 17.5

9 19 18

10 20 18.5

19
4.2 Uji hipotesis dan pembahasan
4.2.1 Uji Hipotesis
Setelah percobaan dilakukan, ternyata terbukti bahwa hipotesis C
adalah hipotesis yang paling tepat sementara yang lainnya salah, Cacing
tanah dapat membantu proses pertumbuhan tanaman kacang hijau.
4.2.2 Pembahasan
1. Apakah cacing tanah memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau?
Ya, Cacing tanah memliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau.
2. Bagaimana cacing tanah memengaruhi (atau tidak) pertumbuhan
tanaman kacang hijau?
Pergerakan cacing tanah dapat menggemburkan tanah sehingga
mempermudah kacang hijau dalam menumbuhkan akarnya. Selain itu,
cacing tanah juga berperan sebagai decomposer, cacing tanah dapat
menguraikan unsur unsur yang terdapat di tanah sehingga tanaman
kacang hijau mendapat nutrisi atau pupuk lebih.
3. Apa saja hal hal yang dapat disebabkan oleh adanya cacing tanah
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau?
Kacang hijau akan semakin sehat, pertumbuhan lebih cepat, dan lebih
tinggi atau panjang.

BAB V
20
Kesimpulan dan saran
5.1 Kesimpulan
Cacing berengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Peran cacing tanah
terhadap pertumbuhan tanaman adalah melihat cacing sebagai dekomposer.
Decomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk
hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh
tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian dengan jenis cacing atau hewan tanah yang lain.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan waktu yang lebih lama hingga tanaman
berbuah.

21
Daftar Pustaka
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
f90e0855d53c6a8582714e31caccfb56.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tanah

https://app.cerebrum.id/cerevid/lesson/video/
68cf0be84a8ab99595676ccd51dd8a14a3

https://app.cerebrum.id/cerevid/lesson/video/
ab7c2df82f90efdd960a680e8e596bc4fb

https://app.cerebrum.id/cerevid/lesson/video/
3248fd604dc6af03111b4960ea800b4ea9a

Buku Siswa Menjelajah Dunia Biologi 3 untuk Kelas XII SMA dan MA Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu alam - Sri Pujiyanto & Rejeki Siti Ferniah.

22
Lampiran - Lampiran
A. Perendaman

B. Perkecambahan di Kapas
Hari pertama:

Hari kedua:

23
Hari ketiga:

Hari keempat:

Hari kelima:

24
Hari keenam:

Hari ketujuh:

Hari ke-8:

25
Hari ke-9:

Hari ke-10:

C. Pertumbuhan di tanah:
Hari ke-1:

26
Hari ke-2:

Hari ke-3:

Hari ke-4:

Hari ke-6:

27
Hari ke-10:

28

Anda mungkin juga menyukai