Anda di halaman 1dari 13

Penguatan Jati Diri

Keindonesiaan
Kelompok 2 :
• Denis Chrisna Manggala 06
• Farrel Ganendra 12
• Dhia Nabilah Putri C 08 • Lintang Juliandini 19
• Mayo Chika Izzati 21
• Dika Adi Y 09
• Najwa Gita Safira 24
• Fahmi Wira Dewantara 10 • Tanzilah Amirah 31
• Yoan Rysan S 34
• Farah Adelia 11
Politik untuk Kesejahteraan dan Kejayaan
• Dengan berkembangnya organisasi di
kalangan pemuda, juga berkembang
organisasi wanita di Indonesia. Pada Tahun
1912 berdiri organisasi perempuan pertama
di Jakarta, yaitu Putri Mardika, tujuan
organisasi adalah untuk membantu
bimbingan penerangan pada gadis bumiputra
dalam menempuh pendidikan dan
mengemukakan pendapat di muka umum.
• Dengan berkembangnya berbagai organisasi
wanita mendorong pergerakan wanita untuk
lebih berperan dalam meningkatkan
kesejahteraan kaum perempuan
Politik untuk Kesejahteraan dan
Kejayaan
• Tokoh-tokoh Putri Mardika kerap
menggunakan gagasan-gagasan R.A Kartini
sebagai dasar pergerakan organisasi.
• Tokoh-tokoh utama penggerak organisasi
Putri Mardika adalah Sabaruddin, R.A
Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, dan
Sadikun Tondokusumo.
Politik untuk Kesejahteraan dan Kejayaan
• Pada tanggal 22-25 Desember 1928,
organisasi-organisasi wanita
mengadakan Kongres Perempuan
Indonesia I di Pendopo Joyodipuro
yang dipimpin oleh Ny. R.A. Sukanto.
• Tujuan Kongres adalah menjalin
persatuan di antara perkumpulan
wanita dan memajukan wanita.
• Adanya Kongres Perempuan
Indonesia I dan meningkatnya
gerakan organisasi wanita telah
mendorong bagi kemajuan perjuangan
bangsa Indonesia untuk mencapai
kejayaan menuju cita-cita
kemerdekaan.
Nasionalisme yang Revolusioner
• Pernyataan Sumpah Pemuda membawa dampak
yang luas pada masyarakat untuk menumbuhkan
nasionalisme yang kuat. Hal ini dikarenakan
Sumpah Pemuda memilliki filosofi yakni
menumbuhkan kebanggaan dan menyatukan
perjuangan bangsa Indonesia.
• Dalam pertemuan yang berlangsung pada 27 hingga
28 Oktober 1928 di Jakarta menghasilkan tiga isi
Sumpah Pemuda, yaitu:
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah
darah yang satu, tanah Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa
yang satu, bangsa Indonesia
- Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Nasionalisme yang Revolusioner
Dalam pertemuan yang berlangsung pada
27 hingga 28 Oktober 1928 di Jakarta
menghasilkan tiga isi Sumpah Pemuda,
yaitu:
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
- Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Nasionalisme yang Revolusioner
PNI merupakan partai politik yang
bersifat revolusioner di Indonesia
yang didirikan pada 4 Juli 1927.
PNI didirikan oleh Presiden
Pertama RI Soekarno dan para
tokoh nasional seperti Dr. Tjipto
Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr
Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr
Sunaryo. Partai Nasional terus
menggelorakan program-program
perjuangan. PNI terus melancarkan
kritik tajam terhadap kekejaman
kolonialisme dan imperialisme.
Nasionalisme yang Revolusioner
• Oleh karena itulah, PNI di bawah Ir. Soekarno terus mendapat tekanan dari
Belanda. Sehingga Ir. Soekarno ditangkap dan diadili.
• Menjelang vonis pengadilan di jatuhkan Soekarno sempat mengucapkan pidato
pembelaan untuk membakar semangat para pejuang. Pidato tersebut kemudian
dibukukan dengan judul Indonesia Menggugat.
Volksraad
• Untuk melanjutkan perjuangan, pada bulan Januari 1930 di Jakarta dibentuk
fraksi baru dalam volksraad yang bernama Fraksi Nasional. Bertujuan untuk
menjamin kemerdekaan Indonesia dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
• Petisi Sutarjo pada tanggal 15 Juli 1939 dalam sidang volstraad sempat
menimbulkan kekacauan. Petisi tersebut menyuarakan mengenai kurang
giatnya pergerakan nasional karena tidak adanya saling pengertian dari pihak
pemerintah.
Volksraad
• Sutarjo mengusulkan diadakan suatu musyawarah antara antara wakil
Indonesia dan kerajaan Belanda untuk menentukan masa depan bangsa
Indonesia yang dapat berdiri sendiri, meskipun dalam ruang lingkup
lingkungan kerajaan Belanda.
• Petisi tersebut ditolak oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 16 November
1938. Adapun alasan penolakan adalah Indonesia belum siap untuk memikul
tanggung jawab memerintah sendiri.
Partai Indonesia Raya (Parindra)
• Pada bulan Desember 1953, di Solo diadakan kongres yang
menghasilkan penggabungan Budi Utomo dengan Persatuan
Bangsa Indonesia (PBI) dan melahirkan Partai Indonesia Raya
(Parindra)
• Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya dan Mulia.
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
• Dengan kegagalan Petisi Sutarjo mendorong gagasan untuk menggabungkan
organisasi politik dalam suatu bentuk federal.
• Adapun alasan dibentuk GAPI adalah adanya situasi internasional akibat
meningkatnya pengaruh fasisme, juga sikap pemerintah kolonial yang kurang
memperhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Berakhirnya Pemerintahan Kolonial
• Menjelang masa pemerintahan kolonial berakhir, berbagai bentuk pergerakan
nasional dapat dikontrol oleh pemerintah kolonial.
• Dengan masuknya bumiputra sebagai anggota Volksraad tidak berarti kaum
bumiputra diberi hak penuh untuk menyuarakan pendapatnya.
• Pada tahun 1930-an pikiran-pikiran asosiasi melahirkan kembali seperti yang
disebut Stuw. Hal tersebut ternyata tidak juga memperbaiki kemerosotan
rencana-rencana pemerintah kolonial sampai akhirnya Jepang datang.

Anda mungkin juga menyukai