Bersifat Nasional
• Setelah 1908, hampir seluruh Nusantara menjadi satu kesatuan
politik, hukum, pemerintahan, serta berada di bawah kekuasaan
kolonial Belanda
Perjuangan Menggunakan Jalur Organisasi
• Para tokoh perjuangan menggunakan cara-cara modern, seperti
diplomasi, kampanye lewat media, rapat akbar, dan pada tingkat
yang paling ekstrem menolak bekerja sama dengan pemerintah
kolonial.
Memiliki Organisasi yang Memungkinkan Adanya
kaderisasi
• Perlawanan bergantung pada organisasiorganisasi pergerakan
dengan sistem kaderisasi yang rapi
Memiliki Visi dan Misi yang Jelas, yaitu Kemerdekaan
Indonesia
• Organisasi-organisasi ini kemudian bersikap politis, yaitu
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
B. Faktor Pendorong Lahirnya Organisasi
Pergerakan Nasional Indonesia
Faktor Internal
Munculnya kaum terpelajar
• Gerakan pemuda yang muncul pertama kali adalah Trikoro Dharmo (TK).
Organisasi pemuda ini didirikan oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, dkk. di
gedung STOVIA Jakarta pada 1915. Trikoro Dharmo merupakan cikal-bakal
Jong Java.
• TK memiliki tiga visi mulia, yaitu: sakti yang berarti kekuasaan dan
kecerdasan, budi berarti bijaksana, dan bhakti yang berartikasih sayang
• Dalam kongres pertamanya di Solo pada 12 Juni 1918, organisasi ini
mengubah namanya menjadi Jong Java.
• Setelah itu lahir Perkumpulan Pasundan, Persatuan Minahasa, Molukas,
Sarekat Celebes, Sarekat Sumatra, dan lain-lain.
• Akhirnya Kongres Pemuda II di Jakarta pada 26–28 Oktober 1928, 750
orang wakil dari berbagai organisasi kepemudaan berhasil menunjukkan
persatuan dan tekad yang sama melalui Sumpah Pemuda.
Organisasi kepemudaan lain dengan
keanggotaan yang cukup besar adalah
persatuan pemuda pelajar yang berasal
dari Sumatra, Jong Sumatranen Bond
(JSB), yang didirikan pada 1917 di
Jakarta. JSB melahirkan nama-nama
besar, seperti Moh. Hatta, Moh. Yamin,
dan Bahder Johan
Latar belakang
1) Pengaruh Doktrin Wilson
2) Pengaruh Revolusi Rusia 1917
3) Kekecewaan terhadap Janji November (November Belofte)
4) Perubahan Pasal 111 RR (Regerings Reglement)
5) Pergantian Gubernur Jenderal Hindia-Belanda
6) Pemakaian kata “Indonesia” sebagai identitas bangsa
7) Ikut sertanya kaum buruh dalam pergerakan nasional
Organisasi-organisasi pergerakan yang bersifat radikal
Latar Belakang :
• pemerintahan Gubernur Jenderal Dirk Fock, yang memerintah pada 1921–
1926, organisasi pergerakan dikendalikan dengan peraturan yang keras
• Pada masa Gubernur Jenderal B.C. de Jonge (1931–1936), peraturan dibuat
lebih keras lagi
• Melalui Vergader Verbond yang dikeluarkan pada 1933, ruang gerak kaum
aktivis pergerakan nasional semakin sempit
• Dalam perkembangannya, terutama setelah tokoh-tokoh diasingkan, para
aktivis pergerakan merasa bahwa pilihan sikap yang radikal kurang
menguntungkan Indonesia
c. Perjuangan melalui Volksraad
Taman Siswa
Gambar Seorang guru Taman Siswa bernama Soerjoadipoetro sedang mengajar di sekolah Taman
Siswa di Bandung.
Ki Hajar menerapkan 3 (tiga) konsep pengajaran dalam kegiatan pendidikan di
Taman Siswa:
• Ing ngarsa sung tulodo, artinya para guru yang memiliki tanggung jawab
memberikan pendidikan, harus dapat memberi contoh dengan sikap dan
perilaku yang baik, sehingga dapat menjadi teladan bagi siswanya.
• Ing madyo mangun karsa, artinya guru harus dapat memberi motivasi
yang baik bagi siswanya, memberikan bimbingan yang terus-menerus agar
siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya.
• Tut wuri handayani, artinya guru wajib membimbing siswa untuk dapat
menggali sendiri pengetahuannya, menemukan makna dari pengetahuan
yang diperolehnya, sehingga pengetahuan itu dapat berguna bagi
kehidupannya
Partai Indonesia Raya (Parindra)