Anda di halaman 1dari 26

Sumber: wikimedia.

org

BAB

❸ PERGERAKAN NASIONAL

sumber: wikimedia.org
Ciri-ciri Perlawanan Sebelum Abad XX

01 Perlawanannya bersifat lokal, terjadi di daerah-daerah tanpa adanya koordinasi antardaerah.

02 Tidak menggunakan organisasi, tetapi dilakukan secara berkelompok saja.

03 Dipimpin oleh tokoh masyarakat yang disegani.

04 Mengutamakan kekuatan senjata, namun kalah dari segi persenjataan.

05 Mudah dipecah belah karena kurangnya koordinasi antara pemimpin dan bawahannya.
Bag 1

Fak Pen n Lah y Or a s i

Per ka Nas a In o s a
Faktor Pendorong Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional

Faktor Internal Faktor Eksternal

• • Kemenangan Jepang
Lahirnya golongan pela atas Rusia
jar akibat dalam Perang Rusia-Jepa
dilaksanakannya politik ng tahun
etis. 1905.
• Kemajuan di bidang
transportasi • Munculnya pergerak
dan komunikasi yang an nasional di
telah negara-negara Asia lain
mendorong bangsa nya, seperti
Indonesia di Tiongkok, India, dan Tu
untuk saling memberi ka rki.
bar berita. • Pengaruh paham-p
• Perasaan senasib aham baru,
sependeritaan seperti nasionalisme,
sebagai bangsa yang dija sosialisme,
jah. liberalisme, dan demokra
• Kenangan kejayaan si.
masa lalu
bangsa Indonesia.
Bag 2

Per b an

Per ka Nas a In o s a
Masa Awal Pergerakan Nasional
Budi Utomo

Didirikan pada 20 Mei 1908


Tokohnya: dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo.
Organisasi Budi Utomo tidak bersifat politis. Keanggotaannya terbatas pada penduduk Jawa dan
Madura.
Mengalami kemunduran yang disebabkan faktor-faktor berikut.
1. Keanggotaan Budi Utomo hanya terbatas pada penduduk Jawa dan Madura saja.
2. Munculnya organisasi Serikat Islam yang tidak membatasi keanggotaannya.
Masa Awal Pergerakan Nasional
Muhammadiyah

Didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912 oleh K.H.


Ahmad Dahlan.

nerbit
Tujuannya:
a. memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan

Sumber: dokumen pe
agama Islam;
b. mengembangkan pengetahuan agama dan cara hidup
sesuai agama Islam.

K. H. Ahmad Dahlan
Masa Awal Pergerakan Nasional
Muhammadiyah

Aktivitas yang dilakukan Muhammadiyah dalam mencapai


tujuannya adalah:
▪ mendirikan sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam;

nerbit

Sumber: dokumen pe
mendirikan panti asuhan, poliklinik, rumah sakit, dan
masjid;
▪ mengadakan kegiatan keagamaan dalam masyarakat.
Organisasi Muhammadiyah bersifat nonpolitis dan kooperatif.
K. H. Ahmad Dahlan
Masa Awal Pergerakan Nasional
Serikat Islam

Didirikan oleh K.H. Samanhudi 1911 dengan nama Sarekat Dagang


Islam.

nerbit
Tujuan Serikat Dagang Islam adalah menjadi wadah para pedagang

Sumber: dokumen pe
muslim menghadapi persaingan dengan pedagang asing.
Pada 10 September 1912, Serikat Dagang Islam berganti menjadi
Serikat Islam dengan ketuanya H.O.S. Cokroaminoto dengan tujuan
sebagai berikut.
a. Membantu perdagangan.
b. Membantu anggotanya yang kesulitan dalam permodalan. H. O. S. Cokroaminoto
c. Memajukan kepentingan jasmani dan rohani pedagang pribumi.
d. Memajukan kehidupan agama Islam.
Masa Awal Pergerakan Nasional
Serikat Islam

Pada 1916, dalam kongres SI nasional, SI ikut


serta sebagai partai politik dengan memilih
bekerja sama dengan pemerintah kolonial

Sumber: wikimedia.org
Belanda.
Perkembangan SI yang pesat dari segi
keanggotaan dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh
ISDV (Indische Sociaal Democratische
Vereeniging) yang berhaluan komunis.
Keanggotaan SI terbagi menjadi dua
Potret bersama rapat Sarekat Islam (SI) di Kaliwungu, Jawa
kelompok, yaitu kelompok SI Putih Tengah, pada 25 September 1921. Hadir para anggota dari
(nasionalis religius) dan SI Merah (sosialis). Kaliwungu, Peterongan, dan Mlaten, serta anggota Asosiasi
Staf Kereta Api dan Trem (VSTP) Semarang.
Masa Awal Pergerakan Nasional
Serikat Islam
Cokroaminoto menegakkan disiplin partai dengan mengeluarkan semua anggota ISDV dalam
organisasi SI dikeluarkan.
Pada Februari 1923, SI mengubah namanya menjadi Partai Serikat Islam Indonesia.
Pada 1926, PSI juga memutuskan untuk bersikap nonkooperatif terhadap pemerintah kolonial
Belanda.
Pada tahun 1929, PSI berganti nama menjadi Partai Serikat Islam Indonesia
Perpecahan di dalam organisasi menjadi salah satu penyebabnya kemunduran PSII.
Periode Nasionalisme Politik
Indische Partij

Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada 25


Desember 1912.

Tokohnya: Tiga Serangkai: Ki Hajar Dewantara, dr.

Sumber: wikimedia.org
Cipto Mangunkusumo, dan E.F.E. Douwes Dekker.

Organisasi pertama yang secara tegas


menyampaikan tujuannya mencapai kemerdekaan
Indonesia.
Cipto Mangunkusumo
Periode Nasionalisme Politik
Indische Partij

Semboyan-semboyannya:

“Indie voor Indiers” (Hindia/Indonesia untuk

Sumber: dokumen penerbit


orang Hindia),

“Indische los van Holland” (Hindia bebas dari


Belanda), dan

“Indische Nationalism” (nasionalisme Hindia).


Ki Hajar Dewantara
Periode Nasionalisme Politik
Indische Partij

Pada 1913, ketiga tokoh IP ditangkap


dan dibuang ke Negeri Belanda dan IP
sendiri dinyatakan sebagai organisasi
terlarang.

Sumber: wikimedia.org
Organisasi IP sempat berganti nama
menjadi Insulinde dan pada 1919,
kembali berganti nama menjadi
National Indische Partij.

Para pemimpin Indische Partij (duduk dari kiri ke kanan): dr. Cipto
Mangunkusumo, Dr. E.F.E. Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat
(Ki Hajar Dewantara);
Periode Nasionalisme Politik
Gerakan Pemuda

Bermunculan organisasi pemuda yang


masih menunjukkan sifat kedaerahannya.

Sumber: wikimedia.org
Organisasi pemuda yang pertama kali
muncul adalah Tri Koro Darmo yang
didirikan R. Satiman Wiryosanjoyo pada
Para pendiri Jong Java.
1915.
Periode Nasionalisme Politik
Gerakan Pemuda

Selanjutnya berganti nama menjadi


Jong Java. Selain Jong Java, organisasi
pemuda lainnya adalah Jong

Sumber: dokumen penebit


Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong
Minahasa, Jong Celebes.
Pada Kongres Pemuda II (27--28
Oktober 1928) di menghasilkan
Sumpah Pemuda.

Diorama diperdengarkannya lagu Indonesia Raya oleh Wage


Rudalf Supratman yang dimainkan dengan biola tunggal.
Periode Nasionalisme Politik
Gerakan Perempuan

Gerakan wanita dimulai sejak masa R.A. Kartini


(1879--1904) memperjuangkan emansipasi

Sumber: dokumen penebit


wanita melalui surat-surat R.A. Kartini
kemudian diterbitkan oleh J. H. Abendanon
dalam buku Door Duisrtenis tot Lich (Habis
Gelap Terbitlah Terang).
Selain Kartini, ada Dewi Sartika (1884--1947)
yang membentuk Sakola Istri di Bandung.

Dewi Sartika .
Periode Nasionalisme Politik
Gerakan Perempuan

Pada 25--28 Desember 1928, diadakan Kongres


Perempuan Indonesia I di Yogyakarta yang
hasilnya membentuk Perserikatan Perempuan
Indonesia (PPI) yang kemudian berganti menjadi
Perhimpunan Istri Indonesia (PII) dan Isteri Sedar.
Pada tanggal 28--31 Desember 1929, diadakan
Kongres Perempuan Indonesia II di Batavia. Hasil
kongres perempuan ini memutuskan bahwa
organisasi perempuan akan turut serta berjuang Sumber: wikimedia.org

memperbaiki nasib dan derajat perempuan Kongres Perempuan Indonesia di Jakarta Tahun 1950.
Indonesia.
Periode Radikal
01 Pengaruh Revolusi Rusia 1917.

Munculnya pernyataan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang 14 pasal


02 penyelesaian Perang Dunia I.

03 Tidak terwujudnya Janji November (November Belofte) yang pernah diucapkan Gubernur
Jenderal Johan Paul van Limburg Stirum (1916–1921).

04 Adanya perubahan dalam peraturan Regering Reglement Pasal 11 pada 1 September 1919.

05 Penggunaan kata “Indonesia” yang menjadi identitas kebangsaan.


Periode Nasionalisme Politik
Perhimpunan Indonesia

Pada awalnya, Perhimpunan Indonesia


bernama Indische Vereeniging.
Didirikan di Negeri Belanda pada 1908
dan bertujuan memperjuangkan
kepentingan orang Indonesia yang ada di
Negeri Belanda.
Pada 1922 menggunakan nama
Indonesiche Vereeniging untuk
Sumber: wikimedia.org
memperkuat kebangsaannya dan terjun
ke politik. Para anggota Perhimpunan Indonesia
Periode Nasionalisme Politik
Perhimpunan Indonesia

Pada 1925, Indonesiche Vereeniging mengganti


kembali namanya menjadi Perhimpunan Indonesia

Sumber: dokumen penerbit


dengan Drs. Moh. Hatta sebagai ketuanya.

Kegiatan Perhimpunan Indonesia diisi dengan


upaya propaganda melalui majalah Hindia Poetra
(kemudian menjadi Indonesia Merdeka pada 1924).

Mohammad Hatta
Periode Nasionalisme Politik
Perhimpunan Indonesia

Didirikan pada 1927 oleh Ir. Sukarno.


Memiliki asas:
▪ self help (menolong diri sendiri),

Sumber: dokumen penerbit


▪ nonkooperatif (tidak mau bekerja sama dengan
Belanda), dan
▪ marhaenisme (menghapus kemiskinan).
Kegiatan PNI:
▪ Menyelenggarakan kursus, pendidikan, dan
sekolah-sekolah.
▪ Menerbitkan surat kabar Persatoean Indonesia
(Batavia) dan Benteng Priangan (Bandung). Sukarno
▪ Mengadakan rapat-rapat umum.
Periode Nasionalisme Politik
Perhimpunan Indonesia

Pada tahun 1929, pemerintah kolonial


Belanda menangkap para pimpinan PNI,
termasuk Ir. Sukarno.
Pada saat diadili, Ir. Sukarno
membacakan pidato pembelaannya
yang sangat terkenal berjudul

Sumber: gahetna.nl
Indonesia Menggugat.
Pidato pembelaannya ditolak dan Ir.
Sukarno tetap ditahan selama empat
tahun di Penjara Sukamiskin, Bandung.
Periode Nasionalisme Politik
Partai Komunis Indonesia

Didirikan pada 23 Mei 1923.


Awalnya bernama Indische Sociaal Democratische Vereeniging yang didirikan tahun 1914.
Pada 1920 berubah nama menjadi Perserikatan Komunis Hindia dan akhirnya menjadi Partai
Komunis Indonesia.
Tokoh-tokoh PKI adalah Alimin dan Muso.
PKI termasuk organisasi politik yang radikal. Gerakan radikalnya ditunjukkan dengan melakukan
aksi pemogokan kaum buruh, aksi pemberontakan di Pulau Jawa (1926) dan pemberontakan di
Pulau Sumatra (1927).
Oleh karena aksinya tersebut, PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah kolonial
Belanda.
Periode Bertahan
Perjuangan dalam Volksraad

Fraksi Nasional
Fraksi yang didirikan oleh Mohammad Husni Thamrin (1894—1941) pada 27 Januari 1930 untuk
mencapai tujuan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Petisi Sutarjo
Dicetuskan oleh Sutarjo Kartohadikusumo (1892—1976 dengan tujuan menyusun suatu rencana
pemberian kepada Indonesia suatu pemerintahan yang berdiri sendiri dalam batas Pasal 1 UUD
Kerajaan Belanda.
Mosi Thamrin
Dikeluarkan M. H. Thamrin agar pemerintah kolonial Belanda mengganti istilah-istilah yang
dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia saat itu.
Periode Bertahan
Organisasi-organisasi pergerakan pada periode bertahan

01 TAMAN SISWA
PARTAI INDONESIA
02
RAYA (PARINDRA)

PARTAI GABUNGAN POLITIK


03
INDONESIA (GAPI)

Anda mungkin juga menyukai