Anda di halaman 1dari 15

Partai Nasionalis,

Pergerakan Wanita, dan


Sumpah Pemuda
Kelompok 5:
- Putri Wahyuni(2101414093)
- Oktavia Diah Lestari(2101414123)
- Muliyana(2101414118)

Mata Kuliah:
Sejarah

Dosen Pengampuh Mata Kuliah:


Dr. Muhammad Hasby, S.S., M.Pd.
Partai Nasionalis
1. Partai Nasional Indonesia (PNI)
 PNI pertama kali didirikan oleh Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927.
 PNI lahir sebagai organisasi untuk mengekspresikan rasa nasionalisme Indonesia pada masa pra
kemerdekaan.
 Tujuan adanya Organisasi ini adalah untuk “Mencapai Indonesia Merdeka”.
 PNI dibentuk didasarkan pada gagasan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda.
 Pada akhir Desember 1929, PNI memiliki sebanyak 10.000 anggota
 Soekarno dan tujuh pemimpin partai lainnya ditangkap pada Desember 1929 dikarenakan
pemerintah hindia Belanda khawatir akan keberadaan partai ini.
 Soekarno dan yang lainnya di adili dipenjara sukamiskin.
 Akibat permasalahan penangkapan ini, PNI dibubarkan pada 25 April 1931.

Gambar Logo Partai PNI


2. Partindo (Partai Indonesia)
 Partindo pertama kali didirikan pada tanggal 1 Mei 1931, dibawah kepemimpinan Sartono.
 Partindo lahir karena Partai Nasional Indonesia (PNI) telah menjadi partai terlarang, sehingga tokoh-
tokoh nasionalis membentuk panitia untuk membentuk partai baru.
 Tujuan partindo adalah mencapai kemerdekaan Indonesia.
 Jumlah anggotanya pada tahun 1933 tercatat 20.000, dengan 71 cabang.
 Gerakan partai lebih hidup setelah Soekarno (bebas dari penjara) bergabung.
 Namun aksi-aksi Partindo menyebabkan pemerintah bertindak lebih keras dan Soekarno kembali
ditangkap dan dibuang ke Ende pada 1 Agustus 1933.
 Akibatnya partindo semakin terjepit dan tidak bisa bergerak pada kegiatan politik sehingga
dibubarkan pada tahun 1936.

3. PNI Baru
 PNI Baru didirikan oleh Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir di Yogyakarta pada tanggal 25-27
Desember 1931.
 Partai ini didirikan oleh pemimpin yang tidak setuju dengan pembubaran partai PNI lama.
 Pemerintah Belanda menganggap aksi-aksi PNI Baru membahayakan, karena itu juga dikenai sanksi
sehingga PNI Baru tidak bisa bergerak.
 Dan pada tahun 1934 Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Digul.
4. Parindra
 Parindra didirikan pada tanggal 24-26 Desember 1935 oleh Dr.Sutomo dkk.
 Pembentukan Parindra bermula dari keinginan golongan priayi cendekiawan Jawa untuk
membentuk wadah perjuangan politik demi kemerdekaan bangsa Indonesia.
 Pada tahun 1937, partai ini memiliki anggota lebih dari 4.600 orang dari seluruh Indonesia.
 Gerakan politik Parindra bersifat kooperatif dengan pemerintah kolonial Belanda.
 Parindra menempuh jalur politik, sosial dan ekonomi untuk mewujudkan cita-cita
persatuan dan kemerdekaan bangsa Indonesia.

5. Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia)


 Gerindo didirikan oleh Amir Syarifuddin pada tanggal 23 Mei 1937 di Jakarta.
 Gagasan pendirian gerindo bermula ketika Gubernur Jenderal De Jong memberantas
seluruh partai politik yang bergerak secara non-kooperatif dan radikal.
 Mayoritas anggota Gerindo berasal dari bekas anggota Partindo yang telah dibubarkan
oleh pemerintah kolonial Belanda.
 Perjuangan Gerindo dipusatkan pada aktivitas politik, sosial dan ekonomi.
 Organsasi ini beranggapan bahwa keberhasilan dalam bidang politik, sosial dan ekonomi
merupakan kunci utama untuk memperoleh kesejahteraan dan kemerdekaan.
Pergerakan Wanita
 Pelopor gerakan wanita adalah R.A. Kartini , ia lahir pada tanggal 21 April 1879.
 Cita-cita beliau adalah memperbaiki derajat kaum wanita melalui pendidikan.
 Kartini mengadakan kontak lewat surat dengan wanita Barat dan juga Nusantara.
 Dari Jawa Barat muncul tokoh wanita, yaitu Dewi Sartika yang berusaha melepaskan tradisi dan
adat pingitan bagi wanita seperti kawin paksa dan poligami.
 Perjuangan Kartini dan Dewi Sartika kemudian mengilhami gerakan-gerakan wanita.

Gambar R.A. Kartini


Beberapa Pergerakan/Organisasi Wanita
1. Kautamaan Istri (1904)
 Organisasi ini Dibentuk oleh R. Dewi Sartika pada tahun 1904 di kota Bandung
 Tujuan didirikannya organisasi ini yaitu untuk memberi pengetahuan kepada kaum wanita, terutama
agar bisa membaca, menulis, berhitung dan ketrampilan dalam hidup berumah tangga.
 Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka didirikanlah sekolah Keutamaan Istri pada tahun 1910.
2. Putri Mardika (1912)
 Didirikan di Jakarta pada tahun 1912
 Tokoh pelopornya seperti R.R Rukmini, R.A Sutinah Joyopranoto, P.A Subarudin dan Sadikun
Tondokukumo.
 Tujuan dan tugas-tugasnya yaitu memberikan bantuan beasiswa dan bimbingan kepada kaum wanita
dalam menuntut pelajaran maupun berpendapat di muka umum.

Gambar Dewi Sartika


dan R.R Rukmini
3. Kartini Fonds (1912)
 Dibentuk pada tahun 1912 di kota Semarang.
 Didirikan oleh C. Th. Van Deventer.
 Berdirinya Kartini Fonds merupakan realisasi politik etis.
 Melalui Kartini Fonds, berdirilah sekolah-sekolah untuk kaum wanita.
 Pada tahun 1913 berhasil mendirikan sekolah Kartini di kota besar seperti Jakarta, Semarang dan
Bogor.

4. KAS (Kerajinan Amal Setia)


 Tokoh pelopor berdirinya KAS adalah Roehana Koeddoes.
 Didirikan pada tanggal 11 Februari 1911.
 Melalui sekolah ini, ia mengajarkan berbagai keterampilan mulai dari baca tulis, pendidikan agama,
budi pekerti, dan mengelola keuangan.
 Menurut Roehana Koeddoes, diskriminasi terhadap kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan
adalah tindakan yang harus dilawan.

Gambar C. Th. Van


Deventer dan
Roehana Koeddoes
5. PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya)
 Didirikan oleh Maria Yosephine Catharine Maramis.
 Dibentuk pada tanggal 8 Juli 1917 di Kota Menado.
 Tujuan organisasi ini memajukan harkat dan martabat wanita.
 Organisasi PIKAT kemudian berkembang begitu pesat di Indonesia,
ditandai dengan berdirinya cabang-cabang di kota besar seperti Jakarta,
Bandung, Surabaya, dan Bogor.
 Selain berhasil mendirikan PIKAT, Maria Walanda Maramis
juga berhasil mendirikan "Hulshoud School PIKAT".

6. Aisyah
 Didirikan oleh Nyai Ahmad Dahlan (H. Siti Walidah) pada tanggal
19 Mei 1917.
 Peran penting Aisyah adalah memajukan pendidikan
umum dan agama bagi kamu wanita.
 Kegiatan lainnya seperti menanamkan rasa nasionalisme
dan kebangsaan serta memelihara anak yatim.
 Di zaman sekarang, organisasi Aisyah masih berdiri kokoh memperjuangkan
wanita. Wujud nyata dapat kita lihat yaitu didirikannya ribuan TK (taman kanak-kanak), SD (sekolah
dasar), hingga perguruan tinggi (Universitas).
7. Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia)
 Berdiri pada tanggal 4 Juli 1950 di Semarang dan diketuai oleh Umi Sardjono.
 Gerwani merupakan organisasi perempuan yang menginginkan agar perempuan bisa mandiri,
berdikari, berdaya, dan bekerja keras.
 Pada tahun 1955, Gerwani mulai menitikberatkan perhatiannya pada pemilu 1955.
 Gerwani memutuskan untuk ambil bagian dan mendukung kampanye untuk para calon PKI.
 Sebanyak 23.480 orang anggota Gerwani ikut di dalam kegiatan kampanye pemilu 1955 ini
(Wieringa, 1998).
 Setelah Gerakan 30 September 1965 meletus, Gerwani musnah.

Gambar Umi Sardjono


Sumpah Pemuda
1. Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda
 Para pemuda di masa itu sadar bahwa pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah
memberikan hasil berarti untuk kemerdekaan Indonesia.
 Hal inilah yang membuat para pemuda sepakat untuk mengadakan kongres pemuda.
 Kongres ini bertujuan untuk menyatukan organisasi-organisasi yang pada saat itu terpecah belah.
 Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari lamanya, tepatnya di
tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta.
 Kongres ini diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).
 Ada sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia yang menghadiri kongres
ini yaitu Jong Java , Jong Batak, Jong Celebes,Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, dan Jong
Ambon.

Gambar: Jong Java


Pelaksanaan Sumpah Pemuda
1. Kongres Pemuda 1
 Diadakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1928.
 Kongres ini dihadiri oleh beberapa perwakilan-perwakilan organisasi pemuda.
 Kongres pertama ini mengedepankan tema pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda yang
kemudian berdiri dalam satu payung untuk mencapai Indonesia merdeka.
 Tokoh yang menjadi pembicara dalam kongres ini adalah Sumarto, M. Tabrani, Muh. Yamin, Bahder
Johan dan Pinontoan.
 Meski terbentuk kesepakatan untuk menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia, badan untuk
mewadahi semua organisasi pemuda saat itu masih gagal terbentuk. Hal ini terjadi karena adanya
kesalahpahaman serta beda pendapat antara anggota kongres.
 Keputusan penting hasil dari Kongres Pemuda 1 ini adalah:
- Semua perkumpulan pemuda harus bersatu dalam organisasi.
- Perlu segera diadakannya Kongres Pemuda Kedua.
2. Kongres Pemuda 2
Ada tiga rapat yang dihadiri oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua ini yaitu:
a. Rapat Pertama
 Rapat pertama bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) pada hari Sabtu, 27
Oktober 1928
 Rapat dibuka oleh Ketua PPPI, Soegondo Djojopoespito
 Soegondo mengatakan bahwa ia sangat mengharapkan kongres ini bisa memperkuat semangat
persatuan yang ada di dalam hati para pemuda peserta kongres.
 Soegondo menjelaskan lima factor yang bisa membuat persatuan Indonesia menjadi lebih kuat, yakni
sejarah, Bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan yang kuat.

b. Rapat Kedua
 Rapat kedua bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop di tanggal 28 Oktober 1928.
 Rapat kedua ini banyak membahas seputar pendidikan.
 Di hari kedua ini yang jadi pembicara adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro.

c. Rapat Ketiga
 Rapat ketiga, sekaligus menutup kongres dilakukan gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan
Kramat Raya 106.
 Sunario menjadi pembicara memberikan penjelasan akan pentingnya nasionalisme dan demokrasi
mengiringi gerakan kepanduan.
 Ramelan yang ikut menjadi pembicara di rapat ketiga ini mengatakan bahwa gerakan
kepanduan tidak boleh dipisahkan dari pergerakan nasional.
 Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari:

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)


Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta : Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, dan lain-lain.
ISI SUMPAH PEMUDA
Isi dari Kongres Sumpah Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 :
1. Pertama
Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Bertoempah darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami
Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia).
2. Kedua
Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan
Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia).
3. Ketiga
Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami
Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Ketiga kalimat yang menjadi rumusan Kongres Sumpah Pemuda tersebut


ditulis oleh Moehammad Yamin di atas secarik kertas yang disodorkan pada Soegdondo saat Sunario
sedang berpidato di sesi terakhir kongres.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai