Anda di halaman 1dari 17

Pengantar Ilmu Dan Industri Peternakan

Pakan Ternak Ruminansia

Dosen Penghimpun : Yetmaneli, Dr.. S. Pt., MP.

Disusun Oleh Kelompok 9 :

1. Gilang Amiwa (1910613012)


2. Delfa Nadilla (1910613017)
3. Mohdini Dwi Ayu Lestari (1910613018)
4. Annisa Sri Budiman (1910613021)
5. Halim Resady (1910613033)
6. Putri Rahmawati (1910613053)

Fakultas Peternakan Universitas Andalas


2019
KATA PENGANTAR

Pertama tama penulis memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis diberikan kesehatan dan kesempatan sehinnga
bisa meyelesaikan makalah pengantar ilmu dan industri peternakan ini tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar menjadikan makalah ini lebih
baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 24 September 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
A.      LATAR BELAKANG...................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………...
C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
1.        PAKAN TERNAK RUMINANSIA..............................................................
2.        JENIS PAKAN TERNAK DAN KANDUNGAN NUTRISINYA...............
3.        MANFAAT PAKAN.....................................................................................
4.        KEBUTUHAN DAN KONSUMSI PAKAN................................................
5.        POTENSI DAN SUMBER DAYA...............................................................
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...
A.    KESIMPULAN.............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG


Pakan adalah semua yang dapat dimakan dan dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa
mengganggu kesehatan ternak. Ransum adalah sejumlah pakan yang terdiri dari satu atau
lebih bahan pakan yang mencukupi kebutuhan ternak selama sehari semalam. Kebutuhan
pakan ternak secara keseluruhan dipengaruhi oleh umur, bangsa, bobot badan, dan fungsi.
Pakan merupakan faktorter penting yang mempengaruhi pertumbuhan.  Kekurangan
pakan akan memperlambat pertumbuhan dan bila kekurangan pakan sangat parahakan
menyebabkan ternak kehilangan bobot badan. Peningkatan konsumsi pakanakan mampu
meningkatkan daya cerna pakan sehingga jumlah zat-zat gizi yang digunakan untuk produksi
akan meningkat.
Pengukuran konsumsi pakan pada ternak biasanya berdasarkan bahan kering.
Konsumsi bahan kering pada ternak dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu factor pakan yang
meliputi palatabilitas dan daya cerna, factor ternak yang meliputi bangsa, jenis kelamin, umur
dan kondisi kesehatan. Konsumsi bahan kering memegang peranan penting karena dalam
bahan kering tersebut ternakmemperoleh energi, protein, vitamin dan mineral .
Konsumsi bahan kering merupakan pembatas untuk dapat tidaknya dipenuhi
kebutuhan ternak akan zat-zat pakan yang diperlukan untuk hidup pokok, pertumbuhan dan
produksi. Konsumsi bahan kering menentukan tinggi rendahnya konsumsi bahan organikdan
bahan anorganik. Bahan organic terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan vitamin.

B.      RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja pakan ternak ruminansia?
2. Sebutkan jenis pakan?
3. Sebutkan manfaat pakan
4.Bagaimana kebutuhan dan konsumsi pakan?
5. Bagaimana potensi dan sumber daya?

C.      TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan ini agar dapat mengetahui lebih dalam apa itu pakan ternak
ruminansia, jenis paka, manfaat dari pakan, kebutuhan dan konsumsi dari pakan, beserta
potensi dan sumber dayanya.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      PAKAN TERNAK RUMINANSIA


Pakan merupakan faktor yang sangat penting pada usaha peternakan sapi, baik
hijauan maupun konsentrat. Kontinuitas penyediaan pakan sangat menentukan keberhasilan
usaha peternakan sapi karena sepanjang waktu sapi berada dalam kandang. Pemberian pakan
yang tidak kontinu dapat menimbulkan sterss dan akan berakibat sapi menjadi peka terhadap
berbagai penyakit dan terganggu pertumbuhannya (Ahmad et al, 2004).
Menurut Sofyan (2003), Hijauan Makanan Ternak yang dipergunakan untuk ternak
ruminansia sebagian besar rumput-rumputan, sehingga rumput memegang peranan penting
dalam penyediaan pakan dan telah umum digunakan oleh peternak dalam jumlah besar.
Dilihat dari cara tumbuhnya rumput dapat digolongkan menjadi dua, yaitu rumput alami atau
rumput liar dan rumput budidaya atau rumput pertanian
Menurut Santosa (2003) bahwa ada beberapa cara yang dapat dilaksanakan untuk
menata padang penggembalaan berdasarkan lamanya lahan dipergunakan sebagai sumber
pakan ternak. Secara garis besar, penataan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua: terus–
menerus dipergunakan sebagai penghasil pakan ternak dan dipergunakan secara bergiliran
dengan tanaman lain. Beberapa cara tatalaksana padang rumput tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Padang rumput permanen
Padang rumput permanen adalah padang rumput yang terus-menerus
dipergunakan sebagai sumber pakan ternak dalam jangka waktu yang cukup
lama. Cara ini paling tepat apabila digunakan pada daerah yang bertopografi
miring karena dapat mencegah terjadinya erosi tanah.
b. Padang rumput jangka pendek
Padang rumput jangka pendek hanya dipergunakan dalam jangka waktu
dua atau lima tahun saja. Setelah masa pemakaian sebagai padang
penggembalaan, lahan ini akan diolah dan digunakan untuk tanaman lain.
c. Padang rumput rotasi jangka panjang
Sistem padang rumput ini penggunaannya mencapai 6–10 tahun. Tata
laksana penggunaannya perlu kombinasi dari kedua sistem diatas.
d. Padang rumput sementara
Padang rumput ini hanya dipergunakan sebagai sumber tanaman pakan
untuk beberapa bulan saja atau paling lama satu tahun. Tujuan dari
penggunaan sistem ini adalah sebagai sumber pakan ternak pada saat kritis,
menjaga kesuburan tanah dalam sistem pergiliran tanaman, dan memperbaiki
struktur tanah.
Pemberian pakan di kandang atau di palungan, yang paling penting diperhatikan
adalah mengetahui berapa jumlah pakan dan bagaimana keadaan ransum yang diberikan
kepada ternak (Santosa, 2003). Dalam menyusun ransum diusahakan agar kandungan zat–zat
makanan di dalam ransum sesuai dengan zat– zat makanan yang dibutuhkan ternak untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokok, untuk pertumbuhan dan untuk berproduksi dalam
memilih bahan pakan, beberapa pengetahuan penting berikut ini harus diketahui sebelumnya:
a. Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah
sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan kesulitan
mencarinya.
b. Bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan jumlah
yang mencukupi keperluan.
c. Bahan pakan harus mempunyai harga layak dan sedapat mungkin mempunyai
fluktuasi harga yang tidak besar.
d. Bahan pakan harus diusahakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia yang
sangat utama. Seandainya harus menggunakan bahan pakan yang demikian,
usahakan agar bahan pakan tersebut hanya satu macam saja.
e. Bahan pakan harus dapat diganti oleh bahan pakan lain yang kandungan zat–
zat makanannya hampir setara.
f. Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak
menampakan perbedaan warna, bau, atau rasa dari keadaan normalnya.

2.      JENIS PAKAN TERNAK DAN KANDUNGAN NUTRISINYA


1. Pakan Kasar
Pakan kasar adalah pakan yang bervolume besar tetapi berat dari setiap unit volume-
nya rendah. Makanan yang termasuk pakan kasar dapat berasal dari hijauan, antara lain:
a. Rumput, bisa rumput lapangan, rumput tanaman, rumput grinting, rumput
benggala, rumput kolonjono, rumput tuton.
b. Daun leguminos.
c. Sisa hasil panen seperti jerami, baik jerami padi, jerami kedelai, jerami
jagung, maupun jerami kacang tanah.
Pakan ternak yang berasal dari hijauan memiliki kandungan serat kasar sekitar 18%
tetapi memiliki kandungan energi yang rendah. Hijauan yang menjadi sumber nutrisi yang
baik adalah hijauan yang mengandung protein kasar sebanyak 20 % total bahan kering seperti
leguminosa/ kacang – kacangan.
Sedangkan, pakan dari sisa hasil panen seperti jerami, hanya memiliki kandungan
protein kasar sekitar 3 – 4 % bahan kering. Dari pakan hijau – hijauan yang berasal dari daun
dan rumput yang berkualitas, hewan ternak seperti sapi hanya dapat berproduksi 70% dari
kemampuan seharusnya.
Namun bagaimanapun juga, pakan kasar sangat diperlukan untuk hewan ternak
ruminansia karena memiliki serat kasar tinggi yang dibutuhkan untuk merangsang rumen
serta menentukan kadar lemak susu.
Jenis rumput unggulan untuk pakan ternak hijauan
a. Rumput Gajah
Rumput gajah toleran terhadap berbagai macam jenis tanah. Rumput gajah
dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, yang tahan terhadap
lingkungan sedang, serta curah hujan yang cukup, suka dengan tanah lempung
yang subur, tetapi tidak tahan terhadap genangan.
b. Rumput Benggala
Rumput jenis ini memiliki ciri – ciri bersifat perennial, batangnya kuat dan
tegak, serta membentuk rumpun dengan akar membentuk serabut dalam.
Memiliki bunga berwarna hijau atau keunguan. Rumput benggala tumbuh di
daerah dataran rendah sampai dataran tinggi 0 – 1200 meter di atas permukaan
laut.
c. Rumput Raja
Pengembangan rumput raja biasanya dilakukan dengan stek batang atau pols
dan mampu tumbuh dengan baik pada daerah dengan tanah yang ringan sampai
berat. Rumput raja mampu hidup dan tumbuh di dataran dengan ketinggian 0 –
3000 meter di atas permukaan air laut dengan curah hujan tahunan sebesar 1000
meter atau lebih.
Ciri – ciri rumput raja antara lain, berdaun tunggal, batang berbentuk persegi
dan silindris, berakar serabut, dan tumbuh di daerah yang kering. Memiliki
struktur daun yang kasar, batang keras dan tebal. Bentuk daunnya panjang,
dengan permukaan daun yang luas.

d. Rumput Meksiko
Seperti namanya, rumput ini berasal dari Mexico dan Amerika Tengah. Yang
dapat hidup di daerah tropis yang basah dan juga di daerah subtropis dengan tanah
berair. Serta memiliki ciri daun yang lebih lebar dari rumput jenis lain, dengan
panjang daun sekitar 1,5 meter dan memiliki lebar daun sekitar 10 centimeter.
Rumput meksiko dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki tanah
dengan struktru sedang ataupun berat, dengan ketinggian sampai 1200 meter di
atas permukaan air laut. Serta curah hujan 2000 meter per tahunnya.
e. Rumput Seteria
Rumput setaria atau sering juga dikenal dengan nama Rumput Golden
Timothy yang berasal dari Afrika dan memiliki siklus hidup parenial. Cirinya
tumbuh membentuk rumpun yang kuat dan lebat, dengan daun yang lebar dan
sedikit berbulu pada bagian permukaan atasnya.
Rumput Setaria kalau sudah berumur cukup dewasa, maka dapat tumbuh
hingga mencapai ketinggian 180 centimeter. Memiliki karakter yang tahan
terhadap lingkungan kering maupun bergenang. Dapat hidup pada dataran dengan
ketinggian 1000 kaki, dengan curah hujan 25 inchi/ tahunnya.

2. Pakan Penguat (Konsentrat)


Pakan penguat atau disebut juga konsentrat adalah pakan ternak yang memiliki
kandungan serat kasar rendah, dibawah 18%. Nutrisi utama dari pakan konsentrat berupa
energi dan protein. Ada dua perbedaan konsentrat, yakni konsentrat sebagai sumber energi
dan sebagai sumber protein.
Konsentrat sumber energi adalah konsentrat yang memiliki kadar protein kurang dari
20%. Sebaliknya, konsentrat sumber protein adalah konsentrat yang memiliki kadar protein di
atas 20%.
Konsentrat merupakan suatu bahan pakan ternak yang diberikan bersamaan dengan
bahan pakan ternak lainnya untuk meningkatkan kandungan gizi pakan ternak yang
dicampurkan sebagai pakan pelengkap.
Perternak sapi perah, agar dapat menjaga produksi susu sapi, pakan ternak yang
diberikan harus sebagian besar dari pakan ternak konsentrat. Karena sapi yang hanya
diberikan pakan ternak dari hijauan akan memproduksi susu 30% lebih rendah dari sapi yang
diberikan pakan ternak hijauan yang juga ditambahkan dengan pemberian pakan ternak
konsentrat.
Sebab, sapi tidak mampu menampung pakan kasar sesuai dengan energi yang
dibutuhkan. Karenanya, untuk mencukupi energi, maka diperlukanlah tambahan pakan
konsentrat. Pakan konsentrat bisa berasal,
a. Dari Hewan :
 Tepung daging
 Tepung daging dan tulang
 Tepung darah
 Tepung bulu
 Tepung cacing
 Hasil sampingan pengolahan ikan, yaitu tepung ikan
 Hasil sampingan pengolahan susu seperti lemak susu dan bubuk susu
skim.
Untuk pakan ternak konsentrat yang berasal dari hewan ditandai dengan protein
kualitas tinggi yang jumlahnya relatif banyak, serta kandungan mineral yang cukup tinggi
juga. Mengandung protein lebih dari 47%, mineral Ca lebih dari 1%, P lebih dari 1,5%, dan
serat kasar kurang dari 2,5%.
b. Dari Tumbuhan
 Hasil panen pertanian seperti kedelai, kacang hijau, jagung, dan yang
lainnya.
 Sisa industri pertanian seperti bungkil kelapa/ kelapa sawit, bungkil
wijen, bungkil kedelai, biji palm, biji karet, ampas tahu, dedak sekam
padi, dan yang lainnya.
Pakan ternak konsentrat memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi.
Kelompok yang memiliki kandungan terbanyak seperti jagung, biji – bijian, sorghum, yang
SE dan TDN yang tinggi, serat kasar yang rendah, kandungan protein kasar sedang, serta
kandungan mineral yang bervariasi.
Pakan ternak konsentrat yang berasal dari tumbuhan memiliki kandungan protein
47%, mineral Ca kurang dari 1%, P kurang dari 1,5 %, dan serat kasar yang lebih dari 2,5%.
pakan ayam legund juga,
Agar dapat sesuai sasaran yang diinginkan, maka penggunaan pakan ternak konsentrat
harus memperhatikan 2 hal berikut ini:
 Pemberian pakan ternak konsentrat harus memperhatikan kebutuhan nutrisi
hewan ternak, jangan sampai pemberian pakan ternak konsentrat terlalu
berlebihan karena konsentrat hanyalah penguat atau pakan tambahan untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi saja.
 Pemberian pakan ternak konsentrat harus sesuai dengan imbangan jumlah
produksinya, susu ataupun daging.

3. Pakan Fermentasi
Pakan fementasi adalah hasil dari proses amoniasi, atau sering juga disebut sebagai
peragian/ pemerana. Tujuan pembuatan pakan fermentasi adalah untuk memaksimalkan
pengawetan kandungan gizi pada pakan hijauan ataupun bahan pakan lainnya agar dapat
disimpan dalam waktu yang lama dan tanpa mengurangi jumlah nutrisinya.
Kebutuhan gizi dan nutrisi yang tercukupi, maka banyak efek positif yang didapatkan.
Kualitas hewan ternak yang semakin baik yang sudah pasti akan berdampak pada nilai jual
hewan ternak.
Dengan menggunakan metode fermentasi, maka penyediaan pakan ternak akan lebih
efisien. Adapun ciri – ciri dari pakan fermentasi yang sudah jadi, seperti ada peningkatan
suhu, ada perubahan warna, dan menjadi lebih lapuk/ empuk.
Untuk tahu lebih lengkap tentang pakan ternak fermentasi, bagaimana cara membuat
pakan ternak fermentasi sendiri, dan bagaimana pula cara tepat memberikannya pada hewan
ternak Anda, bisa kunjungi artikel Fermentasi Pakan Ternak.

4. Mineral
Mineral atau zat – zat garam sangat dibutuhkan untuk hewat ternak perah. Zat anorganik
seperti : Kalsium, Kalium, Zat besi, Fosfat, Natrium, Magnesium, dan yang lainnya adalah
macam – macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak.
Tambahan mineral memang dibutuhkan sebagai tambahan pada beberapa pakan ternak,
tetapi tidak semua, karena sebagian besar mineral tersebut dapat diperoleh dari bahan – bahan
makanan ternak yang diberikan. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui kandungan
dari pakan ternak yang diberikan, apakah sudah mencukupi kebutuhan mineral hewan ternak
atau tidak.

5. Vitamin
Vitamin sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan, dan menjaga fungsi alami
dari sistem tubuh hewan ternak.
Ada dua 2 kelompok vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak, yaitu vitamin
yang larut dalam air diantaranya vitamin B kompleks, B6, B12, C, biotin, kholin, inondol,
niacin. Dan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin, A, D, E, dan K.
Memang vitamin hanya sedikit yang dibutuhkan, tetapi hal ini sama sekali tidak boleh
diabaikan karena tidak semua bahan pakan ternak mengandung vitamin yang lengkap,
mengingat resiko dari hewan ternak yang jika kekurangan vitamin maka dapat mengakibatkan
tubuh hewan ternak lemah, sakit – sakitan, dan bahkan kematian.

6. Pakan Tambahan
Pakan yang digunakan hanya sebagai tambahan dan bukanlah untuk konsumsi pokok bagi
hewan ternak. Pakan tambahan yang dimaksudkan adalah produk yang tidak bernutrisi,
namun berguna untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, ataupun menyembuhkan
hewan ternak. Diantaranya, antibiotik, anti toksin, obat cacing, hormon, dan yang lainnya.
Pada pemberian antibiotik sendiri, dimaksudkan untuk memodifikasi keseimbangan
bakteri yang berada dalam saluran pencernaan hewan ternak. Keseimbangan antara bakteri
yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan akan mencegah terjadinya penurunan
produksi ternak.
Setelah mengetahui 5 jenis bahan pakan ternak di atas, semoga bisa bermanfaat dan
menjadi informasi tambahan untuk Anda para peternak yang belum begitu paham dengan
jenis – jenis pakan ternak.

3.      MANFAAT PAKAN


A. Sumber Energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan
protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%.
Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi. dibedakan menjadi empat kelompok,
yaitu: 
1. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum).
2. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
3. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
4. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah,
rumput benggala dan rumput setaria).
B. Sumber Protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai
kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman). Golongan ini
dibedakan menjadi 3 kelompok : 
1. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-
daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela
rambat, ganggang dan bungkil).
2. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra,
gamal dan sentero.
3. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang
dan sebagainya).
C. Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan,
mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi
tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-
bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti
pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi
konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai
sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus
dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya
premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.

4.      KEBUTUHAN DAN KONSUMSI PAKAN


A. Kebutuhan Pakan
Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi.
Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase
(pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan
lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot
badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang
berbeda pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional
(National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan
dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi
tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak
ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan
pakan yang mudah diperoleh di lapangan.
B. Konsumsi Pakan
Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi),
mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk
mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan
kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan
meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu
sendiri). 
1) Temperatur Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur
lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang
berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi
dan erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi
jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup
tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya
akibat pengaruh lingkungan. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan
hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi
pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur
lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh
ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan
akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah,
ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan
panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan
kelebihan panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi
dan evaporasi.
2) Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan
sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-
bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan,
bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah
yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk
mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis
dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar
bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih
tinggi.
3) Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan
“lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf
(hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha
mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini,
kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan
ternak itu sendiri.
4) Status Fisiologi
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin,
kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat
mempengaruhi konsumsi pakannya.
5) Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi
pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan.
Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat
konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka
jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan
meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah.
6) Bentuk Pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan
yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan
seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah
dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya
dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
7) Bobot Tubuh
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi
pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi
terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan
keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian
dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot
tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat
timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur
dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat
badan diukur dengan menggunakan formula:Berat badan = Panjang badan
(inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh)
dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai
0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75.
8) Produksi
Ternak ruminansia, produksi dapat berupa pertambahan berat badan
(ternak potong), air susu (ternak perah), tenaga (ternak kerja) atau kulit dan
bulu/wol. Makin tinggi produk yang dihasilkan, makin tinggi pula
kebutuhannya terhadap pakan. Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi
(disediakan) lebih rendah daripada kebutuhannya, ternak akan kehilangan
berat badannya (terutama selama masa puncak produksi) di samping
performansi produksinya tidak optimal.

Komposisi Pakan Ternak Ruminansia

No Bahan yang diberikan Komp Komp Komp Komp Komp


dan persentasenya B C D E
A
1 Jagung 50% - 30% 22% 30%
2 Kacang – kacangan - - 30% 35% -
3 Gandum - 50% 30% - -
4 Dedak/bekatul 30% 20% - 30% 50%
5 Bungkil kacang (kelapa) 10% 10% - 5% 12%
6 Ampas tahu 7% 17% 7% 5% -
7 Mineral 2% 2% 2% 2% 2%
8 Garam 1% 1% 1% 1% 1%
9 Tepung ikan - - - - 5%
Jumlah total 100% 100% 100% 100% 100%
5.    POTENSI DAN SUMBER DAYA
Sumberdaya lahan yang dapat dimanfaatkan oleh peternak antara lain: lahan
sawah, padang penggembalaan, lahan perkebunan, dan hutan rakyat, dengan tingkat
kepadatan tergantung kepada keragaman dan intensitas tanaman, ketersediaan air, jenis sapi
potong yang dipelihara. Luasnya lahan sawah, kebun, dan hutan tersebut memungkinkan
pengembangan pola integrasi ternak-tanaman yang merupakan suatu proses saling menunjang
dan saling menguntungkan, melalui pemanfaatan tenaga untuk mengolah tanah dan kotoran
sebagai pupuk organik. Sementara lahan sawah dan lahan tanaman pangan menghasilkan
jerami padi dan hasil sampingan tanaman yang dapat diolah sebagai makanan ternak.
Sedangkan kebun dan hutan memberikan sumbangan rumput alam dan jenis tanaman lain.
Pemanfaatan pola integrasi diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan pakan sepanjang
tahun, sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas ternak.
Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka, agar ternak dapat berproduksi dengan baik,
maka perlu memperhatikan persyaratan penggunaan dan sifat-sitat pembatas lahan yang
meliputi sekelompok kualitas lahan yang diperlukan dan yang mempunyai pengaruh
merugikan untuk produksi ternak. Kualitas lahan yang perlu diperhatikan untuk produksi
ternak tersebut meliputi:
a. semua kualitas lahan untuk pertumbuhan tanaman/rumput ternak antara
lain: tersedianya air, tersedianya unsur hara, tersedianya oksigen di
perakaran, daya memegang unsur hara, kondisi untuk perkecambahan,
mudah tidaknya diolah, kadar garam, unsur-unsur beracun, kepekaan erosi,
hama dan penyakit tanaman, bahaya banjir, suhu, sinar matahari, dan
periode photosintesis, iklim, kelembaban udara dan masa kering untuk
pematangan tanaman.
b. Kesulitan-kesulitan iklim yang mempengaruhi hewan ternak;
c. Ketersediaan air minum ternak; d. Nilai nutrisi dari rumput.
d. Sifat-sifat racun dari rumput.
e. Penyakit-penyakit hewan.
f. Ketahanan terhadap kerusakan rumput.
g. Ketahanan erosi akibat penggembalaan.

BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam pakan pada
ternak ruminansia. Kita harus memahami betul mana bahan pakan yang baik untuk diberikan
pada ternak, dan memberi pakan pada ternak sesuai kompisisinya.

B. SARAN
Disarankan ada perbaikan dalam penyedian pakan, baik konsentrat atau hijuan.
Jumlah konsentrat dan kandungan nutrisinya yang masih kurang. Jenis hijaun yang diberikan
juga dapat ditambah jenisnya.

Anda mungkin juga menyukai