Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI LAHAN RAWA

Disusun Oleh
Kelompok 9 Kelas
B

1. Ahmad Syalas 05041382126076


2. Gema Fajar Izza Fadlan 05041382126082
3. M. Davin Sidqurrahman F 05041382126075
4. Muhammad Rafli 05041382126078
5. M. Salis Nur Hafiz 05041382126079
6. Murzaki Alfakhira 05041382126081
7. Siti Rahma Dini 05041382126084
8. Sukma Ayu Febriani 05041382126080

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peternakan merupakan usaha dalam pembudidayaan hewan unggas atau
ruminansia dengan cara diatur. Pada masa sekarang, peternakan di Indonesia
mempunyai presentase bisnis yang bisa dikatakan memiliki keuntungan yang
lumayan besar, karena kebutuhan produk hewani semakin meningkat peminatnya.
Peternakan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi protein hewani
(Lestarietal, 2020). Dalam mensukseskan peternakan ini dapat dipengaruhi oleh
faktor bibit, pakan, dan manajemen yang diketahui merupakan satu kesatuan agar
dapat mempengaruhi kesuksesan dalam menjalankan peternakan (Rizky, 2021).
Pakan merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan,
pertumbuhan, dan kelangsungan hidup yang berlangsung di dalam tubuh ternak
tanpa menggangu kesehatan tubuhnya. Pakan ternak juga salah satu kebutuhan
pokok para pengusaha yang bergerak di dunia peternakan. Kebutuhan pakan ternak
saat ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah peternak lainnya.
Dalam pakan ternak ruminansia yang paling banyak digunakan adalah hijauan.
Dapat itu hijauan kering ataupun hijauan segar seperti berbagai jenis rumput-
rumputan dan leguminosa, yang akan dibahas pada laporan ini adalah
mengidentifikasi hijauan pakan ternak.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa pada hijauan merupakan sumber energi
utama bagi ternak ruminansia yang fungsinya memelihara dan membangun tanah.
Pakan hijauan merupakan pakan pokok untuk ternak ruminansia yang
mempengaruhi produktivitas ternak. Setidaknya 60% kebutuhan pakan ternak
ruminansia dicukupi oleh hijauan (Elviwirda et al, 2016). Kebutuhan dasar ternak
ruminansia berasal dari hijauan segar ataupun kering, sehingga ternak sering
disebut sebagai mesin berbasis pakan yang menghasilkan daging dan susu. Oleh
karena itu, dalam suatu usaha peternakan komersial diperlukan pengelolaan
padang penggembalaan yang baik, khususnya bagaimana menyiapkan pakan
ternak yang tersedia sepanjang tahun dengan memperhatikan aspek kuantitas dan
kualitas.

1 Universitas Sriwijaya
2

Hijauan untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas ternak pun bukan dari
hijauan yang sembarangan, sebaiknya ternak diberikan rumput- rumputan serta
leguminosa unggul. Perlu diketahui bahwa hijauan pakan ternak unggul umumnya
menuntut status kesuburan tanah yang baik agar memiliki produktivitas yang
optimal dan ternak juga dapat memenuhi kebutuhannya.
Ketersediaan pakan yang tersebar luas di padang penggembalaan alami
terkaiterat dengan sistem penggembalaan komunitas, yang terutama dilepaskan di
zona padang rumput. Untuk itu perlu diketahui secara pasti potensi pasokan di
lapangan, dapat dilihat dari segi produksi hijauan dan kapasitas tampungnya.
Dalam pemeliharaan dan pengelolaan padang penggembalaan, semua sumber
daya pakan yang tersedia harus dievaluasi agar dapat dijadikan sebagai acuan
dalam pengelolaannya. Kajian ilmiah di suatu areal penggembalaan dapat
dilakukan, khususnya dengan mengukur produksi. Hijauan yang terdapat dalam
padang penggembalaan di lahan Fakultas Pertanian, Jurusan Teknologi dan
Industri Peternakan, Universitas Sriwijaya ini terdiri dari berbagai macam rumput-
rumputan dan leguminosa. Pada hijauan yang terdapat di lahan tersebut akan
dibahas pada laporan praktikum ini yang berjudul “Identifikasi Hijauan Pakan
Ternak”.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui identifikasi hijauan lahan kering
2. Untuk mengetahui produksi segara dan produksi bahan kering hijauan
lahan kering
3. Untuk mengetahui kapasitas tampung hijauan lahan kering

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA

2.1. Lahan Rawa


Hijauan pakan merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat
diperlukan dan besar manfaatnya bagi kelangsungan populasi ternak besar.
Kebutuhan akan hijauan pakan ini akan semakin bertambah sesuai dengan
populasi ternak yang ada. Produksi hijauan pakan sepanjang tahun berbeda-beda
tergantung pada musim. Pada musim hujan produksi hijauan pakan berlimpah,
sedangkan pada musim kemarau produksinya berkurang (Mageding, 2017).
Hijauan makanan ternak merupakan salah satu komponen utama pakan ternak
yang harus tersediakhususnya untuk ternak rumiansia sebagai sumber energi dan
serat kasar. Konsumsiternak rumiansia akan hijauan makanan ternak ± 60 % dari
total keseluruhan pakanyang dikonsumsi. Hijauan terdiri dari rumput, leguminosa
dan sisa hasil pertanian (Elviwirda et al, 2016).

Leguminosa merupakan salah satu jenis hijauan pakan yang memiliki


kandungan protein lebih tinggi dibanding dengan rumput. Ketersediaan pakan
ternak perlu didukung oleh pengelolaan yang baik agar produksi dan kualitasnya
dapat dipertahankan (Nugraha, 2013). Kualitas dan produksi hijauan
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam (genetis atau spesies tanaman)
dan faktor luar (lingkungan) terdiri dari faktor iklim, faktor tanah dan faktor
pengelolaan atau manajemenKetersediaan pakan ternak bagi ternak ruminansia
khususnya pakan ternak pada pertanian lahan kering sangat dipengaruhi oleh
musim, pakan ternak pada musim hujan melimpah dan pada musim kemarau
terjadi kekurangan pakan sehingga kuantitas, kualitas dan kontinuitas
penyediaan pakan ternak sangat terbatas (Nugraha, 2013).

2.2. Tipologi Lahan Rawa


Vegetasi hijauan merupakan jenis-jenis hijauan berupa rumput, leguminosa,
dan gulma yang terdapat pada areal padang penggembalaan alam. Struktur dan
komposisi vegetasi hijauan dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang
saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami merupakan hasil

3 Universitas Sriwijaya
4

interaksi berbagai faktor lingkungan (Alfonsus et al, 2022)

Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan


pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan
sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain.
Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak
positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi
vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu
wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi,
sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya
merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat
mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Rostini, 2020).
Kerusakan hutan memberikan pengaruh terhadap fungsi ekologis, seperti sistem
perakaran pada pohon hutan akan terganggu, tumbuhan penutup lantai hutan tidak
dapat meningkatkan stabilitas tanah, sehingga tidak mampu mengurangi
kecepatan aliran air yang menyebabkan erosi dan banjir. Selain itu kerusakan
hutan mengurangi penyerapan dan penyimpanan karbon tumbuhan, sehingga
mempengaruhi aktivitas biologi tumbuhan dan berdampak pada keanekaragaman
hayati (Rostini, 2020).

2.3. Vegetasi Hijauan Lahan Rawa


Produksi hijauan pakan merupakan produksi kumulatif panen selama satu
tahun seluas lahan penanaman. Produksi bahan kering suatu tanaman antara lain
dipengaruhi oleh spesies tanaman, fase tumbuh, kesuburan tanah, air tanah, umur
tanaman, organ tanaman, kondisi lingkungan. Produksi tanaman juga dipengaruhi
oleh radiasi matahari dan suhu. faktor-faktor yang mempengaruhi kadar bahan
kering antara lain: jenis tanaman, fase pertumbuhan, saat pemotongan, air tanah
serta kesuburan tanah. Kandungan bahan kering tanaman pada musim penghujan
relatif rendah karena pertumbuhan tanaman lebih cepat, air tercukupi dan kondisi
lingkungan lembab sehingga transpirasi berkurang. Sejalan dengan bertambah
tingginya populasi ternak ruminansia, kebutuhan akan hijauan pakan dari tahun ke
tahun selalu meningkat, sementara di lain pihak luas areal penggembalaan
semakin menyusut (Winata et al, 2012)

Universitas Sriwijaya
5

Potensi suatu hijauan tidak hanya dilihat dari ketersediaannya, komposisi


hijauan dan nilai nutrisi yang terkandung juga merupakan aspek penting.
Komposisi hijauan yang didominasi oleh alang-alang dan semak belukar
mengakibatkan rendahnya kualitas hijauan di padang penggembalaan. Kadar abu
yang rendah pada hijauan mencerminkan kandungan bahan organik yang tinggi.
Protein dan lemak kasar merupakan komposisi kimia yang dibutuhkan untuk
mikroba rumen pada ternak ruminansia. Upaya pengembangan populasi dan daya
produksi ternak ruminansia perlu didukungdengan penyediaan pakan dan sedapat
mungkin yang tidak bersaing dengan kepentingan manusia. Produksi hijauan
pakan suatu wilayah kehutanan menentukan kapasitas tampung ternak. Maka
perlu diketahui bagaimana daya dukung, produksi dan kualitas nutrisi hijauan
rumput alam di wilayah tersebut (Bahrun, 2018).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Adapun tempat dan waktu dilaksanakannya praktikum ini yaitu dilaksanakan
pada tanggal 18 Maret 2023, pada pukul 13.00 s/d selesai di Lahan Universitas
Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Pipa 1x1 beserta pipa L
sebanyak 4 kuadran, kantong plastic bening 1 pack, alat potong rumput seperti
gunting, kertas label, alat tulis, timbangan gram, dan sepatu boots.

3.3. Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk mengidentifikasi hijauan
yang ada di lahan kering
2. Lempar petak cuplikan kelaham kering dengan motode (acak / stratifikasi
/ sistematik)
3. Ambil sampel yang ada didalam petak cuplikan menggunakan sabit
4. Amati jenis sampel hijauan yang telah diambil
5. Simpan sampel tersebut ke dalam tampung
6. Timbang sampel untuk mengetahui produksi segar
7. Jemur sampel tersebut untuk megurangi kadar air sehingga menjadi bahan
kering
8. Setelah kering, timbang tampung sampel tersebut untuk mengetahui berat
bahan kering

8 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel.1. Analisis Vegetasi Hijauan Rawa Lebak dengan Tipologi yang Berbeda di
Universitas Sriwijaya
Jumlah Total
No Tipologi Lahan Rawa Kuadran Jenis Rumput
(%) (gr)

1 Dangkal

2 Tengahan

3 Dalam
Hasil perhitungan produksi hijauan rawa???

4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang identifikasi hijauan, produksi
hijauan, produksi kumulatif hijauan, dan kapasitas tampung. Untuk Produksi
hijauan kelompok kami mendapat rata-rata sebesar 178,5 gr dan produksi
kumulatif hijauan sebesar 1429,7 kg dengan bahan kering 21,36 %.

7 Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

12 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai