Disusun Oleh:
Nama : M Dhafa Pradipta Susilo
NIM : 225040207111158
Kelas : Agroekoteknologi-A
Asisten : Adinda Nurfaizah Trinovita
Artikel 4. Mungbean in Southeast Asia and East Africa: varieties, practices and
constraints
Studi ini menekankan perubahan sistem pangan global sesuai tujuan kesehatan dan
kelestarian lingkungan. Menurut Komisi EAT-Lancet, konsumsi buah-buahan, sayuran,
kacang-kacangan, dan polong-polongan perlu ditingkatkan dua kali lipat pada tahun 2050,
sementara konsumsi daging merah dan gula harus dikurangi lebih dari 50%. Kacang-
kacangan penting karena menyediakan protein nabati dan nutrisi, serta mendukung pertanian
berkelanjutan dengan kemampuan mengikat nitrogen. Studi ini fokus pada kacang hijau
sebagai makanan masa depan di Asia, dengan tujuan mengidentifikasi kendala produksi dan
mendorong pengembangan lebih lanjut di Asia Tenggara dan Afrika Timur. Metode Delphi
melibatkan 31 panel ahli dari 9 negara. Estimasi pangsa varietas unggul kacang hijau tinggi
di Asia, tapi rendah di Afrika Timur. Umur varietas di Asia rata-rata 19 tahun, sedangkan di
Afrika Timur hanya 12 tahun. Lahan kacang hijau di Asia Tenggara banyak ditanami varietas
dari Pusat Sayuran Dunia (61%), sementara di Afrika Timur hanya 2%. Kendala produksi
termasuk serangan hama, fluktuasi pasar, dan keterbatasan benih berkualitas. Diperlukan
praktik dan varietas yang lebih efektif untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan
pertanian kacang hijau.