Anda di halaman 1dari 13

Tingkat Pengetahuan Peternak Kambing Terhadap Pakan Komplit di

Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.

(The level of knowledge of goat farmers on complete feed in Anggana District,


Kutai Kartanegara Regency)

Muhammad Amin Rais1*, Hamdi Mayulu1, dan Surya Nur Rahmatullah1


1
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda.
*
email: muhammadaminrais2211@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dqn faktor-faktor yang mempengaruhi
peternak kambing terhadap pemanfaatan pakan komplit di Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai
Kartanegara. Materi penelitian melibatkan peternak kambing sebagai responden yang berada di
kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian
dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juni 2022. Sampel responden ditentukan dengan
menggunakan metode total sampling sebanyak 37 orang dari 2 Desa yaitu Desa Sidomulyo dan Desa
Kutai Lama. Data pengetahuan peternak dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon Match Paris Test
dan Uji z, selanjutnya EP (Efektifitas Penyuluh) dan EPP (Efektifitas Perubahan Pengetahuan)
digunakan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan yang diberikan pada saat penelitian. Hasil
penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan peternak kambing mengenai pemanfaatan limbah
pertanian sebagai pakan komplit mengalami peningkatan. Peningkatan Pengetahuan peternak
mengenai aspek pakan komplit mengalami peningkatan sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu: skor
sebelum penyuluhan 3,16, sedangkan setelah penyuluhan skor menjadi 33,91. Hal menyatakan bahwa
telah terjadi peningkatan skor pengetahuan sebesar 30,75. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan peternak meliputi usia, pendidikan, pengalaman beternak dan jumlah kepemilikan
ternak. Tingkat Efektifitas Penyuluh (EP) dan tingkat Efektifitas Perubahan Pengetahuan (EPP) dari
hasil perhitungan diatas diperoleh EP 282% dan EPP 347% dalam kategori efektif. Kesimpulan: 1.
Peningkatan Pengetahuan peternak mengenai aspek pemanfaatan limbah sebagai pakan komplit
mengalami peningkatan sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu: sebelum penyuluhan (skor 3,16) dan
setelah penyuluhan (skor 33,91). Telah terjadi peningkatan pengetahuan sebesar (skor 30,75). 2.
Tingkat Efektifitas Penyuluh (EP) dan tingkat Efektifitas Perubahan Pengetahuan (EPP) dari hasil
perhitungan diatas diperoleh EP 282% dan EPP 347% dalam kategori efektif.

Kata Kunci: pengetahuan, penyuluhan, peternak, pakan

ABSTRACT
This study aims to determine the level of knowledge and factors that influence goat farmers on the use
of complete feed in Anggana District, Kutai Kartanegara Regency. The research material involved
goat breeders as respondents who were in Anggana sub-district, Kutai Kartanegara Regency, East
Kalimantan Province.
The research was conducted from May to June 2022. The sample of respondents was determined
using the total sampling method of 37 people from 2 villages, namely Sidomulyo Village and Kutai
Lama Village. Farmers' knowledge data were analyzed using the Wilcoxon Match Paris Test and z
test, then EP (Instruction Effectiveness) and EPP (Knowledge Change Effectiveness) were used to
determine the effectiveness of the counseling given during the study.
The results showed that the knowledge level of goat breeders regarding the utilization of agricultural
waste as complete feed had increased. Increased knowledge of breeders regarding aspects of
complete feed experienced an increase before and after counseling, namely: the score before
counseling was 3.16, while after counseling the score was 33.91. This states that there has been an
increase in the knowledge score of 30.75. Factors that affect the level of knowledge of farmers
include age, education, experience in farming and the number of cattle owned. Extension
Effectiveness Level (EP) and Knowledge Change Effectiveness level (EPP) from the above
calculation results obtained EP 282% and EPP 347% in the effective category.
Conclusion: 1. Increased knowledge of breeders regarding the aspect of utilizing waste as complete
feed has increased before and after counseling, namely: before counseling (score 3.16) and after
counseling (score 33.91). There has been an increase in knowledge of (score 30.75). 2. Extension
Effectiveness Level (EP) and Knowledge Change Effectiveness Level (EPP) from the above
calculation results obtained EP 282% and EPP 347% in the effective category.
Keywords: knowledge, counseling, breeders, feed.

PENDAHULUAN yang buruk akan memicu timbulnya


Peternakan merupakan salah satu berbagai macam penyakit pada ternak dan
subsektor pertanian yang sangat menimbulkan kerugian ekonomi berupa:
berpengaruh dalam pembangunan kematian, penurunan produksi, efesiensi
perekonomian masyarakat untuk reproduksi, meningkatnya biaya
dikembangkan karena disamping sebagai pengobatan dan sebagainya. Seringkali
subsektor penghasil pangan dan daging peternak tidak mengetahui sampai sejauh
juga termasuk salah satu mata pencarian mana bahaya suatu penyakit dan
utama masyarakat. Meningkatnya jumlah bagaimana cara mencegahnya, hal ini
penduduk. merupakan faktor dari pakan ternak
Hijauan sebagai bahan pakan utama (Widyastuti, 2017).
ternak ruminansia di Indonesia memegang Salah satu penyebab rendahnya
peranan penting karena hijauan produktivitas ternak ruminansia di
mengandung hampir semua zat yang Indonesia adalah kurang tersedianya bahan
diperlukan. Hijauan merupakan pakan pakan berkualitas secara berkelanjutan
utama ternak ruminansia yang dalam jumlah cukup. Pakan yang
mengandung nutrien seperti energi, berkualitas dan tersedia kontinyu
protein, lemak, serat, vitamin dan mineral. sepanjang tahun merupakan salah satu
Kendala utama pakan kambing faktor penting dalam upaya pengembangan
adalah sebagai berikut: rendahnya kualitas peternakan (Hastuti, 2011). Penyediaan
hijauan; tingkat palatabilitas dan pakan bagi ternak ruminansia dapat berasal
kecernaannya rendah, oleh karena itu, dari sisa hasil pertanian, perkebunan
perlu dikembangkan teknologi yang sesuai maupun agroindustri. Pakan yang
untuk menghasilkan pakan ternak yang diberikan pada ternak harus
lebih tahan lama, lebih mudah memperhatikan ketersediaan dan efisiensi
penanganannya, lebih mudah biaya, sehingga perlu adanya pemanfaatan
didistribusikan dan tersedia di semua limbah sebagai alternatif pakan ternak
musim (Retnani, 2013). Pada musim yang murah dan mudah dicari.
penghujan hijauan pakan melimpah, Pakan merupakan salah satu faktor
namun pada musim kemarau hijauan terbesar dalam menunjang dan
pakan sangat sedikit atau bahkan tidak ada meningkatkan produktivitas ternak. Hal ini
sama sekali sehingga produksi ternak dikarenakan 60-70% biaya pemeliharaan
dapat menurun (Retnani, 2010). ternak yang dikeluarkan oleh
Salah satu faktor penghambat yang petani/peternak untuk meningkatkan
menyebabkan rendahnya produktivitas produksi ternak berasal dari pakan (Paulus,
kambing adalah minimnya pengetahuan 2019).
peternak tentang pengetahuan pakan dan Pakan komplit memiliki kualitas
aspek kesehatan hewan. Kesehatan hewan nutrisi lengkap, mempunyai bahan baku
bukan hanya dari hijauan makanan ternak Alat tulis, buku catatan, kuisioner, laptop,
seperti rumput dan legum, tapi juga dapat proyektor dan kamera.
memanfaatkan limbah pertanian, Data pengetahuan diperoleh
perkebunan, atau limbah pabrik pangan, berdasarkan jawaban responden terhadap
tidak mudah rusak oleh faktor biologis pertanyaan seputar pengetahuan peternak
karena mempunyai kadar air kurang dari tentang pakan komplit. Setiap jawaban
14%, ketersediaannya berkesinambungan responden diberi skor, Ya (1) dan Tidak
karena sifatnya yang awet dapat bertahan (0).
cukup lama sehingga dapat mengantisipasi Penilaian efektifitas penyuluhan
ketersediaan pangan pada musim kemarau beserta aspeknya diukur berdasarkan
serta dapat dibuat pada saat musim hujan jumlah skor komulatif yang diperoleh
dimana hasil-hasil hijauan makanan ternak responden pada masing-masing aspek
dan produk pertanian melimpah, terhadap tingkat pengetahuan peternak.
memudahkan dalam penanganan karena Efektifitas merupakan sebuah pengukuran
bentuknya padat kompak sehingga diman suatu target telah tercapai sesuai
memudahkan dalam penyimpanan dan dengan apa yang telah direncanakan,
transportasi. Keuntungan jika limbah pengetahuan, sikap dan perilaku yang
pertanian menjadi pilihan sumber pakan kurang baik dapat diubah dengan
bagi pengembangan ternak ruminansia, menyampaikan informasi atau
yaitu toleran terhadap musim panas, tahan memberikan pendidikan melalui
terhadap hama dan penyakit, serta mudah penyuluhan. Efektifitas merupakan
tersedia pada musim kemarau saat pakan pengukuran dimana suatu target telah
hijauan yang lain kurang tersedia (Mislini, tercapai sesuai dengan apa yang telah
2006). direncanakan. Untuk menganalisis
H0 :Tidak Terjadi Peningkatan efektifitas kegiatan menggunakan rumus
Pengetahuan Peternak Kambing sebagai berikut:
yang diberi penyuluhan terkait skor postest
EP= x100%
Pemanfaatan Pakan Komplit Bagi nilai maksimum
Ternak.
skor post test −skor pra test
H1 :Terjadi Peningkatan Pengetahuan EPP= x100
nilai maksimum−skor pra test
Peternak kambing yang diberikan
%
Program Penyuluhan terkait
Setelah memperoleh nilai efektifitas
Pemanfaatan Pakan Komplit Bagi
selanjutnya tingkat EP dan EPP
Ternak.
dikategorikan sesuai dengan kriteria
sebagai berikut: 1. Kurang Efektif (<
MATERI DAN METODE
33,4%) dan 2. Efektif (> 66,6%)
Penelitian dilaksanakan pada Bulan
(Mardikanto, 1993).
Mei-Juni 2022, dilakukan di Kecamatan
Data tingkat pengethuan dianalisis
Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara
menggunakan Teknik analisis data dengan
terutama pada dua desa terpilih yaitu Desa
uji Wilcoxon Match Paris Test yaitu
Sidomulyo dan Kutai Lama.
dengan mencari perbedaan rata -rata
Alat dan bahan yang digunakan
pretest dan posttest. Analisis digunakan
dalam penelitian ini untuk membantu
untuk mengetahui tingkat pengetahuan
tingkat pengetahuan peternak meliputi:
peternak dan menggunakan rumus Uji Z pakan komplit dari total 37 peternak belum
sebagai berikut: (Sugiono, 2010). mengetahuai apa yang dimaksud dengan
pakan komplit.
T −μт
z= b. Pengetahuan peternak tentang bahan-
ór
bahan yang dicampurkan dalam membuat
n(n+1) pakan komplit mengalami peningkatan.
μт= Sebelum penyuluhan pengetahuan
4
peternak diperoleh sebanyak 33 peternak
óт =
√ n(n+1)(2 n+1)
24
belum mengetahui mengenai bahan-bahan
pakan komplit dari 37 peternak.
c. Pengetahuan peternak tentang harga
n(n+1)
T− bahan pembuatan pakan komplit.
T −μт 4
z= = Pengetahuan peternak sebelum


ór n(n+1)( 2n+ 1) dilakukannya penyuluhan ini mendapatkan
24 34 peternak belum mengetahuinya dari 37
Keterangan : T = Jumlah Jenjang/ peternak.
Rangking yang kecil: n = Jumlah Sampel d. Pengetahuan peternak tentang bahan
Kaidah Keputusan pakan komplit tersedia disekitar, telah
H0 :Jika z hitung < z tabel, terima Ho, mengalami peningkatan yang mana
terima Ha, artinya Tidak Terjadi sebelum penyuluhan peternak yang
Peningkatan Pengetahuan Peternak mengetahui bahan yang dapat di gunakan
Kambing yang diberi penyuluhan disekitar hanya 5 peternak dari 37 peternak
terkait Pemanfaatan Pakan Komplit yang belum mengetahui tentang bahan
Bagi Ternak. pakan komplit tersedia disekitar.
H1 :Jika z hitung > z tabel, tolak Ho, e. Sebelum penyuluhan sebanyak 31
terima Ha, artinya Terjadi Peningkatan peternak yang belum mengetahui tentang
Pengetahuan Peternak kambing yang pemberian pakan komplit terhadap ternak
diberikan Program Penyuluhan terkait dari 37 peternak.
Pemanfaatan Pakan Komplit Bagi Ternak. f. Pengetahuan peternak tentang
pemanfaatan limbah pertanian sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
pakan komplit, disini rata-rata peternak
A. Tingkat Pengetahuan Peternak
belum mengetahui tentang pemanfaatan
Terhadap Pakan Komplit (Pra test)
limbah pertanian yang dapat digunakan
Analisis data yang yang diperoleh
sebagai campuran pakan komplit. Terbukti
dari tingkat pengetahuan peternak terhadap
pada saat sebelum dilakukan penyuluhan
pakan komplit sebelum dilakukan
tingkat pengetahuan peternak yang belum
penyuluhan (pratest), terdiri dari 37
mengetahui sebanyak 35 peternak hanya 2
responden dari usia <20 tahun sampai usia
peternak yang mengetahui pemanfaatan
>65 tahun berasal dari 2 desa yaitu, Desa
limbah pertanian dapat dijadikan pakan
Sidomulyo dan Kutai Lama sebagai
komplit.
berikut:
g. Pengetahuan peternak tentang
a. Pengetahuan peternak tentang Pakan
penggunaan limbah sebagai campuran
Komplit sebelum dilakukan penyuluhan
pakan komplit, sama seperti poin
sebanyak 32 peternak belum mengetahui
sebelumnya, sebelum dilakukan
penyuluhan hanya 3 peternak yang penyuluhan mendapatkan 1 peternak dan
mengetahui tentang penggunaan limbah 36 peternak lainnya belum mengetahui.
sebagai campuran pakan komplit, rata-rata Hasil analisis data penyuluhan
pengetahuan peternak belum tentang respon peternak terhadap upaya
mengetahuinya terbukti sebanyak 34 peningkatan pengetahuan peternak
peternak belum mengetahui penggunaan terhadap pakan di Kecamatan Anggana
limbah yang dapat dijadikan pakan Kabupaten Kutai Kartanegara,
komplit dari 37 total peternak. mendapatkan hasil yaitu meningkatnya
h. Pengetahuan peternak yang pernah pengetahuan peternak terhadap pakan
memanfaatkan limbah pertanian untuk komplit Peningkatan lainnya yang
membuat pakan komplit, berdasarkan data diperoleh peternak terhadap pakan antara
yang diperolah peneliti sebelum lain yaitu: meningkatnya pengetahuan
penyuluhan hampir semua peternak belum peternak mengenai bahan-bahan pakan
pernah memanfaatkan limbah pertanian komplit, harga dan bahan yang mudah
dan hanya 1 peternak yang pernah dijangkau peternak, pengetahuan bahan
memanfaatkannya dan 36 peternak lainnya yang mudah didapatkan disekitar,
belum pernah memenfaatkan limbah pemberian pakan komplit terhadap ternak,
pertanian untuk dijadikan pakan komplit. pemanfaatan limbah pertanian sebagai
i. Pengetahuan peternak tentang manfaat pakan komplit, ketahanan terhadap waktu
pakan komplit telah mengalami yang lama, dampak positif dan negatif
peningkatan. Sebelum penyuluhan yang diberikan kepada ternak kambing.
Pengetahuan peternak tentang manfaat Analisis data pengetahuan melalui
pakan komplit dinyatakan dengan 2 kuisioner dijabarkan, kondisi tingkat
peternak yang mengetahui manfaatnya dari pengetahuan peternak setelah dilakukan
total 37 peternak lainnya. penyuluhan mengalami peningkatan
j. Pengetahuan peternak tentang pakan pengetahuan (posttest).
komplit dapat diberikan dalam jangka Hasil yang diperoleh dari proses
waktu yang lama, dinyatakan dalam penyuluhan tentang analisis tingkat
pengetahuan peternak sebelum penyuluhan pengetahuan peternak kambing terhadap
sebanyak 3 peternak dari 37 peternak. pakan komplit di Kecamatan Anggana
k. Pengetahuan peternak tentang pakan Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami
komplit berdampak positif pada ternak, peningkatan sebelum penelitian dan
sebelum penyuluhan terhitung 34 peternak sesudah penelitian. Perubahan
belum mengetahui dari 37 peternak. pengetahuan peternak sebelum dan
l. Pengetahuan peternak tentang pakan sesudah penyuluhan disajikan pada tabel 7
komplit berdampak negatif pada ternak, Tabel 7. Pengetahuan peternak terhadap
pada tingkat pengetahuan ini merupakan pakan komplit.
kebalikan dari poin sebelumnya dan
pengetahuan peternak sebelum dilakukan

No Pertanyaan Pra Test Post Test Peningkatan


Y Tidak Ya Tidak
a
1 Pengetahuan dari Pakan Komplit 5 32 37 - 32
2 Pengetahuan bahan-bahan Pakan 4 33 37 - 33
Komplit
3 Pengetahuan harga dan bahan 3 34 32 5 29
pembuatan pakan komplit
4 Pengetahuan bahan pakan komplit 5 32 35 2 30
tersedia disekitar
5 Pengetahuan pemberian pakan komplit 6 31 37 - 31
6 Pengetahuan pemanfaatan limbah 2 35 28 9 26
pertanian sebagai pakan komplit
7 Pengetahuan penggunaan limbah 3 34 37 - 34
sebagai pakan komplit
8 Pengetahuan peternak pernah 1 36 29 8 28
memanfaatkan limbah pertanian untuk
membuat pakan komplit
9 Pengetahuan manfaat pakan komplit 2 35 35 2 33
10 Pengetahuan pakan komplit dapat 3 34 36 1 33
diberikan dalam jangka waktu yang
lama
11 Pengetahuan pakan komplit 3 34 36 1 33
berdampak positif pada ternak
12 Pengetahuan pakan komplit 1 36 28 9 27
berdampak negatif pada ternak
Jumlah 38 406 407 37 369

Sumber: Data Primer (diolah), 2022.


Berdasarkan data yang diperoleh dari tingkat pengetahuan peternak,
keseluruhan responden mengalami peningkatan pengetahuan dari sebelum
penyuluhan dan setelah penyuluhan yang disajikan pada tabel 8.

Tabel 8 Evaluasi Pengetahuan peternak terhadap pakan komplit.


Kegiatan Pra Test Post Test Peningkatan
Penyuluhan 3,16 33,91 30,75
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Diketahui bahwa peningkatan Wilcoxon Match Pairs Test bertujuan
pengetahuan sebelum dan sesudah untuk mencari perbedaan rata-rata sebelum
penyuluhan sangat tinggi hingga mencapai dan sesudah penyuluhan. Dalam uji
30,75. Hal ini membuktikan bahwa wilcoxon match pairs test besar selisih
pengetahuan peternak kambing masih angka antara positif dan negatif
sangat minim terhadap pakan komplit, baik diperhitungkan (Novita, 2016). Data yang
dari segi pengetahuan dasar maupun cara telah diolah selanjutnya dilakukan analisis
pengolahan. Setelah diperoleh hasil untuk mengetahui tingkat efektifitas
analisis data rata-rata pengetahuan perubahan pengetahuan dengan cara
peternak terhadap pakan komplit kemudian sebagai berikut:
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan
skor postest n(n+1)
EP = nilai maksimum x100% T−
T −μт 4
z= =

ór n(n+1)( 2n+ 1)
skor post test −skor pra test
EPP = 24
nilai maksimum−skor pra test
x100% 37(37+1)
0−
33 , 91 4 0−351 , 5
Z= = 66 ,72 = -

EP = 12 x100% 37(37+1)(2.37+1)
24
= 282% 5,26
33 , 91−3 , 16 Taraf kesalahan 0,025 (p) maka z tabel=
EPP = x100%
12−3 , 16 1,935 Harga z hitung 5,26 ternyata lebih
30 ,75 besar dari -1,935 (negatif (-) tidak
= 8 , 84 x100% diperhitungkan karena yang
= 347% diperhitungkan adalah mutlak (+)),
sehingga dari analisis statistik berarti Ho
Efektifitas penyuluh (EP) dan ditolak dan Ha diterima yang artinya ada
efektifitas perubahan pengetahuan perubahan pengetahuan setelah dilakukan
(EPP) dari hasil perhitungan diatas penyuluhan.
diperoleh EP 282% dan EPP 347% B. Tingkat Pengetahuan Peternak
dalam kategori efektif apabila skor Terhadap Pakan Komplit (Posttest)
>66,66% (Ginting, 1993). Analisis data yang yang
Pengetahuan sebagai diperoleh dari tingkat pengetahuan
pemahaman seseorang tentang peternak terhadap pakan komplit,
sesuatu yang nilainya lebih baik pengetahuan bahan-bahan dan
dalam jenis, jumlah dan bentuk manfaat pakan kompit di
atau barang maupun dalam Kecamatan Anggana Kabupaten
kegiatan informasi dan Kutai Kartanegara sesudah
pengalaman-pengalaman yang dilakukan penyuluhan adalah:
diperoleh seseorang dari kegiatan a. Pengetahuan peternak tentang pakan
yang dilakukan (Wiriaatmadja, komplit setelah dilakukan penyuluhan
1993). meningkat menjadi 37 pengetahuan
Setelah itu dilakukan uji peternak, yang sebelumnya hanya 5
lanjut menggunakan Uji Z untuk peternak yang mengetahuinya, terjadi
mengetahui tingkat pengetahuan peningkatan pengetahuan sebanyak 32
peternak. peternak. Peningkatan pengetahuan
T −μт peternak yang terjadi dipengaruhi oleh
z = ór
penyampaian saat melakukan penyuluhan.
b. Pengetahuan peternak tentang bahan-
n(n+1)
μт= bahan yang dicampurkan dalam membuat
4
pakan komplit mengalami peningkatan,

√ n(n+1)(2 n+1) dari 37 peternak yang pengetahuannya


óт = meningkat setelah dilakukan penyuluhan.
24
Peningkatan pengetahuan peternak terjadi g. Pengetahuan peternak tentang
setelah penetiti melakukan pengenalan penggunaan limbah sebagai campuran
bahan-bahan apa saja yang dapat pakan komplit, Setelah dilakukan
digunakan untuk membuat pakan komplit. penyuluhan tingkat pengetahuan naik
c. Pengetahuan peternak tentang harga menjadi 37 peternak dimana adanya
bahan pembuatan pakan komplit yang peningkatan yang sudah memahami
diperoleh mengalami peningkatan setelah penggunaan limbah sebagai campuran
penyuluhan, hal ini dijelaskan pada tabel 7, pakan komplit.
bahwa terdapat peningkatan pengetahuan h. Pengetahuan peternak yang penah
peternak sebanyak 32 peternak dan 5 memanfaatkan limbah pertanian untuk
peternak lainnya belum mengetahui hal membuat pakan komlit, terjadi
tersebut, peningkatan tersebut diperoleh peningkatan pengetahuan peternak setelah
dari penyuluhan langsung dalam hal dilakukan penyuluhan tentang
mengenalkan daftar harga bahan pengetahuan peternak yang pernah
pembuatan pakan komplit. memanfaatkan limbah pertanian yang
d. Pengetahuan peternak tenteng bahan dijadikan pakan komplit sebanyak 29
pakan komplit tersedia disekitar, setelah peternak dan 8 peternak lainnya masih
dilakukan penyuluhan yang mana tingkat belum mengetahuinya.
pengetahuan peternak bertambah menjadi i. Pengetahuan peternak tentang manfaat
35 peternak dan 2 peternak laian nya pakan komplit telah mengalami
belum mengetahui bahan pakan komplit peningkatan. Peningkatan pengetahuan
yang tersedia disekitar, artinya peternak diperoleh peneliti setelah
pengetahuan peternak meningkat setelah dilakukan penyuluhan, dan 2 peternak
bahan pakan komplit yang dijelaskan lainnya belum mengetahui manfaat pakan
peneliti dalam penyuluhan terdapat komplit.
disekitar. j. Pengetahuan peternak tentang pakan
e. Setelah dilakukan penyuluhan komplit dapat diberikan dalam jangka
meningkat dan memperoleh pengetahuan waktu yang lama, setelah penyuluhan
sebanyak 37 peternak tentang pemberian tingkat pengetahuan meningkat menjadi 36
pakan komplit terhadap ternak. dan hanya 1 peternak belum mengetahui
Peningkatan tersebut diperoleh peneliti pakan komplit dapat dibarikan dalam
setelah dilakukan nya penyuluhan. jangka waktu yang lama, dimana
f. Pengetahuan peternak tentang peningkatan tersebut didapatkan setelah
pemanfaatan limbah pertanian sebagai melakukan penyuluhan terhadap peternak
pakan komplit, saat dilakukan penyuluhan kambing.
pengetahuan peternak meningkat menjadi k. Pengetahuan peternak tentang pakan
28 peternak sedangkan 9 peternak lainnya komplit berdampak positif pada ternak,
masih belum mengetahui tentang setelah penyuluhan pengetahuan peternak
pemanfaatan limbah pertanian yang dapat menjadi 36, yang mana peningkatan
dijadikan pakan komplit. Data hasil pengetahuan tersebut meningkat
penyuluhan pengetahuan peternak sedangkan ada 1 peternak yang belum
mengalami peningkatan yang awalnya rata mengetahuinya.
rata kurang mengetahui menjadi cukup l. Pengetahuan peternak tentang pakan
mengetahui. komplit berdampak negatif pada ternak,
setelah dilakukan penyuluhan dilapangan tahun yaitu berjumlah 34 peternak
pengetahuan peternak meningkat menjadi (91,1%) yang merupakan umur
28 peternak dan yang belum produktif dalam melakukan usaha
mengetahuinya sebanyak 9 peternak. peternakannya. Usia tidak
Hasil dari pretest (sebelum produktif yaitu dimana usia
penyuluhan) dan posttest (setelah responden berusia diatas 65 tahun
penyuluhan) menunjukan bahwa dengan jumlah 1 peternak (2,7%)
program penyuluhan dengan materi sedangkan usia rentan <20 tahun
“tingkat pengetahuan peternak dengan jumlah 2 peternak (5,4%).
kambing terhadap pakan komplit di Usia penduduk dikelompokkan
Kecamatan Anggana Kabupaten menjadi tiga yaitu (1) usia 0-14
Kutai Kartanegara”, dengan tahun dinamakan usia muda/ usia
metode pendekatan perorangan belum produktif, (2) usia 15-65
dengan Teknik diskusi ternyata tahun dinamakan usia dewassa/
sangat berpengaruh terhadap aspek Usia Produktif dan (3) usia diatas
pengetahuan peternak dikarenakan 65 tahun dinamakan usia tua/ usia
peternak sangat merspon materi tidak produktif/ usia jompo.
yang disampaikan pada saat Tingkat produktifitas kerja
penyuluhan. seseorang akan mengalami
Hasil pretest menunjukkan peningkatan sesuai dengan
bahwa nilai dari hasil aspek pertambahan umur kemudian akan
pengetahuan dipengaruhi oleh menurun kembali menjelang usia
beberapa faktor seperti usia, tua. (Saediman, 2012).
Pendidikan, jumlah ternak dan Sebaran responden menurut
pengalaman beternak yang cukup sebaran umur Berdasarkan hasil
matang sehingga responden lebih olah data primer, diketahui bahwa
mudah memehami materi rata-rata umur responden peternak
penyuluhan yang disampaikan. yang berada pada usia produktif
Proses adopsi inovasi adalah 34 responden yang berkisar
teknologi baru akan sangat antara umur 20–65 tahun,
dipengaruhi oleh aspek Pendidikan sedangkan sebanyak 2 responden
masyarakat pedesaan pada peternak yang berada dibawah
umumnya dimana Pendidikan ini umur 20 tahun dan 1 presponden
memberiakan informasi peternak yang berada diatas umur
(Paturochman, 2015). produktif yakni berada diatas umur
65 tahun, hal ini memberikan
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi indikasi adanya tenaga kerja yang
Tingkat Pengetahuan Peternak. produktif dalam mengelola
1. Usia usahanya, sehingga memberikan
Berdasarkan hasil penelitian, peluang bagi peningkatan
diperoleh data mengenai umur produktifitas ternak (Pakage,
responden yaitu rentan usia antara 2008).
18-65 tahun. Jumlah responden Salah satu indikator yang
terbanyak pada rentan usia 20-65 menunjukkan kemampuan fisik
seseorang ditunjukkan dengan pertama (SMP/ sederajat) dan
umur. Seseorang yang memiliki sekolah menengah atas (SMA/
usia lebih tua memiliki fisik yang sederajat).
lemah dibandingkan dengan orang Tingkat pendidikan suatu
yang berumur lebih muda, penduduk atau masyarakat sangat
sehingga umur seorang eternak penting, artinya tingkat pendidikan
dapat mempengaruhi produktifitas seseorang jugs berpengaruh
kerja mereka dalam kegiatan usaha terhadap kemampuan berfikir
peternakan. Usia juga erat seseorang. Arti mengembangkan
kaitannya dengan pola fikir dan meningkatkan tarif hidup
peternak dalam menentukan melalui kreatifitas berfikir dan
inovasi teknologi dan manajemen melihat setiap peluang dan
yang akan diterapkan dalam menciptakan suatu lapangan
kegiatan usaha peternakan pekerjaan (Sari, 2014). Pendidikan
(Karmila, 2013). tentunya sangat diharapkan dapat
2. Pendidikan membantu masyarakat dalam
Data yang diperoleh tentang upaya peningkatan produksi dan
klasifikasi responden yang dilihat produktifitas ternak yang
dari tingkat pendidikan berbeda- dipelihara. Tingkat pendidikan
beda yaitu tingkat pendidikan tentunya akan berdampak pada
sekolah dasar (SD/ sederajat) kemampuan manajemen usaha
sebanyak 16 peternak (43,2%), peternakan yang digeluti (Citra,
sekolah menengah pertama (SMP/ 2010).
sederajat) sebanyak 8 peternak Tingkat pendidikan peternak
(21,6%), sedangkan responden terbanyak adalah pendidikan tamat
yang tingkat pendidikannya Sekolah Dasar (tabel 3) jumlah 16
sekolah menengah atas (SMA/ peternak dengan pesentase 43,2%.
sederajat) sebanyak 13 peternak Tingkat pendidikan yang rendah
(35,2%). berpengaruh terhadap cepat
Dalam usaha peternakan lambatnya peternak dalam
pendidikan diharapkan dapat mengadopsi teknologi (Nurulia,
menunjang dan membantu 2019).
masyarakat dalam upaya 3. Pengalaman Beternak
peningkatan produksi dan Pengalaman beternak sangat
produktifitas ternak yang berperan penting untuk
dipelihara. Berdasarkan data yang menentukan keberhasilan peternak
diperoleh tingkat pendidikan dalam meningkatkan
responden tergolong dalam pengembangan usaha ternak dan
kategori rendah, karena lebih sekaligus upaya peningkatan
banyak responden yang tingkat pendapatan peternak. Pengalaman
pendidikannya hanya sekolah dasar beternak yang cukup, peternak
(SD/ sederajat) dibandingkan akan lebih cermat dalam berusaha
dengan responden yang tingkat dan dapat memperbaiki kekurangan
pendidikannya sekolah menengah dimasa lalu (Murwanto, 2008).
Lamanya beternak responden (Ekal, 2009). Pengalaman beternak
berbeda-beda dari data yang akan mempengaruhi terhadap daya
diperoleh, diketahui bahwwa terima pengetahuan peternak
jumlah responden yang telah terutama terkait dengan
beternak lebih dari 10 tahun, yaitu peningkatan produktifitas ternak.
sebanyak 2 peternak (5,4%), 5-10
tahun sebanyak 5 peternak (13,5%) 4. Kepemilikan jumlah ternak Kambing
dan responden terbanyak yaitu Jumlah kepemilikan ternak
dibawah 5 tahun sebanyak 30 kambing yang dimiliki responden
peternak (81,1%). Hal ini berbeda-beda yaitu berkisar 5-20
menunjukkan Sebagian besar ekor, berdasarkan hasil darri
responden telah memiliki klarifikasi responden kepemilikan
pengalaman beternak yang cukup ternak kambing didapatkan data
matang. yaitu responden yang memelihara
Umumnya pengalaman ternak kurang dari 5 ekor sebanyak
beternak diperoleh dari orang 13 peternak (35.1%), 5-20 ekor
tuanya secara turun-temurun. sebanyak 21 peternak (56.8%) dan
Pengalaman beternak yang cukup yang memelihara kambing lebih
lama memberikan indikasi behwa dari 20 ekor sebanyak 3 peternak
pengetahuan dan keterampilan (8.1%). Lebih dari 90% berupa
peternak terhadap mamajemen peternakan rakyat yang memiliki
pemeliharaan ternak mempunyai ciri sebagai berikut: 1. Skala usaha
kemampuan yang lebih baik. relatif kecil, berkisar antara 1-5
Pengalaman beternak sangat ekor, 2. Merupakan usaha rumah
berpengaruh terhadap keberhasilan tangga pemeliharaan bersifat
usaha, semakin lama seseorang tradisional, 3. Ternak sebagai
memiliki pengalaman beternak penghasil pupuk kandang dan
akan menjasi salah satu ukuran tabungan. Besar atau kecilnya
kemampuan seseorang dalam jumlah kepemilikan ternak yang
jumlah yang dialaminya (Febriana, dimiliki oleh responden sangatlah
2008). membantu dalam meningkatkan
Peternak yang memiliki pendapatan dan pemenuhan
pengalaman beternak yang cukup kebutuhan, skala usaha
lama umumnya memiliki kepemilikan ternak sangat
pengetahuan yang lebih banyak mempengaruhi tingkat pendapatan
dibandingkan peternak yang baru peternak (Rasali, 2013). Semakin
saja menekuni usaha peternakan, tinggi skala usaha kepemilikan
sehingga pengalaman beternak ternak maka semakin besar tingkat
menjadi salah satu ukuran pendapatan peternak.
kemapuan seseorang dalam
mengelola usaha peternakan, KESIMPULAN DAN SARAN
pengalaman berternak merupakan A. Kesimpulan
modal penting untuk berhasilnya Hasil penelitian “Tingkat
suatu kegiatan usaha peternakan pengetahuan peternak kambing
terhadap pakan komplit di untuk Pelajar, Mahasiswa, Dosen,
Kecamatan Anggana Kabupaten Penyuluh, Pekerja Sosial, Penentu
Kutai Kartanegara” dapat Kebijakan dan Peminat. Ilmu/
Kegiatan Penyuluhan Pembangunan
disimpulkan bahwa:
Mislini. 2006. Analisis Jaringan
1. Peningkatan Pengetahuan peternak Komunikasi Pada kelompok
mengenai aspek pemanfaatan limbah Swadaya Masyarakat. Kasus KSM di
sebagai pakan komplit mengalami Desa Taman Sari Kabupaten Bogor.
peningkatan sebelum dan sesudah Provinsi Jawa Barat. Program
penyuluhan yaitu: sebelum Pascasarjana. Institut Pertanian
penyuluhan (skor 3,16) dan setelah Bogor. Bogor.
Novita, K dan Endang, P, S. 2016.
penyuluhan (skor 33,91). Telah
Pengaruh Metode Bercakap-Cakap
terjadi peningkatan pengetahuan Berbasis Media Pop Up Book
sebesar (skor 30,75). Terhadap Kemampuan Berbicara
2. Tingkat Efektifitas Penyuluh (EP) Anak Kelompok A. Jurnal PAUD
dan tingkat Efektifitas Perubahan Teratai. 05 (03): 68-72.
Pengetahuan (EPP) dari hasil Paturochman, M. 2015. Hubungan antara
perhitungan diatas diperoleh EP Tingkat Pendapatan Keluarga
Peternak dengan tingkat konsumsi
282% dan EPP 347% dalam kategori
(Kasus dikoperasi Peternakan
efektif. Bandung Selatan (KPBS)
Pangelangan) Fakultas peternakan
B. Saran
Universitas Padjadjaran. Bandung.
1. Perlu dilakukannya penelitian lebih Paulus, K, T dan Gerson, F, B. 2019.
lanjut dalam hal pemanfaatan limbah Peningkatan Ppoduktivitas Ternak
pertanian sebagai pakan komplit. Sapi Potong Melalui Penerapan
2. Perlunya kegiatan yang bersifat Teknologi Pengawetan Pakan (Silase
sosialisasi teknologi tepat guna bagi Komplit). Jurnal Pengabdian
Masyarakat. 2 (1).
peternak dalam meningkatakan
Retnani, Y., Andi S dan Taryati. 2013.
produktifitas ternak. Limbah nabati sebagai pakan wafer
3. Perlu dilakukannya penelitian di untuk meningkatkan produktivitas
laboraturium untuk mengetahui domba. Jurnal Ilmu Peternakan Asia
kandungan pakan komplit. 1-5.
REFERENSI/ DAFTAR PUSTAKA Retnani, Y., F.P. Syananta, L. Herawati,
Ginting, E. 1993. Pokok-pokok pikiran W. Widiarti dan A. Saenab. 2010.
Methode Penelitian Sosial dalam Sifat fisik dan palatabilitas wafer
program kuliah kerja lapangan, limbah sayur pasar domba. Jurnal
Universitas Brawijaya, Malang. Produksi Ternak. (12):29-33.
Hastuti, D. Shofia Nur A. dan Baginda Sugiono. 2010. Metode Penelitian
Iskandar M. 2011. Pengaruh Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Perlakuan Teknologi Amofer kualitatif, dan R&D. Bandung.
(Amoniasi Fermentasi) pada Limbah Alfabeta.
Tongkol Jagung Sebagai Alternatif Widyastuti, R., K. Winangun, D.W. Wira,
Pakan Berkualitas Ternak M. Ghozali, M. Rizky A.A dan
Ruminansia. Jurnal Ilmu Pertanian. Syamsunaro. 2017. Tingkat
7 (1): 55-65 Pengetahuan dan Respon Peternak
Mardikanto. 1993. Penyuluhan Kambing Perah Terhadap Penyakit
Pembangunan Pertanian, Acuan
Hewan. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Rengat Barat Kabupaten Indaragiri
Masyarakat. 6 (2): 89-92. Hulu. Jurnal Peternakan. 5 (1): 28-
Wiriaatmadja, S. 1983. Pokok–Pokok 37.
Penyuluhan Pertanian. CV. Ekal, H Dan Dewi, F. 2009. Analisis
Yasaguna. Jakarta. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Saediman, 2012. Pengaruh Skala Usaha Motivasi Beternak Sapi di Desa
terhadap Pendapatan Peternak Ayam Koto Benai Kecamatan Benai
Ras Petelur di Kecamatan Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal
Maritengngae Kabupaten Sidrap. Peternakan. 6 (2): 53-62.
Fakultas Peternakan. Universitas Rasali, H., Matondang dan Rusdiana. S.
Hasanuddin. Makassar. 2013. Langkah – langkah Strategis
Pakage, S, 2008. Analisis Pendapatan dalam Mencapai Swasembada
Peternak Kambing di Kota Malang. Daging Sapi/ Kerbau 2014. Pusat
Jurnal Ilmu Peternakan. 3 (2): 51-57. Penelitian dan Pengembangan
Karmila, 2013. Faktor yang menentukan Peternakan Departemen Pertanian.
Pengambilan Keputusan Peternak Bogor.
dalam Memulai Usaha Peternakan
Ayam Ras Petelur di Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng.
Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Sari, A.I, 2014. Analisis Keuntungan
Peternakan Ayam Ras Petelur di
Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten
Pinrang. Fakultas Peternakan.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Citra, 2010. Pengaruh Skala Usaha
Terhadap Pendapatan Peternak
Ayam Ras Petelur di Kecamatan
Maretengae Kabupaten Sidrap.
Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Nurulia, H., C. Ajeng A. dan F. Budi L.
2019. Pengaruh Karakteristik
Peternak Terhadap Adopsi
Teknologi Pemeliharaan Pada
Peternak Kambing Peranakan Etawa
di Desa Hargotirto Kabupaten Kulon
Progo. Jurnal Bisnis dan
Manajemen. 19 (1): 1–10.
Murwanto, A.G. 2008. Karakteristik
Peterbak dan Tingkat Masukkan
Teknologi Peternakan Sapi Potong di
Lembah Prafi Kabupaten
Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan.
3 (1): 8-15.
Febriana, D dan M. Liana. 2008.
Pemanfaatan Limbah Pertanian
Sebagai Pakan Ruminansia pada
Peternakan Rakyat di Kecamatan

Anda mungkin juga menyukai