Mardiyani Sidayat
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian mandiri, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
dan aplikasi pupuk organik petani sayur (sawi, bayam dan kangkung) dimana, diharapkan informasi
yang diperoleh akan dapat membantu pengembangan kedepan menyangkut kegiatan pertanian
organik pada komoditas sayuran dalam menunjang program pertanian organik yang dicanangkan
kementerian pertanian dalam mendukung ketersediaan pangan yang sehat, dan aman dikonsumsi
sekaligus menjaga keberlangsungan daya dukung ekologis lahan. Penelitian ini dilaksanakan di 5
Kelurahan dalam 3 Kecamatan di Kota Ternate yang merupakan daerah sentra produksi sayuran ini
dengan jumlah responden sebanyak 62 orang. Pengambilan Data dilakukan dengan menggunakan
metode observasi dan wawancara dengan kuesioner berstruktur pada responden yang dipilih secara
purposif. Data ini kemudian dikuantifikasikan untuk pembagian kategori tinggi, sedang dan rendah
serta tidak mengetahui dan/atau menerapkan sama sekali. Dari hasil penelitian diperoleh informasi
bahwa terdapat petani sayur laki-laki (67,74%) dan petani sayur wanita (32,26%) dengan berada pada
kategori umur produktif antara 25-55 tahun (90,32%) yang mayoritas memiliki tingkat pendidikan akhir
adalah SMA (87,10%). Kegiatan usahatani sayur dilakukan pada lahan sempit antara 0,1 sampai 0,2 ha
(91,93%) dimana lahan usahataninya berlokasi di pekarangan dan/atau dekat dengan rumah tinggal
(<500 meter) dengan sistem monokultur dan sebagian besar dikelola pada lahan dengan status
pinjaman (82,83%). Tingkat pengetahuan dan aplikasi responden terhadap pupuk organik termasuk
dalam kategori sedang (69,35%), dimana; (1) petani memperoleh pengetahuan pupuk organik (jenis
pupuk, penggunaan, waktu penggunaan dan komposisi serta manfaat pupuk) dari rekan sesama
petani, PPL pertanian dan suplier lokal; (2) Petani sudah menggunakan pupuk organik bokashi (kotoran
unggas) dan pupuk hijau secara reguler per musim tanam sejak tahun 2008; (3) Petani menggunakan
pupuk organik cair secara periodik disesuaikan dengan kebutuhan; (4)Petani responden yang tidak
memiliki pengetahuan dan tidak menggunakan pupuk adalah kelompok petani yang baru mengelola
usahataninya dibawah satu tahun, lahannya terpisah dan/atau tidak bekerja secara kelompok (dalam
hamparan yang sama dengan petani lainnya).
15
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
terutama untuk pupuk dan pestisida. Pupuk diproduksi secara lokal sebagai upaya
organik adalah pupuk yang dibuat dari bahan- menekan biaya produksi, menjaga daya
bahan organik seperti pangkasan daun dukung ekologis lahan, dan menghasilkan
tanaman, kotoran ternak, sisa tanaman dan produk pangan yang aman, sehat, dan
sampah organik yang telah dikomposkan. bergizi.
Kegunaan pupuk organik yaitu Berdasarkan uraian di atas maka
menggunakan bahan lokal yang ramah mendorong penulis untuk melakukan
lingkungan, membantu revitalisasi tanah, penelitian menyangkut identifikasi
menekan biaya usaha tani serta meningkatkan pengetahuan dan aplikasi penggunaan pupuk
kualitas nutrisi produk pangan. organik oleh petani sayur di Kota Ternate,
Kota Ternate sebagai salah satu sentral agar diperoleh informasi yang dapat
ekonomi utama di Maluku Utara memiliki dipergunakan untuk pengembangan kegiatan
jumlah penduduk terbanyak dengan luas lahan usaha tani sayuran di Kota Ternate kedepan,
potensial pertanian yang kecil jika terutama untuk mendukung konsep pertanian
dibandingkan dengan wilayah kabupaten lain organik yang digalakkan oleh kementerian
di Maluku Utara. Dengan luas lahan pertanian pertanian saat ini.
yang terbatas, mengakibatkan petani lokal
METODE PENELITIAN
Ternate cenderung mengusahakan tanaman
tahunan (kelapa dan pala) dalam skala kecil Penelitian ini menggunakan metode
dan tanaman hortikultura (buah-buahan dan observasi dan wawancara secara langsung ke
sayuran) sebagai tanaman utama. Komoditi lokasi penelitian dan kepada responden yang
sayuran yang memiliki umur panen tanaman diambil sebagai sampel. Metode analisis
yang pendek seperti sawi, bayam, dan deskriptif juga digunakan untuk menarasikan
kangkung berimplikasi pada terjadinya informasi yang diperoleh dari responden pada
kestabilan pendapatan petani sayur, karena saat wawancara, dimana informasi tersebut
permintaan sayur cenderung stabil dan berupa penjelasan dari opsi yang dipilih oleh
kontinyu pada pasar lokal. Selain itu, petani responden dan/atau pertanyaan klarifikasi
sayur juga memiliki akses pasar yang mudah, untuk memperjelas informasi yang diberikan.
murah, dan cepat karena hanya dipasarkan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
dalam Kota Ternate. Dari survey independent November hingga Desember 2015, bertempat
yang dilakukan Fakultas Pertanian Unkhair di Kecamatan Ternate Tengah, Selatan dan
Ternate tahun 2009 diketahui bahwa petani Pulau Ternate.
sayur di Kota Ternate memiliki luas lahan Adapun jenis data yang digunakan dalam
produksi hanya berkisar <0,25 Ha dan petani penelitian ini yaitu data primer dan data
sayur cenderung menggunakan pupuk kimia sekunder. Data primer diambil secara
tanpa dosis yang tepat. Kondisi ini langsung dari responden melalui wawancara
menyebabkan terjadinya peningkatan biaya dengan menggunakan kuisioner, dan data
produksi usaha tani karena petani harus sekunder merupakan data yang telah tersedia
membeli pupuk kimia yang terkadang mahal dalam berbagai bentuk oleh lembaga
dan tidak tersedia di pasar lokal. Untuk pemerintah terkait dan juga dari referensi
menekan biaya produksi, diupayakan suatu tekstual dan data online lainnya.
alternatif bagi petani untuk menggunakan
pupuk yang dapat diperoleh dengan mudah, Variabel penelitian yang diamati meliputi
murah dan ramah lingkungan. Salah satu tingkat pengetahuan petani menyangkut jenis
solusi pemecahannya adalah melalui pupuk organik (hijau, kandang, kompos,
penggunaan pupuk organik yang dapat organik cair dan bokashi) dan aplikasi pupuk
organik yang sudah dilakukan. Variabel lain
16
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
yang digunakan sebagai data pendukung, organik. Dimana petani hanya memiliki opsi
meliputi data karakteristik petani yang terdiri untuk menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ dari
dari jenis kelamin, umur, dan tingkat pertanyaan tersebut. Kemudian hasil
pendidikan. Sementara untuk karakteristik kuesioner dikuantifikasikan dengan panduan
usaha taninya meliputi luasan lahan, status apabila si responden menjawab ‘ya’ maka
lahan, dan sistem usaha tani yang diterapkan. diberikan skor 1 dan apabila menjawab
‘tidak’ skornya 0. Selanjutnya skor
Metode pengambilan sampel
pertanyaan tersebut dikuantifikasikan dan
Metode pengambilan sampel yang akan ditabulasi dan dibagi berdasarkan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kriteria tinggi, dimana jawaban dari
purposive sampling yaitu responden (petani responden antara 80-100% (apabila responden
sayur) yang dipertimbangkan sebagai menjawab ‘ya’ untuk 11 sampai 14
responden adalah petani sayur sawi, bayam pertanyaan), sedangkan kategori sedang
dan kangkung yang dipilih secara sengaja dari berkisar antara 59-79% (apabila responden
2 kelurahan di Kecamatan Ternate Tengah menjawab ‘ya’ untuk 8-10 pertanyaan) dan
(Kelurahan Mangga Dua Utara dan Jati), 2 kategori rendah adalah 0-58% (apabila
kelurahan di Kecamatan Ternate Selatan responden menjawab ‘ya’ untuk 1-7
(Kalumata dan Ngade), serta 1 kelurahan di pertanyaan). Sedangkan apabila ditemukan
Kecamatan Pulau Ternate (Kelurahan Sasa). responden yang menjawab secara keseluruhan
Adapun jumlah sampel yang diambil adalah pertanyaan adalah ‘tidak’, maka responden
Kelurahan Jati dengan responden sebanyak 6 tersebut dikategorikan tidak mengetahui
orang (100 %), Mangga Dua Utara, 10 orang dan/atau tidak menerapkan sama sekali.
(50%), Kecamatan Ternate Selatan terdiri dari Sehingga akan terlihat persentase
Kelurahan Kalumata 10 orang (100%), pengetahuan pada level tertinggi, sedang, dan
Kelurahan Ngade 6 0rang (100 %), dan rendah. Sedangkan wawancara yang
Kecamatan Pulau Ternate yaitu Kelurahan dilakukan secara tidak berstruktur adalah
Sasa sebanyak 30 orang (50%). untuk mendapatkan penjelasan dari opsi yang
Analisis data dpilih petani sehingga memudahkan dalam
menjelaskan dan mengklarifikasi situasi yang
Untuk mengukur tingkat pengetahuan dan berkembang secara nyata di lapangan.
aplikasi petani terhadap pupuk organik, maka
digunakan kuesioner berstruktur dengan HASIL PENELITIAN
jumlah pertanyaan untuk tingkat pengetahuan 1. Deskripsi Karakteristik Responden
sebanyak 14 pertanyaan dan tingkat aplikasi Penelitian
sebanyak 14 pertanyaan, meliputi penggunaan
praktis yang sudah dilakukan oleh petani yang Berdasarkan atas jenis kelamin responden
berhubungan dengan penggunaan pupuk diperoleh data sebagai berikut:
17
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
Mayoritas dari responden yang produktif dan tidak terdapat petani usia muda
sekaligus juga merupakan representatif dari (< 25 tahun), sementara petani usia tua hanya
petani sayur bayam, sawi dan kangkung di sebagian kecil (9,68%) dari keseluruhan
Kota Ternate adalah berada dalam usia petani yang mengelola kegiatan ini.
18
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
19
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
20
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
rumahnya. Kelompok tanaman sayur daun ini pada bedengan tersendiri dan tidak bercampur
adalah tanaman dengan umur panen yang dengan tanaman lainnya. Petani juga
pendek sehingga akan lebih mudah jika melakukan penyemaian bibit dan setelah satu
lahannya dapat diakses dengan mudah oleh minggu kemudian dipindahkan pada
petani. Disamping itu, petani harus bedengan.
melakukan pemeliharaan tanaman secara Permintaan pasar akan komoditi ini yang
reguler dari pra tanam sampai panen, tinggi serta akses ke pasar yang mudah dan
contohnya penyiraman yang dilakukan murah berimplikasi pada tingginya motivasi
hampir setiap hari apabila tidak terjadi hujan. petani sayur dalam mengelola kegiatan usaha
Kelompok petani di Sasa misalnya, memiliki taninya. Petani secara kontinyu mengelola
keyakinan dan pengalaman, bahwa untuk lahannya, mereka tidak mengenal istirahat,
tanaman sawi yang baru ditanam (dibawah apabila panen sudah dilakukan, maka paling
sepuluh hari) harus tetap disiram meskipun dua hari sesudahnya langsung dilakukan
terjadi hujan, karena jika ini tidak dilakukan pengolahan tanah untuk penanaman baru.
maka tanaman tersebut akan mati, karena
dengan kondisi tanah bedengan yang gembur 3. Tingkat Pengetahuan Pupuk Organik
dan apabila terkena hujan maka akan terpercik Petani Sawi, Bayam dan Kangkung di Kota
ke daun yang baru tumbuh sehingga tanaman Ternate
tersebut akan mati. Praktek pemanfaatan Tingkat pengetahuan mayoritas petani
pekarangan untuk lahan sayur adalah sebuah responden menyangkut pupuk organik berada
fenomena baru di Indonesia untuk pemenuhan pada kategori sedang (69,35%) sebagian besar
pangan pada wilayah dengan lahan pertanian petani memiliki pengetahuan menyangkut
sempit (BPTP Sulawesi Selatan, 2012). pupuk organik dari penyuluh yang kerap
Status lahan yang dikelola oleh petani berkunjung ke lokasi usaha taninya dan./atau
responden didominasi oleh lahan pinjaman, dari rekan sesama petaninya yang sering
sebagai contoh lahan yang digunakan oleh mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis
petani kelurahan Mangga Dua Utara (kelapa dari dinas pertanian. Petani sayur di Kota
pendek) adalah tanah milik negara, sementara Ternate mudah dalam mengakses media
tanah yang diolah oleh petani dikelurahan informasi seperti TV, majalah dan koran
Sasa adalah milik PT Telkom Indonesia yang sehingga pengetahuan menyangkut pupuk
sampai saat ini kepemilikannya masih organik dapat diperoleh secara lebih mudah.
disengketakan antara masyarakat dan pihak Untuk petani yang termasuk pada kategori
Telkom. tinggi adalah mereka yang proaktif mencari
infiormasi melalui penyuluh, membaca
Kenyataan lain yaitu bahwa Ternate buku/majalah, aktif berpartisipasi dalam
sebagai sentral ekonomi utama di Maluku kegiatan yang dilakukan pemmerintah atau
Utara mengakibatkan tingginya konversi pihak ketiga lainnya serta sebagian ada yang
lahan pertanian untuk dialihfungsikan sebagai memiliki latar belakang pendidikan di bidang
pemukiman dan keperluan fasilitas publik pertanian dan juga merupakan ketua
lainnya. Dampak dari kondisi tersebut kelompok tani sehingga pemahamannya lebih
menyebabkan lahan pertanian yang gunakan tinggi dibandingkan petani lainnya.
untuk kegiatan usaha tani sayur adalah
merupakan lahan milik negara dan/atau milik Pengetahuan yang dimiliki oleh petani
pihak ketiga lainnya yang belum difungsikan meliputi, jenis pupuk organik seperti Pupuk
oleh pemiliknya. kandang, pupuk hijau, kompos, bokashi dan
pupuk cair termasuk cara penggunaan yang
Sistem usaha taninya dikelola secara sering diperkenalkan secara langsung oleh
monokultur, dimana setiap tanaman ditanam
22
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
petugas PPL pertanian dan juga supplier yang sejak tahun 2008. Kondisi ini juga
menyediakan pupuk tersebut. Supplier secara dimudahkan karena mereka mengelola usaha
aktif mendatangi lokasi lahan usaha tani sayur taninya secara berkelompok sehingga antara
terutama, diwilayah Kelurahan Sasa dan petani satu dan lainnya dapat saling
Kelurahan Mangga Dua Utara (Kelapa membantu dan belajar. Untuk penggunaan
Pendek) dimana terdapat kelompok jumlah pupuk cair organik, petani menggunakan
petani sayur dalam jumlah besar (diatas 25 pupuk organik merk ‘NASA’ (Nusantara
orang), kemudian mendemonstrasikan secara subur alami), green tonik dan petro ganic
langsung kepada petani. Sementara, PPL yang dijual oleh supplier lokal. Meskipun
pertanian aktif memberikan petunjuk teknis demikian, penggunaan pupuk organik cair
bagaimana melakukan pembuatan pupuk tidak dilakukan pada setiap musim tanam
organik kandang, kompos dan Bokashi. tetapi dalam 3-4 kali musim tanam saja, yang
Meskipun demikian, terdapat kenyataan dilakukan secara bergilir, dimana apabila
bahwa untuk komposisi pupuk organik bulan ini sudah dilakukan, untuk dua sampai
bokashi, petani tidak mendapatkan informasi tiga bulan kedepan mereka belum
menyangkut berapa kuantitas pupuk ideal menggunakan lagi. Petani beralasan bahwa
yang dapat digunakan untuk lahan dikarenakan keterbatasan biaya usahatani dan
pertaniannya, sehingga mereka hanya kepraktisan semata maka pupuk organik yang
menggunakan perkiraan semata. Mereka digunakan secara reguler per musim tanam
biasanya menyesuaikan dengan luasan lahan, adalah bokashi kotoran ayam yang tersedia
berbeda dengan pupuk cair dimana petunjuk secara lokal dengan harga jual Rp
penggunaan tertera secara jelas dikemasannya 10,000/karung, selain itu, supplier pupuk
sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan. bokashi ini juga mengantar secara langsung
ke lokasi lahannya, sehingga mereka lebih
Untuk petani yang tidak memiliki
memilih opsi ini dibanding pupuk cair
pengetahuan menyangkut pupuk organik
organik.
adalah petani yang baru mengelola usaha
taninya dibawah satu tahun, selain itu lahan Sementara untuk pupuk hijau, petani
mereka lokasinya tersendiri dan/atau terpisah, dalam proses pengolahan lahan, memilih
tidak secara berkelompok, yang mana kondisi membenamkan sisa panen tanamannya dan
ini hanya terjadi dikelurahan Ngade, Jati dan gulma lainnya kedalam bedengan yang akan
Kalumata dan tidak terjadi di kelurahan Sasa ditanami sayur. Terdapat juga sebagian
dan Kelurahan Mangga Dua Utara (kelapa petani yang membenamkan sisa panen
pendek) yang kegiatan usaha taninya tanamannya ditambah sisa hijauan (limbah
dilakukan dalam hamparan lahan yang sama rumah tangga) kedalam satu lubang tersendiri,
dan anggota kelompoknya lebih dari 20 yang kemudian setelah melapuk tanah
orang, juga kegiatan usahataninya sudah tersebut dipindahkan ke bedengan siap tanam.
dilakukan dari tahun 2007 sampai saat ini. Pupuk hijau yang berasal dari tanaman atau
sisa panen dapat dibenamkan pada waktu
4. Tingkat Aplikasi Pupuk Organik Petani masih hijau atau setelah dikomposkan
Sawi, Bayam, dan Kangkung di Kota (Susetya, D, 2009).
Ternate
Dalam penggunaan Bokashi kotoran
Tingkat aplikasi mayoritas petani ayam, petani melakukan dengan dua cara,
responden menyangkut pupuk organik berada yaitu: 1) Mencampur bokashi kedalam tanah
pada kategori sedang (69,35%), karena olahan satu minggu sebelum dilakukan
sebagian besar petani ini menggunakan pupuk penanaman dan kemudian dilanjutkan lagi
organik Bokashi, pupuk cair dan pupuk hijau dalam minggu ke tiga 2) Menaruh bokashi di
23
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
24
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2016 ISSN (e). 2598-3822
Haryanto, Eko dkk,. (2008). Sawi dan Selada. Setiawan, Eko. 2009. Pengaruh Empat Macam
Penebar Swadaya . Jakarta. Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan
Kasumbogo Untung. (1997). Peranan Pertanian Sawi. Embryo. Jakarta
Organic Dalam Pembangunan Susetya, Darma. (2009). Panduan Lengkap
Berwawasan Lingkungan. Makalah yang Membuat Pupuk Organik. Pustaka Baru
dibawakan dalam seminar nasional Press. Yogjakarta.
pertanian organik. Riuwpassa. A.J. (2011). Pengembangan Sawi.
BPTP Maluku.
www.alam.tani.com, 26-Agustus-2013
25