Anda di halaman 1dari 37

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kecamatan Japara merupakan kecamatan yang terletak di kabupaten


kuningan jawa barat dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani padi di
sawah. Rendahnya penggunaan pupuk organik pada usahatani padi sawah di
kecamatan japara dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya petani
menganggap unsur hara pada pupuk organik lambat terserap oleh tanaman
sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman kurang signifikan, berbeda ketika petani
menggunakan pupuk anorganik yang dapat diserap lebih cepat oleh tanaman dan
pertumbuhan vegetatif tanaman lebih signifikan, namun memiliki pengaruh
kurang baik di masa yang akan datang, serta petani kurang mendapat referensi dan
informasi dalam budidaya menggunakan pupuk organik pada tanaman khususnya
padi sawah sehingga akan mempengaruhi ketersedian pangan yang sehat bagi
masyarakat dan tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduknya yang justru
mengalami peningkatan di tahun 2020 sebanyak 22403 jiwa (BPS Kecamatan
Japara 2016 dan 2020).
Penggunaan pupuk organik dapat membantu kehidupan mikroorganisme
tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik serta berperan
dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontiyu sehingga dapat
membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat
tanaman menjadi keracunan, penggunaan pupuk organik merupakan salah satu
komponen teknologi dasar SL-PTT ( Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu).
Preferensi atau kecendrungan terhadap suatu objek, memberukan
perhatian, minat disertai dengan perasaan senang atau puas yang mengarahkan
pada suatu pilihan tertentu. Preferensi petani dalam penggunaan pupuk organik
dipengaruhi berbagai pertimbangan seperti keinginan konsumen akan suatu
produk berdasarkan pemenuhan kepuasan dan kebutuhan dari konsumen.
Preferensi konsumen sendiri berhubungan dengan harapan konsumen terhadap
suatu produk yang ia sukai. Pilihan yang dilakukan konsumen sendiri didasarkan

1
oleh keadaan alam bawah sadar yang berhubungan dengan tingkat pemikiran yang
rasional dan evaluasi pengalaman akan suatu produk yang dapat membantu
meningkatkan produksi dan produktivitas hasil panen. Produktivitas adalah
perbandingan dari output (hasil) dengan input atau masukan (Hasibuan, 2003).
Pertanian merupakan suatu kegiatan dalam mengelola sumber daya alam
hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja serta dipadukan dengan
manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan atau peternakan dalam agroekosistem. Pertanian
terdiri dari empat komponen yang tidak dapat dipisahkan meliputi proses
produksi, petani atau pengusaha pertanian, tanah tempat usaha, dan usaha
pertanian (Soetriono, 2006).
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menganalisis faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi petani dalam penggunaan pupuk
organik pada padi sawah di desa rajadanu kecamatan japara kabupaten kuningan.
Analisis Kendall’s W dilakukan untuk merumuskan dan menetapkan strategi
dalam meningkatkan preferensi petani. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS 20 dan Microsoft Excel 2010.
(Widyaningsih, D. Dkk. 2022).
Adapun Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk menganalisis secara
deskriptif preferensi petani dalam penggunaan pupuk organik pada padi sawah di
desa rajadanu, menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi prefrensi petani
berdasarkan preferensi petani dalam penggunaan pupuk organik pada padi sawah
di desa rjadanu kecamatan japara kabupaten kuningan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka disimpulkan beberapa
rumusan masalah yang berkaitan dengan kajian judul ini, yaitu :

2
1. Bagaimana tingkat Preferensi Petani dalam Penggunaan Pupuk Organik
pada Padi Sawah di Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan ?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat Preferensi Petani dalam
Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan ?
3. Bagaimanakah Strategi peningkatkan Preferensi Petani dalam Penggunaan
Pupuk Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara Kabupaten
Kuningan ?

Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan tingkat Preferensi Petani dalam Penggunaan Pupuk
Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan.
2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi Preferensi Petani dalam
Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.
3. Merumuskan strategi untuk peningkatan Preferensi Petani dalam
Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.

Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menambah pengetahuan mengenai pentingnya Preferensi bagi petani
dalam penggunaan pupuk organik pada padi sawah sehingga menjadi penopang
keberlanjutan pembangunan pertanian.
1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.

3
2. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian ( S.Tr.P ) di politeknik
Pembangunan Pertanian ( Polbangtan) Bogor.
3. Sebagai bentuk pengabdian masyarakat untuk kemajuan dunia pertanian

Hipotesis
Berdasarkan dari rumusan masalah yang di kemukakan, penulis dapat
membangun hipotesis sebagi kesimpulan sementara untuk menjawab dari
rumusan permasalahan yang ada. Adapun hepetesis penelitian adalah :
1. Diduga Faktor Internal berpengaruh terhadap Preferensi Petani dalam
penggunaan pupuk organik pada padi sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.
2. Diduga Faktor Eksternal berpengaruh terhadap Preferensi Petani dalam
penggunaan pupuk organik pada padi sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.
3. Diduga Faktor Internal dan Faktor Eksternal berpengaruh terhadap
Preferensi Petani dalam Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah di
Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan

4
TINJAUAN PUSTAKA

Preferensi

Petani adalah bagaian penting serta pengguna kebijakan sekaligus menjadi


konsumen pada setiap kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah, tetapi dalam
pembuatan kebijakan petani jarang dilibatkan didalamnya. Seharusnya petani
dilibatkan didalam perumusan setiap kebijakan yang mereka konsumsi, karena
preferensi petani dapat meningkatkan keberhasilan dalam suatu kebijakan.
Preferensi konsumen berupa tentang menjelaskan pilihan yang paling
diutamakan diantara semua kemungkinan pilihan yang ditawarkan (Ernest et al.
2006; Jesionkowska 2008; Hinson dan Bruchhaus 2008). Keinginan dan
kegunaan konsumen akan suatu produk berdasarkan pemenuhan kepuasan dan
kebutuhan dari konsumen. Preferensi konsumen sendiri berhubungan dengan
harapan konsumen terhadap suatu produk yang ia sukai. Pilihan yang dilakukan
konsumen sendiri didasarkan oleh keadaan alam bawah sadar yang berhubungan
dengan tingkat pemikiran yang rasional dan evaluasi pengalaman akan suatu
produk (Hoang dan Nakayasu 2006; Foret dan Prochazka 2006). Pada penelitian
ini preferensi petani sendiri sangatlah dibutuhkan untuk mengetahui informasi
mengenai kebijakan apa yang sebenarnya paling dibutuhkan dan diinginkan oleh
petani, untuk memenuhi kegiatan usaha tani mereka. Sehingga setiap kebijakan
yang dibuat pemerintah dapat tepat sasaran dan berhasil mencapai target.
Preferensi konsumen bisa diartikan sebagai kesukaan atau yang lebih
diutamakan oleh konsumen. Preferensi konsumen sendiri terbentuk berdasarkan
persepsi masing-masing individu terhadap produk ataupun masing-masing
tarafnya. (Munandar et al. 2012). Setiap individu dapat melakukan penyusunan
atau ranking masing-masing produk yang ditawarkan berdasarkan fitur-fitur atau
taraf yang ada didalamnya, dengan melihat taraf mana saja yang menjadi
kesukaan atau preferensi konsumen. Produsen produk atau dalam hal ini adalah
pembuat kebijakan yaitu pemerintah dapat mengetahui kebijakan mana saja yang
lebih diutamakan oleh petani berdasarkan masing-masing pokok kebijakan.
Menurut Kotler (2002) preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen

1
berdasarkan kombinasi atribut dari masing-masing produk yang ada. Teori
prefrensi sendiri digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen,
apabila seseorang ingin mengkonsumsi suatu produk dengan sumberdaya yang
terbatas, maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna yang diperoleh
dapat optimal.
Teori preferensi konsumen sangatlah dibutuhkan pemerintah, apabila ingin
merumuskan suatu kebijakan yang mana memiliki sumberdaya terbatas.
Perumusan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentu dirumuskan dengan
melihat sektor-sektor penting lainnya. Ketika pemerintah merumuskan kebijakan
yang diinginkan oleh petani dengan sumberdaya terbatas, maka pemerintah harus
melihat dan memilih alternatif yang memiliki nilai guna lebih besar untuk petani,
dengan mengetahui nilai guna masing-masing kebijakan pemerintah dapat
memilih kebijakan dengan optimal dan kebijakan tersebut tepat sasaran.

Sifat Dasar Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen memiliki hubungan erat dengan masalah penetapan


pilihan masing-masing individu konsumen. Menurut Nicholsan (2001) hubungan
preferensi dapat diasumsikan dengan tiga sifat dasar, yaitu:
1. Kelengkapan (Completeness)
Apabila A dan B merupakan dua kondisi, maka setiap individu harus
memberikan spesifikasi apakah:
a. A lebih disukai daripada B
b. B lebih disukai daripada A
c. A dan B sama-sama disukai
Perumpamaan tiap individu dapat diasumsikan selalu bisa menentukan
pilihan diantara dua alternatif atau lebih.
2. Transivitas (Transitivity)
Apabila seseorang mengatakan bahwa ia lebih menyukai A daripada B,
dan lebih menyukai B daripada C, maka ia lebih menyukai A daripada C.
2
3. Kontinuitas (Contunity)
Apabila seseorang mengatakan bahwa ia lebih menyukai A daripada B,
maka situasi yang mirip dengan A juga harus disukai daripada B. Ketika
perumpamaan diatas dapat diasumsikan bahwa setiap orang dapat membuat atau
menyusun urutan dalam semua kondisi atau situasi, mulai dari yang paling disukai
sampai paling tidak disukai dari sejumlah alternatif yang ada, maka orang akan
lebih cenderung memilih sesuatu yang dapat memuaskan kepuasannya. Preferensi
sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu prefernsi berdasarkan sikap (attitude-
based preferences) dan preferensi yang berdasarkan atribut (attribute-based
preferences). Preferensi berdasarkan sikap merupakan preferensi yang terbentuk
berdasarkan kebiasaan dalam memilih beberapa tawaran produk. Preferensi yang
disarakan oleh sikap terbentuk dari perilaku yang berulang-ulang atau sudah
menjadi kebiasaan dan telah menjadi memori jangka panjang individu tersebut.
Preferensi berdasarkan atribut merupakan preferensi yang terbentuk berdasarkan
perbandingan atribut dari dua atau lebih produk, dengan melihat kegunaan dan
dan kemampuan pengguna berdasarkan produk tersebut (Kardes 2002).

Teori Nilai Guna

Nilai guna sendiri merupakan gambaran dari kegunaan individu akan


sesuatu yang ia konsumsi. Nilai guna menjadi cerminan dari preferensi seseorang,
apabila petani menginginkan suatu kebijakan, maka ia akan merasa lebih puas
dengan kebijakan tersebut. Teori Nilai guna atau utility merupakan teori ekonomi
yang mempelajari kepuasan dan kenikmatan yang diperoleh oleh individu atau
konsumen. Apabila nilai guna suatu kebijakan tinggi maka semakin tinggi tingkat
keinginan petani akan kebijakan tersebut. Sebaliknya apabila semakin rendah nilai
guna maka semakin tidak ada kegunaan yang dirasakan oleh petani. Berdasarkan

3
pengertian nilai guna dapat dibagi menjadi dua, berikut penjelasan dua pengertian
tersebut (Abraham Garcia-Torres, M., 2011 dalam Supandi, 2012):
1. Nilai Guna Marginal (Marginal Utility)
Nilai Guna marginal merupakan penambahan atau pengurangan nilai guna
konsumen akan suatu produk yang disebabkan oleh adanya penambah atau
pengurangan kepuasan pada suatu produk yang menyebabkan tingkat kepuasan
konsumen berubah.

2. Nilai Guna Total (Total Utility)


Nilai Guna merupakan cerminan nilai guna konsumen secara keseluruhan akan
suatu produk. Sehingga utilitas total adalah gabungan antara kelebihan dan
kekurangan yang dirasakan konsumen akan suatu produk dan menjadikan
kombinasi yang melambangkan seluruh kepuasan konsumen dalam produk
tersebut.
Berdasarkan tindakan ekonomi yang dilakukan konsumen, Nilai guna
dapat dibagi menjadi dua dimana dua tindakan tersebut saling berhubungan,
berikut penjelasan dua tindakan tersebut (Abraham Garcia-Torres, M., 2011
dalam Supandi, 2012):

1. Nilai Guna Keputusan (Decision Utility)


Nilai guna kepuasan berhubungan dengan tindakan tindakan pembelian
yang konsumen lakukan, dimana ketika konsumen membeli beberapa produk pada
waktu yang bersamaan. Terdapat proses keputusan penentuan produk sebelum
dilakukan pemilihan terhadap beberapa produk tersebut.

2. Nilai Guna Pengalaman (Experienced Utility)


Nilai guna pengalaman berkaitan dengan tindakan atau aksi konsumsi
yang dilakukan konsumen, dalam melakukan pemenuhan kapasitas nilai guna
konsumsi akan suatu produk.

4
Atribut Jasa

Petani adalah konsumen dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
pemerintah merupakan produsen dari kebijakan yang dikeluarkan. Pemerintah
memberikan layanan atau jasa kepada masyarakat baik berupa bantuan teknis,
kebijakan kelembagaan ataupun kebijakan lainnya. Atribut sendiri merupakan
karakteristik suatu produk atau jasa yang berfungsi sebagai atribut evaluatif
selama pengambilan keputusan dimana didasarkan pada jenis jasa dan tujuannya.
(Engel et al, 1994). Atribut produk merupakan unsur-unsur produk atau jasa yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan (Tjiptono, 2008). Produsen atau pemerintah harus mengetahui alasan
pada sikap pengambilan keputusan konsumen atau petani, terutama pada atribut
yang diinginkan dan bermanfaat oleh konsumen. Konsumen melakukan penilaian
dengan melakukan evaluasi terhadap atribut jasa dan memberikan kekuatan
kepada kepercayaan konsumen terhadap suatu atribut (Engel et al. 1994)

Pupuk Organik

Pupuk organik berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan
organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Ada berbagai
jenis pupuk organik yang digunakan para petani di lapangan, secara umum pupuk
organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi
bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat.Sedangkan dilihat dari bahan
penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos (FAO,
2016 dalam Permentan No. 2 tahun 2006).
Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik baik
tumbuhan kering (humus) maupun limbah dari kotoran ternak yang diurai
(dirombak) oleh mikroba hingga dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik sangat

5
penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan (Supartha, 2012).
Susunan kimia pupuk kandang berbeda-beda tergantung dari jenis ternak,
umur ternak, macam pakan, jumlah amparan, cara penanganan dan penyimpanan
pupuk yang berpengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah,
mendorong kehidupan mikroba tanah yang mengubah berbagai faktor dalam tanah
sehingga menjamin kesuburan tanah (Sajimin, 2011).

Pupuk organik dapat meningkatkan anion-anion utama untuk pertumbuhan


tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat, dan klorida serta meningkatkan
ketersediaan hara makro untuk kebutuhan tanaman dan memperbaiki sifat fisika,
kimia dan biologi tanah (Lestari, 2015). Pupuk organik mengandung asam humat
dan asam folat serta zat pengatur tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan
tanaman (Supartha, 2012).
Frekuensi pemberian pupuk organik dengan dosis yang berbeda
menyebabkan hasil produksi jumlah daun yang berbeda pula dan frekuensi yang
tepat akan mempercepat laju pembentukan daun. Penggunaan pupuk organik
mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang
berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu
menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan
antar partikel, meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor,
dan merevitalisasi daya olah tanah (Kelik, 2010).

Jenis-jenis Pupuk Organik

1. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik
tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil
hijaunya. Ada beberapa tanaman yang biasa digunakan untuk menjadi pupuk hijau
6
diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola)
karena tanaman ini memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi
serta cepat terurai dalam tanah. Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung
dibenamkan ke dalam tanah atau melalui proses pengomposan. Dilahan tegalan
atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminous, seperti ki hujan,
sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman leguminosa bisa langsung
diaplikasikan sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa
menggunakan azola sebagai pupuk hijau, azola merupakan tanaman pakis air yang
banyak tumbuh secara liar di sawah, tanaman ini hidup di lahan yang banyak
mengandung air, azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara
dibenamkan ke dalam tanah pada saat pengolahan lahan.

2. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti
unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan
berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing, contoh hewan yang
kencing adalah sapi, kambing dan kerbau sedangkan hewan yang tidak kencing
kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek. Pupuk kandang
banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang
melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan
proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan
sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.

3. Pupuk Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan
organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme
pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan
makroorganisme dekomposer yang paling popular adalah cacing tanah. Dilihat

7
dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses
aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara). Dewasa ini
teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer
beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang
dihasilkan banyak ragamnya, missal pupuk bokashi, vermikompos, pupuk cair dan
pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah.

4. Pupuk Hayati
Pupuk hayati adalah pupuk yang terdiri dari organime hidup yang
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan
nutrisi penting bagi tanaman. Dalam Peraturan Menteri Pertanian pupuk hayati
tidak digolongkan sebagai pupuk organik melainkan sebagai pembenah tanah,
pupuk hayati tidak bekerja seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung
meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman.pupuk
ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara
memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesi zat-zat lain
yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah
akan berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan. Pupuk hayati dibuat
dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang
berfungsi mengikat unsur-unsur N, Bacillusmegaterium bakteri yang bisa
melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K.
mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan atau
sumber-sumber lain. Pengertian jenis-jenis pupuk tersebut, dalam penelitian ini
digunakan sebagai acuan penggunaan jenis pupuk organik di daerah penelitian,
sehingga diperoleh kesimpulan jenis pupuk organik apa saja yang digunakan di
daerah penelitian.

Manfaat Pupuk Organik


Pupuk organik mempunyai beberapa manfaat, pertama meningkatkan
kesuburan tanah dikarenakan pupuk organik memiliki kandungan unsur hara
8
makro (N, P, K) dan mikro (Ca, Mg, Fe, Mn, Bo, S, Zn, Co) yang dapat
memperbaiki komposisi tanah. Unsur organik dapat bereaksi dengan ion logam
seperti Al, Fe, dan Mn yang bersifat racun dan membentuk senyawa yang
kompleks, sehingga senyawa Al, Fe, dan Mn yang bersifat racun di dalam tanah
dapat berkurang (Setyorini dalam Sentana, 2010).
Serta yang kedua memperbaiki kondisi fisika, kimia, dan biologi tanah,
pupuk organik dapat melancarkan sistem pengikatan dan pelepasan ion dalam
tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan dalam tanah. Kemampuan pupuk
organik dalam mengikat air dan meningkatkan porositas tanah yang dapat
memperbaiki respirasi tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan akar dalam
tanah. Pupuk organik dapat merangsang mikroorganisme tanah yang
menguntungkan, seperti rhizobium, mikoriza, dan bakteri. Ketiga aman bagi
kesehatan manusia dan lingkungan, pemakaian pupuk organik tidak menyebapkan
residu pada produksi panen sehingga aman bagi kesehatan manusia dan
lingkungan.

Padi (oryza sativa)

Padi adalah tanaman pangan yang berupa rumput berumpun yang berasal
dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Penanaman padi
sendiri sudah dimulai sejak Tahun 3.000 sebelum masehi di Zhejiang, Tiongkok
(Purwono dan Purnamawati, 2007). Setengah dari penduduk dunia terutama dari
negara berkembang termasuk Indonesia sebagian besar menjadikan padi sebagai
makanan pokok yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan pangannya setiap
hari (Rahmawati, 2006). Hal tersebut menjadikan tanaman padi mempunyai nilai
spiritual, budaya, ekonomi, maupun politik bagi bangsa Indonesia karena dapat
mempengaruhi hajat hidup banyak orang (Utama, 2015). Padi sebagai makanan
pokok dapat memenuhi 56 – 80% kebutuhan kalori penduduk di Indonesia (Syahri
dan Somantri, 2016).
9
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.

Faktor Internal

Umur
Umur merupakan suatu indikator umum tentang kapan suatu perubahan
harus terjadi. Di dalam umur menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang
sehingga terdapat keragaman tindakannya berdasarkan usia yang dimiliki (Halim,
2000). Menurut Rakhmat (2001), mengatakan bahwa kelompok orangtua
melahirkan pola tindakan yang pastinya berbeda dengan anak-anak muda serta
kemampuan mental tumbuh lebih cepat pada masa anak-anak sampai dengan
pubertas, agak lambat sampai awal dua puluhan, dan merosot perlahan-lahan
sampai tahun-tahun terakhir. Kelompok usia yang dikatakan produktif adalah
petani yang secara potensial sudah memiliki kesiapan dan dapat menghasilkan
pendapatan untuk mendukung kehidupan dirinya, keluarganya dan masyarakat
akan tetapi kenyataannya tidak sedikit jumlah kelompok usia produktif yang
belum berperan produktif (belum mampu menghidupi dirinya sendiri) dalam
hidupnya.
Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu fakktor yang mempengaruhi pengetahuan
yang menggambarkan tingkat kemampuan kognitif dan derajat ilmu pengetahuan
yang dimiliki seseorang. Pendidikan menunjukkan tingkat daya pikir seseorang,
semakin tinggi pendidikannya maka tingkat pengetahuannya semakin luas,

10
sehingga dengan adanya pendidikan akan memudahkan seseorang dalam
memahami suatu hal dan lebih cepat dalam bertindak. Pendidikan terdiri dari dua
sasaran yaitu pelatihan serta pengajaran (Russell 1983). Pendidikan ini pada
dasarnya guna mengembangkan kepribadian serta kemampuan yang ada di dalam
diri sehingga dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman serta cara bertindak
dengan baik.
Luas Lahan
Penguasaan lahan merupakan status lahan yang digarap oleh individu
untuk usaha. Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi relief, iklim, tanah,
hidrologi dan vegetasi yang saling mempengaruhi potensi penggunaannya
(Deptan, 1997). Luas lahan pada usahatani merupakan luas lahan yang digarap
oleh para petani untuk usahataninya dan aset bagi petani dalam menghasilkan
produksi total sekaligus sumber pendapatan (Mardikanto 1993). Luas lahan petani
ini mempengaruhi nilai maupun produksi yang dihasilkan dalam usahataninya
sehingga dengan memiliki lahan yang luas akan meningkatkan pendapatan yang
dihasilkan. Hal ini berpengaruh terhadap status sosial masyarakat semakin luas
lahan yang dimiliki maka semakin tinggi status sosialnya, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas karena proses penyerapan inovasi baru lebih cepat
dari pada petani yang memiliki lahan sempit.

Kerangka Berpikir Penelitian

Pertanian merupakan suatu kegiatan dalam mengelola sumber daya


alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja serta dipadukan
dengan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan atau peternakan dalam agroekosistem.
Sistem pertanian berkelanjutan merupakan keberhasilan dalam mengelola sumber
daya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia yang

11
dapat diartikan pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial
ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumber
daya alam dengan tujuan meningkatkan kesuburan tanah, dan mempertahankan
serta meningkatkan kesehatan penduduk dan mahluk hidup.

Padi (oryza sativa) merupakan tanaman pangan yang berupa rumput


berumpun dan merupakan bahan baku pangan pokok bagi masyarakat di indonesia
karena menjadi makanan yang di konsumsi sehari-hari, untuk mendapatkan
sumber karbohidrat bagi tubuh manusia. Dalam proses penanaman tanaman
tersebut membutuhkan perawatan maupun usaha yang dapat dilakukan untuk
menghasilkan produktivitas tinggi dengan penggunaan pupuk. Pupuk merupakan
suatu bahan yang mengandung satu atau lebih kandungan unsur hara atau nutrisi
bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya suatau tanaman.
Sehingga memiliki peran yang penting dan strategis dalam hal meningkatkan
produksi dan produktivitas pertanian.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Preferensi Petani dalam Penggunaan Pupuk


Organik pada Padi Sawah di Desa Rajadanu Kecamatan Japara Kabupaten
Kuningan.

Faktor Internal (X1) Preferensi Petani dalam Penggunaan


X1.1 Usia Pupuk Organik Padi Sawah (Y)
X1.2 Lama Usahatani Y1.1 Pengetahuan Tentang Pupuk
X1.3 Pendidikan Terakhir Organik
X1.4 Luasan Lahan Y1.2 Sikap Mengenai Penggunaan
Pupuk Organik
Y1.3 Keterampilan dalam penggunaan
Faktor Eksternal (X2)
Pupuk Organik
X2.1 Peran Petani Lainya
X2.2 Peran Sosial Media
X2.3 Peran Televisi
12 Kecendrungan Petani dalam
X2.4 Peran Penyuluh Pertanian
Menggunakan Pupuk Organik
METODELOGI PENELITIAN

Tugas Akhir yang berjudul Preferensi Petani dalam Penggunaan Pupuk


Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan Provinsi
Jawa Barat pada Tanggal 01 Maret sampai 30 Juni 2023, dan berlokasi di
Kecamatan Japara dengan sampel desa yang diambil yaitu Desa Rajadanu,
Dukuhdalem, Singkup. Pemilihan lokasi ini di lakukan secara purposive sampling
yaitu dengan cara sengaja karena pertimbangan tertentu yaitu desa ini merupakan
wilayah di Kabupaten Kuningan yang penduduknya mayoritas berprofesi sebagai
petani padi di sawah dan dianggap dapat mewakili dari kecamatan japara. Tingkat
pemanfaatan pupuk organik di 3 desa itu memang cenderung masih kurang,
padahal potensi untuk bahan bakunya tersedia dan dapat digunakan untuk
membuat pupuk organik sangat melimpah. Salah satu bahan pupuk organik yang
belum dimanfaatkan petani adalah jerami padi dan kotoran hewan ternak.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang sudah tergabung dalam
kelompok tani dan berusahatani padi sawah di desa rajadanu, dukuhdalem,
singkup Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan. Populasi ini di ambil dari 3
kelompok tani dari desa rajadanu, dukuhdalem dan singkup yang memiliki jumlah
populasi sebanyak 160 Orang.

Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Siyoto dkk,
2015.)

1
Table 1. Jumlah Anggota Kelompok Tani

No Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota (orang)

1 Mina Mekar 1 60

2 Mekar Saluyu 1 50

3 Andaya Sari 50

Jumlah populasi 160

Dari jumlah populasi tersebut diambil sampel dengan menggunakan rumus


Slovin, sebagai berikut:
N
n= 2
1+ Ne
Keterangan ; n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
E = Galat eror 7%
Perhitungan :
N
n= 2
1+ Ne

160 160 160


n= = = =89,68=90 0 rang
1+160 ( 0,07 ) 1+160(0,0049) 1.784
2

Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh sampel sebanyak 89,68 orang
atau bulatkan menjadi 90 orang, dimana penentuan sampel untuk masing-masing
kelompoktani dilakukan secara proporsional dengan menggunakan rumus Rubin
and Luck 1987 sebagai berikut:

2
n= ¿ x n
N
Keterangan :
Ni = Jumlah populasi pemuda desa
N = Jumlah Populasi pemuda desa keseluruhan
n = Jumlah Sampel
Berdasarkan rumus tersebut kemudian diambil jumlah sampel setiap
kelompoktani dengan menggunakan proportionated stratified random sampling
(pengambilan sampel acak berstrata proporsional). Maka didapatkan proporsional
sampel pengujian untuk masing-masing kelompoktani sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah sampel untuk masing-masing Kelompok
Populasi Jumlah Sampel
No Kelompok Tani Proposional Sampel
(orang) (Pembulatan)
1 Mina Mekar 1 60 60 / 160 x 90 = 33,75 34

2 Mekar Saluyu 1 50 50 / 160 x 90 = 28,125 29


3 Andaya Sari 50 50 / 160 x 90 = 28,125 29
Jumlah 160 92

Kemudian didapatkan jumlah sampel seluruhnya sebanyak 100 orang


dengan pembagian 38 orang di Kelompok Tani Mina Mekar 1 Desa Rajadanu, 31
orang dari Kelompok Tani Mekar Saluyu 1 Desa Dukuhdalem, 31 orang dari
Kelompok Tani Andaya Sari Desa Singkup.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data dalam penelitian ini yaitu merupakan data deskriptif kuantitatif.
Deskriptif kuantitatif merupakan metode yang bertujuan untuk membuat
deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai

3
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dan
hasilnya. ( Arikunto, 2006).

Teknik Pengumpulan Data


Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap.
Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Husnaeni & Hurnomo (1995)
pengumpulan data diantaranya dapat dilakukan melalui observasi, wawancara,
angket dan dokumentasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Dalam observasi ini kehadiran
peneliti sangat dibutuhkan dengan tujuan untuk mencatat secara sistematis terkait
dengan hal yang akan diteliti.
Wawancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi dari
tangan pertama (primer). Kehadiran peneliti sangat diperlukan dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi yang detail. Dokumentasi merupakan teknik
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen serta
mendekomentasikan segala Sesuatu yang berhubungan dengan penelitian dengan
tujuan untuk menguatkan informasi yang di peroleh.

Pengumpulan dan Analisis Data


Data yang digunakan dalam kajian ini terdiri atas data primer dan
data sekunder. Data primer berupa data hasil inventarisasi variabel-variabel
yang berhubungan langsung dengan responden. Data primer ini diperoleh
melalui observasi dan wawancara langsung pada responden menggunakan
kuesioner tertutup. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui inventarisasi d
ata pendukung berupa kondisi potensi wilayah, demografi, dokumentasi
poktan, dokumentasi, monografi di Kecamatan Nusaherang Kabupaten
Kuningan dan data dari Instansi lainnya.

4
Teknik analisis data yang digunakan d alam kajian ini yaitu
menggunakan analisis deskriptif dan regresi.

Deskriptif

Deskriptif adalah suatu penggambaran, penjabaran, atau penjelasan


terhadap partisipasi anggota kelompoktani dalam program penyuluhan. Analisis
deskriptif merupakan penggambaran dan penjabaran dari variabel yang telah
terkumpul dan penyajiannya berupa Tabel dan persentase. Dalam kajian ini,
Partisipasi anggota sebagai variabel (Y1) meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan eavlausi. Kelompoktani sebagai variabel (X1) meliputi wahana
kerjasama, sebagai kelas belajar, dan sebagai unit produksi usahatani. Program
Penyuluh sebagai (X2) meliputi pemanfaatan pekrangan, pembuatan pupuk
organik, pengendalian hama dan penyakit dan pengelolaan usahatani. dan
Karakteristik petani sebagai variabel (X3) meliputi umur, pendidikan formal,
lama berusaha tani, luas lahan usaha tani dan tanggungan keluarga.

Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner

dalam penelitian. Jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengukur

variabel yang diukur, kuesioner dapat dikatakan valid. Uji validitas dalam

penelitian ini menggunakan Pearson’s Product Moment Cofficient r dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagaimana dinyatakan oleh Ghozali

(2016), yaitu jika r hitung > r tabel serta nilai signifikan kurang dari 5%

kuesioner dikatakan valid, dan jika sebaliknya r hitung ≤ r tabel serta nilai

signifikan lebih dari 5% maka kusioner dikatakan tidak valid. Apabila data

5
tidak valid maka dilakukan perbaikan terhadap kuesioner dan pengambilan data

ulang.

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas

dilakukan dengan program SPSS dengan kriteria ujinya adalah sebagai berikut :

1. Jika Rhitung > Rtabel, maka pernyataan tersebut valid

2. Jika Rhitung < Rtabel, maka pernyataan tersebut tidak valid

Dimana penentuannya didasarkan kepada jumlah responden N = 10 dan


taraf kesalahan peneliti 5% diperoleh nilai r kritis = 0,6319. Berdasarkan hasil uji
coba kuesioner penelitian pada N = 10 responden diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel Uji Validitas


No Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,868 0,6319 Valid


2 0,896 0,6319 Valid
3 0,924 0,6319 Valid
4 0,691 0,6319 Valid
5 0,910 0,6319 Valid

6 0,933 0,6319 Valid

7 0,802 0,6319 Valid

8 0,816 0,6319 Valid

9 0,858 0,6319 Valid

10 0,729 0,6319 Valid


Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2023.
6
Hasil dari uji validitas menunjukkan dari 14 item pernyataan, semua

pernyataan memiliki nilai Rhitung > Rtabel (0,6319). Dengan demikian, 14 item

pernyataan tersebut semuanya valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

Reabilitas

Menurut Ghozali (2011) reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konstan atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengambilan keputusan reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (σ )

suatu variabel ditentukan dengan membandingkan nilai r alpha dengan nilai 0,60

apabila r alpha > 0,60 maka variabel yang diteliti adalah reliabel.

k ∑s2b

r= 1-

(k – 1) s2t

(Sumber : Husein Umar, 2011)

Keterangan :

r = Reliabilitas instrument

k = Banyak butir pertanyaan

s2t = Varians total

∑s2b = Jumlah varians butir

7
Pengujian tingkat reliabilitas instrument dilakukan dengan meggunakan

teknik perhitungan SPSS 21.

Tabel 7. Uji Reabilitas

Cronbach Cronbach Alpha > Keterangan Variabel


Alpha 0,6

0,970 0,6 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2023

Pada tabel diatas terlihat bahwa hasil uji reliabilitas pada penelitian ini

dinyatakan reliabel atau nyata, dikarenakan hasil perhitungan terlihat Cronbach

Alpha > 0,60 yaitu 0,970 > 0,60.

8
Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa


besar pengaruh variabel-variabel yang d iteliti. Karakteristik Individu (X 1 ),
Faktor Eksternal (X 2 ), Teknologi Informasi Dan Komunikasi (X 3 ) terhad ap
Motivasi petani (Y). Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2017) :

Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:
Y = Penggunaan Pupuk Organik
a = Konstant
b1 = Koefisiensi regresi variabel Pemberdayaan Ekonomi
b2 = Koefisiensi regresi variabel Potensi Lokal
X1 = Faktor Internal
X2 = Faktor Eksternal
X3 = Standar Eror
Untuk menemukan model dan strategi menggunakan hasil analisis regresi
linier berganda dan dianalisis kembali menggunakan analisis deskriptif mulai
dari yang terendah hingga yang tertinggi berdasarkan sekala prioritas hasil
terendah akan dijadikan acuan untuk melakukan penyuluhan kepad a parapetani.

Defenisi Operasional
untuk menghindari kesalapahaman dan kekeliruan pengertian dalam
penelitian ini, maka diberikan definisi dan batasan operasionl sebagai berikut :
1. Preferensi dari Umur Responden akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
2. Preferensi dari lama Usahatani Responden akan menggambarkan peristiwa
bahwa petani mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi
sawah

1
3. Preferensi dari Tingkat Pendidikan Responden akan menggambarkan
peristiwa bahwa petani mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik
pada padi sawah
4. Preferensi dari Luas Lahan Garapan Responden akan menggambarkan
peristiwa bahwa petani mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik
pada padi sawah
5. Preferensi dari Petani lainya akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
6. Preferensi Sosial Media akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
7. Preferensi dari Televisi akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
8. Preferensi dari Penyuluh Pertanian akan menggambarkan peristiwa bahwa
petani mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
9. Preferensi dari Pengetahuan akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
10. Preferensi dari Sikap akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
11. Preferensi dari Keterampilan akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah

2
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, L. 2020. The Role of institution and Innovation Attributes in the


Adovtion of Integrated Crop Management Technology of lowland Rice
of west Bandung and sumedang District. International Journal of
Multicultural and multireligious Understanding (IJMMU). Vol. 7, No.4.

Effendy, L. dan Muslihat, E. 2013. Motivasi Petani dalam Penerapan


TeknologiPtt Padi Sawah (Oryza Sativa L.) di Desa Gunung Sari
Provinsi Sulawesi Barat.

Effendy, L. dan Sudiro. 2019. Model Peningkatan Partisipasi Petani dalam


Penerapan Pupuk Berimbang Padi Sawah di Kecamatan Cikoneng
Ciamis. Polbangtan Bogor. Bogor.

Effendy, L. dkk. 2020. Preferensi Petani dalam Penggunaan Teknologi Jajar


Legowo Pada Padi Sawah di Kecamatan Cikedung. Polbangtan Bogor.
Bogor. Vol 1. No 3.8

Herawati W.D. 2012.Budidaya Padi. Buku Kita. Yogyakarta.Lestari, dkk. 2015.


Respon Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum
eculentum L.) Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu. 2(1).

Musaqa, Sazili. 2006. Analisis Sistem Pengadaan dan Pemasaran Benih Padi
diKabupaten Batang Hari. Bogor. Fakultas Pertanian. 120.

Purwono, Purnamawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.


Jakarta. Penebar Swadaya.

Sajimin. 2011. Pengaruh Jenis dan Taraf Pemberian Pupuk Organik pada
Produktivitas Tanaman alfalfa (Medicago sativa L). Bogor.

Siyoto, dkk. 2015. Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta. Literasi


MediaPublishing.

Soetriono, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian Agraris, Agrobisnis, dan


Industri.Malang : Bayumedia Publishing.

3
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung.Alfabeta.

Supartha, I Nyoman Yogi. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman
Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal Agroteknologi Tropika ISSN:
2301-6515 Vol: 1 No 2.
Syahri dan R.U Somantri. 2016. Penggunaan Varietas Unggul Tahan Hama dan
Penyakit Mendukung Meningkatkan Produksi Padi Nasional. Jurnal
Litbang Pertanian. 35 (1): 25-36.

4
KUISIONER

PREFERENSI PETANI DALAM PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK


PADA PADI SAWAH DI KECAMATAN JAPARA KABUPATEN
KUNINGAN
(Kasus Kelompok Tani di Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan).

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Anggota kelompoktani
Di tempat

Penulis memohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan


untuk mengisi angket dalam rangka kajian kami di kelompoktani di Kecamatan
Nusaherang Kabupaten Kuningan.
Sebelum mengisi angket ini, Bapak/ibu dimohon untuk memperhatikan hal-
hal berikut :
1. Bapak/Ibu dapat mengisi identitas sebagai responden.
2. Bapak/Ibu dapat memberikan tanda cheklist ( √ ) untuk jawaban kuesioner
yang paling sesuai pada kolom yang telah disediakan.
Atas bantuan dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih

Penulis

MAMAN SUPARMAN
(020121410)

5
KUESIONER
PREFERENSI PETANI DALAM PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK
PADA PADI SAWAH DI KECAMATAN JAPARA KABUPATEN
KUNINGAN
1. Identitas Responden X1
No Pertanyaan Jawaban
1. Nama :
2. Umur :
4. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan
5. Alamat :
6. Pendidikan terakhir : a. SD (tamat/tidak tamat)
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
7. Pekerjaan yang anda lakukan : a. Pegawai negeri/ swasta
selain bertani
b. Wirausaha
c. Ibu rumah tangga
d. Lainnya
8. Luas lahan :
9. Status Lahan yng anda gunakan : a. Lahan milik sendiri
b. Lahan Sewa
c. Lahan sakap
d. Lainnya
10. Tanggungan keluarga :
11. Kelompok Tani :
12. Desa :

1
No Pertanyaan
Faktor Eksternal X2
1 Bagaimana peran petani lainya terhadap penggunaan 1 2 3 4 5
pupuk organik pada padi sawah?
2 Bagaimana peran media sosial terhadap penggunaan 1 2 3 4 5
pupuk organik pada padi sawah?
3 Bagaimana peran televisi terhadap penggunaan pupuk 1 2 3 4 5
organik pada padi sawah?
4 Bagaimana peran penyuluh pertanian terhadap 1 2 3 4 5
penggunaan pupuk organik pada padi sawah?
5 Apakah bapak/ibu selalu diberi informasi oleh 1 2 3 4 5
penyuluh tentang penggunaan pupuk organik pada padi
sawah?

6 Apakah bapak/ibu terlibat dalam penggunaan pupuk 1 2 3 4 5


organik pada padi sawah?

7 Apakah bapak/ibu mengerti tentang penggunaan pupuk 1 2 3 4 5


organik pada padi sawah ?

8 Apakah bapak/ibu pernah membuat pupuk organik ? 1 2 3 4 5

9 Apakah Bapak/ibu memahami materi tentang penggunaan 1 2 3 4 5


pupuk organik pada padi sawah ?

10 Apakah bapak/ibu berminat tetntang penggunaan 1 2 3 4 5


pupuk organik pada padi sawah ?

11 Apakah petani puas tentang adanya penggunaan pupuk


organik pada padi sawah ?

12 Apakah petani sudah puas terhadap informasi


mengenai budidaya yang diberikan penggunaan pupuk
organik pada padi sawah ?

Faktor Y

2
1 Bagaimana pengetahuan saudara responden terhadap 1 2 3 4 5
penggunaan pupuk pada padi sawah?
2 Bagaimana sikap saudara responden terhadap 1 2 3 4 5
penggunaan pupuk organik pada padi sawah
3 Bagaimana keterampilan saudara responden terhadap 1 2 3 4 5
penggunaan pupuk organik pada padi sawah?

3
URAIAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

yusunan draf proposal

bingan oleh dosen ke lok

lisasi proposal

inar poposal

yerahan proposal ke Jurus

iapan

ksanaan Penugasan Akhi

ervisi 1 (rumusan penyul


n)

ervisi 2 (kegiatan penyul


n)

nyusun draf Laporan TA

nyusun makalah seminar

lisasi draf Laporan TA

inar Hasil

n Akhir Program Studi G

n Akhir Program Studi G

lisasi Laporan TA

uda Gel 1 4

uda Gel.2
5
Lampiran Uji Validitas
Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 TOTAL


X1 Pearson Correlation 1 .755 **
.782 **
.444 **
.735 **
.804 **
.527 **
.683 **
.717 **
.550 **
.813 **
.708 **
.937 **
.978 **
.868**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X2 Pearson Correlation .755 **
1 .794 **
.652 **
.983 **
.815 **
.668 **
.700 **
.684 **
.657 **
.742 **
.722 **
.741 **
.737 **
.896**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X3 Pearson Correlation .782 **
.794 **
1 .479 **
.813 **
.978 **
.752 **
.723 **
.763 **
.550 **
.896 **
.918 **
.806 **
.804 **
.924**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X4 Pearson Correlation .444 **
.652 **
.479 **
1 .669 **
.499 **
.621 **
.607 **
.573 **
.697 **
.440 **
.488 **
.470 **
.464 **
.691**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X5 Pearson Correlation .735** .983** .813** .669** 1 .833** .691** .717** .709** .641** .760** .741** .759** .756** .910**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X6 Pearson Correlation .804 **
.815 **
.978 **
.499 **
.833 **
1 .741 **
.743 **
.746 **
.532 **
.918 **
.898 **
.827 **
.826 **
.933**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X7 Pearson Correlation .527 **
.668 **
.752 **
.621 **
.691 **
.741 **
1 .604 **
.770 **
.644 **
.733 **
.672 **
.532 **
.553 **
.802**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X8 Pearson Correlation .683 **
.700 **
.723 **
.607 **
.717 **
.743 **
.604 **
1 .632 **
.558 **
.675 **
.657 **
.702 **
.702 **
.816**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X9 Pearson Correlation .717** .684** .763** .573** .709** .746** .770** .632** 1 .791** .748** .676** .715** .746** .858**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X10 Pearson Correlation .550 **
.657 **
.550 **
.697 **
.641 **
.532 **
.644 **
.558 **
.791 **
1 .544 **
.475 **
.498 **
.532 **
.729**

1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X11 Pearson Correlation .813 **
.742 **
.896 **
.440 **
.760 **
.918 **
.733 **
.675 **
.748 **
.544 **
1 .819 **
.754 **
.835 **
.891**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X12 Pearson Correlation .708** .722** .918** .488** .741** .898** .672** .657** .676** .475** .819** 1 .734** .731** .857**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X13 Pearson Correlation .937 **
.741 **
.806 **
.470 **
.759 **
.827 **
.532 **
.702 **
.715 **
.498 **
.754 **
.734 **
1 .957 **
.869**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X14 Pearson Correlation .978 **
.737 **
.804 **
.464 **
.756 **
.826 **
.553 **
.702 **
.746 **
.532 **
.835 **
.731 **
.957 **
1 .885**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
TOTAL Pearson Correlation .868 **
.896 **
.924 **
.691 **
.910 **
.933 **
.802 **
.816 **
.858 **
.729 **
.891 **
.857 **
.869 **
.885 **
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran Uji Reabilitas

2
Reliability Statistics

Cronbach'
s Alpha N of Items
,970 14

Anda mungkin juga menyukai