Latar Belakang
1
oleh keadaan alam bawah sadar yang berhubungan dengan tingkat pemikiran yang
rasional dan evaluasi pengalaman akan suatu produk yang dapat membantu
meningkatkan produksi dan produktivitas hasil panen. Produktivitas adalah
perbandingan dari output (hasil) dengan input atau masukan (Hasibuan, 2003).
Pertanian merupakan suatu kegiatan dalam mengelola sumber daya alam
hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja serta dipadukan dengan
manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan atau peternakan dalam agroekosistem. Pertanian
terdiri dari empat komponen yang tidak dapat dipisahkan meliputi proses
produksi, petani atau pengusaha pertanian, tanah tempat usaha, dan usaha
pertanian (Soetriono, 2006).
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menganalisis faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi petani dalam penggunaan pupuk
organik pada padi sawah di desa rajadanu kecamatan japara kabupaten kuningan.
Analisis Kendall’s W dilakukan untuk merumuskan dan menetapkan strategi
dalam meningkatkan preferensi petani. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS 20 dan Microsoft Excel 2010.
(Widyaningsih, D. Dkk. 2022).
Adapun Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk menganalisis secara
deskriptif preferensi petani dalam penggunaan pupuk organik pada padi sawah di
desa rajadanu, menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi prefrensi petani
berdasarkan preferensi petani dalam penggunaan pupuk organik pada padi sawah
di desa rjadanu kecamatan japara kabupaten kuningan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka disimpulkan beberapa
rumusan masalah yang berkaitan dengan kajian judul ini, yaitu :
2
1. Bagaimana tingkat Preferensi Petani dalam Penggunaan Pupuk Organik
pada Padi Sawah di Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan ?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat Preferensi Petani dalam
Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan ?
3. Bagaimanakah Strategi peningkatkan Preferensi Petani dalam Penggunaan
Pupuk Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara Kabupaten
Kuningan ?
Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan tingkat Preferensi Petani dalam Penggunaan Pupuk
Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan.
2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi Preferensi Petani dalam
Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.
3. Merumuskan strategi untuk peningkatan Preferensi Petani dalam
Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.
Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menambah pengetahuan mengenai pentingnya Preferensi bagi petani
dalam penggunaan pupuk organik pada padi sawah sehingga menjadi penopang
keberlanjutan pembangunan pertanian.
1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.
3
2. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian ( S.Tr.P ) di politeknik
Pembangunan Pertanian ( Polbangtan) Bogor.
3. Sebagai bentuk pengabdian masyarakat untuk kemajuan dunia pertanian
Hipotesis
Berdasarkan dari rumusan masalah yang di kemukakan, penulis dapat
membangun hipotesis sebagi kesimpulan sementara untuk menjawab dari
rumusan permasalahan yang ada. Adapun hepetesis penelitian adalah :
1. Diduga Faktor Internal berpengaruh terhadap Preferensi Petani dalam
penggunaan pupuk organik pada padi sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.
2. Diduga Faktor Eksternal berpengaruh terhadap Preferensi Petani dalam
penggunaan pupuk organik pada padi sawah di Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.
3. Diduga Faktor Internal dan Faktor Eksternal berpengaruh terhadap
Preferensi Petani dalam Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah di
Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan
4
TINJAUAN PUSTAKA
Preferensi
1
berdasarkan kombinasi atribut dari masing-masing produk yang ada. Teori
prefrensi sendiri digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen,
apabila seseorang ingin mengkonsumsi suatu produk dengan sumberdaya yang
terbatas, maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna yang diperoleh
dapat optimal.
Teori preferensi konsumen sangatlah dibutuhkan pemerintah, apabila ingin
merumuskan suatu kebijakan yang mana memiliki sumberdaya terbatas.
Perumusan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentu dirumuskan dengan
melihat sektor-sektor penting lainnya. Ketika pemerintah merumuskan kebijakan
yang diinginkan oleh petani dengan sumberdaya terbatas, maka pemerintah harus
melihat dan memilih alternatif yang memiliki nilai guna lebih besar untuk petani,
dengan mengetahui nilai guna masing-masing kebijakan pemerintah dapat
memilih kebijakan dengan optimal dan kebijakan tersebut tepat sasaran.
3
pengertian nilai guna dapat dibagi menjadi dua, berikut penjelasan dua pengertian
tersebut (Abraham Garcia-Torres, M., 2011 dalam Supandi, 2012):
1. Nilai Guna Marginal (Marginal Utility)
Nilai Guna marginal merupakan penambahan atau pengurangan nilai guna
konsumen akan suatu produk yang disebabkan oleh adanya penambah atau
pengurangan kepuasan pada suatu produk yang menyebabkan tingkat kepuasan
konsumen berubah.
4
Atribut Jasa
Petani adalah konsumen dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
pemerintah merupakan produsen dari kebijakan yang dikeluarkan. Pemerintah
memberikan layanan atau jasa kepada masyarakat baik berupa bantuan teknis,
kebijakan kelembagaan ataupun kebijakan lainnya. Atribut sendiri merupakan
karakteristik suatu produk atau jasa yang berfungsi sebagai atribut evaluatif
selama pengambilan keputusan dimana didasarkan pada jenis jasa dan tujuannya.
(Engel et al, 1994). Atribut produk merupakan unsur-unsur produk atau jasa yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan (Tjiptono, 2008). Produsen atau pemerintah harus mengetahui alasan
pada sikap pengambilan keputusan konsumen atau petani, terutama pada atribut
yang diinginkan dan bermanfaat oleh konsumen. Konsumen melakukan penilaian
dengan melakukan evaluasi terhadap atribut jasa dan memberikan kekuatan
kepada kepercayaan konsumen terhadap suatu atribut (Engel et al. 1994)
Pupuk Organik
Pupuk organik berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan
organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Ada berbagai
jenis pupuk organik yang digunakan para petani di lapangan, secara umum pupuk
organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi
bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat.Sedangkan dilihat dari bahan
penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos (FAO,
2016 dalam Permentan No. 2 tahun 2006).
Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik baik
tumbuhan kering (humus) maupun limbah dari kotoran ternak yang diurai
(dirombak) oleh mikroba hingga dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik sangat
5
penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan (Supartha, 2012).
Susunan kimia pupuk kandang berbeda-beda tergantung dari jenis ternak,
umur ternak, macam pakan, jumlah amparan, cara penanganan dan penyimpanan
pupuk yang berpengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah,
mendorong kehidupan mikroba tanah yang mengubah berbagai faktor dalam tanah
sehingga menjamin kesuburan tanah (Sajimin, 2011).
1. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik
tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil
hijaunya. Ada beberapa tanaman yang biasa digunakan untuk menjadi pupuk hijau
6
diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola)
karena tanaman ini memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi
serta cepat terurai dalam tanah. Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung
dibenamkan ke dalam tanah atau melalui proses pengomposan. Dilahan tegalan
atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminous, seperti ki hujan,
sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman leguminosa bisa langsung
diaplikasikan sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa
menggunakan azola sebagai pupuk hijau, azola merupakan tanaman pakis air yang
banyak tumbuh secara liar di sawah, tanaman ini hidup di lahan yang banyak
mengandung air, azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara
dibenamkan ke dalam tanah pada saat pengolahan lahan.
2. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti
unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan
berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing, contoh hewan yang
kencing adalah sapi, kambing dan kerbau sedangkan hewan yang tidak kencing
kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek. Pupuk kandang
banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang
melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan
proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan
sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.
3. Pupuk Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan
organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme
pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan
makroorganisme dekomposer yang paling popular adalah cacing tanah. Dilihat
7
dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses
aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara). Dewasa ini
teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer
beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang
dihasilkan banyak ragamnya, missal pupuk bokashi, vermikompos, pupuk cair dan
pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah.
4. Pupuk Hayati
Pupuk hayati adalah pupuk yang terdiri dari organime hidup yang
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan
nutrisi penting bagi tanaman. Dalam Peraturan Menteri Pertanian pupuk hayati
tidak digolongkan sebagai pupuk organik melainkan sebagai pembenah tanah,
pupuk hayati tidak bekerja seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung
meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman.pupuk
ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara
memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesi zat-zat lain
yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah
akan berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan. Pupuk hayati dibuat
dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang
berfungsi mengikat unsur-unsur N, Bacillusmegaterium bakteri yang bisa
melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K.
mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan atau
sumber-sumber lain. Pengertian jenis-jenis pupuk tersebut, dalam penelitian ini
digunakan sebagai acuan penggunaan jenis pupuk organik di daerah penelitian,
sehingga diperoleh kesimpulan jenis pupuk organik apa saja yang digunakan di
daerah penelitian.
Padi adalah tanaman pangan yang berupa rumput berumpun yang berasal
dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Penanaman padi
sendiri sudah dimulai sejak Tahun 3.000 sebelum masehi di Zhejiang, Tiongkok
(Purwono dan Purnamawati, 2007). Setengah dari penduduk dunia terutama dari
negara berkembang termasuk Indonesia sebagian besar menjadikan padi sebagai
makanan pokok yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan pangannya setiap
hari (Rahmawati, 2006). Hal tersebut menjadikan tanaman padi mempunyai nilai
spiritual, budaya, ekonomi, maupun politik bagi bangsa Indonesia karena dapat
mempengaruhi hajat hidup banyak orang (Utama, 2015). Padi sebagai makanan
pokok dapat memenuhi 56 – 80% kebutuhan kalori penduduk di Indonesia (Syahri
dan Somantri, 2016).
9
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
Faktor Internal
Umur
Umur merupakan suatu indikator umum tentang kapan suatu perubahan
harus terjadi. Di dalam umur menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang
sehingga terdapat keragaman tindakannya berdasarkan usia yang dimiliki (Halim,
2000). Menurut Rakhmat (2001), mengatakan bahwa kelompok orangtua
melahirkan pola tindakan yang pastinya berbeda dengan anak-anak muda serta
kemampuan mental tumbuh lebih cepat pada masa anak-anak sampai dengan
pubertas, agak lambat sampai awal dua puluhan, dan merosot perlahan-lahan
sampai tahun-tahun terakhir. Kelompok usia yang dikatakan produktif adalah
petani yang secara potensial sudah memiliki kesiapan dan dapat menghasilkan
pendapatan untuk mendukung kehidupan dirinya, keluarganya dan masyarakat
akan tetapi kenyataannya tidak sedikit jumlah kelompok usia produktif yang
belum berperan produktif (belum mampu menghidupi dirinya sendiri) dalam
hidupnya.
Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu fakktor yang mempengaruhi pengetahuan
yang menggambarkan tingkat kemampuan kognitif dan derajat ilmu pengetahuan
yang dimiliki seseorang. Pendidikan menunjukkan tingkat daya pikir seseorang,
semakin tinggi pendidikannya maka tingkat pengetahuannya semakin luas,
10
sehingga dengan adanya pendidikan akan memudahkan seseorang dalam
memahami suatu hal dan lebih cepat dalam bertindak. Pendidikan terdiri dari dua
sasaran yaitu pelatihan serta pengajaran (Russell 1983). Pendidikan ini pada
dasarnya guna mengembangkan kepribadian serta kemampuan yang ada di dalam
diri sehingga dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman serta cara bertindak
dengan baik.
Luas Lahan
Penguasaan lahan merupakan status lahan yang digarap oleh individu
untuk usaha. Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi relief, iklim, tanah,
hidrologi dan vegetasi yang saling mempengaruhi potensi penggunaannya
(Deptan, 1997). Luas lahan pada usahatani merupakan luas lahan yang digarap
oleh para petani untuk usahataninya dan aset bagi petani dalam menghasilkan
produksi total sekaligus sumber pendapatan (Mardikanto 1993). Luas lahan petani
ini mempengaruhi nilai maupun produksi yang dihasilkan dalam usahataninya
sehingga dengan memiliki lahan yang luas akan meningkatkan pendapatan yang
dihasilkan. Hal ini berpengaruh terhadap status sosial masyarakat semakin luas
lahan yang dimiliki maka semakin tinggi status sosialnya, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas karena proses penyerapan inovasi baru lebih cepat
dari pada petani yang memiliki lahan sempit.
11
dapat diartikan pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial
ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumber
daya alam dengan tujuan meningkatkan kesuburan tanah, dan mempertahankan
serta meningkatkan kesehatan penduduk dan mahluk hidup.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang sudah tergabung dalam
kelompok tani dan berusahatani padi sawah di desa rajadanu, dukuhdalem,
singkup Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan. Populasi ini di ambil dari 3
kelompok tani dari desa rajadanu, dukuhdalem dan singkup yang memiliki jumlah
populasi sebanyak 160 Orang.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Siyoto dkk,
2015.)
1
Table 1. Jumlah Anggota Kelompok Tani
1 Mina Mekar 1 60
2 Mekar Saluyu 1 50
3 Andaya Sari 50
Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh sampel sebanyak 89,68 orang
atau bulatkan menjadi 90 orang, dimana penentuan sampel untuk masing-masing
kelompoktani dilakukan secara proporsional dengan menggunakan rumus Rubin
and Luck 1987 sebagai berikut:
2
n= ¿ x n
N
Keterangan :
Ni = Jumlah populasi pemuda desa
N = Jumlah Populasi pemuda desa keseluruhan
n = Jumlah Sampel
Berdasarkan rumus tersebut kemudian diambil jumlah sampel setiap
kelompoktani dengan menggunakan proportionated stratified random sampling
(pengambilan sampel acak berstrata proporsional). Maka didapatkan proporsional
sampel pengujian untuk masing-masing kelompoktani sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah sampel untuk masing-masing Kelompok
Populasi Jumlah Sampel
No Kelompok Tani Proposional Sampel
(orang) (Pembulatan)
1 Mina Mekar 1 60 60 / 160 x 90 = 33,75 34
3
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dan
hasilnya. ( Arikunto, 2006).
4
Teknik analisis data yang digunakan d alam kajian ini yaitu
menggunakan analisis deskriptif dan regresi.
Deskriptif
Validitas
variabel yang diukur, kuesioner dapat dikatakan valid. Uji validitas dalam
(2016), yaitu jika r hitung > r tabel serta nilai signifikan kurang dari 5%
kuesioner dikatakan valid, dan jika sebaliknya r hitung ≤ r tabel serta nilai
signifikan lebih dari 5% maka kusioner dikatakan tidak valid. Apabila data
5
tidak valid maka dilakukan perbaikan terhadap kuesioner dan pengambilan data
ulang.
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas
dilakukan dengan program SPSS dengan kriteria ujinya adalah sebagai berikut :
pernyataan memiliki nilai Rhitung > Rtabel (0,6319). Dengan demikian, 14 item
Reabilitas
Menurut Ghozali (2011) reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
suatu variabel ditentukan dengan membandingkan nilai r alpha dengan nilai 0,60
apabila r alpha > 0,60 maka variabel yang diteliti adalah reliabel.
k ∑s2b
r= 1-
(k – 1) s2t
Keterangan :
r = Reliabilitas instrument
7
Pengujian tingkat reliabilitas instrument dilakukan dengan meggunakan
Pada tabel diatas terlihat bahwa hasil uji reliabilitas pada penelitian ini
8
Analisis Regresi Linier Berganda
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Keterangan:
Y = Penggunaan Pupuk Organik
a = Konstant
b1 = Koefisiensi regresi variabel Pemberdayaan Ekonomi
b2 = Koefisiensi regresi variabel Potensi Lokal
X1 = Faktor Internal
X2 = Faktor Eksternal
X3 = Standar Eror
Untuk menemukan model dan strategi menggunakan hasil analisis regresi
linier berganda dan dianalisis kembali menggunakan analisis deskriptif mulai
dari yang terendah hingga yang tertinggi berdasarkan sekala prioritas hasil
terendah akan dijadikan acuan untuk melakukan penyuluhan kepad a parapetani.
Defenisi Operasional
untuk menghindari kesalapahaman dan kekeliruan pengertian dalam
penelitian ini, maka diberikan definisi dan batasan operasionl sebagai berikut :
1. Preferensi dari Umur Responden akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
2. Preferensi dari lama Usahatani Responden akan menggambarkan peristiwa
bahwa petani mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi
sawah
1
3. Preferensi dari Tingkat Pendidikan Responden akan menggambarkan
peristiwa bahwa petani mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik
pada padi sawah
4. Preferensi dari Luas Lahan Garapan Responden akan menggambarkan
peristiwa bahwa petani mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik
pada padi sawah
5. Preferensi dari Petani lainya akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
6. Preferensi Sosial Media akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
7. Preferensi dari Televisi akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
8. Preferensi dari Penyuluh Pertanian akan menggambarkan peristiwa bahwa
petani mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
9. Preferensi dari Pengetahuan akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
10. Preferensi dari Sikap akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
11. Preferensi dari Keterampilan akan menggambarkan peristiwa bahwa petani
mendapatkan preferensi penggunaan pupuk organik pada padi sawah
2
DAFTAR PUSTAKA
Musaqa, Sazili. 2006. Analisis Sistem Pengadaan dan Pemasaran Benih Padi
diKabupaten Batang Hari. Bogor. Fakultas Pertanian. 120.
Sajimin. 2011. Pengaruh Jenis dan Taraf Pemberian Pupuk Organik pada
Produktivitas Tanaman alfalfa (Medicago sativa L). Bogor.
3
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung.Alfabeta.
Supartha, I Nyoman Yogi. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman
Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal Agroteknologi Tropika ISSN:
2301-6515 Vol: 1 No 2.
Syahri dan R.U Somantri. 2016. Penggunaan Varietas Unggul Tahan Hama dan
Penyakit Mendukung Meningkatkan Produksi Padi Nasional. Jurnal
Litbang Pertanian. 35 (1): 25-36.
4
KUISIONER
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Anggota kelompoktani
Di tempat
Penulis
MAMAN SUPARMAN
(020121410)
5
KUESIONER
PREFERENSI PETANI DALAM PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK
PADA PADI SAWAH DI KECAMATAN JAPARA KABUPATEN
KUNINGAN
1. Identitas Responden X1
No Pertanyaan Jawaban
1. Nama :
2. Umur :
4. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan
5. Alamat :
6. Pendidikan terakhir : a. SD (tamat/tidak tamat)
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
7. Pekerjaan yang anda lakukan : a. Pegawai negeri/ swasta
selain bertani
b. Wirausaha
c. Ibu rumah tangga
d. Lainnya
8. Luas lahan :
9. Status Lahan yng anda gunakan : a. Lahan milik sendiri
b. Lahan Sewa
c. Lahan sakap
d. Lainnya
10. Tanggungan keluarga :
11. Kelompok Tani :
12. Desa :
1
No Pertanyaan
Faktor Eksternal X2
1 Bagaimana peran petani lainya terhadap penggunaan 1 2 3 4 5
pupuk organik pada padi sawah?
2 Bagaimana peran media sosial terhadap penggunaan 1 2 3 4 5
pupuk organik pada padi sawah?
3 Bagaimana peran televisi terhadap penggunaan pupuk 1 2 3 4 5
organik pada padi sawah?
4 Bagaimana peran penyuluh pertanian terhadap 1 2 3 4 5
penggunaan pupuk organik pada padi sawah?
5 Apakah bapak/ibu selalu diberi informasi oleh 1 2 3 4 5
penyuluh tentang penggunaan pupuk organik pada padi
sawah?
Faktor Y
2
1 Bagaimana pengetahuan saudara responden terhadap 1 2 3 4 5
penggunaan pupuk pada padi sawah?
2 Bagaimana sikap saudara responden terhadap 1 2 3 4 5
penggunaan pupuk organik pada padi sawah
3 Bagaimana keterampilan saudara responden terhadap 1 2 3 4 5
penggunaan pupuk organik pada padi sawah?
3
URAIAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
lisasi proposal
inar poposal
iapan
inar Hasil
lisasi Laporan TA
uda Gel 1 4
uda Gel.2
5
Lampiran Uji Validitas
Correlations
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X11 Pearson Correlation .813 **
.742 **
.896 **
.440 **
.760 **
.918 **
.733 **
.675 **
.748 **
.544 **
1 .819 **
.754 **
.835 **
.891**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X12 Pearson Correlation .708** .722** .918** .488** .741** .898** .672** .657** .676** .475** .819** 1 .734** .731** .857**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X13 Pearson Correlation .937 **
.741 **
.806 **
.470 **
.759 **
.827 **
.532 **
.702 **
.715 **
.498 **
.754 **
.734 **
1 .957 **
.869**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
X14 Pearson Correlation .978 **
.737 **
.804 **
.464 **
.756 **
.826 **
.553 **
.702 **
.746 **
.532 **
.835 **
.731 **
.957 **
1 .885**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
TOTAL Pearson Correlation .868 **
.896 **
.924 **
.691 **
.910 **
.933 **
.802 **
.816 **
.858 **
.729 **
.891 **
.857 **
.869 **
.885 **
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
,970 14