ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui keragaman jenis pangan
yang dikonsumsi rumah tangga petani di Kelurahan Gerung Selatan (2)
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan rumah tangga
petani di Kelurahan Gerung Selatan. Jumlah responden yaitu 45 orang petani.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang diukur menggunakan metode
recall, metode skoring dan analisis distribusi frekuensi lalu diolah dengan
Microsoft Excel.
Hasil penelitian menyatakan bahwa keragaman konsumsi pangan rumah
tangga petani cenderug belum beragam dan kualitas pangan yang dikonsumsi pun
masih rendah. Meskipun proporsi kelompok padi-padian, pangan hewani dan
kacang-kacangan telah memberikan kontribusi yang cukup namu ada beberapa
kelompok pangan yang jarang dikonsumsi, sehingga perlu adanya perbaikan
kuantitas maupun kualitas konsumsi bahan pangan pada rumah tangga. Faktor-
faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan : (1) Luas lahan garapan,
untuk status kepemilikan lahan sebesar 84% lahan sendiri dan 16% lahan sewa,
(2) Pengetahuan tentang pangan, tingkat pengetahuan responden terhadap pangan
masih tergolong kurang paham, dengan persentase responden berepengetahuan
kurang paham sebesar 93%, (3) Persepsi tentang pangan, masih tergolong kurang
baik dengan persentase 91% dan (4) Daya beli pangan, masih tergolong sedang
dengan persentase daya beli pangan sebesar 60% dan sisa nya tergolong dalam
daya beli daya tinggi dengan persentase 40%.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
2.3.2.Penentuan Responden
Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka, yaitu seperti data
permasalahan yang dihadapi oleh rumah tangga petani terkait dengan akses
pangan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, seperti
jumlah jenis pangan yang dikonsumsi oleh petani, pendapatan rumah tangga,
pengeluaran rumah tangga, dll.
2.4.2. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Dimana data primer adalah data yang di peroleh langsung dari pengamatan
dan wawancara pada responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan
(kuisioner) yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari sumber sekunder seperti instansi atau dinas terkait.
2.5. Cara Pengukuran dan Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 4 faktor yang digunakan yaitu luas lahan,
pengetahuan pangan, persepsi pangan, dan daya beli. Untuk faktor luas lahan dan
faktor daya beli akan dianalisis menggunakan teknik analisis sederhana distribusi
frekuensi, sedangkan faktor pengetahuan pangan dan persepsi pangan akan
dianalisis menggunakan teknik skoring berdasarkan pada hasil skor yang tercapai.
Adapun jumlah item pada faktor pengetahuan pangan yaitu 15 item dengan
kategori paham, kurang paham dan tidak paham dan faktor persepsi pangan 15
item dengan kategori baik, kurang baik dan tidak baik.
Faktor pengetahuan pangan diukur dengan sistem skoring pada masing-
masing variabel dengan menggunakan 3 (tiga) kategori ketentuan yaitu:
1. Skor 3 diberikan apabila 70% - 100% benar
2. Skor 2 diberikan apabila 30% - 70% benar
3. Skor 1 diberikan apabila <30% benar
Untuk mengetahui faktor pengetahuan pangan dinilai berdasarkan skor
yang diperoleh dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan skor komulatif
dilakukan dengan cara menentukan skor maksimum dan skor minimum terlebih
dahulu. Penentuan skor maksimum dan skor minimum dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor maksimum = ∑ item x ∑ skor tertinggi = 15 x 3 = 45
Skor minimum = ∑ item x ∑ skor terendah = 15 x 1 = 15
Interval skor = jumlah skor maksimum – jumlah skor
minimum
Jumlah kategori
= 45 – 15
3
= 10
Tabel 1 Kriteria Pengetahuan Pangan
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang terbatas pada ruang
lingkup penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Keragaman konsumsi pangan menunjukkan bahwa konsumsi pangan
rumah tangga cenderung belum beragam dan kualitas pangan yang
dikonsumsi pun masih rendah. Meskipun proporsi kelompok padi-padian,
pangan hewani dan kacang-kacangan telah memberikan kontribusi yang
cukup namun ada beberapa kelompok pangan yang jarang dikonsumsi
sehingga perlu adanya perbaikan kuantitas maupun kualitas konsumsi
bahan pangan pada rumahtangga. Hal ini mengindikasikan bahwa
keragaman konsumsi pangan rumah tangga di daerah penelitian masih
belum cukup beragam.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan
Luas Lahan Garapan untuk status kepemilikan lahan lebih banyak
menggunakan lahan milik sendiri. Sehingga kemampuan untuk membeli
dan mengonsumsi pangan lebih beragam.
Pengetahuan tentang pangan di Kelurahan Gerung Selatan yaitu tingkat
pengetahuan responden terhadap pangan masih tergolong cukup paham
tentang mengonsumsi pangan yang baik dan sehat. Persepsi tentang
pangan dapat diketahui bahwa tingkat persepsi responden terhadap
pangan masih tergolong cukup baik.
Daya beli pangan di Kelurahan Gerung Selatan tergolong sedang
sehingga Rumah tangga-rumah tangga tersebut belum cukup memiliki
kemampuan untuk membeli pangan namun sebagian responden juga
sudah mampu untuk membeli pangan yang sesuai kebutuhan baik secara
kualitas maupun kuantitas.
4.2. Saran
Pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diurai kan maka dapat
disarankan sebagai berikut :
1. Kepada Pemerintah setempat agar memberikan sosialisasi mengenai
pentingnya pemenuhan gizi pangan yang beragam dan berimbang.
Sehingga bisa menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang
pemenuhan kebutuhan gizi yang dikonsumsinya.
Disarankan agar setiap rumahtangga petani tidak sepenuhnya bergantung pada
pangan pokok (beras) tetapi perlunya diversifikasi atau keberagaman konsumsi
pangan dengan cara meningkatkan konsumsi sumber pangan lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, M.2004. Dinamika Konsumsi Beras Rumah Tangga Dan Beras Indonesia.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.28 (3)
Ariani dkk.2015. Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Indonesia:
Permasalahan dan implikasi untuk kebijakan dan program. Jurnal
Kebijakan Pertanian. Vol. 6 (2): 140-145.
Badan Pusat Statistik. 2015. Lombok Barat dalam Angka. BPS. Nusa Tenggara
Barat
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia. Kemiskinan dan Pembangunan
Manusia. BPS.Jakarta.
Nurironi, D. 2011. “Analisis Ketersediaan Pangan Pokok Dan Pola Konsumsi
Rumahtanga Petani Di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo” Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta