Anda di halaman 1dari 14

1

SEMINAR HASIL PENELITIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM

Nama : Fitria Rizki Wulandari


NIM : C1G0161072
Program Studi : Agribisnis
Judul Penelitian : Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Petani di Kelurahan Gerung Selatan
Kecamatan Gerung

Dosen Pembimbing Utama : Ir. Siti Nurjannah, M. Si.

Dosen Pembimbing : Ir. Muktasam, M.Agr.Sc.Ph.,D.


Pendamping
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Februari 2023
Waktu : 14.00 WITA – Selesai
Tempat :
2

KERAGAMAN KONSUMSI PAGAN RUMAH TANGGA PETANI DI


KELURAHAN GERUNG SELATAN KECAMATAN GERUNG

Diversity of food consumption of farmer households in Gerung Selatan sub-


district
Fitria Rizki Wulandari *) Ir. Siti Nurjannah, M. Si.**) Ir. Muktasam,
M.Agr.Sc.Ph.,D. **)
*) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
**) Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui keragaman jenis pangan
yang dikonsumsi rumah tangga petani di Kelurahan Gerung Selatan (2)
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan rumah tangga
petani di Kelurahan Gerung Selatan. Jumlah responden yaitu 45 orang petani.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang diukur menggunakan metode
recall, metode skoring dan analisis distribusi frekuensi lalu diolah dengan
Microsoft Excel.
Hasil penelitian menyatakan bahwa keragaman konsumsi pangan rumah
tangga petani cenderug belum beragam dan kualitas pangan yang dikonsumsi pun
masih rendah. Meskipun proporsi kelompok padi-padian, pangan hewani dan
kacang-kacangan telah memberikan kontribusi yang cukup namu ada beberapa
kelompok pangan yang jarang dikonsumsi, sehingga perlu adanya perbaikan
kuantitas maupun kualitas konsumsi bahan pangan pada rumah tangga. Faktor-
faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan : (1) Luas lahan garapan,
untuk status kepemilikan lahan sebesar 84% lahan sendiri dan 16% lahan sewa,
(2) Pengetahuan tentang pangan, tingkat pengetahuan responden terhadap pangan
masih tergolong kurang paham, dengan persentase responden berepengetahuan
kurang paham sebesar 93%, (3) Persepsi tentang pangan, masih tergolong kurang
baik dengan persentase 91% dan (4) Daya beli pangan, masih tergolong sedang
dengan persentase daya beli pangan sebesar 60% dan sisa nya tergolong dalam
daya beli daya tinggi dengan persentase 40%.

Kata kunci: Keragaman, Konsumsi Pangan dan jenis pangan.


3

PENDAHULUAN

Pangan merupakan sumber energi dan protein yang berguna


meningkatkan kualitas manusia. Pangan juga merupakan kebutuhan pokok dan
komoditi strategis dalam kehidupan manusia untuk menjaga kelangsungan
hidupnya secara sehat dan produktif. Namun dalam kenyataannya, tidak semua
orang bisa terpenuhi kebutuhan pangannya karena beberapa alasan sehingga
mengalami kelaparan dan menghadapi kondisi rawan pangan, tetapi beberapa
orang juga berlebihan dalam konsumsi pangannya. (Widyareni, 2015).
Beberapa kajian tentang keragaman konsumsi pangan yang dilakukan oleh
para peneliti menyimpulkan bahwa hingga saat ini ketergantungan konsumsi
pangan masyarakat terhadap pangan sumber karbohidrat, khususnya beras masih
sangat tinggi (lebih dari 60%), sementara di sisi lain peran umbi-umbian, pangan
hewani, sayuran dan buah serta kacang-kacangan masih sangat rendah. Dengan
kata lain keragaman konsumsi pangan masyarakat Indonesia saat ini belum
memenuhi kriteria gizi seimbang. Hal ini mengindikasikan bahwa program
penganekaragaman di Indonesia perlu di tingkatkan melalui suatu upaya
akselerasi. Dari sisi program, salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab
lambannya perkembangan penganekaragaman di Indonesia adalah masih belum
terintegrasi dan belum bersinerginya berbagai program atau kegiatan
penganekaragaman pangan. (Prasetyaningtyas, 2017).
Melakukan keanekaragaman pangan setiap hari dalam piring kita
penting untuk menunjang kesehatan jangka panjang.Masalah penganekaragaman
pangan selama ini menjadi persoalan yang belum terpecahkan secara baik. Hal ini
terkait dengan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
diversifikasi pangan seperti potensi produksi, budaya, luas lahan,
pengetahuan/ketidaktahuan tentang pangan dengan aspek kesehatan, dan faktor
kemiskinan atau daya beli anekaragam pangan (Ariani, dkk, 2015).
Keanekaragaman konsumsi pangan antar rumah tangga perlu bervariasi, maka
diperlukan data konsumsi pangan secara riil yang dapat menunjukkan kemampuan
rumah tangga dalam menggambarkan tingkat kecukupan pangan dalam rumah
tangga. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai “Keanekaragaman
Konsumsi Pangan Rumah Tangga Petani di Kelurahan Gerung Selatan Kecamatan
Gerung”.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keragaman konsumsi pangan rumah tangga petani di kelurahan
Gerung Selatan?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi pangan rumah tangga
petani di kelurahan Gerung Selatan?
4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui keragaman jenis pangan yang dikonsumsi rumah tangga petani di
kelurahan Gerung Selatan.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan rumah
tangga petani di kelurahan Gerung Selatan.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti sendiri.
2. Sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang berminat untuk
melakukan penelitian pada masalah yang sama.
5

METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,


yaitu suatu metode dalam meneliti status manusia, suatu objek, suatu kondisi,
suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang
bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan aktual mengenai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang di
selidiki (Nazir, 2011).
2.2. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani yang
melakukan usahatani di Kelurahan Gerung Selatan Kecamatan Gerung.
2.3. Penentuan Sampel
2.3.1. Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gerung Selatan Kecamatan Gerung.


Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive sampling) dengan alasan wilayah
tersebut merupakan salah satu sentra usahatani pangan di Kecamatan Gerung.
Lingkungan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah lingkungan
Tanjung Gunung, lingkungan Menang, dan lingkungan Reyan. Dimana 3
lingkungan tersebut dipilih secara purposive sampling dari 5 lingkungan yang ada
di Kelurahan Gerung Selatan dengan alasan ketiga lingkungan tersebut merupakan
lingkungan dengan jumlah petani yang paling banyak dari pada 2 lingkungan
yang lain.

2.3.2.Penentuan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani di Kelurahan Gerung Selatan


Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Penentuan jumlah responden
petani dalam penelitian ini dilakukan secara quota sampling sebanyak 45 orang.
Selanjutnya penentuan responden menggunakan metode proporsional random
sampling sesuai dengan luas lahan petani dengan perhitungan sebagai berikut:
Petani dengan luas lahan dibawah 0,25 Ha sebanyak 15 orang.
Petani dengan luas lahan 0,25 Ha - 0,50 Ha sebanyak 15 orang.
Petani dengan luas lahan diatas 0,50 Ha sebanyak 15 orang..

2.4. Jenis dan Sumber Data


2.4.1. Jenis Data
6

Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka, yaitu seperti data
permasalahan yang dihadapi oleh rumah tangga petani terkait dengan akses
pangan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, seperti
jumlah jenis pangan yang dikonsumsi oleh petani, pendapatan rumah tangga,
pengeluaran rumah tangga, dll.
2.4.2. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Dimana data primer adalah data yang di peroleh langsung dari pengamatan
dan wawancara pada responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan
(kuisioner) yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari sumber sekunder seperti instansi atau dinas terkait.
2.5. Cara Pengukuran dan Variabel

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah keragaman konsumsi


pangan yaitu informasi tentang jenis pangan yang dikonsumsi seseorang atau
kelompok orang (keluarga atau rumah tangga) pada waktu tertentu.
Adapun variabel yang diamati meliputi :
1. Keragaman Konsumsi Pangan
1.1. Recall konsumsi / pangan yang dikonsumsi sehari terakhir
1.2. Jenis dan kelompok pangan
1.3. Sumber gizi pangan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan
2.1. Luas lahan yang dimiliki
2.2. Pengetahuan tentang pangan
2.3. Persepsi tentang pangan
2.4. Daya beli pangan merupakan kemampuan rumah tangga petani dalam
membeli pangan untuk dikonsumsi.
2.6 Teknik Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey, yaitu data yang


dikumpulkan dari sejumlah individu, dan anggota populasi dalam waktu
bersamaan untuk menggambarkan keadaan dengan menggunakan daftar
pertanyaan atau kuesioner (Nazir, 2011).
2.7. Analisis Data
1. Keragaman konsumsi pangan
Untuk mengetahui tujuan yang pertama dianalisis secara deskriptif dengan
mengidentifikasi keragaman konsumsi pangan rumahtangga dengan metode
Recall konsumsi pangan yang dikonsumsi keluarga kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik skoring.
2. Faktor-faktor keragaman konsumsi pangan
7

Dalam penelitian ini terdapat 4 faktor yang digunakan yaitu luas lahan,
pengetahuan pangan, persepsi pangan, dan daya beli. Untuk faktor luas lahan dan
faktor daya beli akan dianalisis menggunakan teknik analisis sederhana distribusi
frekuensi, sedangkan faktor pengetahuan pangan dan persepsi pangan akan
dianalisis menggunakan teknik skoring berdasarkan pada hasil skor yang tercapai.
Adapun jumlah item pada faktor pengetahuan pangan yaitu 15 item dengan
kategori paham, kurang paham dan tidak paham dan faktor persepsi pangan 15
item dengan kategori baik, kurang baik dan tidak baik.
Faktor pengetahuan pangan diukur dengan sistem skoring pada masing-
masing variabel dengan menggunakan 3 (tiga) kategori ketentuan yaitu:
1. Skor 3 diberikan apabila 70% - 100% benar
2. Skor 2 diberikan apabila 30% - 70% benar
3. Skor 1 diberikan apabila <30% benar
Untuk mengetahui faktor pengetahuan pangan dinilai berdasarkan skor
yang diperoleh dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan skor komulatif
dilakukan dengan cara menentukan skor maksimum dan skor minimum terlebih
dahulu. Penentuan skor maksimum dan skor minimum dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor maksimum = ∑ item x ∑ skor tertinggi = 15 x 3 = 45
Skor minimum = ∑ item x ∑ skor terendah = 15 x 1 = 15
Interval skor = jumlah skor maksimum – jumlah skor
minimum
Jumlah kategori
= 45 – 15
3
= 10
Tabel 1 Kriteria Pengetahuan Pangan

Skor kumulatif Kriteria pengetahuan pangan


15 – 25 Tidak Paham
26 – 35 Kurang Paham
36 – 45 Paham

Faktor persepsi pangan diukur dengan sistem skoring pada masing-masing


variabel dengan menggunakan 3 (tiga) kategori ketentuan yaitu:
1. Skor 3 diberikan apabila paham dengan pernyataan obyek.
2. Skor 2 diberikan apabila kurang paham dengan pernyataan obyek.
3. Skor 1 diberikan apabila tidak paham dengan pernyataan obyek.
Untuk mengetahui faktor persepsi pangan dinilai berdasarkan skor yang
diperoleh dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan skor komulatif
dilakukan dengan cara menentukan skor maksimum dan skor minimum terlebih
8

dahulu. Penentuan skor maksimum dan skor minimum dapat dihitung


menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor maksimum = ∑ item x ∑ skor tertinggi = 15 x 3 = 45
Skor minimum = ∑ item x ∑ skor terendah = 15 x 1 = 15
Interval skor = jumlah skor maksimum – jumlah skor minimum
Jumlah kategori
= 45 – 15
3
= 10

Tabel 2 Kriteria Persepsi Pangan

Skor kumulatif Kriteria pengetahuan dan persepsi


15 – 25 Tidak Baik
26 – 35 Kurang Baik
36 – 45 Baik
9

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian


3.1.1. Letak Geografis, Topografi dan Luas Wilayah

Kecamatan Gerung merupakan salah satu dari sepuluh Kecamatan yang


ada di Kabupaten Lombok Barat. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan
Kecamatan Kediri dan Labuapi di sebelah Utara, Kecamatan Kediri di sebelah
Timur, Kecamatan Lembar di sebelah Selatan serta Selat Lombok di sebelah
Barat.
Kelurahan Gerung Selatan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan
Gerung Kabupaten Lombok Barat, yang memiliki kegiatan utama ekonomi di
sektor pertanian, memiliki luas wilayah sebesar 2,33 km2. Secara administrasi
Kelurahan Gerung Selatan terbagi dalam 6 wilayah lingkungan yang terdiri dari
lingkungan Reyan, Lingkungan Perigi, Lingkungan Dodokan, Lingkungan
Menang, Lingkungan Tanjung Gunung dan Lingkungan Perumahan Pondok
Indah.
3.1.2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Gerung Tahun 2021 mencapai 89.598
jiwa dengan luas wilayah 62 km². Kepadatan penduduk di Kecamatan Gerung
mencapai 1.445 jiwa/km², sehingga dikategorikan sangat padat. Kelurahan
Gerung Selatan memiliki luas wilayah sebesar 2,33 km² dengan jumlah penduduk
8.617 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Gerung Selatan
mencapai 3.698 jiwa/km², sehingga dikategorikan sangat padat (BPS Kecamatan
Gerung, 2021).
3.1.3. Keadaan Iklim dan Curah Hujan
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat
sulit dikendalikan. Perubahan iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata
sektor pertanian dalam menjaga keberlangsungan produksi pangan. Curah hujan
tertinggi tercatat pada bulan Januari sebesar 302 mm. Menurut Klimatologi
Kabupaten Lombok Barat, suhu udara rata-rata di Kabupaten Lombok Barat 2016
berkisar antara 23,38°C - 32,31°C. Untuk kelembaban udara rata-rata 83,75%.
(BPS Lombok Barat 2016).
3.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah petani yang
melakukan usahatani di Kelurahan Gerung Selatan, yakni sebanyak 45 orang
petani responden yang tersebar di 3 lingkungan sebagai lokasi penelitian.
Karakteristik responden yang dibahas dalam penelitian ini meliputi umur
responden, tingkat pendidikan, dan jumlah anggota keluarga.
10

3.2.1. Umur Responden


Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata petani responden memiliki
kisaran umur paling sedikit antara < 30 tahun yaitu sebanyak 0 orang (0%),
sedangkan rata-rata umur responden terbanyak adalah umur >50 tahun dengan
jumlah petani responden sebanyak 29 orang atau 64% dari total seluruh
responden. Hal ini berarti umur petani responden termasuk dalam kelompok umur
produktif, sehingga mampu menghasilkan hasil produktif yang maksimal serta
bisa menganekaragamkan konsumsi pangan guna mendukung pemenuhan akan
kebutuhan pangan rumah tangga.

3.2.2. Tingkat Pendidikan


Tingkat pendidikan rata-rata responden terbanyak yaitu SD dengan total
17 orang atau (38%), dan tingkat pendidikan paling sedikit, yaitu perguruan tinggi
sebanyak 2 orang atau (4%) dari keseluruhan petani responden. Rata-rata tingkat
pendidikan petani responden tergolong rendah, karena banyak dari responden
yang hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Rendahnya tingkat pendidikan petani
responden mengakibatkan rendahnya kemampuan petani untuk mengadopsi
inovasi.
3.2.3. Jumlah Anggota Keluarga
Rata-rata jumlah petani yang memiliki jumlah anggota keluarga kisaran 1-
2 yaitu sebanyak 2 petani responden, jumlah anggota keluarga kisaran 3-4
sebanyak 31 petani responden, jumlah anggota keluarga kisaran >5 sebanyak 12
petani responden. Rata-rata petani yang mempunyai jumlah angota keluarga
terbanyak berkisar 3-4 orang dengan jumlah 31 responden atau (69%) dari total
seluruh petani responden, dan rata-rata petani responden yang mempunyai jumlah
anggota paling sedikit 1-2 orang sebanyak 2 responden. Hal ini berarti, keluarga
petani responden berada pada golongan keluarga menengah dengan rata-rata
jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang.
3.3 Keragaman Konsumsi Pangan
3.3.1. Recall Konsumsi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa keragaman konsumsi
pangan rumah tangga petani di Kelurahan Gerung Selatan yang paling banyak
adalah yang konsumsi pangannya kurang beragam dengan 23 orang atau 51% dari
total keseluruhan petani responden, dan jumlah yang paling sedikit yaitu yang
tidak beragam dengan jumlah 3 orang dengan persentase sebesar 7%, sedangkan
untuk yang konsumsi pangannya beragam sebanyak 19 orang dengan persentase
sebesar 42%.
11

3.3.2 Jenis dan Kelompok Pangan


Jenis pangan terdiri dari kelompok pangan padi-padian yang paling sering
dikonsumsi adalah jenis nasi dengan frekuensi 3 kali sehari, dari kelompok
pangan hewani adalah jenis ikan (tongkol, nila, teri, dll) dengan frekuensi 4–6 kali
seminggu, dari kelompok pangan kacang-kacangan adalah jenis tahu dan tempe
dengan frekuensi 2-3 kali sehari, dan dari kelompok pangan nabati adalah jenis
sayuran dengan frekuensi 2 kali sehari. Sebagian pangan yang dikonsumsi oleh
rumah tangga berasal dari hasil tangkapan.
Ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan rumah tangga cenderung belum
beragam dan kualitas pangan yang dikonsumsi pun masih rendah. Meskipun
proporsi kelompok padi-padian, pangan hewani dan kacang-kacangan telah
memberikan kontribusi yang cukup namun ada beberapa kelompok pangan yang
jarang dikonsumsi sehingga perlu adanya perbaikan kuantitas maupun kualitas
konsumsi bahan pangan pada rumahtangga. Hal ini mengindikasikan bahwa
keragaman konsumsi pangan rumah tangga di daerah penelitian masih belum
cukup beragam
3.3.3 Sumber Pangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber pangan karbohidrat dan
protein merupakan sumber pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh semua
responden dengan persentase 100%, kemudian vitamin juga banyak dikonsumsi
responden dengan persentase 93% atau sebanyak 42 orang, mineral hanya
dikonsumsi oleh 18 orang dengan persentase 40%, sedangkan lemak menjadi
sumber pangan yang sedikit dikonsumsi dengan persentase 26% atau sebanyak 12
orang.
Kontribusi protein paling tinggi yaitu pangan hewani yang berasal dari
jenis ikan dan ayam, dimana jenis ikan ini sangat beragam dan digemari seperti
ikan nila dan ikan laut yang di keringkan dengan harga yang lebih terjangkau
sedangkan untuk ayam bisa didapatkan melalui hasil ternak sendiri dan dengan
harga cukup terjangkau. Namun responden jarang mengkonsumsi daging sapi
karena daya beli masyarakat rendah. Kemudian protein kacang-kacangan yang
berasal dari tahu dan tempe, dan untuk sayur dan buah, disini responden lebih
sering mengkonsumsi sayuran dengan kebiasaan ketika makan harus didampingi
dengan sayur. Harga buah yang agak mahal menyebabkan kurangnya konsumsi
akan buah segar.
3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan
3.4.1 Luas Lahan
Dapat diketahui bahwa dari 45 orang responden sebanyak 15 orang atau
33% menguasai lahan garapan kurang dari 0,25 ha. Sebanyak 15 orang (33%)
menguasai lahan garapan pada kisaran 0,25-0,50 ha, serta sebanyak 15 orang
(33%) juga menguasai lahan garapan lebih dari 0,50 ha dan dengan status
kepemilikan seluruh responden yang milik sendiri sebanyak 38 orang atau 84%,
dan lahan sewa sebanyak 7 orang atau 16% dari total keseluruhan responden.
12

Sehingga dapat diketahui bahwa jumlah responden dengan masing-masing


kategori luas lahan garapan adalah sama 15 orang atau 33% karena sudah di
tetapkan, sedangkan untuk status kepemilikan lahan lebih banyak menggunakan
lahan milik sendiri sebanyak 38 orang atau 84%.

3.4.2. Pengetahuan Tentang Pangan


Tingkat pengetahuan responden terhadap pangan masih tergolong sedang,
dengan jumlah responden yang berpengetahuan kurang sebesar 42 responden
dengan persentase sebesar 93%, sedangkan jumlah responden yang
berpengetahuan rendah 1 orang dengan persentase sebesar 2%, dan jumlah
responden yang berpengetahuan tinggi 2 orang dengan persentase 4%. Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan responden masih belum bisa dikatakan baik
meskipun jumlah responden yang berpengetahuan rendah hanya 2% tetapi jumlah
responden yang berpengetahuan tinggi juga masih sangat sedikit yaitu 4%,
sehingga dapat dikatakan pengetahuan responden di Kelurahan Gerung Selatan
cukup baik namun masih perlu ditingkatkan lagi.
3.5.3. Persepsi Pangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persepsi responden terhadap
pangan masih tergolong sedang, dengan jumlah responden yang berpengetahuan
sedang sebesar 41 responden dengan persentase sebesar 91%, sedangkan jumlah
responden yang persepsi rendah 2 orang dengan persentase sebesar 4%, dan
jumlah responden yang persepsi tinggi 2 orang dengan persentase 4%. Hal ini
menunjukkan bahwa persepsi responden masih belum bisa dikatakan baik
meskipun jumlah responden yang persepsinya rendah hanya 4% tetapi jumlah
responden yang persepsinya tinggi juga masih sangat sedikit yaitu 4%, sehingga
dapat dikatakan persepsi responden di Kelurahan Gerung Selatan hampir sama
dengan pengetahuan pangan yaitu cukup baik namun masih perlu ditingkatkan
lagi.

3.5.4. Daya Beli Pangan Rumah Tangga


Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap daya beli pangan rumahtangga
dilakukan dengan cara mengukur besarnya pengeluaran untuk pangan. Dalam hal
ini semakin besar porsi pendapatan yang dikeluarkan untuk membeli pangan
menunjukkan semakin rendah pendapatan rumahtangga tersebut, yang berarti
semakin rendah daya beli pangan rumahtangga tersebut.
Daya beli pangan di Kelurahan Gerung Selatan tergolong sedang sebanyak
27 orang dengan persentase sebesar 60% dari total keseluruhan responden, dan
sisanya tergolong dalam daya beli pangan tinggi dengan 18 orang dengan
persentase 40%. Sehingga Rumah tangga-rumah tangga tersebut belum cukup
memiliki kemampuan untuk membeli pangan namun sebagian responden juga
sudah mampu untuk membeli pangan yang sesuai kebutuhan baik secara kualitas
maupun kuantitas.
13

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang terbatas pada ruang
lingkup penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Keragaman konsumsi pangan menunjukkan bahwa konsumsi pangan
rumah tangga cenderung belum beragam dan kualitas pangan yang
dikonsumsi pun masih rendah. Meskipun proporsi kelompok padi-padian,
pangan hewani dan kacang-kacangan telah memberikan kontribusi yang
cukup namun ada beberapa kelompok pangan yang jarang dikonsumsi
sehingga perlu adanya perbaikan kuantitas maupun kualitas konsumsi
bahan pangan pada rumahtangga. Hal ini mengindikasikan bahwa
keragaman konsumsi pangan rumah tangga di daerah penelitian masih
belum cukup beragam.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan
Luas Lahan Garapan untuk status kepemilikan lahan lebih banyak
menggunakan lahan milik sendiri. Sehingga kemampuan untuk membeli
dan mengonsumsi pangan lebih beragam.
Pengetahuan tentang pangan di Kelurahan Gerung Selatan yaitu tingkat
pengetahuan responden terhadap pangan masih tergolong cukup paham
tentang mengonsumsi pangan yang baik dan sehat. Persepsi tentang
pangan dapat diketahui bahwa tingkat persepsi responden terhadap
pangan masih tergolong cukup baik.
Daya beli pangan di Kelurahan Gerung Selatan tergolong sedang
sehingga Rumah tangga-rumah tangga tersebut belum cukup memiliki
kemampuan untuk membeli pangan namun sebagian responden juga
sudah mampu untuk membeli pangan yang sesuai kebutuhan baik secara
kualitas maupun kuantitas.
4.2. Saran
Pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diurai kan maka dapat
disarankan sebagai berikut :
1. Kepada Pemerintah setempat agar memberikan sosialisasi mengenai
pentingnya pemenuhan gizi pangan yang beragam dan berimbang.
Sehingga bisa menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang
pemenuhan kebutuhan gizi yang dikonsumsinya.
Disarankan agar setiap rumahtangga petani tidak sepenuhnya bergantung pada
pangan pokok (beras) tetapi perlunya diversifikasi atau keberagaman konsumsi
pangan dengan cara meningkatkan konsumsi sumber pangan lainnya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, M.2004. Dinamika Konsumsi Beras Rumah Tangga Dan Beras Indonesia.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.28 (3)
Ariani dkk.2015. Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Indonesia:
Permasalahan dan implikasi untuk kebijakan dan program. Jurnal
Kebijakan Pertanian. Vol. 6 (2): 140-145.
Badan Pusat Statistik. 2015. Lombok Barat dalam Angka. BPS. Nusa Tenggara
Barat
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia. Kemiskinan dan Pembangunan
Manusia. BPS.Jakarta.
Nurironi, D. 2011. “Analisis Ketersediaan Pangan Pokok Dan Pola Konsumsi
Rumahtanga Petani Di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo” Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Widyaningsih, N. 2012. “Ketahanan Pangan pada Rumah Tangga Miskin


(Perbandingan Kasus di Perdesaan dan Perkotaan Kab. Banyumas)”.
Papers. Fakultas Ekonomi, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai