Anda di halaman 1dari 11

1.

Kembangkan abstraknya menjadi extended abstrak (masalah,tujuan dan sasaran,teorinya,


metodologinya, analisisnya, hasilnya)
2. Apa noveltynya, apa temuannya? Apa hsl2 yg tidak terduga menjadi temuannya?apa
usulan penelitian ke depan yg di sarankan?
3. Berikan catatan kelemahan dan kelebihan study ?

Perilaku Pencarian Informasi Kelompok Petani Muda Dieng dalam Penerapan Sistem
Pertanian Modern
1. Extended Abstrak:
● Masalah
Terbatasnya akses informasi dan kemampuan penggunaan gawai oleh petani.
● Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku pencarian informasi petani
muda Dieng dalam mengadopsi sistem pertanian modern.
● Sasaran
Subjek penelitian terdiri dari lima petani muda Dieng yang dipilih melalui
purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu.
● Teori
Menggunakan kerangka teori perilaku pencarian informasi menurut Wilson.
● Metodologi
Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan
data berupa wawancara semi-terstruktur, observasi, dan studi dokumen.
● Analisis
Analisis data dilakukan dengan menggunakan thematic analysis.
● Hasil
Menghasilkan lima tema utama terkait perilaku pencarian informasi petani muda
Dieng dalam menerapkan sistem pertanian modern, yaitu; Kebutuhan pertanian,
Kebutuhan Informasi, Sumber Informasi, Perilaku Pencarian Informasi, dan
Kendala Pencarian Informasi.
Hasil penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika perilaku
pencarian informasi petani muda Dieng dalam konteks penerapan sistem
pertanian modern. Implikasi dari temuan ini dapat digunakan untuk merancang
program pendampingan dan pelatihan yang lebih efektif, serta meningkatkan
keberlanjutan adopsi teknologi pertanian modern di kalangan petani muda.

Pertama, tema Kebutuhan Pertanian menggambarkan variasi kebutuhan pertanian


berdasarkan siklus masa tanam, mencakup masa pra-tanam, pemeliharaan tanaman, dan
pasca panen. Kedua, tema Kebutuhan Informasi Petani menjelaskan ragam informasi
yang dibutuhkan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan pertanian mereka.
Kebutuhan pertanian, Kebutuhan Informasi, Sumber Informasi, Perilaku Pencarian
Informasi, dan Kendala Pencarian Informasi. Tema ketiga, Sumber Informasi,
mengidentifikasi media yang digunakan petani muda sebagai sumber pencarian
informasi, seperti internet, interaksi dengan rekan dan keluarga, toko pertanian, dan dinas
pertanian. Tema keempat, Perilaku Pencarian Informasi Petani Muda, memberikan
pemahaman tentang strategi pencarian informasi yang diadopsi oleh petani muda melalui
berbagai sumber tersebut. Terakhir, tema Kendala Pencarian Informasi membahas
hambatan yang dihadapi petani, seperti keraguan terhadap kebenaran informasi dari
internet, gangguan sinyal internet dalam kondisi tertentu, dan kurangnya sosialisasi serta
kerjasama dalam pengembangan pertanian modern yang dilakukan oleh dinas pertanian.

2. Novtly:
● Temuan
Pencarian informasi yang dilakukan oleh petani muda dieng didominasi oleh
sumber informasi lisan dari rekan sesama petani dan keluarga.
● Hal tak terduga
Petani menganggap informasi yang diperoleh dari sumber lisan tersebut sudah
pasti valid sehingga mudah dan cepat untuk digunakan.
● Saran
Kebutuhan informasi, perilaku pencarian informasi, kendala dalam pencarian
informasi, dan alternatif model peningkatan akses petani Desa Wadas terhadap
informasi pertanian perlu menjadi acuan bagi lembaga penelitian, perguruan
tinggi. Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Temanggung, Distanbunhut
Temanggung, UPTD Pertanian Kandangan, BAPPELUH Temanggung, BPP
Kandangan, penyuluh, GAPOTAN/Kelompok Tani, lembaga keuangan/kredit,
pengusaha swasta, pengelola media massa baik elektronik maupun cetak; guna
menentukan kebijakan dan manajemen informasi sesuai bidang masing-masing.
Untuk memperkaya khasanah keilmuan, peneliti lain dapat meneliti kajian serupa
dengan pendekatan (metode) yang berbeda.

3. Kelemahan dan Kelebihan


a. Kelemahan

b. Kelebihan

Perilaku Pencarian Informasi Wanita Tani Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi


Budidaya Sayuran Organik Di Desa Pagelaran
1. Extended Abstrak:
● Masalah
Penyebaran informasi pertanian melalui berbagai media komunikasi telah
dilakukan, namun masih terdapat kendala dalam aksesibilitas bagi para petani.
Setiap media komunikasi memiliki peran yang berbeda, dan kelebihan serta
kekurangannya memengaruhi pilihan sumber informasi petani. Oleh karena itu,
penting untuk memahami perilaku pencarian informasi wanita tani terutama
dalam konteks budidaya sayuran organik di Desa Pagelaran.

● Tujuan
Penelitian ini bertujuan
(1) mengidentifikasi perilaku pencarian informasi wanita tani dalam memenuhi
kebutuhan informasi tentang budidaya sayuran organik di Desa Pagelaran, dan
(2) menganalisis hubungan antara karakteristik individu wanita tani dengan
perilaku pencarian informasi tersebut.
● Sasaran
Sasaran penelitian adalah wanita tani di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran,
Kabupaten Malang, yang terlibat dalam budidaya sayuran organik.

● Teori
Penelitian ini menggunakan teori konstruktivisme sebagai kerangka kerja, dengan
fokus pada perilaku pencarian informasi wanita tani dalam konteks budidaya
sayuran organik.

● Metodologi
Metode penelitian yang diterapkan adalah pendekatan kualitatif

● Analisis
Dengan analisis statistik deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara
mendalam, observasi, dan diskusi kelompok. Analisis data melibatkan reduksi
data, penyajian data melalui narasi, interpretasi data, dan analisis korelasi
Rank-Spearman.

● Hasil
Perilaku pencarian informasi wanita tani menunjukkan kecenderungan
penggunaan media komunikasi interpersonal lebih dominan daripada media
lainnya. Pemanfaatan sumber informasi melalui media komunikasi interpersonal
dinilai tinggi oleh wanita tani, dengan kualitas informasi yang diperoleh dianggap
baik. Namun, pemanfaatan informasi masih terbatas pada penggunaan untuk diri
sendiri, karena adanya kekhawatiran dalam berbagi informasi antar wanita tani.

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa karakteristik individu wanita tani, seperti
umur, pendidikan, pengalaman, dan motivasi, memiliki hubungan dengan perilaku
pencarian informasi melalui media komunikasi interpersonal, kelompok, dan massa.
Umur berkorelasi negatif, sementara pendidikan, pengalaman, dan motivasi berkorelasi
positif dengan perilaku pencarian informasi.

**Rekomendasi:**
Berbasis pada hasil analisis, disarankan untuk meningkatkan penyebaran informasi
pertanian di Desa Pagelaran melalui Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan perusahaan
mitra, karena media ini lebih mudah diakses oleh wanita tani. Kualitas informasi perlu
ditingkatkan, dan penyuluh pertanian perlu memberikan sosialisasi tentang berbagai
sumber informasi yang tersedia. Diperlukan dorongan dari penyuluh dan ketua kelompok
wanita tani untuk meningkatkan motivasi wanita tani melalui pertemuan rutin dan
pelatihan budidaya organik. Dengan demikian, diharapkan kebutuhan informasi wanita
tani dapat terpenuhi, dan mereka dapat mandiri dalam mengatasi permasalahan dalam
budidaya sayuran organik.

2. Novelty
a. Temuan
b. Hal Tidak Terduga
c. Saran
● Meningkatkan penyebaran informasi pertanian melalui (PPL) dan
perusahaan mitra.
● Kualitas informasi perlu ditingkatkan, dan penyuluh pertanian perlu
memberikan sosialisasi tentang berbagai sumber informasi yang tersedia.
● Diperlukan dorongan dari penyuluh dan ketua kelompok wanita tani untuk
meningkatkan motivasi wanita tani melalui pertemuan rutin dan pelatihan
budidaya organik.
● Penyebaran informasi pertanian di Desa Pagelaran sebaiknya dilakukan
secara intensif oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan perusahaan
mitra karena dapat membantu petani wanita.
● Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan ketua kelompok wanita tani
sebaiknya mendorong anggotanya untuk lebih mengoptimalkan sumber
informasi yang telah tersedia dengan melatih dan membimbing wanita tani
untuk menggunakan berbagai sumber informasi yang menyediakan
informasi tentang pertanian organik.
● Bagi peneliti yang melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini
sebaiknya lebih banyak memasukkan berbagai sumber informasi yang
menyediakan informasi tentang pertanian dan dibedakan menjadi sumber
informasi formal dan sumber informasi tidak formal.
3. Kelebihan dan Kelemahan
a. Kelebihan
● Konteks Lokal yang Relevan
Penelitian ini dilakukan di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten
Malang, sehingga memberikan konteks yang relevan dan spesifik terhadap
perilaku pencarian informasi wanita tani dalam budidaya sayuran organik. Hal ini
dapat meningkatkan aplikabilitas temuan dalam konteks pertanian lokal.
● Penggunaan Metode Analisis yang Tepat
Penerapan analisis statistik deskriptif dan korelasi Rank-Spearman sebagai
metode analisis memungkinkan pemahaman yang mendalam tentang perilaku
pencarian informasi wanita tani. Metode ini sesuai dengan tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan
perilaku pencarian informasi.
● Penekanan pada Motivasi sebagai Variabel Prediktor
Fokus pada motivasi sebagai variabel prediktor dalam perilaku pencarian
informasi memberikan kontribusi penting dalam pemahaman faktor-faktor yang
mempengaruhi kecenderungan wanita tani dalam mencari informasi. Hal ini dapat
menjadi dasar untuk merancang strategi peningkatan motivasi dan efektivitas
penyuluhan.
● Rekomendasi yang Praktis
Hasil analisis memberikan rekomendasi yang praktis untuk peningkatan
penyebaran informasi pertanian di Desa Pagelaran. Rekomendasi tersebut
mencakup intensifikasi oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan perusahaan
mitra, perhatian pada kualitas informasi, serta upaya sosialisasi tentang berbagai
sumber informasi.
b. Kelemahan
● Generalisasi Terbatas
Penelitian ini dilakukan di satu desa tertentu, sehingga generalisasi temuan ke
wilayah atau desa lain mungkin terbatas. Variabilitas kontekstual antar daerah
dapat mempengaruhi validitas eksternal penelitian.
● Orientasi Kuantitatif yang Dominan
Meskipun metode analisis yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian,
orientasi kuantitatif yang dominan mungkin tidak mampu mengeksplorasi secara
mendalam konteks sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi perilaku
pencarian informasi wanita tani.
● Keterbatasan Variabel yang Diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian mungkin belum mencakup seluruh
spektrum faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pencarian informasi wanita
tani. Ada potensi bahwa faktor-faktor yang tidak diukur secara langsung dapat
memiliki dampak signifikan.
● Penggunaan Satu Metode Pengumpulan Data
Penggunaan metode analisis deskriptif dan korelasi Rank-Spearman sejalan
dengan tujuan penelitian, namun penggunaan satu metode pengumpulan data
(wawancara) dapat membatasi keragaman data dan sudut pandang yang diperoleh.
● Keterbatasan dalam Pemanfaatan Informasi
Meskipun wanita tani menunjukkan kemauan untuk menerapkan informasi yang
diperoleh, pemanfaatan informasi masih terbatas pada penggunaan untuk diri
sendiri. Penelitian tidak secara mendalam menggali hambatan dan strategi untuk
meningkatkan pembagian informasi di antara sesama wanita tani.

Daftar Pustaka
Al-faridzi, Muhammad Farkhan Akbar., Joko Wasisto. (2022). Perilaku Pencarian Informasi
Kelompok Petani Muda Dieng dalam Penerapan Sistem Pertanian Modern. ANUVA, 6 (3),
329-342.
Anggraini, Devita. (2017). Perilaku Pencarian Informasi Wanita Tani Dalam Memenuhi
Kebutuhan Informasi Budidaya Sayuran Organik Di Desa Pagelaran. Sarjana thesis, Universitas
Brawijaya.

Destrian Ope., Uud Wahyudin., Slamet Mulyana. (2018). Perilaku Pencarian Informasi Pertanian
melalui Media Online pada Kelompok Petani Jahe. Jurnal Kajian Komunikas, 6(1), 121-131.

Ratna, Dyah Puspita., Wuradji., Nur Djazifah ER. (2012). PEMBERDAYAAN PETANI
MELALUI GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN). Diklus, 16(2), 144-152.

Putri, Rima Mawarti Edy., Amin Taufiq Kurniawan. (2015). Perilaku Pencarian Informasi Petani
Padi Di Desa Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Jurnal Ilmu Perpustakaan,
4(3), 11-13.

Latar Belakang
Pencarian informasi petani merupakan hal yang penting dalam mendukung kegiatan pertanian.
Media informasi, termasuk internet, memainkan peran kunci dalam memudahkan petani untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Proses inovasi petani juga mencerminkan pola
komunikasi dalam pencarian informasi pertanian. Beberapa sumber informasi yang digunakan
oleh petani meliputi penyuluhan pertanian, berita di televisi dan radio, buku, surat kabar, dan
internet. Selain itu, petani juga mencari informasi melalui diskusi dengan rekan sejawat dan para
ahli

Pencarian informasi petani merupakan hal yang penting dalam mendukung kegiatan pertanian.
Perilaku pencarian informasi petani di Desa Bojongsari dapat dilihat dari konteks terbatasnya
akses informasi dan kurangnya informasi mengenai Gapoktan.

Gapoktan, singkatan dari Gabungan Kelompok Tani, merupakan bentuk koperasi di Indonesia
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui berbagai kegiatan, seperti
pemasaran bersama, pengadaan input pertanian, dan akses terhadap informasi dan teknologi
pertanian. Gapoktan berperan dalam menyediakan informasi dan bimbingan teknis kepada
anggotanya, sehingga pencarian informasi petani mengenai Gapoktan dapat berkaitan dengan
cara bergabung, manfaat, dan peran Gapoktan dalam meningkatkan hasil pertanian dan
kesejahteraan petani

KUESIONER

a. Variabel independen
● Karakteristik Petani (X1)
Nama:
Umur:
Pendidikan:
Berapa lama bertani:
● Faktor Penarik Beragribisnis (X2)
Akses Teknologi:
Akses Pasar:
Akses Bantuan Dana:
b. Variabel Dependen (Y)
Keberlanjutan Adopsi Teknologi Pertanian Modern di Kalangan Petani Muda

Tabel 1. Karakteristik Responden

No Nama Umur Pendidikan Pengalaman


(Tahun)

1 Dedi Suherman 43 SMP 8

2 Elly Ratnaningsih 43 SMP 8

3 Dekomar 57 SMA 34

4 Imas Juwariah 52 SD 34

5 Asep Komara 51 SMP 30


6 Agus Umar 41 SMA 1

Tabel 2. Penggunaan Teknologi

No Nama Teknologi Kepemilika


n

1 Dedi Suherman Traktor Perontok Padi - Pribadi

2 Elly Ratnaningsih Traktor Perontok Padi - Pribadi

3 Dekomar Traktor Perontok Padi Pompa Air Pribadi

4 Imas Juwariah Traktor Perontok Padi Pompa Air Pribadi

5 Asep Komara Traktor Perontok Padi Pompa Air Pribadi

6 Agus Umar Traktor Perontok Padi Pompa Air Nyewa

Tabel 3. Sumber Informasi

Media Komunikasi Sumber Informasi Jumlah (orang) Presentase (%)

Interpersonal 1. Keluarga 6 90%


2. Sesama Petani

Massa Internet 1 5%

Market Place Shopee 1 5%

Tabel 4. Kebutuhan Informasi

Kebutuhan Informasi Jumlah (orang)

Informasi Pendaftaran Gapoktan 6

Informasi Dari Penyuluhan Praktek Budidaya Padi 6

Informasi Cara Mengurangi Hama 1

Informasi Mengatasi Kekeringan 1


Dari penelitian ini terlihat bahwa karakteristik usia responden petani di oembang Kuntit rata-rata
uasianya <40 tahun dengan pendidikan tertinggi SMA.dengan pengalaman bertani paling lama
34 dan yg baru 1 tahun. Dalam bertani mereka menggunakan teknologi traktor, perontik padi dan
pompa air dengan kepemilikan paling banyak pribadi, namun untuk petani yg batu 1 tahun
penggunaan teknologi nya menyewa.

Sumber informasi yang didapatkan oleh para petani mengenai pembelian benih, pupuk, dll ini
lebih banyak informasi dari interpersonal yaitu dari keluarga dan sesama petani. Dari hal tersebut
kebutuhan Informasi yang diperlukan yaitu informasi pendaftaran Gapoktan dan praktek
budidaya padi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas petani di Oembang Kuntit berusia di bawah 40
tahun, memiliki pendidikan SMA, dan rata-rata memiliki pengalaman bertani sekitar 34 tahun.
Mereka umumnya menggunakan teknologi traktor, perontok padi, dan pompa air dengan
kepemilikan pribadi, kecuali bagi petani yang baru satu tahun, mereka cenderung menyewa
teknologi tersebut.

Sumber informasi utama bagi petani terkait pembelian benih dan pupuk berasal dari komunikasi
interpersonal, terutama dari keluarga dan sesama petani. Dan kebutuhan informasi terfokus pada
pendaftaran Gapoktan dan praktik budidaya padi.

Beberapa kendala yang dihadapi petani melibatkan kesulitan dalam mendaftar ke Gapoktan dan
kesulitan memperoleh benih pupuk dengan harga subsidi, yang pada gilirannya meningkatkan
modal yang diperlukan. Selain itu, kurangnya penyuluhan mengenai praktik budidaya padi yang
efektif untuk mengatasi hama dan kekeringan juga menjadi tantangan yang dihadapi petani.

Anda mungkin juga menyukai