Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN

MASYARAKAT

Nama : Ananda Rada Putri


NIM : 2211212062
Kelas : PPM A4
Dosen Pengampu : Ayulia Fardila Sari,SKM,MPH

Tugas : Penerapan contoh metode pengembangan dan pengorganisasian masyarakat dan


identifikasinya
Contoh pemberdayaan I dan identifikasinya
Judul Artikel : Pemberdayaan Masyarakat Desa Lero Dalam Bidang Kesehatan Melalui
Penyuluhan Penggunaan Antibiotik
Nama Jurnal : CARADDE : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Volume :2
Penulis : Eka Astusi,Nuraeni Syarifuddin
Tahun terbit : Agustus,2019
Model pemberdayaan : RRA(Rapid Rural Appraisal)
Pada jurnal “Pemberdayaan Masyarakat Desa Lero Dalam Bidang Kesehatan Melalui
Penyuluhan Penggunaan Antibiotik” tertulis bahwa tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan ini
adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai antibiotic. Hal ini didasarkan
pada banyaknya angka penjualan antibiotic di daerah desa ini. Sehingga untuk mencegah
terjadinya resistensi antibiotic di daerah ini perlu diadakan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan melalui penyuluhan antibiotic.
Masyarakat Desa Lero umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan karna kondisi
geografis desa ini berada di pesisir pantai. Pendidikan masyarakat Desa Lero sebagian besar
hanya menamatkan pendidikan sampai sekolah dasar dan sisanya tidak bersekolah. Penduduk
usia Desa Lero mayoritas didominasi oleh kelompok lansia. Sehingga pengetahuan kesehatan
terutama mengenai antibiotic sangat minim. Masyarakat menganggap antibiotic sebagai obat
biasa tanpa memerlukan resep dari dokter.
Adapun permasalahan kesehatan di Desa Lero yang mengakibatkan tingginya konsumsi
antibiotic adalah kurangnya tenaga dan sumber daya manusia kesehatan yang bertugas untuk
memberikan infornasi dan edukasi,pemberian resep obat,dan pengawasan pengedaran antibiotic.
Hal ini yang menyebabkan banyaknya antibiotic yang terjual bebas tanpa resep dokter. Sehingga
perlu mengedukasi masyarakat secara langsung mengenai penggunaan antibiotic.
Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh dosen STIKES Muhammadiyah Sidrap sebagai bentuk
pengabdian kepada masyarakat. Sasaran pemberdayaan pada penyuluhan ini adalah ibu ibu
rumah tangga karna peran ibu di rumah merupakan sebagai kepala rumah tangga yang salah
satunya berperan sebagai pilar kesehatan keluarga. Peran ibu merupakan sebagai penyedia
kebutuhan keluarga termasuk dalam halo bat obatan. Maka kelompok ibu merupakan sasaran
primer pada kegiatan pemberdayaan masyarakat. Adapun rincian dari kegiatan pemberdayaan
masyarakat menurut jurnal ini adalah sebagai berikut ,
Langkah – langkah kegiatan pemberdayaan:
1. Mengumpulkan data baik data primer dan data sekunder oleh tim pemberdayaan.
 Data primer didapat dari wawancara langsung kepada pemilik warung yang
menjual antibiotic dan mewawancarai secara langsung beberapa warga setempat.
 Data sekunder didapat dari data distribusi obat obatan di fasilitas kesehatan
terdekat seperti rumah sakit,bidan desa,dan mantra desa.

2. Merancang dan menganalisis program serta mengimplementasi program
 Rancangan program yang akan dijalankan menurut jurnal ini adalah dengan cara
pemberian informasi melalui penyuluhan secara langsung dan secara
berkelompok yang dinilai lebih efektif dibandingkan dengan memberikan
selebaran dan poster kepada masyarakat.
 Setelah merancang program,tim pemberdayaan berdiskusi dengan tokoh
masyarakat setempat sebagai perizinan untuk melakukan pemberdayaan dan
tokoh masyarakat selanjutnya akan mengarahkan masyarakat untuk kegiatan yang
akan datang.
 Setelah masyarakat dikoordinasikan oleh tokoh masyarakat,tim pemberdayaan
membuat beberapa soal yang akan dibagikan sebelum penyuluhan sebagai post
test kepada sasaran promosi kesehatan. Kuesioner berisikan 10 pertanyaan
mengenai antibiotic.
 Kemudian masyarakat dikumpulka di balai desa dan soal post test dibagikan
kepada masyarakat. Didepatkan hasil bahwa sebagian besar masyarakat belum
memahami secara baik mengenai penggunaan antibiotic. Dari 31 responden
sebanyak 61,29% memiliki pemahaman yang sangat kurang, sebanyak 22,58%
memahami pengetahuan cukup dan sisanya memiliki pengetahuan yang baik
terhadap antibiotic.
 Berdasarkan wawancara sebelum penyuluhan dimulai,masyarakat mengaku
bahwa mereka mengonsumsi antibiotic ketika merka mengalami demam,diare,dan
penyakit yang dianggap bisa mereka obati di rumah.
 Langkah selanjutnya adalah pemberikan informasi dan edukasi melalui
penyuluhan kepada masyarakat. Kegiatan penyuluhan dilengkapi dengan
pemberian materi melalui slide PPT dengan bantuan perangkat pendukung
lainnya. Materi penyuluhan berisi mengenai pengetahuan pengetahuan dasar
mengenai antibiotic.
 Diakhir penyuluhan ditutup dengan sesi Tanya jawab dan post test. Sesi Tanya
jawab dilakukan oleh ibu ibu peserta penyuluhan dan tim pemberdayaan.
Sedangkan hasil post test menunjukkan perubahan nilai yang signifikan
dibandingkan pre test.

3. Penulisan laporan cepat


Setelah dilakukannya penyuluhan,tim pemberdayaan melakukan pelaporan dan penulisan
kesimpulan. Isi dari laporan akan disampaikan kepada puskesmas terdekat untuk diambil
kebijakan lanjut terkait penggunaan antibiotic.

Kelebihan dan kekurangan model RRA pada Pemberdayaan Masyarakat Desa Lero
Dalam Bidang Kesehatan Melalui Penyuluhan Penggunaan Antibiotik
1. Kelebihan
 Durasi yang singkat karna hanya memakan waktu beberapa hari saja untuk
melakukan pemberdayaan berupa penyuluhan.
 Dana yang dikeluarkan tidak terlalu banyak karna metode yang digunakan berupa
penyuluhan secara langsung tanpa membagikan selebaran kepada sasaran peserta.
 Data yang didapat yaitu laporan akhir dapat diberikan kepada pemangku
kebijakan untuk ditindaklanjuti
 Dapat dilakukan pemantauan karna telah bekerja sama dengan mitra yang
berwenang
 Kejadian penggunaan antibiotic tanpa resep dokter dapat dipahami oleh seluruh
tenaga kesehatan yang ada di wilayah setempat karna laporan yang dapat
dibagikan ke fasilitas kesehatan
2. Kekurangan
 Beberapa sampel diabaikan seperti contoh ternyata ada beberapa warga
masyarakat yang mengetahui penggunaan antibiotic meskipun sangat sedikit
jumlahnya
 Reabilitas data sangat sensitive karna pengumpulan data yang relative cepat
 Tidak bisa menyajikan data secara kuantitatif
 Sulitnya mengeluarkan kebijakan sesegera mungkin oleh pemangku kebijakan
karna data yang disajikan bukan secara kuantitatif.

Contoh pemberdayaan II dan identifikasinya


Judul Artikel : Potensi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya dan Sumber Daya Alam
(Nagari Saniangbaka, Solok, Sumatra Barat)
Nama Jurnal : ICODEV: Indonesian Community Development Journal
Volume :3
Penulis : Derry Ahmad Rizal, Yusfida Awalia Rohma , Moh. Syaiful Bahri
Tahun terbit : Desember 2022
Model pemberdayaan : PRA(Participatory Rural Appraisal)
Pada jurnal “Potensi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya dan Sumber Daya Alam
(Nagari Saniangbaka, Solok, Sumatra Barat)” berisi mengenai potensi wilayah yang dimiliki
Desa Saniangbaka,Solok,Sumatra Barat. Negri Saniangbaka banyak memiliki potensi alam mulai
dari perbukitan,danau dan sumber daya manusia masyarakat setempat. Untuk memanfaatkan
potensi wilayah setempat maka perlu diadakan pemberdayaan di wilayah ini.
Pemberdayaan daerah dilakukan oleh masyarakat setempat sendiri dari berbagai kelompok
umur termasuk pemuda dan tetua adat. Pada umunya masyarakat bekerja sebagai nelayan di
Danau Singkarak dan ada juga yang bermata pencaharian sebagai petani di ladang. Mayoritas
penduduk tetap berusia 40-50 tahun dan daerah ini memiliki banyak pemuda yang memiliki
antusias yang tinggi dalam memajukan kampong halamannya.
Potensi yang dimiliki daerah ini sangat beragam,mulai dari Danau Singkarak yang memiliki
banyak kekayaan alam yang melimpah,air terjun yang dapat dikembangkan menjadi wisata lokal
dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat, sumber daya alam seperti
beras,sayur dan buah buahan juga banyak terdapat di daerah ini.
Adapun permasalahan dalam pengembangan desa ini adalah kurangnya kemampuan
masyarakat dalam mengkordinir dan memobilisasi untuk kegiatan pemberdayaan sehingga dalam
kegiatan pemberdayaan kali ini peran tenaga pemberdaya adalah sebagai fasilitator karna seluruh
sumber daya sudah ada pada masyarakat.
Langkah – langkah kegiatan pemberdayaan:
1. Mengidentifikasi kebutuhan kegiatan pemberdayaan
Dalam langkah ini berisi proses identifikasi potensi apa saja yang bisa dimanfaatkan
untuk menjadikan desa yang berdaya melalui pengumpulan data secara primer dan
sekunder. Data primer didapat dari observasi langsung ke berbagai tempat dan data
sekunder didapat dari laporan mengenai sumber dana yang akan diberikan ke program
pemberdayaan.
2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas masalah
Masalah yang harus ditanggulangi pada desa ini adalah stunting. Hal ini karna menjadi
tanda Tanya bagi masyarakat mengapa stunting sangat tinggi sedangkan potensi alam
setempat sangat berlimpah.
3. Menganalisis pemecahan masalah
Dalam hal ini pemecahan masalah berupa pencegahan stunting melalui pemberian pangan
kepada balita bersumber dari kekayaan alam setempat baik itu kekayan alam hewani yang
bersumber dari Danau Singkarak,sayur dan buah yang bersumber dari ladang warga.
4. Perencanaan dan implementasi
Perencanaan dilakukan oleh tim fasilitator dengan berkoordinasi bersama puskesmas dan
posyandu setempat. Setelah direncanakan program selanjutnya tim fasilitator akan
menunjuk beberapa warga sebagai kader untuk melakukan program.
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dilakukan untuk memantau apakah program yang dijalankan masyarakat
berjalan atau tidak . sedangkan evaluasi dilakuakn apakah program berjalan sesuai yang
diharapkan dan apakah ada dampak baiknya bagi masyarakat.
Kelebihan dan kekurangan model PRA pada pemberdayaan Potensi Pengembangan Desa
Wisata Berbasis Budaya dan Sumber Daya Alam (Nagari Saniangbaka, Solok, Sumatra
Barat)
1. Kelebihan
 Masyarakat dapat berperan aktif dalam program pemberdayaan gizi yang
diadakan di desa setempat karna seluruh potensi yang dikembangkan pada
program berasal dari masyarakat itu sendiri.
 Seluruh kalangan masyarakat dapat berperan aktif menjalankan program baik itu
pemangku kepentingan,tokoh masyarakat dan masyarakat biasa
2. Kekurangan
 Sulitnya mengambil putusan program karna banyaknya ide dari masyarakat
terhadap program yang akan diambil
 Banyaknya dana yang diperlukan untuk menjalankan program
 Waktu yang diperlukan sangat lama dan membutuhkan perencanaan yang matang

Referensi :
Astuty, Eka, and Nuraeni Syarifuddin. "Pemberdayaan Masyarakat Desa Lero Dalam Bidang
Kesehatan Melalui Penyuluhan Penggunaan Antibiotik." Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat 2.1 (2019): 96-100.

Rizal, Derry Ahmad, Yusfida Awalia Rohma, and Moh Syaiful Bahri. "Potensi Pengembangan
Desa Wisata Berbasis Budaya dan Sumber Daya Alam (Nagari Saniangbaka, Solok, Sumatra
Barat)." ICODEV: Indonesian Community Development Journal 3.2 (2022): 75-84.

Anda mungkin juga menyukai