NIM : 70200120010
Review Jurnal
Abstrak
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam program kesehatan. Model PRECEDE-PROCEED Green dan Kreuter digunakan
sebagai model perencanaan program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan masyarakat.
Tujuan penelitian adalah mengaplikasikan model PRECEDE-PROCEED pada perencanaan
program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan berbasis penilaian kebutuhan.
Sasaran penelitian adalah para pengambil kebijakan serta pelaksana program Desa Siaga di
Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas, dan Desa. Metode penelitian yang diggunakan
adalah metode kualitatif berupa studi kasus. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Pati
Provinsi Jawa Tengah dengan mengambil dua Desa Siaga. Hasil: Prioritas masalah
kesehatan adalah Tuberkulosis (TB) dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Faktor
predisposisi meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, keyakinan, serta kepercayaan pada
takhayul dan dukun. Faktor pendukung meliputi penyuluhan dan pelatihan, ketersediaan
sarana kesehatan, jaminan kesehatan, dukungan dana, sumberdaya lokal, dan sumberdaya
alam. Faktor penguat meliputi kepemimpinan, dukungan sosial, modal sosial, norma sosial,
gotong royong, penghargaan, akses informasi kesehatan dan keteladanan.
Jika ditinjau dari segi pendididkan dan organisasi, maka diketahui bahwa
sebagian besar penduduk di Desa Siaga berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) dan sebagian berpendidikan SMA. Hanya sebagian kecil yang
lulusan perguruan tinggi. Masyarakat sekitar berpendapat bahwa yang mepengaruhi
perilaku adalah faktor pendidikan dan lingkungan sosial sehingga turut berpengaruh
pada status kesehatan seseorang dan keluarga. Meskipun masyakat telah mengetahui
hal tersebut, nyatanya keterampilan masyarakat dalam upaya kesehatan belum
optimal. Kader merupakan salah satu tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
dalam meningkatkan keterampilan masyarakat. Untuk meningkatkan keterampilan
masyarakat, maka sarana kesehatan, penyuluhan dan pelatihan, sumberdaya lokal,
dukungan dana, dan sumberdaya alam perlu ditingkatkan.
Selain itu, tenaga kesehatan juga memiliki peran penting dalam upaya
peningkatan keterampilan kesehatan. Peran petugas Puskesmas adalah memberikan
penyuluhan, memberikan imunisasi, memotivasi masyarakat dan membina kesehatan
masyarakat, serta memberi pelayanan kesehatan. Hal ini tentunya sangat membantu
dalam meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengindentifikasi dan
memecahkan masalah.
6. Phase 6 : Implementation
Dalam jurnal tersebut tidak dijelaskan outcome dari evaluasi program yang
telah dilakukan. Namun jika dianalisis, maka dapat dinilai bahwa program yang
dijalankan telah berjalan dengan baik. Tidak diketahui target secara pasti yang
ditetapkan dalam program ini sehingga penulis tidak dapat menilai apa saja capaian
program yang dijalankan. Meskipun demikian, diperoleh informasi bahwa pihak desa,
FKD, dan tenaga kesehatan puskesmas telah berkoordinasi dengan baik sewaktu
menjalankan program ini. Sehingga pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan
lancer. Selain itu, penyuluhan yang diberikan turut melibatkan semua pihak dan
berhasil memanfaatkan semua media sehingga perencanaan yang dilakukan dapat
dikatakan berhasil. Yang perlu menjadi catatan adalah, evaluasi posyandu yang
diadakan oleh FKD harusnya rutin dilakukan tiap bulan. Walaupun yang menjadi
evaluatod adalah orang yang sama, namun tidak dapat dipungkiri pelaksanaan
program yang terjadi sewaktu dilapangan seringkali berbeda-beda pada tiap bulannya
sehingga penting untuk dilakukan evaluasi secara rutin.
Referensi :
Sulaeman, E. S., Murti, B., & Kunci, K. (2015). Aplikasi Model Pada Perencanaan Program
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan Kesehatan
Masyarakat The Application of PRECEDE-PROCEED Model in Community
Empowerment Planning in Health Sector Based on the Need Assessment of. Jurnal
Kedokteran Yarsi, 23(3), 149–164.
http://academicjournal.yarsi.ac.id/ojs-2.4.6/index.php/jurnal-fk-yarsi/article/view/
230/166