Anda di halaman 1dari 4

NAMA : WAFFA AULIYA

NPM : 2010104652

PRODI : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

MATA KULIAH : ILMU PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Kasus Masalah Pemberdayaan masyarakat ini merupakan suatu rangkaian tindakan yang
sistematis dan melibatkan berbagai komponen organisasi formal dan non formal. Pemberdayaan
masyarakat adalah suatu gerakan (movement) untuk menghimpun kekuatan dan kemampuan
masyarakat beserta lingkungannya.

Kasus masalah ini bertujuan mengevaluasi program pemberdayaan masyarakat di desa


Sukamantri kabupaten Sumedang.

Banyaknya kasus permasalah di desa saya yaitu ada di bidang kesehatan, karena
pemberdayaan masyarakat yang masih sangat dibutuhkan adalah pada bidang kesehatan.
Pasalnya, untuk masyarakat pedesaan, selain masih sangat terbatas untuk akses ke sarana
kesehatan juga tidak sedikit yang masih kurang kesadarannya untuk memperhatikan masalah
kesehatan.

Beberapa diantaranya adalah seperti pada tingkat kematian ibu saat melahirkan di desa
yang sangat perlu ditekan. Untuk lainnya juga seperti rumah yang belum berjamban atau
permasalahan kesehatan yang lain, perbaikan gizi buruk, pemberdayaan melalui
penanggulangan penyakit dan permasalahan penyakit lainnya. Dengan peningkatan mutu
kesehatan, maka diharapkan kesejahteraan masyarakatnya juga dapat meningkat.

Pemberdayaan di bidang kesehatan yang dapat diperhatikan adalah mulai dari


peningkatan sarana dan prasarana kesehatan. Pembangunan tersebut bisa dimulai dengan
renovasi atau dibangunnya puskesmas dengan fasilitas yang memadai bersama dengan tenaga
medis profesional hingga bidan desa. Dengan demikian bisa dilanjutkan untuk program di poin
kedua.

Selain fasilitas dan tenaga medis yang perlu disiapkan, selanjutnya perlu juga
meningkatkan kesadaran masyarakat di Desa yang terbilang masih masih sangat minim. Perlu
diadakan promosi serta penyuluhan program kesehatan sehingga gaya hidup masyarakat dapat
berubah ke arah yang lebih sehat. Pihak kesehatan dapat bekerja sama dengan PKK untuk
program ini.

Program dan kegiatan ini harus memiliki cara kerja (metode) yang efisien dan efektif untuk
memobilisasi potensi dan mengurangi dispotensi yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kasus-kasus masalah diatas adapun Pemberdayaan Melalui Penanggulangan
Penyakit :

1. Pemberdayaan Melalui Penanggulangan Penyakit Campak dan Rubella

Menitik ada tingkat kecacatan pada anak yang semakin besar, pemerintah mulai mengadakan
imunisasi MR secara bertahap. Tujuan dari pelaksanaan ini adalah memutuskan transmisi
penularan penyakit campak dan rubella dengan cepat.

Contoh kasus pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dengan imunisasi MR terus


ditingkatkan sebab setiap orang yang terkena rubella akan mengalami cacat luar biasa seperti
kebutaan meskipun tingkat kematian rendah. Penyakit campak dan rubella tidak bisa diobati
namun bisa dicegah dengan pemberian vaksin dari umur 9 hingga 15 tahun agar rantai penularan
penyakit tersebut bisa dimatikan.

2. Pemberdayaan Melalui Penanggulangan Penyakit Kaki Gajah

Kegiatan yang seperti ini dikenal dengan istilah POPM atau Pemberian Obat Pencegah Massal.
Salah satu tujuannya adalah agar Indonesia bebas dari Penyakit Kaki Gajah hingga tahun
selanjutnya. Adapun obat minum Kaki Gajah terdiri dari kombinasi tablet Albendazole 400 mg
dengan tablet Diethylcarbamazine 100 mg.

Kedua obat tersebut harus dikonsumsi oleh seluruh masyarakat wilayah endemis Penyakit Kaki
Gajah mulai usia 2 hingga 70 tahun dengan dosis masing-masing. Dosis untuk anak usia 2
hingga 5 tahun sebanyak satu banding satu. Sedangkan usia anak 6 hingga 14 tahun 1:2 dan usia
di atasnya sebesar 1:3.

Contoh kasus pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui pencegahan penyakit kaki
gajah ini dilakukan setahun sekali selama lima tahun agar rantai penularan sepenuhnya bisa
hilang. Setiap orang yang mengonsumsi bukan hanya bisa terhindar dari kaki gajah saja, namun
juga mematikan cacing yang ada di dalam tubuh.

3. Perbaikan Gizi Buruk

Polio adalah salah satu penyakit yang disebabkan karena adanya penularan virus polio. Virus ini
pada umumnya menyebar ke orang lain melalui tinja, makanan, dan air liur. Meskipun Indonesia
sudah dinyatakan bebas dari penyakit polio, ternyata WHO masih menganjurkan upaya imunisasi
secara berkala.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah pun melakukan pemberdayaan kesehatan masyarakat


dengan imunisasi polio Oral Polio Vaccine (OPV) dan Incativated Polio Vaccine (IPV). OPV
diberikan saat bayi lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan sedangkan IPV diberikan saat anak berusia 2, 4, 6,
18 dan 6-8 tahun.
Dengan adanya contoh kasus pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan menunjukkan
bahwasanya ada perhatian khusus dari pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih
baik. Anda pun wajib mendukung program dari pemerintah tersebut agar semuanya bisa
terlaksana dengan lancar.

Strategi kasus masalah pemberdayaan masyarakat harus didasari pada asumsi, bahwa
masyarakat adalah pemilik kewenangan sekaligus aktor yang menentukan kebutuhan dan strategi
untuk mencapai kebutuhan tersebut. Pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator dan
regulator. Semua proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pada dasarnya harus
dilakukan sendiri oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga yang memiliki otoritas.

Strategi Kasus Masalah Pemberdayaan Masyarakat ini Meliputi:

a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mengatasi


permasalahan kesehatan yang dihadapi;
b. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan masyarakat;
c. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
d. Penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan;
e. Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, dan swasta;
f. Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal; dan
g. Pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat
yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan masyarakat.

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat meliputi:

a. Kesehatan ibu, bayi dan balita;


b. Kesehatan anak usia sekolah dan remaja;
c. Kesehatan usia produktif;
d. Kesehatan lanjut usia;
e. Kesehatan kerja;
f. Perbaikan gizi masyarakat;
g. Penyehatan lingkungan;
h. Penanggulangan penyakit menular dan tidak menular;
i. Kesehatan tradisional;
j. Kesehatan jiwa;
k. Kesiapsiagaan bencana dan krisis kesehatan; dan
l. Kegiatan peningkatan kesehatan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
m. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan
promotif dan preventif.

Tenaga pendamping sebagaimana berperan sebagai:

1. Katalisator dalam proses Pemberdayaan Masyarakat;


2. Pemberi dukungan dalam proses penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat;
3. Penghubung dengan sumber daya yang dapat dimanfaatkan;
4. Pendamping dalam penyelesaian masalah kesehatan;
5. Pendamping dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi; dan
6. Pendamping masyarakat dan/atau melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan
terkait.

Kader sebagaimana berperan sebagai:

1. Penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam upaya kesehatan sesuai


kewenangannya;
2. Penggerak masyarakat agar memanfaatkan UKBM dan pelayanan kesehatan dasar;
3. Pengelola UKBM;
4. Penyuluh kesehatan kepada masyarakat;
5. Pencatat kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan; dan
6. Pelapor jika ada permasalahan atau kasus kesehatan setempat pada tenaga kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai