2. Berapa dosis Amoksililin 500 mg yang diberikan untuk pasien usia 70 tahun apabila
dosis dewasa Amoksisilin 500 mg? Pilihan: 400 mg, 450 mg, 500 mg, 600 mg, 650 mg
Untuk orang lanjut usia dan keadaan fisiknya sudah mulai menurun, pemberian dosis
harus lebih kecil dari dosis maksimum
60-70 tahun = 4/5 dosis dewasa --- 4/5X500 = 400 mg
70-80 tahun = ¾ dosis dewasa--3/4X500 = 375 mg
80-90 tahun = 2/3 dosis dewasa
90 tahun ke atas = ½ dosis dewasa
3. Obat penghambat absorpsi kolesterol Pilihan: Ezetimibe, Nicotinamide, Fenofibrat_
Ezetimib merupakan penurun kolesterol, bekerja setelah konversi menjadi bentuk aktif
glukoronidase di hepar. Cara kerja obat ini ialah menghambat penyerapan kolesterol
dengan selektif.
4. JKN dalam UUD
UUD NKRI 1945 pasal 28H (3) berhak mendapat jaminan sosial
34(2) wujud tanggung jawab Negara
5. vasopressor gangguan sirkulasi apa
6. Pengobatan Lepra
7. Posyandu
Posyandu merupakan perpanjangan tangan Puskesmas yang memberikan pelayanan dan
pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh
dan untuk masyarakat.
Tujuan Posyandu
Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk :
Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,
Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka kematian ibu
dan anak,
Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera,
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan–kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat,
pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi,
Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi
untuk swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat
Kegiatan Posyandu
Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan pada Posyandu antara lain meliputi 5
kegiatan posyandu dan 7 kegiatan posyandu (sapta krida posyandu):
Lima kegiatan posyandu antara lain :
Kesehatan ibu anak,
Keluarga berencana,
Imunisasi,
Peningkatan gizi,
Penanggulangan diare;
Tujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi:
Kesehatan ibu anak,
Keluarga berencana,
Imunisasi,
Peningkatan gizi,
Penanggulangan diare,
Sanitasi dasar,
Penyediaan obat esensial;
Sedangkan jenis pelayanan yang diberikan antara lain :
Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita,
Penimbangan bulanan,
Pemberian makanan tambahan,
imunisasai bagi bayi 0-11 bulan,
Pemberian oralit untuk penanggulangan diare,
Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama;
8. Polindes
Definisi
Pondok Bersalin Desa (polindes) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam
menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB
di wilayah desa.
Tujuan
Memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan mendekatkan layanan KIA termasuk
KB kepada masyarakat.
Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan ANC dan persalinan normal di tingkat
desa
Meningkatkan pembinaan dukun bayi oleh bidan di desa
Meningkatkan kesempatan konsultasi dan penyuluhan kesehatan bagi ibu dan
keluarganya, khususnya dalam program KIA, KB, gizi, imunisasi dan penanggulangan
diare dan ISPA
Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak serta yankes lainnya lainnya oleh
bidan sesuai dengan kewenangannya.
Fungsi
Meningkatkan mutu dan mendekatkan pelayanan KB-KIA
Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan
Sebagai tempat persalinan
Sebagai tempat pelayanan kesehatan
Sebagai tempat konsultasi kesehatan
Syarat
Tersedianya bidan di desa yg bekerja penuh
Tersedia sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan
Memenuhi persyaratan rumah sehat
Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan dapat dijangkau
dengan kendaraan roda empat
Tersedia tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum,
minimal 1 tempat tidur
Kegiatan
Pemeriksaan kehamilan,imunisasi TT, deteksi kehamilan resiko tinggi
Menolong persalinan normal dan resiko sedang
Pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui
Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, ,anak prasekolah dan imunisasi
9. Desa siaga
Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang
sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya,
secara khusus,
Tujuan pengembangan desa siaga (Depkes, 2006), adalah :
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut (Depkes,
2006) :
Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-kurangnya 2
orang kader desa.
Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta peralatan dan
perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh masyarakat yang dikenal
dengan istilah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan
kegiatan-kegiatan minimal :
o Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar
biasa serta faktor-faktor risikonya.
o Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta kekurangan
gizi.
o Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
o Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya.
o Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan
lingkungan dan lain-lain.
Kegiatan pokok :
surveilans pemetaan
perencanaan partisipatif
mobilisasi sdb, dsb
10. Penyakit menular yg diprioritaskan oleh pemerintah
HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. penyakit
neglected diseases seperti kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain.
11. UKBM- posyandu, polindes
12. Prinsip pemberdayaan masyarakat (PMK 65 tahun 2013 tentang pemberdaayaan
masyrakat)
prinsip-prinsip:
1. Kesukarelaan, yaitu keterlibatan seseorang dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
tidak boleh berlangsung karena adanya pemaksaan, melainkan harus dilandasi oleh
kesadaran sendiri dan motivasinya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah
kehidupan yang dirasakan.
2. Otonom, yaitu kemampuannya untuk mandiri atau melepaskan diri dari ketergantungan
yang dimiliki oleh setiap individu, kelompok, maupun kelembagaan yang lain.
3. Keswadayaan, yaitu kemampuannya untuk merumuskan melaksanakan kegiatan dengan
penuh tanggung jawab, tanpa menunggu atau mengharapkan dukungan pihak luar.
4. Partisipatif, yaitu keikutsertaan semua pemangku kepentingan sejak pengambilan
keputusan, perencanan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pemanfaatan hasil-hasil
kegiatannya.
5. Egaliter, yang menempatkan semua pemangku kepentingan dalam kedudukan yang
setara, sejajar, tidak ada yang ditinggikan dan tidak ada yang merasa direndahkan.
6. Demokratis, yang memberikan hak kepada semua pihak untuk mengemukakan
pendapatnya, dan saling menghargai pendapat maupun perbedaan di antara sesama
pemangku kepentingan.
7. Keterbukaan, yang dilandasi kejujuran, saling percaya, dan saling memperdulikan.
8. Kebersamaan, untuk saling berbagi rasa, saling membantu dan mengembangkan
sinergisme.
9. Akuntabilitas, yang dapat dipertanggungjawabkan dan terbuka untuk diawasi oleh
siapapun.
10. Desentralisasi, yang memberi kewenangan kepada setiap daerah otonom (kabupaten dan
kota) untuk mengoptimalkan sumber daya kesehatan bagi sebesar-besar kemakmuran
masyarakat dan kesinambungan pembangunan kesehatan.
13. Tujuan pemberdayaan masyarakat (PMK 65 tahun 2013 tentang pemberdaayaan
masyrakat)
Meningkatnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) sehingga
masyarakat mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan lingkungan yang kondusif
melalui pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang terintegrasi dan
bersinergi oleh pemangku kepentingan terkait.
14. Tahapan pemecahan masalah di bidang kesehatan
Tahapan pemecahan masalah di bidang kesehatan (lebih ke kesehatan masyarakat kyknya)
a. Identifikasi masalah
Analisis kesenjangan (Gap Analysis)
Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat menggunakan data primer maupun data
sekunder.
Analisis Sistem (System Analysis)
Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan pendekatan system yaitu menjelaskan
hubungan masalah tersebut dengan factor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Analisis Tren (Trend Analysis)
Analisis tren merupakan metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi
atau peramalan pada masa yang akan datang.
B. Prioritasi Masalah Kesehatan
Penetapan prioritas harus berdasarkan data atau fakta. Untuk masalah kesehatan pada
umumnya menggunakan pendekatan epidemiologi, pendekatan teknologi upaya kesehatan,
pendekatan dari aspek lingkungan dan pendekatan sistem.
C. Perumusan Masalah Kesehatan
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menguraikan gejala – gejala dan penyebab –
penyebab masalah. Teknik yang dapat digunakan antara lain adalah brain storming dan diagram
sebab akibat (fishbone diagram, why – why diagram, mind map, dst).
B. Prioritasi Penyebab Utama atau Faktor Risiko dalam Masalah Kesehatan
F. Identifikasi Alternatif Solusi Potensial dan Prioritasi Sosial
G. Kelayakan Implementasi Solusi
H. Perencanaan Pelaksanaan Solusi
I. Pelaksanaan Kegiatan
J. Monitoring dan Evaluasi
Langkah-Langkah Kebijakan Untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, kebijakan
umum pembangunan kesehatan diarahkan pada
1. peningkatan upaya pemeliharaan, pelindungan, dan peningkatan derajat kesehatan dan
status gizi terutama bagi penduduk miskin dan kelompok rentan;
2. peningkatan upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit baik menular maupun tidak
menular;
3. peningkatan kualitas, keterjangkauan, dan pemerataan pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama bagi keluarga miskin, kelompok rentan
dan penduduk di daerah terpencil, perbatasan, rawan bencana dan konflik;
4. peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan
di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan;
5. penjaminan mutu, keamanan dan khasiat produk obat, kosmetik, produk komplemen, dan
produk pangan yang beredar, serta mencegah dari penyalahgunaan obat keras, narkotika,
psikotropika, zat adiktif, dan bahan berbahaya lainnya; dan
6. peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat masyarakat dalam
perilaku hidup bersih dan sehat.
15. Aturan obat tb
Obat TBC
PRINSIP PENGOBATAN
Sesuai dengan sifat kuman TB, untuk memperoleh efektifitas pengobatan, maka prinsip-prinsip
yang dipakai adalah :
- Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam
bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai
dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk mencegah timbulnya kekebalan terhadap
OAT.
- Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan dilakukan dengan
pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Menelan Obat (PMO).
- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap Intensif
- Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
- Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
- Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi)dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan
- Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama
- Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
35. Besaran iuran BPJS dari upah, Pilihan: 4%, 3%, 2%, 1%, 5%
PBI -- dibayar oleh pemerintah Rp. 19.225,- perbulan
PPU 5% (4% pemberi kerja, 1% pekerja)
PPU khusus 5% (3% pemberi kerja 2 % pekerja)
36. Demam tinggi dan nyeri panggul adalah karakteristik ISK Pilihan: ISK Bawah,
Pyelonephritis, Cystitis
a. ISK Atas (Pyulonefritis)
Pada ISK atas, gejala utama adalah nyeri di pinggang, punggung bawah, atau
selangkangan. Nyeri bisa bertambah buruk saat berkemih. Selain itu, gejala dapat berupa
demam, tubuh terasa dingin dan menggigil, mual dan muntah, diare.
b. ISK Bawah (Cystitis)
Nyeri saat buang air keci
Frekuensi buang air kecil meningkat, namun jumlah urine sedikit.
Tidak bisa menahan rasa ingin buang air kecil.
Kandung kemih terasa masih penuh, meski sudah buang air kecil.
Nyeri di perut bagian bawah.
Nyeri pada panggul (pada wanita) atau di bagian rektum (pada pria).
Bau urine sangat menyengat.
Warna urine keruh.
Terdapat darah dalam urine (hematuria).
Lemas.
41. Pemerintah fokus terhadap penyakit menular Pilihan: Cacar, Amoebiasis, Malaria,
Filariasis, Leptospirosis
Prioritas penyakit menular, masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS, tuberculosis, malaria,
demam berdarah, influenza dan flu burung. Disamping itu Indonesia juga belum
sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis,
leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis,
hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal sudah sangat menurun,
bahkan pada tahun 2014, Indonesia telah dinyatakan bebas polio.
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu
tujuan ke6 MDGs dan RPJMN 2015-2019 yaitu menurunkan angka kesakitan malaria.
42. Pemeriksaan pada sirosis hati Pilihan: Serum Kreatinin, Prothrombin Time,
Hematocrit
Protrombin time merupakan petunjuk adanya penurunan fungsi hati.
Gambaran Klinis dan Kelainan Laboratorium pada Sirosis Hati
(Choudhury, 2006)
43. Aturan pakai Furosemid
Tidak ada interaksi dengan makanan, bisa dipakai setelah atau sebelum makna
44. Pasien hamil dengan bronkitis terapi Erythromycin. Pilihan antibiotik sesuai/tidak?
Setelah semua barang sesuai dengan pesanan maka faktur diparaf dan distempel. Namun
apabila terjadi ketidaksesuaian barang, maka pihak apotek meretur barang tersebut disertai
dengan bukti returnya.
Faktur asli diberikan kepada ke PBF, sedangkan copyannya disimpan sebagai arsip
apotek.
Apabila pembayaran obat sudah lunas faktur asli yang berada di PBF diserahkan ke
Apotek.
67. Program2 kerja puskesmas
FEFO (first expired first out) merupakan metode dimana barang dengan masa
kadaluwarsa/expired yang terdekat harus dijual atau dikeluarkan terlebih dahulu, terlepas
dari barang yang masuk tersebut datang terlebih dahulu atau belakangan
69. Yg dimksd skrinning farmasetik didalam resep
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1. bentuk dan kekuatan sediaan
2. stabilitas
3. kompatibilitas (ketercampuran obat
82. Ada anak lemes. Lesu .tidak nafsu makan. .ngantuk dll. .diketahui Ig E tinggi. .anak
tsb menderita ap a. Kelainan darah b. Anemia c. Cacingan
C. cacingan
Immunoglobulin E (IgE) : antibodi yang dapat menyebabkan reaksi alergi segera terhadap
serangan antigen. Tubuh seorang yang sering mengalami alergi memiliki kadar IgE yang
tinggi. IgE berfungsi sebagai proteksi terhadap serangan parasit dan bersama-sama IgG
mengikat serta mengusir antigen penyebab alergi. IgE penting dalam melawan infeksi
parasit seperti river blindness dan skistosomiasis (cacingan), yang banyak ditemukan di
negara berkembang.
83. Kandungan obat pada stimuno adalah (disebut nama latin tanaman). . Jwbn a.
Pegangan b. Meniran ..lupa pilihan yg lain
Komposisi stimuno: Phyllanthus niruri (Meniran)
84. Bunyi pasal 11 uu no 36 2014
Tenaga kesehatan dikelompokkan dlm: tenaga medis, tenaga psikologis, tenaga
keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, ten kesehatan masyarakat, tenaga
kesling, tenaga gizi, keterapian fisik, keteknisan medis, teknik biomedik, tenaga kesehatan
tradisional, tenaga kesehatan lain
85. Ekstrak dr alang² dapat dibuat sediaan syrup sebagai a. Adora saporis b. Adora
coloris c. Obat
OBAT
86. Permenkes 58 thn 2014 ttg ap
standar pelayanan kefarmasian dirumah sakit
87. Permenkes ttg cara penyimpanan / pengelolaan resep
permenkes 35 tahun 2014 standar pelayanan kefarmasian diapotek
88. Ttg LPLPO a. D kirim laporan tiap bulan k IF kab/kota. Dan pengiriman obat bs
tidak tiap bulan. Intix LPLPO tu ky gimana teknisx
LPLPO terdiri atas rangkap tiga, satu lembar yang berwarna putih dikirimkan unuk Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten, dua lembar yang berwarna kuning dan merah dikirimkan
pada Gudang Farmasi Kota/Kabupaten sebagai laporan penggunaan obat dan permintaan
atas obat. Item-item obat yang disetujui pengadaannya oleh Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten akan dikirimkan pada Puskesmas yang bersangkutan setiap dua bulan
sekali melalui Gudang Farmasi Kota/Kabupaten
89. Antidotum pct dan INH
PCT N asetil sistein
INH piridoksin (b6)
Obat-obat aritmia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan efeknya pada aktivitas listrik sel
miokard:
Kelas Ia, b, c: obat-obat yang mensta- bilkan membran (misal berturut-turut kinidin,
lidokain, flekainid).
Kelas II : beta-bloker.
Kelas III : amiodaron, dan sotalol (juga kelas II).
Kelas IV : antagonis kalsium (misal verapamil, tapi bukan golongan dihidropiridin).
Obat-obatan yang mencegah atau mengobati aritmia jantung disebut antiaritmia. Obat-
obatan antiaritmia digolongkan berdasarkan penggunaannya dalam 5 kelompok.
Kelompok V meliputi Adenosine, Digoxin, Magnesium Sulfate.
91. Penghitungan Dosis Maksimal Anak
92. UU tenaga Kesehatan No? UU tenaga kesehatan Pasal 24 isinya
Penempatan Tenaga Kesehatan dilakukan dengan tetap memperhatikan pemanfaatan dan
pengembangan Tenaga Kesehatan melalui seleksi
- Acetone.
- Anthranilic Acid.
- Ethyl Ether.
- Hydrochloric Acid.
- Methyl Ethyl Ketone.
- Phenylacetic Acid.
- Piperidine.
- Sulphuric Acid.
- Toluene.
116. Ibu hamil demam typhoid drug of choir nya? Cefixime ga ada di pilihan,
adanya ceftriaxon, amox, kloramfenikol.
Antibiotik lini pertama untuk demam tifoid adalah kloramfenikol, ampisilin atau
amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil), atau trimetroprim
sulfametoxazole (kotrimoksazol). Bila pemberian salah satu antibiotik lini pertama dinilai
tidak efektif, dapat diganti dengan antibiotik lain atau dipilih antibiotik lini kedua yaitu
ceftriaxone, cefotaxime (diberikan untuk dewasa dan anak), kuinolon (tidak dianjurkan untuk
anak < 18 tahun karena dinilai mengganggu pertumbuhan tulang
117. Soal malaria, kasusnya pasien mau datang ke Papua, mau pakai obat
profilaksis, tapi riwayat hipertensi dan epilepsi minum rutin diltiazem dan litium.
Pakai apa obat profilaksisnya?