Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KASUS CAMPAK DI KOTA CIREBON


TAHUN 2004-2011
(STUDI KASUS DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI CAMPAK DI DINAS
KESEHATAN KOTA CIREBON)

Dian Sari Nurani*), Praba Ginanjar**), Lintang Dian S.**)


*)
Alumnus FKM UNDIP, **)Dosen Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM
UNDIP

ABSTRAK

Campak merupakan salah satu dari lima penyakit penyebab utama kematian
anak di Indonesia, termasuk di Kota Cirebon. Pada tahun 2011 insiden kumulatif
campak tertinggi di Cirebon adalah pada kelompok umur dibawah lima tahun
yaitu sebesar 33,27 per 10.000 orang tahun. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tingginya kasus campak di Cirebon adalah status imunisasi yang
rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
epidemiologi kasus campak di Kota Cirebon tahun 2004-2011. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian epidemiologi deskriptif. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua kejadian campak yang tercatat sebagai kasus campak dan
dilaporkan dari 22 puskesmas se-kota Cirebon, tidak termasuk data surveilans
campak dari rumah sakit. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kasus campak banyak terjadi pada daerah
dengan kepadatan penduduk tinggi dan cakupan imunisasi kelurahan yang
rendah, insiden tertinggi terjadi pada kelompok umur < 5 tahun dengan status
tidak diimunisasi, dan kasus tertinggi terjadi pada bulan April dan Oktober.
Cakupan imunisasi campak di Cirebon belum merata, sehingga mengakibatkan
tingginya jumlah kasus campak di beberapa kelurahan yang belum mencapai
target UCI (>80%). Saran bagi Dinas Kesehatan Kota Cirebon adalah
meningkatkan respon kewaspadaan pada kelurahan risiko tinggi kasus campak,
meningkatkan cakupan imunisasi campak di seluruh kelurahan di kota Cirebon,
terutama pada kelompok umur dibawah lima tahun serta pemberian penyuluhan
kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi campak.

Kata kunci : Epidemiologi, Campak, Surveilans, Cirebon

PENDAHULUAN Statistik menunjukan bahwa lebih


dari 70% kematian anak-anak usia
Campak adalah penyakit dibawah 5 tahun disebabkan diare,
menular yang disebabkan oleh virus pneumonia, campak, malaria dan
campak dengan gejala prodromal malnutrisi.2
seperti demam, batuk, coryza/pilek, Penularan campak terjadi
dan konjungtivitas, kemudian diikuti melalui udara yang telah
dengan munculnya ruam terkontaminasi oleh sekret orang
makulopapuler yang menyeluruh yang telah terinfeksi. Penyakit
diseluruh tubuh.1 Campak adalah campak mempunyai masa inkubasi
salah satu penyakit infeksi yang 10-14 hari, merupakan jangka waktu
banyak menyerang anak-anak.

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

dari mulai mendapat paparan sampai disebabkan karena sistem imun


munculnya gejala klinik penyakit.1,2 belum matang pada usia muda.6
Dari data statistik WHO pada Jenis kelamin, menurut beberapa
tahun 2010 menyebutkan bahwa 1% penelitian tidak berhubungan dengan
kematian pada anak usia dibawah kejadian campak.7,8
lima tahun disebabkan oleh campak.3 Status imunisasi campak
Indonesia termasuk negara setiap individu akan berpengaruh
berkembang yang insiden kasus terhadap perlindungan kelompok dari
campaknya cukup tinggi. Dari profil serangan penyakit campak di wilayah
kesehatan Republik Indonesia pada tersebut. Dengan tersedianya vaksin
tahun 2010 dilaporkan Incidence yang sangat poten maka imunisasi
Rate campak di Indonesia sebesar merupakan salah satu cara yang
0,73 per 10.000 penduduk. paling efektif untuk menanggulangi
Sedangkan CFR pada KLB campak penyakit campak di masyarakat.
pada tahun 2010 adalah 0,233.2,3 Program imunisasi campak
Pada tahun 2010 Jawa Barat menganjurkan pemberian vitamin A,
termasuk propinsi yang memiliki karena infeksi campak juga dikaitkan
kejadian kasus terbanyak setelah dengan penurunan kadar vitamin A,
Jawa Tengah dengan Incidence Rate dan rendahnya kadar vitamin A
sebesar 0,61 per 10.000 penduduk.2 dikaitkan dengan peningkatan
Kota Cirebon termasuk salah satu mortalitas anak.7,8
kota di Jawa Barat dengan insiden Kasus campak terjadi
campak tinggi. Setiap tahun selalu sepanjang tahun di Cirebon, setiap
terjadi kasus campak bahkan di bulan selalu ada laporan suspek
tahun 2010 terjadi kejadian luar biasa kasus campak. Berdasarkan
(KLB) campak di wilayah Kelurahan karakteristik tempat (place), tempat
Argasunya Puskesmas Sitopeng. yang sering terjadi kejadian kasus
Cakupan immunisasi pada tahun campak adalah tempat yang cakupan
2010 di wilayah ini kurang dari 59% imunisasinya rendah.8
dengan CFR sebesar 0,46.4 Secara keseluruhan
Insiden kumulatif di kota pencapaian Univesal Child
Cirebon pada tahun 2010 yaitu 11,38 Imunization (UCI) dari tahun 2004
per 10.000 penduduk dan menurun sampai 2011 cenderung mengalami
pada tahun 2011 menjadi 4.79 per peningkatan. Cakupan imunisasi kota
10.000 penduduk. Insiden kumulatif Cirebon sebesar 86% pada tahun
kasus campak di Cirebon tahun 2011 2011 ini telah mencapai target
untuk golongan umur <1 tahun cakupan imunisasi rutin di tingkat
sebesar 21,05 per 10.000 orang kabupaten yaitu > 80 %, namun
tahun, umur 1-4 tahun sebesar 11,22 walaupun telah mencapai target UCI
per 10.000 orang tahun, umur 5-9 cakupan imunisasinya belum merata,
tahun sebesar 24,16 per 10.000 hal ini terlihat dari ditemukannya
orang tahun, umur 10-14 tahun beberapa desa / kelurahan yang
sebesar 12,92 per 10.000 orang belum mencapai target UCI.9
tahun dan umur > 15 tahun sebesar Tujuan dari penelitian ini
0,9 per 10.000 orang tahun.4 adalah untuk mengetahui gambaran
Campak lebih banyak epidemiologi kasus campak di Kota
menyebabkan keparahan pada anak- Cirebon tahun 2004-2011.
anak di bawah lima tahun (balita).5
Infeksi lebih sering terjadi dan lebih MATERI DAN METODE
berat pada anak usia balita, hal ini

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian ini merupakan Gambaran Epidemiologi Kasus


penelitian deskriptif untuk Campak di Cirebon Tahun 2004-
mengetahui gambaran epidemiologi 2011
kasus campak di Cirebon tahun 1. Berdasarkan Variabel Tempat.
2004-2011. Populasi penelitian Insiden campak berdasarkan
adalah semua data kasus campak kecamatan per 10.000 penduduk,
yang dilaporkan dari 22 puskesmas diketahui bahwa pada tahun 2004
se-Kota Cirebon pada tahun 2004- - 2011 Insiden kasus tertinggi
2011 ke sub bagian Pengendalian sering terjadi di dua kecamatan
Masalah Kesehatan (PMK) di Kota yaitu kecamatan Kesambi dan
Cirebon.11. kecamatan Harjamukti seperti
Variabel terikat adalah jumlah digambarkan pada grafik dibawah
kejadian campak. Variabel bebasnya ini:
terdiri dari umur, jenis kelamin, status
vitamin A, status imunisasi, cakupan
imunisasi, tempat, dan waktu 70
(bulan). Instrumen penelitian yang 60
digunakan adalah Form C1 yang 50 Kejaksan
digunakan untuk menganalisis data 40 Kesambi
kasus campak. Metode 30
pelaksanaannya yaitu dengan 20 Pekalipan
mengolah dan menganalisis data 10 Lemahwungkuk
sekunder yang terkumpul di sub 0
bagian Pengendalian Masalah Harjamukti
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Kesehatan. Data-data yang diperoleh
kemudian diolah melalui tahap-tahap
pengolahan data sebagai berikut:
1. Pembuatan Struktur Data
2. Entri Data Gambar 1. Distribusi Frekuensi
3. Analisis Data Kasus Campak
Analisis yang digunakan adalah Berdasarkan Kecamatan di
analisis univariat, Analisis univariat Cirebon tahun 2004- 2011.
pada variabel orang digunakan untuk
melihat dan mendeskripsikan Tingginya insiden campak di
besarnya distribusi frekuensi dan kecamatan Kesambi pada tahun
insiden kasus campak pada umur, 2004, 2005, 2007 dan 2009
jenis kelamin, status imunisasi dan diperkirakan karena kepadatan
status vitamin A. Analisis univariat penduduk yang tinggi. yaitu
pada variabel waktu digunakan untuk sebesar 8.827,30 penduduk per
melihat trend pada bulan kasus. km2. Dikatakan tinggi karena
Analisis univariat pada variabel kepadatan penduduk kecamatan
tempat digunakan untuk melihat lebih tinggi dari pada kepadatan
kasus campak dengan pengaruh penduduk kota. Diketahui bahwa
kondisi geografisnya serta cakupan penularan penyakit campak
imunisasi campak di tempat tersebut. (transmisi virus campak) lebih
mudah terjadi pada perumahan
HASIL DAN PEMBAHASAN rakyat yang padat, daerah yang
kumuh dan miskin, serta daerah
yang populasinya padat.8 Menurut
teori kepadatan penduduk

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

merupakan persemaian subur bagi Kadang penyakit campak pada


virus, sekaligus sarana suatu wilayah pada tahun tertentu
eksperimen rekayasa genetika tinggi namun pada tahun
secara ilmiah. Pemukiman yang berikutnya penyakit campak
padat dapat mempermudah tersebut tiba-tiba hilang dan bukan
penularan penyakit yang menular menjadi masalah kesehatan, hal
melalui udara, terutama penyakit ini disebabkan oleh kekebalan
campak yang proses kelompok pada suatu daerah
penularannya terjadi saat percikan tersebut. Perubahan warna juga
ludah atau cairan yang keluar disebakan adanya Kejadian Luar
ketika penderita bersin.12 Biasa pada tahun tertentu.
Sedangkan untuk kecamatan Kemudian Insiden campak
Harjamukti insiden campak yang tertinggi diperkirakan juga oleh
tinggi disebabkan cakupan penguatan surveilans campak di
imunisasi rutin campak yang kecamatan tersebut, dimana
belum mencapai target UCI pada peningkatan insiden campak yang
salah satu kelurahannya. UCI cukup besar dikarenakan sistem
merupakan keadaan tercapainya surveilansnya sudah semakin baik
cakupan imunisasi dasar lengkap sehingga kasus yang terlaporkan
≥ 80% sebelum anak usia satu juga semakin banyak terdeteksi.8
tahun.Pencapaian imunisasi ini 2. Berdasarkan Variabel Orang
akan memberikan dampak jika
cakupan ≥ 80% dan merata di a. Berdasarkan Kelompok Umur
seluruh kelurahan. Cakupan Insiden campak
imunisasi yang rendah salah berdasarkan kelompok umur di
satunya disebabkan oleh Cirebon tahun 2004, 2007,
rendahnya tingkat pendidikan para 2008, dan 2010 insiden
orang tua yang berpengaruh campak tertinggi terjadi pada
terhadap perilaku mereka, kelompok umur < 1 tahun, dan
termasuk perilaku mengimunisasi tahun 2005 dan 2006 insiden
anak. Alasan sebagian campak tertinggi pada
masyarakat menolak anaknya kelompok umur 1-4 tahun.
diimunisasi karena khawatir Sedangakan tahun 2009 dan
pemberian imunisasi akan 2011 insiden campak tertinggi
menimbulkan efek samping. Hal pada kelompok umur 5-9 tahun.
ini sesuai dengan teori Lawrence Insiden kasus campak terendah
Green bahwa perilaku dipengaruhi tahun 2004 sampai 2011 pada
oleh pengetahuan seseorang. kelompok > 15 tahun, seperti
Penelitian Irham (2010) juga yang digambarkan pada grafik
menyatakan bahwa pengetahuan dibawah ini:
ibu tentang campak
mempengaruhi perilaku Imunisasi
campak.13
Dari peta Insiden Kumulatif
penyakit campak yang ada pada
bab hasil penelitian dapat dilihat
bahwa dari tahun ke tahun telah
terjadi perubahan warna pada tiap
kecamatan, hal ini menunjukan
perioditas penyakit campak.

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

140 70
120 60
100 < 50 L
80 1 40
60 P
5 30
40 20
20 10
10
0 >
0
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 3. Kasus Campak di Cirebon


Gambar 2. Insiden kumulatif Campak Tahun 2004-
Berdasarkan 2011 Menurut Jenis
Kelompok Umur per 10.000 kelamin.
Penduduk di Cirebon 2004-
2011 Sesuai dengan penelitian
Suwono di Kediri dengan
Secara umum, insiden desain penelitian kasus kontrol
campak tinggi pada kelompok mendapatkan hasil bahwa
umur di bawah 5 tahun setiap berdasarkan jenis kelamin,
tahunnya. Tetapi pada penderita campak lebih banyak
beberapa daerah dengan pada anak laki-laki yakni 62%.
cakupan imunisasi tinggi dan Titer antibodi wanita secara
merata cenderung bergeser garis besar lebih tinggi dari
kepada kelompok umur yang pada pria. Tetapi secara
lebih tua (5-9 tahun).17 Pada keseluruhan tidak ada
kelompok umur di bawah 5 perbedaan insiden dan tingkat
tahun kebanyakan belum kefatalan penyakit campak
pernah terserang penyakit pada wanita ataupun pria.15
campak sebelumnya sehingga
belum ada antibodi yang
terbentuk. Pada kelompok
umur itu juga balita belum
terimunisasi.14
b. Berdasarkan Jenis Kelamin
Proporsi kasus campak
yang berjenis kelamin laki-laki
(L) lebih banyak dari pada yang
berjenis kelamin perempuan
(P) . Ditunjukan pada grafik
dibawah ini:

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

antibodi maternal dari ibu.


c. Berdasarkan Status Imunisasi Umur bayi saat imunisasi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi berpengaruh terhadap daya
Kasus Campak guna vaksin campak. Daya
di Cirebon Tahun guna vaksin akan menurun jika
2010-2011 diberikan pada bayi yang lebih
Berdasarkan Status muda karena proporsi antibodi
Imunisasi maternal masih tinggi, umur
saat bayi kehilangan antibodi
Status 2010 2011 maternal adalah waktu yang
Imunisasi F % F % optimal.14
Dari faktor agent bisa
Imunisasi 99 26.47 105 64.81
karena pengaruh virus vaksin
Tidak 27 73.53 57 35.19 campak yang virulen, dan
Imunisasi 5 mengalami mutasi galur virus
Jumlah 37 100.0 162 100.00 campak.8 Oleh karena itu,
4 0 pemberian imunisasi dosis ke
dua menjadi penting untuk
Pada tahun 2010 proporsi mengatasi kegagalan
kasus campak dengan status pembentukan antibodi pada
tidak imunisasi lebih banyak pemberian imunisasi pertama.
dari pada yang diimunisasi. Hal Antibodi akan bertahan lebih
ini sesuai dengan teori yang lama jika mendapat booster,
menyebutkan bahwa status adanya infeksi ulang oleh virus
imunisasi campak atau oleh vaksin pada saat titer
berpengaruh terhadap antibodi rendah, akan
perlindungan tubuh dari merangsang sel memori
serangan penyakit campak.8 menghasilkan antibodi secara
Pendidikan diduga cepat dan mencapai
berhubungan dengan puncaknya selama 12 hari.8
prosentase anak yang Dari hasil penyelikan tim
mendapatkan imunisasi dasar Ditjen PPM & PLP dan Fakultas
termasuk juga campak. Kedokteran Universitas
Semakin tinggi tingkat Indonesia tentang KLB penyakit
pendidikan kepala keluarga dan Campak di Desa Cinta Manis
ibu maka semakin tinggi pula Kecamatan Banyuasin
cakupan imunisasi.2 Sumatera Selatan (1996)
Sedangkan pada tahun dengan desain cross sectional,
2011 proporsi kasus campak ditemukan balita yang tidak
dengan status imunisasi lebih mendapat imunisasi Campak
banyak dari pada yang tidak mempunyai risiko 5 kali lebih
diimunisasi. Hal itu bisa terjadi besar untuk terkena campak di
karena kegagalan dalam banding balita yang mendapat
imunisasi campak, hal ini dapat Imunisasi.16
disebabkan oleh banyak faktor. Sampai saat ini di Cirebon
Dari faktor host bisa pencegahan penyakit campak
disebabkan oleh karena umur dilakukan dengan imunisasi
bayi pada waktu diberi campak secara rutin yang
imunisasi, masih adanya diberikan pada bayi berumur 9
– 15 bulan. Status imunisasi

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

campak setiap individu akan


berpengaruh terhadap
perlindungan kelompok dari
serangan penyakit campak di
wilayah tersebut karena
vaksinasi campak dapat
menekan angka kesakitan
penyakit campak.8 Oleh karena
itu, imunisasi campak rutin
pada anak balita harus tetap
dilakukan dengan metode yang
lebih optimal, selain itu perlu
adanya program-program
tambahan seperti Catch Up
Campaign Campak, Crash
program Campak dan imunisasi
rutin tambahan pada anak
kelas 1 SD yang dikenal
dengan istilah BIAS (bulan
imunisasi anak sekolah)
Campak.

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

d. Berdasarkan Status Vitamin A vitamin A lebih banyak dari


Tabel 2. Distribusi Frekuensi pada yang tidak diberi vitamin
Kasus Campak A. Hal ini berbeda dengan teori
di Cirebon Tahun yang menyatakan bahwa
2010-2011 pemberian vitamin A dapat
Berdasarkan Status meningkatkan respon antibody
Vitamin A yang berperan sebagai
Status 2010 2011 kekebalan pada tubuh
Vitamin A F % f % seseorang. Hal ini mungkin
terjadi karena status vitamin A
37 99.20 15 98.15
Vitamin A pada anak tidak cukup mampu
1 9 untuk melawan infeksi virus.
Tidak 3 0.80 3 1.85 Pertahanan tubuh terhadap
Vitamin A infeksi virus memerlukan
Jumlah 37 100.0 16 100.0 pertahanan yang bersifat
4 0 2 0 spesifik, sedangkan pemberian
vitamin A merupakan pertahan
tubuh yang bersifat non
Vitamin A berpengaruh
spesifik.
terhadap fungsi kekebalan
tubuh pada manusia. Anak -
e. Berdasarkan Variabel Waktu
anak yang mendapatkan cukup
Distribusi kasus campak
vitamin A, bila terkena penyakit,
hampir ada disetiap tahun dari
penyakit tersebut tidak mudah
tahun 2004 sampai dengan
menjadi parah, sehingga tidak
tahun 2011 di Cirebon, dan
membahayakan jiwa anak.
cenderung mengalami
sedangkan anak yang
penurunan, akan tetapi setiap
kekurangan vitamin A dapat
tahunnya kasus paling banyak
menurunkan respon antibody
pada bulan April dan Oktober.
yang bergantung pada limfosit
Hal ini menunjukan bahwa
yang berperan sebagai
telah terjadi KLB campak
kekebalan pada tubuh
dimana transmisi tertinggi pada
seseorang.8
bulan Maret - April dan
Program imunissasi
September – Oktober.
campak menganjurkan
Campak merupakan
pemberian vitamin A, karena
penyakit yang mempunyai
infeksi campak juga dikaitkan
periodisitas tahunan (cyclic)
dengan penurunan kadar
dimana campak bersifat
vitamin A, dan rendahnya kadar
endemis/berjangkit sepanjang
vitamin A dikaitkan dengan
tahun, bisa muncul kapan saja
peningkatan mortalitas anak.
sepanjang tahun dan tidak
Anak yang kekurangan vitamin
mengenal musim. Hal ini sesuai
A akan mengalami gangguan
dengan hasil penelitian
respon imun saat imunisasi,
retrospektif oleh Jusak di
dan menunjukkan sel T yang
rumah sakit umum daerah Dr.
abnormal yang mengacu
Sutomo Surabaya pada tahun
kelainan imunodefisiensi.
1989, ditemukan Campak di
Dari data yang ada
Indonesia sepanjang tahun.
menunjukan proporsi kasus
Akan tetapi pada penelitian ini
campak dengan status diberi
terdapat fenomena yang cukup

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

menarik yaitu kasus campak atas imunisasi dasar lengkap Desa


dari tahun 2004-2011 setiap UCI merupakan gambaran
tahunnya kasus tertinggi pada desa/kelurahan dengan ≥ 80%
bulan April dan Okrober.15 jumlah bayi yang ada di desa
Faktor yang menyebabkan tersebut sudah mendapatkan
tingginya kasus campak pada imunisasi dasar lengkap dalam waktu
bulan tersebut misalnya karena satu tahun. Target UCI menurut
pada bulan tersebut musim renstra Kementerian Kesehatan
hujan dimana udara menjadi 2010-2014 adalah 80%. Sedangkan
lebih lembab dari pada musim standar pelayanan minimal
kemarau. Kelembaban yang menetapkan target 100% desa/
tinggi dapat mempengaruhi kelurahan UCI pada tahun 2010
penurunan daya tahan tubuh untuk setiap kabupaten/kota.2
seseorang dan meningkatkan Cakupan imunisasi campak tiap
kerentanan tubuh terhadap kelurahan mempengaruhi tingkat
penyakit terutama penyakit herd immunity (kekebalan pada
infeksi. Kelembaban di cirebon kelompok masyarakat).
berkisar antara ± 48-93% Cakupan imunisasi campak di
menyebabkan transmisi Cirebon pada tahun 2004-2011
penyebaran virus campak lebih sudah mencapai target UCI yaitu
tinggi. Prevalensi transmisi >80%, kecuali pada tahun 2005.
penyebaran virus campak lebih
tinggi pada tempat dengan 120
kelembaban tinggi. 100 96,55
80 84,37 82,43 87,1787,5487,9686
Analisis Deskriptif Cakupan 73,42
Imunisasi Campak di Cirebon 60
Tahun 2004-2011 40
20
Di antara penyakit pada balita
yang dapat dicegah dengan 0
imunisasi(PD3I), campak adalah 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Cakupan…
penyebab utama kematian pada
Dari tahun 2004-2011 cakupan
balita. Oleh karena itu pencegahan
imunisasi campak cenderung
campak merupakan faktor penting
mengalami peningkatan. Meskipun
dalam mengurangi angka kematian
cakupan imunisasi campak sudah
balita. Dari beberapa tujuan yang
mencapai UCI, akan tetapi kasus
disepakati dalam pertemuan dunia
campak masih banyak terjadi di
mengenai anak, salah satunya
Cirebon, hal ini berarti jumlah kasus
adalah mempertahankan cakupan
yang terus ada tersebut tidak
imunisasi campak 90%. Diseluruh
merepresentasikan hasil kinerja
negara ASEAN dan SEARO.2
cakupan imunisasi yang
Cakupan imunisasi merupakan
sesungguhnya. karena cakupan
salah satu indikator keberhasilan
imunisasi campak yang lebih dari
program pencegahan dan
80% seharusnya dapat menurunkan
pemberantasan Penyakit Yang Dapat
angka morbiditas campak sampai
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
dengan 50% dan cakupan imunisasi
Pencapaian Universal Child
Immunization (UCI) pada dasarnya campak yang lebih dari 90%
merupakan proksi terhadap cakupan

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

diharapkan dapat memutuskan


transmisi virus campak.
Ketidaksesuaian harapan
jumlah kasus dengan cakupan
imunisasi ini (jika cakupan imunisasi
tinggi diharapkan kasus rendah)
dapat dipahami karena cakupan
imunisasi merupakan hasil rata-rata
dikeseluruhan cakupan imunisasi di
22 kelurahan di Cirebon, sedangkan
pada kenyataannya cakupan
imunisasi tidak merata di seluruh
kelurahan di Cirebon, dimana ada
kelurahan yang cakupan imunisasi
sangat tinggi (100%) tetapi ada juga
kelurahan yang cakupan
imunisasinya rendah (<50%)
sehingga terjadi kasus yang cukup
tinggi pada kelurahan yang belum
mencapai herd immunity tinggi.
Untuk itu diperlukan kegiatan
lain yang dapat berdampak terhadap
pencapaian cakupan imunisasi
seperti membina kerjasama lintas
sektoral dan lintas program. Strategi
operasional yang dilakukan ditingkat
Puskesmas adalah: Catch up
compaign, program Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS), Crash program
Campak dan Ring vaksinasi.

SIMPULAN

Berdasrkan hasil penelitian


gambaran epidemiologi kasus
campak di Cirebon tahun 2004-2011
dapat disimpulkan sebagai berikut:

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

1. Gambaran epidemiologi kasus c. Cakupan terendah pada


campak di cirebon tahun 2004- tahun 2005 yaitu cakupan
2011 berdasarkan karakteristik imunisasi sebesar 73.42%.
tempat, orang, dan waktu.
a. Insiden kasus campak
tertinggi sering terjadi didua
kecamatan yaitu kecamatan
Kesambi dan kecamatan SARAN
Harjamukti.
b. Insiden kasus campak 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota
tertinggi di kota Cirebon Cirebon
berdasarkan kelompok umur a. Meningkatkan respon
paling banyak terjadi pada kewaspadaan pada
kelompok umur < 5 tahun. kelurahan/desa risiko tinggi
c. Proporsi kasus campak kasus campak.
pada laki-laki lebih banyak b. Meningkatkan cakupan
terjadi dibandingkan dengan imunisasi campak di seluruh
perempuan. kelurahan di kota Cirebon,
d. Pada tahun 2010 proporsi terutama pada kelompok umur
kasus campak pada dibawah lima tahun.
kelompok dengan status c. Pemberian penyuluhan kepada
tidak diimunisasi lebih masyarakat tentang pentingnya
banyak terjadi, sedangkan imunisasi campak.
pada tahun 2011 proporsi
kasus campak lebih banyak 2. Bagi Peneliti selanjutnya
pada kelompok yang sudah a. Perlu dilakukan penelitian lebih
diimunisasi. lanjut secara mendalam
e. Proporsi kasus campak tentang variabel-variabel lain
pada kelompok dengan yang kemungkinan berkaitan
status diberi vitamin A lebih dengan gambaran
banyak terjadi dibandingkan epidemiologi kasus campak di
dengan kelompok yang tidak kota Cirebon.
diberi vitamin A. b. Perlu dilakukan penelitian
f. Jumlah kasus campak di selanjutnya untuk mengetahui
Cirebon tahun 2004 sampai hubungan faktor-faktor risiko
dengan tahun 2011 yang mempengaruhi kasus
terbanyak pada bulan April campak. Misalnya imunisasi,
dan Oktober. status vitamin A, perilaku ibu
2. Cakupan Imunisasi Campak di dan pola asuh terhadap anak.
Cirebon Tahun 2004-2011
a. Cakupan imunisasi campak DAFTAR PUSTAKA
di Cirebon pada tahun 2004 1. Setiawan, I Made. Penyakit
sampai dengan 2005 Campak. Jakarta : PT
mengalami penurunan, Sagung Seto; 2008.
sedangkan dari tahun 2005 2. Kemenkes RI. Profil
sampai 2011 mengalami Kesehatan Indonesia
peningkatan. 2010.Jakarta: Kementerian
b. Cakupan tertinggi pada Kesehatan Republik
tahun 2004 yaitu cakupan Indonesia, 2010.
imunisasi sebesar 96.55%.

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 293 - 304
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. WHO. World health Statistics Dengan Imunisasi (Pd3i)


2011 Provinsi Jawa Tengah.
(http://www.who.int/csr/don/20 (http://www.dinkesjatengprov.
11_04_21/en/) Diakses 10 Juli go.id/dokumen/Rakernis2011/
2012. surveilans_pd3i.pdf) Diakses
4. Subagian Pengendalian 6 Maret 2012.
Masalah Kesehatan. 11. Direktorat Jendral PP & PL.
Rekapitulasi Campak 2004- Revisi Buku Pedoman
2011 Cirebon: Dinkes Kota Penyelidikan Dan
Cirebon; 2011. Penanggulangan Kejadian
5. Regina. Korelasi Cakupan Luar Biasa (Pedoman
Imunisasi Kampanye Campak Epidemiologi Penyakit).
Dengan Insiden Penyakit Jakarta : Departemen
Campak di Indonesia tahun Kesehatan RepubliK
2004 - 2008. Jakarta: FKM-UI Indonesia. 2007.
; 2008. 12. Dewi, Elmerilia Farah.
6. Suwoyo, dkk. Resiko Hubungan Cakupan
Terjadinya Gejala Klinis Imunisasi, status Gizi dan
Campak Pada Anak Usia 1-14 Kepadatan Hunian dengan
Tahun Dengan Status Gizi Penyakit Campak. Jakarta :
Kurang Dan Sering Terjadi FKM-UI ; 2008.
Infeksi Di Kota Kediri. Jurnal 13. Notoatmodjo, Soekidjo.
Penelitian Kesehatan Suara Promosi Kesehatan dan Ilmu
Forikes. 2010; 1 (2); hal 88 – Perilaku. Jakarta: Rineka
95. Cipta; 2007
7. Budi, U. Faktor Determinan 14. Heriyanto, Bambang.
yang Berpengaruh terhadap Yuwono, Djoko. Zat Kebal
Insiden Campak pada Balita Bawaan Campak dan
di Kotamadya Surabaya. Pengaruhnya terhadap
(http://digilib.litbang.depkes.g Imunisasi Campak di Daerah
o.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl- Endemik Campak. Jurnal
res-2000-utomo2c-2301- Pusat Penelitian Penyakit
insiden) Diakses 25 Mei 2012. Menular, Badan Penelitian
8. Susilaningsih, Tutik Inayah. dan Pengembangan
Gambaran Epidemiologi Kesehatan, Depatemen
Kasus Campak dan Indikator Kesehatan R.I. Cermin 2
Kinerja Surveilans Campak Dunia Kedokteran 1989; 55;
Rutin di Indonesia Tahun hal 44-47.
2005-2008 (Studi Kasus data 15. Muchlastriningsih, Enny.
sub-Direktorat Surveilans Penyakit-penyakit Menular
Epidemiologi Departemen yang Dapat Dicegah dengan
Kesehatan Republik Imunisasi di Indonesi. Jurnal
Indonesia). Semarang: FKM- Pusat Penelitian dan
UNDIP ; 2008 Pengembangan
9. Dinkes Kota Cirebon. Profil Pemberantasan Penyakit,
Kesehatan Kota Cirebon Departemen Kesehatan RI.
2011. Cirebon: Dinkes Kota Cermin 2 Dunia Kedokteran
Cirebon, 2011. 2005; 148.
10. Dinkes Jateng. Surveilans
Penyakit Yang Dapat Dicegah

Dian Sari Nurani


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012

Anda mungkin juga menyukai