Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Campak (measles) merupakan penyakit infeksi yang sangat menular
disebabkan oleh virus campak dwngan gejala awal berupa demam, konjungtivitis,
pilek, batuk,, dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau putih
kebiru-biruan dengan dasar kemerahan didaerah mukosa pipi (bercak koplik), gejala
khas bercak kemerahan kulit timbul pada hari ketiga sampai hari ketujuh dimulai
didaerah muka kemudian menyeluruh berlangsung selama empat sampai tujuh hari,
kadang-kadang berakhir dengan pengelupasan kulit berwarna kecoklatan (Chin,
2000). Didunia kematian akibat campak yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak
777.000 dan 202.000 diantaranya erasal dari Negara asean serta 15% kematian
campak tersebut di Indonesia (Depkes 2006).
Di Indonesia frekuensi kejadian luar biasa (KLB) Campak cenderung
meningkat yaitu, 32 kali pada tahun 1998 menjadi 56 kali pada tahun 1999 dan angka
insiden campak pada tahun 1998 paling tinggi pada kelompok balita yaitu, 0,7 0,8
per 10.000 penduduk. Case fatality rate (CFR) campak pada KLB di Indonesia juga
cenderung meningkat yaitu, 1,8% pada tahun 1998 menjadi 2,4% pada tahun 1999.
Selama tahun 2005 di provinsi jawa barat dilaporkan KLB campak sebanyak
43 kali dengan jumlah kasus sebanyak 646 (CFR = 1,24%) terjadi di 11 kabupaten
dan 3 kabupaten dan 3 kota di jawa barat. Pada tahun 2006, KLB campak terjadi
sebanyak 43 kali, dengan jumlah kasus 398 (CFR = 0 %), terjadi di 6 kabupaten dan 4
kota (Dinkes provinsi jawa barat 2006).
KLB campak biasanya terjadi pada daerah padat penduduk. Bila wilayahnya
cukup luas seperti provinsi jawa barat, KLB dapat terjadi sporadic tiap tahun
(honeymoon period), sedangkan pada kelompok masyarakat yang lebih kecil tpai
belum terjangkau (virgin area seperti pulau Mentawai), interval antara KLB dapat
lebih panjang namun attack rate dan CFR nya lebih tinggi. Anak yang tinggal di
rumah yang padat penghuni akan berpeluang utnuk menderita campak 2,95 kali
daripada anak yang tinggal di rumah yang tidak padat.
Menurut WHO, apabila ditemukan 1 kasus campak pada 1 wilayah, maka
kemungkinan ada 17-20 kasus dilapangan pada jumlah penduduk rentan yang tinggi
(depkes, 2003), Hal itu dikarenakan masa penularan berlangsung mulai dari ahri
pertama sebelum munculnya gejala prodromal (biasanya 4 hari sebelum timbulnya
ruam) sampai 4 hari setelah timbulnya ruam, minimal setelah hari kedua timbulnya
ruam (chin 2000).
Imunitas terhadap campak dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya gizi
dan imunisasi campak. Gizi yang baik menunjukkan serokonversi terhadap imunisasi
campak lebih tinggi dibandingkan dengan gizi buruk. Kematian campak sering terjadi
pada penderita dengan malnutrisi dengan CFR 3,5% dan dapat mencapai 40% pada
penderita dengan gizi buruk.
Pemberian vaksin campak 1 kali dapat memberikan kekebalan samapai lebih
dari 14 tahun. Untuk mengendalikan penyakit campak ini diperlukan cakupan
imunisasi minimal 80-95% secara merata slama bertahun-tahun.

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu yang
memiliki bayi dan balita terhadap imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas
Paseh.
1.3.2 Tujuan khusus
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu yang
memiliki anak lebih dari 1 tahun yang belum di imunisasi campak di wilayah kerja
puskesmas paseh.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Paseh
Sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai bahan evaluasi bagi peningkatan
upaya pelayanan imunisasi di puskesmas paseh mengenai pengetahuan, sikap, dan
perilaku ibu tentang imunisasi campak
2. Bagi peneliti
Sebagai Sarana untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang imunisasi campak sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan yang selanjutnya dapat memberikan informasi
untuk penelitian lebih lanjut.
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang berkaitan dengan imunisasi
campak.
4. Bagi Ibu yang memiliki anak bayi dan balita
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman ibu tentang imunisasi campak sehingga mampu memotivasi ibu untuk
selalu meningkatkan status kesehatan keluarganya.
1.5 Metodologi penelitian
Rancangan penelitian : Cross sectional (Potong lintang)
Metode Penelitian : Deskriptif
Teknik pengumpulan data : Wawancara terpimpin dengan kuesioner tertutup
Instrumen pokok penelitian : Kuesioner tertutup
Populasi : Ibu-ibu yang memiliki anak usia lebih dari 1 tahun di
Desa drawati.
Jumlah Populasi : . Orang
Teknik Sampling : whole Sample
Jumlah Sampel : . Orang

1.6 Lokasi dan waktu pengambilan data
Lokasi Penelitian : Desa Drawati, kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung
Waktu Penelitian : 22-23 oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai