Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Campak adalah suatu penyakit akut dengan daya penularan tinggi, yang ditandai dengan demam, korisa, konjungtivitis, batuk disertai eritem spesifik (Kopliks spot) diikuti ruam makulopapular menyeluruh. Komplikasi

campak cukup serius seperti diare, pneumonia, otitis media, eksaserbasi dan kematian.14 Kematian akibat campak sering terjadi pada anak dengan malnutrisi terutama dinegara berkembang. Terapi untuk campak dan komplikasinya menyedot banyak sumber daya medis di sebagian besar Afrika, Asia dan Amerika Latin.10 Sebelum diperkenalkannya vaksin campak pada tahun 1963, kurang lebih 400.000 kasus campak yang dilaporkan, tetapi apabila diasumsikan setiap anak terkena campak maka kurang lebih jumlah kasus campak dapat mencapai 3,5 juta kasus per tahun. Seteleh vaksin diperkenalkan, dilaporkan terjadi penurunan kasus campak sampai 99%. Selama tahun 1960-an sampai 1970-an Jumlah kasus yang dilaporkan menurun sampai 22.000 - 75.000 kasus per tahun. Walaupun insiden campak menurun secara nyata pada semua kelompok umur tetapi penurunan terbesar terjadi pada kelompok usia kurang dari 10 tahun.5 Meskipun imunisasi menurunkan jumlah kematian, namun di negara berkembang manifestasi penyakit campak seringkali lebih berat, dengan case fatality rate sebesar 25%, serta merupakan penyebab kematian pada 800.000 anak setiap tahunnya.6,7 Laporan dari WHO menyebutkan bahwa selama tahun 1990-1997 di daerah Asia Tenggara (meliputi Banglades, Bhutan, Republik Korea, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Nepal, Sri Lanka dan Thailand) jumlah kasus campak yang dilaporkan dan insiden campak menurun 48% dan 53%. Pada negara dengan cakupan imunisasi tinggi, yaitu Bhutan, Indonesia, Malaysia, SriLanka dan Thailand, lebih 50% kasus terjadi pada anak berusia lebih dari 5 tahun.8 Amerika serikat pada tahun 1978 mempunyai inisiatif untuk memulai program eliminasi campak dengan 3 komponen pada programnya yaitu mempertahankan tingkat imunitas yang tinggi dengan vaksinasi campak dosis

Plan of Action | 1

tunggal, memperkuat surveilan dan melakukan kontrol agresif kejadian luar biasa (KLB) campak. Hasil dari program ini terjadi penurunan kasus campak, tetapi 60%dari kasus yang ada terjadi pada anak yang berumur lebih dari 10 tahun. Dari hasilini, maka kemudian direkomendasikan pemberian dua dosis vaksin yangmengandung campak, dengan pemberian dosis kedua sebelum awal masuk sekolah. Pada tahun 1989-1991 terjadi resurgence campak besar-besaran di Amerika Serikat, yang disertai dengan kematian yang tinggi di antara anak usia prasekolah yang tidak mendapat imunisasi. Dilakukan berbagai usaha, sarnpai akhirnya tahun 1996 hanya 508 kasus campak yang dilaporkan dengan 65 kasus akibat transmisi campak dari negara lain (importation).5 Hasil yang menggembirakan pada program eradikasi cacar, membuat asumsi bahwa campak dapat pula dieradikasi karena terdapat kesamaan yaitu penyakitnya spesifik hanya terdapat pada manusia, merupakan penyakit yang akut, dan terdapat vaksin yang cukup efektif. Tetapi ada beberapa perbedaan yang cukup mendasar dengan penyakit cacar, bahwa campak adalah penyakit yang sangat infeksius dandapat menyebabkan kejadian luar biasa serta menyebar dengan cepat, vaksinasi campak tidak dapat dilakukan sejak lahir karena vaksin tidak efektif apabila rnasihada antibodi maternal, surveillan,s campak lebih sulit.7,8,9Central for DiseaseControl (CDC) menyatakan bahwa kesulitan dalam eradikasi campak terutama adalah faktor persepsi, politik, dan finansial. Persepsi bahwa campak adalah penyakit yang ringan akan lebih menyulitkan timbulnya dukungan politik untuk program eradikasi campak.10 Imunisasi merupakan salah satu upaya terbaik untuk menurunkan insiden campak. Sebagai dampak program imunisasi tersebut insiden campak cenderung turun pada semua golongan umur. Pada bayi (< 1 tahun) dan anak umur 1-4 tahun terjadi penurunan cukup tajam, sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun relatif landai. Saat ini program pemberantasan penyakit campak dalam tahap reduksi yaitu penurunan jumlah kasus dan kematian akibat campak, menyusul tahap eliminasi dan akhirnya tahap eradikasi. Diharapkan 10-15 tahun setelah tahap eliminasi, penyakit campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya pejamunya adalah manusia22.

Plan of Action | 2

Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, karena sering dilaporkan di beberapa daerah. Menurut data SKRT (1996) insiden campak pada balita sebesar 528/10.000. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 1982 sebelum program imunisasi campak dimulai, yaitu sebesar 8000/10.000 pada anak umur 115 tahun. Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko mencontohkan dari 5.818 penderita campak dirawat di rumah sakit pada 2009-2011 di Indonesia,Sebanyak 16 penderita diantaranya meninggal. Data Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan, persentase anak usia 12-23 bulan yang mendapat imunisasi campak di Indonesia rata-rata 74,4 persen. Akhir-akhir ini kita juga mendengar salah satu kecamatan di Kota Padang, tepatnya Kecamatan Paun telah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak. Dari 52 sampel yang di kirim ke Laboratorium di Jakarta semua sampel dinyatakan positif, hal itu serempak mengundang sejumlah kritikan terhadap Puskesmas penanggungjawab Kecamatan Pauh yakni Puskesmas PAUH. Frisdawati (Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang) menambahkan status KLB penyakit campak di Kelurahan Lambung Bukit akan tetap menjadi perhatian serius hingga penyakit tersebut benar-benar tidak ditemukan lagi. Merujuk dari kenyatan-kenyataan itu maka penulis merasa penting untuk mengangkatkan sebuah Plan Of Action (POA) untuk menanggulangi masalah kesehatan KLB campak di Puskesmas PAUH.

1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Tulisan ini bertujuan untuk membahas strategi Plan Of Action (POA) dalam menanggulangi masalah kesehatan KLB campak. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah kesehatan KLB campak di Puskesmas PAUH. b. Menentukan strategi Plan Of Action (POA) dalam menanggulangi masalah kesehatan KLB campak di Puskesmas PAUH.

Plan of Action | 3

1.3 Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang identifikasi, analisis, dan strategi Plan Of Action (POA) masalah kesehatan KLB campak di Puskesmas PAUH.

1.4 Metode Penulisan Metode penulisan makalah bersumber dari diskusi dengan pimpinan dan staff Puskesmas PAUH serta merujuk dari berbagai literatur.

Plan of Action | 4

Anda mungkin juga menyukai