BAB I
PENDAHULUAN
Dari tahun 2000 sampai tahun 2009 cakupan penemuan pneumonia belum
pernah mencapai target yang ditetapkan, meskipun target sudah beberapa kali
disesuaikan, dan terakhir pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014
target cakupan penemuan kasus pneumonia balita pada tahun 2014 ditetapkan
menjadi 60%. Cakupan pneumonia balita selama 10 tahun berkisar antara 22,18-
35,9%. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama baik pemerintah daerah
kabupaten/kota/provinsi dan pusat serta para stake holder program pengendalian
pneumonia. Selain itu perlu dilakukan upaya pengendalian yang lebih terarah,
terintegrasi dan bersinergi sehingga target pencapaian MDGs4 dapat tercapai.
(Kemenkes,2010)
matahari yang masuk ke dalam rumah) mempunyai risiko terpapar pneumonia 21,875
kali dibandingkan dengan balita yang tinggal di rumah dengan kondisi pencahayaan
dalam rumahnya baik (intensitas cahaya memenuhi syarat dan ada sinar matahari
yang masuk ke dalam rumah) dengan kejadian pneumonia pada balita. Selain kondisi
pencahayaan, pneumonia juga dapat disebabkan karena tingginya angka kepadatan
hunia serta kondisi lingkungan yang buruk.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran surveilans epidemiologi penyakit pneumonia di
wilayah kerja Puskesmas Keramasan Palembang tahun 2011-2015.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
2. Pengelolaan data untuk dapat memberikan keterangan yang berarti. Data yang
diperoleh biasanya masih dalam bentuk mentah (row data) yang perlu disusun
sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yang terkumpul dapat diolah
dalam bentuk tabel, grafik maupun bentuk peta atau bentuk lainnya. Kompilasi
data tersebut harus dapat memberikan keterangan yang berarti.
3. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan. Data yang telah disusun
dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan dilakukan interpretasi untuk
memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yang ada dalam
masyarakat.
4. Penyebarluasan data/ keterangan termasuk umpan balik. Setelah analisis dan
interpretasi data serta telah memiliki nilai keterangan yang cukup jelas dan sudah
disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya dapat disebarluaskan kepada
semua pihak yang berkepentingan, agar informasi ini dapat dimanfaatkan
sebagaimana mestinya. Penyebarluasan data/ informasi dilakukan dalam tiga arah
yang meliputi:
a. Ditujukan ke tingkat administrasi yang lebih tinggi sebagai informasi untuk
dapat menentukan kebijakan selanjutnya
b. Dikirim kepada instansi pelapor atau ke tingkat administrasi yang lebih
rendah yang berfungsi sebagai pengumpul dan pelapor data dalam bentuk
umpan balik
c. Disebarluaskan kepada instansi terkait dan kepada masyarakat luas.
b. Jenis kelamin
Angka kematian pada wanita pada semua umur lebih rendah dari pada pria
oleh karena exsposure terhadap risiko pekerjaan, lingkungan, aktivitas dan
sebagainya. Morbiditas penyakit tertentu misalnya Gonore (GO) dapat lebih
tinggi pada wanita karena kesulitan dalam diagnosa.
c. Status Perkawinan
Berdasarkan status perkawinan risiko mendapat penyakit dapat berbeda pada
mereka yang menikah dan tidak menikah, misalnya: penyakit kehamilan: pada
wanita
11
d. Kelompok Etnik
Perbedaan ini umumnya karena faktor eksposure dan imunitas sebagai akibat
perbedaan adat kebiasaan atau kadang-kadang karena faktor genetik, seperti
kanker penis
2. Tempat (place)
Tempat adalah suatu konsep geografis yang melukiskan suatu daerah
dibatasi garis lintang dengan garis bujur timur dengan ketinggian dari muka laut.
Tempat dapat juga dibatasi neos geopolitis (administrasi pemerintahan, negara,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa dan dusun). (Noor,2000)
Tempat terjadinya suatu penyakit merupakan hal yang sangat penting
untuk membadingkan kejadian suatu penyakit tertentu dari berbagai lokasi.
Sehingga dapat memberikan atau membantu dalam menentukan faktor penyebab
penyakit atau sumber penularan.
Tempat dapat juga dibatasi hanya kepada kompleks, asrama, tempat kerja,
sekolah. Di luar itu juga dapat dibedakan atas rular dan urban antara daerah
pantai dengan daerah pegunungan, tingkat sosial-ekonomi, sehingga ada
penyakit-penyakit yang sering terdapat pada daerah-daerah tertentu saja (dengan
kasus tinggi). Sebagai contoh:
a. Yellow fever, biasanya terjadi di Amerika tengah dan Amerika selatan
b. TBC, banyak terjadi pada daerah penduduk padat dengan sosial ekonomi
rendah.
c. Campak, banyak terjadi daerah penduduk padat dengan lingkungan jelek
d. Kolera, banyak terjadi daerah penduduk padat dengan lingkungan jelek
e. Asbestosis, banyak terjadi pada pekerja pabrik asbes
13
3. Time (Waktu)
Bila suatu penyakit diamati berdasarkan saat terjadinya (jam, tanggal,
bulan atau tahun), maka data yang terkumpul dapat dikelompokkan atau
dibandingkan menurut waktu kejadiannya. (Noor,2000). Hasil pengamatan
umumnya menunjukkan adanya variasi kejadian penyakit dalam dimensi
waktu..Pengetahuan tentang penyakit menurut variabel waktu berguna untuk:
a. Meramalkan puncak kejadian penyakit/insiden
b. Merencanakan upaya penanggulangannya
c. Melakukan evaluasi dampak penanggulangan yang sudah dikerjakan dengan
membandingkan tinggi puncak insiden sebelum dan sesudah penanggulangan.
14
2) Endemis
Penyakit menular yang terus menerus terjadi di suatu tempat atau
prevalensi suatu penyakit yang biasanya terdapat di suatu tempat.
3) Pandemis
Penyakit yang berjangkit/menjalar ke beberapa negara atau seluruh benua.
Misalnya: Flu (1914), Kolera (1940), AIDS (1980) dan SARS (2003).
4) Epidemis
Kenaikan kejadian suatu penyakit yang berlangsung cepat dan dalam
jumlah yang secara bermakna melebihi jumlan insidens yang diperkirakan.
Jenis epidemis yang dikenal; yakni :
a) Common source (exposure) epidemics, karena adanya satu sumber
penularan.
b) Propagated (progressive) epidemics, karena adanya banyak sumber
penular akibat person to person transmission.
b. Variasi berkala
1) Musiman
Sifat musiman yang ada pada insidens beberapa penyakit umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor penularan (faktor risiko) yang berubah-ubah
menurut musim, misalnya kepadatan vektor, perubahan perilaku penduduk
(buruh musiman). Sifat musiman ini berlangsung setiap tahun. Contoh:
15
2) Siklis
Perubahan berkala yang terjadi dengan interval lebih panjang dari satu
tahun, perubahan jumlah insidens ini banyak dipengaruhi oleh faktor risiko,
berupa perubahan imunisasi kelompok karena bertambahnya kelompok
penduduk yang susceptible karena kelahiran. Berdasarkan jenis penyakit, ada
perubahan berkala yang berlangsung setiap 2-3 tahun, ada yang lebih panjang
intervalnya. (Noor,2000)
3) Secular trend
Kecenderungan yang terlihat pada insidens atau prevalens suatu
penyakit akibat perubahan yang terjadi dalam waktu yang lama (satu atau
beberapa dasawarsa). Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko
berupa jumlah susceptible ataupun eksposure (baik kuantitas maupun
kualitas). Kelompok faktor tersebut biasanya bersifat biologis, misalnya:
a) Perubahan imunitas kelompok karena adanya migrasi dalam jumlah
besar, program imunisasi, gizi lebih baik.
b) Pengobatan lebih baik
c) Perubahan kebiasaan yang mengakibatkan perubahan eksposure.
d) Perubahan eksposure karena perubahan lingkungan (pencemaran
lingkungan, perbaikan lingkungan), atau yang bersifat non biologis,
misalnya perbaikan UU, pelayanan kesehatan yang lebih baik,
peningkatan surveilans.
16
Ukuran yang kedua lebih objektif dan dapat membandingkan dua populasi
atau 2 sub grup. Ukuran ini sering digunakan untuk keperluan analisis. Ada beberapa
angka perbandingan/ukuran relatif yang banyak dipergunakan dalam epidemiologi,
yaitu: Rata-rata, Rasio, dan Proporsi.
𝑋
Formula Umum:
𝑌
Dimana :
X = Numerator/Pembilang Kasus
1. Rata-rata (rate)
Adalah bentuk perbandingan yang mengukur kemungkinan terjadinya
peristiwa/kejadian tertentu. Rate memenuhi unsur-unsur sebagai berikut, yaitu :
a. X= pembilang, adalah jumlah kasus penyakit yang terdapat di dalam populasi
atau dalam subgroup suatu populasi
b. Y= penyebut, adalah populasi atau subgroup di dalam populasi yang
mempunyai risiko untuk mendapatkan penyakit yang bersangkutan.
c. Waktu, misalnya pukul 12.00, tanggal 23 juli 2003; atas jarak waktu,
misalnya: 1 hari, 1 bulan, 1 tahun dan lain-lain.
Populasi dalam rata-rata tidak selalu populasi dalam arti demografi, tetapi
bisa dalam bentuk lain, misalnya jumlah kematian ibu pada ibu-ibu yang melahirkan
di rumah sakit.
2. Rasio
Rasio merupakan istilah yang sangat umum. Rasio dapat diterjemahkan
sebagai dengan rasio merupakan perbandingan antara 2 kuantitas, yaitu kuantitas
pembilang (numerator), dan kuantitas penyebut (denominator). Kedua Juantitas
tersebut yang dibandingkan tidak harus memiliki sifat/ciri yang sama. Ada juga yang
menyebutkan bahwa rasio adalah frekuensi relatif dari suatu sifat tertentu
dibandingkan dengan frekuensi dari sifat lain. (Soedarto, 2009)
Berdasarkan pengertian di atas, rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kuantitas 𝑁𝑢𝑚𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Kuantitas 𝐷𝑒𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑡𝑜𝑟
19
3. Proporsi
Suatu bentuk khusus dalam perhitungan rasio adalah proporsi. Apabila
pembilang (numerator) merupakan bagian dari penyebut (denominator) , maka
bentuk perbandingan tersebut dinamakan proporsi. Jadi, proporsi bisa diartikan
sebagai jumlah/frekuensi dari suatu sifat tertentu dibandingkan dengan seluruh
populasi di mana sifat tersebut didapatkan. Rumus dari proporsi, yaitu:
𝑥
Proporsi = x 100%
𝑥+𝑌
b. Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Virus
yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial Virus
(RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan
bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu pneumonia. Tetapi pada
umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam
waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza,
gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian (Misnadiarly, 2008).
c. Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit
pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun
bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan
biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis
usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian
sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati (Misnadiarly, 2008).
21
d. Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia
pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia
(PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur.
Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa
bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan
jika ditemukan P. Carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari
paru.
b) Bukan pneumonia
Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit dan tidak
terdapat tanda pneumonia seperti di atas.
b) Pneumonia berat
Batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada, tetapi tidak
disertai sianosis sentral dan dapat minum.
c) Pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa penarikan
dinding dada.
e) Pneumonia persisten
Balita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah diobati
selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang kuat dan antibiotik yang
sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada, frekuensi pernapasan
yang tinggi, dan demam ringan.
b. Status imunisasi
Kekebalan dapat dibawa secara bawaan. Keadaan ini dapat dijumpai
pada balita umur 5-9 bulan, dengan adanya kekebalan ini balita terhindar dari
penyakit, dikarenakan kekebalan bawaan hanya bersifat sementara, maka
diperlukan imunisasi untuk tetap mempertahankan kekebalan yang ada pada
balita (Depkes RI, 2004). Salah satu strategi pencegahan untuk mengurangi
kesakitan dan kematian akibat pneumonia adalah dengan pemberian
imunisasi. Melalui imunisasi diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
d. Umur Anak
Umur merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
pneumonia. Risiko untuk terkena pneumonia lebih besar pada anak umur
dibawah 2 tahun dan umur 1-4 tahun dibandingkan yang lebih tua, hal ini
dikarenakan status kerentanan anak di bawah 2 tahun belum sempurna dan
lumen saluran napas yang masih sempit (Daulaire, 2004).
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan khususnya perumahan sangat berpengaruh pada peningkatan
resiko terjadinya pneumonia. Perumahan yang padat dan sempit, kotor dan tidak
mempunyai sarana air bersih menyebabkan balita sering berhubungan dengan
berbagai kuman penyakit menular dan terinfeksi oleh berbagai kuman yang
berasal dari tempat yang kotor tersebut (Depkes RI, 2004), yang berpengaruh
diantaranya :
a. Ventilasi
Ventilasi berguna untuk penyediaan udara ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari ruangan yang tertutup. Termasuk ventilasi adalah jendela
dan penghawaan dengan persyaratan minimal 10% dari luas lantai.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan naiknya kelembaban udara.
Kelembaban yang tinggi merupakan media untuk berkembangnya bakteri
terutama bakteri patogen
b. Polusi Udara
Pencemaran udara yang terjadi di dalam rumah umumnya disebabkan
oleh polusi di dalam dapur. Asap dari bahan bakar kayu merupakan faktor
risiko terhadap kejadian pneumonia pada balita. Polusi udara di dalam rumah
juga dapat disebabkan oleh karena asap rokok, kompor gas, alat pemanas
ruangan dan juga akibat pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan
bermotor.
26
BAB III
HASIL
MISI :
1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
2. Meningkatkan professional provider
3. Memelihara dan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang prima
4. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian
28
29
MOTTO :
NILAI :
1. Pengabdian
2. Kebersamaan
3. Kerja keras
4. Saling percaya
5. Terus belajar
Kepala Puskesmas
drg. Andhika Sitasari
Kasubag. Tata Usaha
Rojaibah, B.Sc
Promkes : Sri Gundarti, Am.Kep Perkesmas : Rina Romila,Am.Kep Kes.Kel : Meri Susanti,Am.Keb Perkesmas : Rina Romila,Am.Kep
Kesling : Sri Gundarti, Am.Kep Kes.Sekolah : Siti Asia Kes.Anak : Marina,Am.Keb Kes.mata & telinga : Rina Romila,Am.Kep
P2P : Rina Romila,Am.Kep Kes Olahraga : Rojaibah, B.Sc KB : Meri Susanti,Am.Keb Kes Gilut : Rusnawati
Gizi : Pebriayanti,AMG Kes. Kerja : Siti Asia Pengobatan : dr.Rina Destiana Kes. Jiwa : Elly Sumarni, Am.Kep
KIA KB : Meri Susanti,AmKeb Kes. Usila : Elly Sumarni, Am.Kep Gizi : Pebriayanti,AMG Kes. Usila : Elly Sumarni, Am.Kep
Pengobatan : dr. Erix Achmadi Kes Gilut : Rusnawati P2P : Rina Romila,Am.Kep Kes. Remaja : Meri Susanti,Am.Keb
Batra : Sri Gundarti, Am.Kep MTBS : Marina, Am.Keb TB/Kusta : Rina Romila,Am.Kep
PTM : Elly Sumarni,Am.Kep Imunisasi : Siti Asia PTM : Elly Sumarni,Am.Kep
Surveilans : RM Yudha A.SIP Yan. Obat : Rojaibah, B.Sc DBD : Sri Gundarti, Am.Kep
Lab : Rina Romila,Am.Kep
Promkes : Sri Gundarti, Am.Kep
Kesling : Sri Gundarti, Am.Kep
Pustu Keramasan
Ice Irawati
31
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Berdasarkan
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK
RASIO
NO UMUR LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JENIS
(TAHUN) PEREMPUAN
KELAMIN
1 0-4 1.309 1.298 2.607 100,85
2 5-9 561 441 1.002 127,21
3 10-14 893 803 1.696 111,21
4 15-19 1.208 1.219 2.427 99,10
5 20-24 1.463 1.556 3.019 94,02
6 25-29 1.656 1.722 3.378 96,17
7 30-34 1.723 1.657 3.380 103,98
8 35-39 1.605 1.766 3.371 90,88
9 40-44 1.425 1.554 2.979 91,70
10 45-49 1.433 1.594 3.027 89,90
11 50-54 1.111 709 1.820 156,70
12 55-59 918 820 1.738 111,95
13 60-64 114 113 227 100,88
14 65-69 102 109 211 93,58
15 70-74 186 138 324 134,78
16 75+ 46 35 81 131,43
JUMLAH 15.753 15.534 31.287 101,41
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
23
(DEPENDENCY RATIO)
33
Berdasarkan data tahun 2015 keadaan sosial ekonomi dan mata pencarian
pada dua kelurahan hampir sama, yaitu diantaranya :
1. Buruh Kasar
2. Pegawai Negeri
3. Pedagang
4. Pensiunan
5. Petani
Adapun rincian keadaan demografi di wilayah kerja puskesmas keramasan
dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Berdasarkan
Kelurahan Pada Tahun 2015
Nama Kelurahan
Deskripsi Total
Kemang Agung Keramasan
Jumlah Penduduk 21369 9918 31287
- Laki – laki 10647 5106 15753
- Perempuan 10772 4812 15534
Jumlah Kepala keluarga (KK) 5045 2933 7866
a. KK Gakin 2986 2582 5568
b. KK non Gakin 2059 351 2410
Jumlah RT 59 51 110
Jumlah RW 13 10 23
Jumlah Ibu Hamil ( Bumil ) 433 191 624
Jumlah Ibu Bersalin ( Bulin ) 422 188 610
Jumlah Ibu ( Bufas ) 422 188 610
Jumlah Wanita Usia Subur ( WUS ) 7566 3502 11068
Jumlah Wanita Peserta KB Aktif 3476 1329 4805
Jumlah Bayi (0-6 bulan) 186 76 524
34
Nama Kelurahan
Deskripsi Total
Kemang Agung Keramasan
Jumlah Bayi (6-12 bulan) 116 88 504
Jumah Anak Balita (1-<2 tahun) 428 194 609
Jumlah Anak Balita (2-,3 tahun) 304 132 436
Jumlah Remaja 8682 3852 12534
Jumlah Usila 3739 3328 7067
Jumlah Taman Kanak-Kanak ( TK ) 6 1 7
Jumlah SD / Madrasah Ibtidaiyah
a. Negeri 9 6 15
b. Swasta 0 2 2
Jumlah SMP / Madrasah Tsanawiyah
a. Negeri 0 1 1
b. Swasta 0 0 0
Jumlah SMA / Madrasah Aliyah
a. Negeri 0 0 0
b. Swasta 0 0 0
Jumlah Akademi
a. Negeri 0 0 0
b. Swasta 0 0 0
Jumlah Perguruan Tinggi
a. Negeri 0 0 0
b. Swasta 0 0 0
Jumlah Kantor 1 1 2
Jumlah Hotel 0 0 0
Jumlah Toko 0 0 0
Jumlah Pasar 0 0 0
Jumlah Restoran/Rumah Makan 3 0 0
35
Nama Kelurahan
Deskripsi Total
Kemang Agung Keramasan
Salon Kecantikan 12 1 13
Jumlah Masjid 7 7 14
Jumlah Pesantren 0 0 0
Jumlah Langgar 12 10 22
Jumlah Gereja 1 0 1
Jumlah Pura 0 0 0
Jumlah Klenteng 0 0 0
Jumlah Rumah 4700 2458 7188
Jumlah Rumah Sehat 2957 1902 4859
Jumlah Jamban Sehat 2690 363 3053
Sumber Air Bersih (PDAM) 4241 430 4671
SAB Sumur Gali 1120 15 1170
SAB Sumur Tangan 0 0 0
SAB Sumur Artesis 10 22 32
SAB Air Hujan 0 0 0
SAB Air Sungai 842 1517 2359
Peserta Asuransi Kesehatan 313 196 509
Asuransi Jamsostek 0 0 0
Asuransi Kesehatan Lainnya 866 641 1507
Asuransi Panti Jompo 0 0 0
Asuransi Panti Pijat 0 0 0
Jumlah Praktek Bidan 9 1 10
Jumlah Pengobatan Tradisional 1 0 1
Jumlah Rumah Sakit Pemerintah 0 0 0
Jumlah Rumah Sakit Swasta 0 0 0
Jumlah Balai Pengobatan 0 0 0
36
Nama Kelurahan
Deskripsi Total
Kemang Agung Keramasan
Jumlah Praktek Dr Umum 0 0 1
Jumlah Praktek Dr Gigi 0 0 0
Jumlah Praktek Dr Bersama 0 0 0
Jumlah LaBoratorium Kesehatan 0 0 0
Jumlah Apotik 0 0 2
Jumlah Optik 0 0 0
Jumlah Toko Obat 0 0 1
4. Gilingan Mas
Klinik ini melayani :
1. Konsultasi gizi
2. Imunisasi
3. Konsultasi kesehatan lingkungan (sanitasi lingkungan)
5. Laboratorium
Dilakukan pada perorangan maupun perkelompok, baik dilaksanakan di
puskesmas, sekolah ataupun di tempat lain yang membutuhkan. Pelayanan ini
dilaksanakan oleh tenaga penyuluh yang menguasai materi yang di bahas.
Kegiatan penyuluhan meliputi kegiatan di dalam gedung dan kegiatan di luar
gedung.
6. Penyuluhan Kesehatan
Dilakukan pada perorangan ataupun perkelompok, baik dilaksanakan di
puskesmas, sekolah maupun tempat lain yang membutuhkan. Pelayanan ini
dilaksanakan oleh tenaga penyuluh yang menguasai materi yang di bahas.
Kegiatan penyuluhan meliputi kegiatan di dalam gedung dan kegiatan di luar
gedung.
9. Lain – lain
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas
keramasan melakukan kegiatan – kegiatan secara jemput bola. Kegiatan – kegiatan
tersebut diantaranya adalah posnyandu balita di 23 posyandu, posyandu lansia di 3
posyandu, UKS/UKGS di 17 SD/MI dan SMP, UKGMD di 23 posyandu serta
melakukan kunjungan kerumah pasien bagi pasien-pasien yang membutuhkannya.
1(TERLATIH/TIDAK
1 SD N 231 242 217 1 1 18
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
2 SD N 232 301 322 1 1 20
TERLATIH)
41
1 (TERLATIH/TIDAK
3 SD N 233 211 299 1 1 15
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
4 SD N 234 151 138 1 1 15
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
5 SD N 235 127 123 1 1 15
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
6 SD N 236 151 140 1 1 15
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
7 SD N 237 161 136 1 1 15
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
8 SD N 238 161 136 1 1 15
TERLATIH)
1 (TERLATIh/DAK
9 SD N 239 148 139 1 1 15
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
10 SD N 240 94 82 1 1 10
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
11 SD N 241 74 64 1 1 10
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
12 SD N 242 106 92 1 1 10
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
13 SD N 243 207 208 1 1 15
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
14 SD N 244 82 57 1 1 10
TERLATIH)
1 (TERLATIH/TIDAK
15 SD N 245 46 36 1 1 10
TERLATIH)
SD NII
1 (TERLATIH/TIDAK
16 DARUSAL 75 79 1 1 10
TERLATIH)
AM
1 (TERLATIH/TIDAK
17 SD MUH 15 66 111 1 1 10
TERLATIH)
42
TAHUN
PERKIRAAN NAMA_AKTIVA KUANTUM SATUAN MERKTYPE KONDISI
PEROLEHAN
-Kursi tunggu 4 sheet 1 Unit Baik 2014
hijau
-kursi tunggu 4 sheet abu-abu 1 Unit Informa Baik 2014
-Lemari perpustakaan 4 Unit Informa Baik 2014
-Loker 3 pintu 1 Unit Informa Baik 2014
-Loker 9 pintu 6 Unit Informa Baik 2014
-Meja computer 1 Unit Informa Baik 2014
-Meja Tu 1 Unit Informa Baik 2014
-Meja TU+Lemari 1 Unit Informa Baik 2014
-Papan DUK 1 Unit - Baik 2014
-Papan struktur 1 Unit - Baik 2014
organisasi
-Peta 4 Unit - Baik 2014
gizi,UKS,Surveilens,Bu
mil
-Printer 1 Unit Canon MX Baik 2014
397
-Printer 1 Unit MP 230 Baik 2014
-Printer 1 Unit Canon E 150 Baik 2014
-Rak loket dan gudang 4 Unit Krisbow Baik 2014
-sofa 1 Unit Informa Baik 2014
-DVD 1 Unit Polytron Baik 2014
-Hardisk eksternal 1 Unit Samsung Baik 2014
-Kipas angin 1 Unit Krisbow Baik 2014
-Proyektor+pengaman 1 Set Acer Baik 2014
-Hordeng 5 Set - Baik 2014
-Food model 1 Set - Baik 2014
-Jaringan Internet 6 Set - Baik 2014
45
3.1.2. Pengolahan
Pengolahan surveilans epidemiologi di Puskesmas Keramasan Palembang
terdiri dari:
1. Perencanaan
a. Merencanakan pengumpulan dana
b. Merencanakan pengumpulan data
c. Merencanakan analisis dan interprestasi data
2. Pengorganisasian
Tugas dilaksanakan secara suaka dibantu oleh petugas-petugas kesehatan serta
kader masyarakat.
3. Penggerakan
Laporan dari pustu direkapitulasi ulang dan dijumlahkan sesuai menurut
kelompok umur, kemudian dimasukan dalam blanko laporan mingguan
penyakit.
46
Diagram 3.1
10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Keramasan Tahun 2015
3.40%
1.50%
3.40% 3.40% ISPA
4.00%
Hipertensi
4.60% Gastritis
37.40%
6.20% Penyakit Kulit
Diare
15.10% Cepalgia
Obs. Febris
21.00% Diabetes Mellitus
Rematik
TB. Paru
Tabel 3.12
Penyakit Tidak Menular Terbesar di Puskesmas Keramasan Tahun 2011
No Nama Penyakit ∑ Proporsi (%)
1 Hipertensi 206 100
2 Diabetes Mellitus 0 0
Jumlah 206 100%
Sumber : STP-PUS Januari-Desember Tahun 2011
Diagram 3.7
Penyakit Tidak Menular Terbesar di Puskesmas
Keramasan Tahun 2011
0.00%
Hipertensi
100.00% Diabetes Mellitus
Diagram 3.8
Penyakit Tidak Menular Terbesar di Puskesmas
Keramasan Tahun 2012
25.50%
Hipertensi
74.50%
Diabetes Mellitus
54
Diagram 3.9
Penyakit Tidak Menular Terbesar di Puskesmas
Keramasan Tahun 2013
14.30%
Hipertensi
85.70%
Diabetes Mellitus
Tabel 3.15
Penyakit Tidak Menular Terbesar di Puskesmas Keramasan Tahun 2014
No Nama Penyakit ∑ Proporsi (%)
1 Hipertensi 196 78,4
2 Diabtes Mellitus 54 21,6
Jumlah 250 100%
Sumber : STP-PUS Januari-Desember Tahun 2014
55
Diagram 3.10
Penyakit Tidak Menular Terbesar di Puskesmas
Keramasan Tahun 2014
21.60%
Hipertensi
Diabetes Mellitus
78.40%
13.50%
Hipertensi
86.50%
Diabetes Mellitus
56
2. Aspek Growth
Growth artinya seberapa cepat pertumbuhan tren penyakit berkembang
3. Aspek Seriousness
Seriousness artinya seberapa parah penyakit tersebut apabila tidak segera
dilakukan penanganan
2. Aspek Growth
Berdasarkan waktu, penyakit pneumonia ini memiliki kecenderungan
meningkatkan pada waktu tertentu yang sesuai dengan musim (September-
Januari), namun saat ini musim selalu mengalami pancaroba sehingga terjadi
ketidakteraturan musim yang menyebabkan penyakit pneumonia bisa terjadi
peningkatan kapan saja sesuai dengan musim. Intuk itu perlu dilakukan
kegiatan surveilans secara terus-menerus.
3. Aspek Seriousness
Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan memiliki jumlah penduduk yang cukup
padat yang terlihat dari angka kepadatan hunian yang cukup tinggi sehingga
memudahkan penyebaran penyakit pneumonia semakin cepat. Selain itu di
wilayah kerja Puskesmas Keramasan terdapat pabrik pengolahan PT.Semen
Baturaja yang dapat menyebabkan pencemaran udara.
58
Tabel 3.17
Distribusi Penyakit Pneumonia menurut Umur di Wilayah Kerja Puskesmas
Keramasan Palembang Tahun 2011-2015
TAHUN
NO UMUR 2011 2012 2013 2014 2015
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 0-7 Hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 8-28 Hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 < 1 thn 0 0 6 8,58 5 8,33 0 0 35 40,23
7 15-19 Thn 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 45-54 Thn 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 ≥ 70 Thn 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
∑ 23 100 70 100 60 100 24 100 87 100
Sumber : STP-PUS Januari-Desember Tahun 2011-2015
Berdasarkan data pada tabel di atas di dapatkan bahwa penderita pneumonia
di Puskesmas Keramasan Palembang yang terbanyak pada tahun 2011 yaitu pada
kelompok umur 1-4 tahun dengan jumlah penderita 23 orang atau 100 %. Pada tahun
2012, penderita penyakit pneumonia terbanyak pada kelompok umur 1-4 tahun
dengan jumlah penderita 53 atau 75,71 %. Selanjutnya pada tahun 2013, penderita
pneumonia terbanyak terdapat pada kelompok umur 1-4 tahun dengan jumlah
penderita 23 atau 38,33%. Pada tahun 2014, penderita pneumonia terbanyak terdapat
59
pada kelompok umur 1-4 tahun dengan jumlah penderita 16 atau 66,67%.
Selanjutnya, pada tahun 2015, penderita pneumonia terbanyak terdapat pada
kelompok umur 1-4 tahun dengan jumlah penderita 40 atau 50,57%. Sehingga secara
keseluruhan dari tahun 2011-2015 didapat bahwa penderita pneumonia dominan pada
umur 1-4 tahun, dengan jumlah penderita paling banyak yaitu 53 atau sebesar 75,71
%.
Grafik 3.1
Distribusi Penyakit Pneumonia Menurut Umur di Puskesmas Keramasan Kota
Palembang Tahun 2011-2015
100%
90%
80%
70%
60% 2011
50% 2012
40% 2013
30% 2014
20% 2015
10%
0%
60
Tabel 3.18
Distribusi penyakit pneumonia menurut jenis kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Keramasan Palembang Tahun 2011-2015
TAHUN
JENIS
NO 2011 2012 2013 2014 2015
KELAMIN
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 Laki-laki 15 65,2 45 64,3 35 58,3 8 33,3 43 49,4
Grafik 3.2
Distribusi Penyakit Pneumonia menurut Jenis Kelamin di Puskesmas
Keramasan Kota Palembang Tahun 2011-2015
65.30% 66.70%
70.00% 64.30%
58.30%
60.00% 50.60%
49.40%
50.00%
41.70%
40.00% 34.80% 35.70%
33.30%
laki-laki
30.00%
20.00% perempuan
10.00%
0.00%
2011 2012 2013 2014 2015
Tabel 3.19
Distribusi, Prevalens dan Proporsi Penyakit Pneumonia menurut Tempat
(Kelurahan Pengunjung) di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang
Tahun 2011
TAHUN 2011
NO KELURAHAN
∑ penduduk Jumlah Kasus Prev (%) Proporsi (%)
1 Kemang Agung 21.000 17 0,08 74
2 Keramasan 8150 6 0,07 26
∑
29.150 23 0,08 100
Sumber : Profil Puskesmas Keramasan Tahun 2011
62
Tabel 3.20
Distribusi, Prevalens dan Proporsi Penyakit Pneumonia menurut Tempat
(Kelurahan Pengunjung) di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang
Tahun 2012
TAHUN 2012
NO KELURAHAN
∑ penduduk Jumlah Kasus Prev (%) Proporsi (%)
1 Kemang Agung 21.300 48 0,23 69
2 Keramasan 9910 22 0,22 31
∑ 31.210 70 0,22 100
Sumber : Profil Puskesmas Keramasan Tahun 2012
Tabel 3.21
Distribusi, Prevalens dan Proporsi Penyakit Pneumonia menurut Tempat
(Kelurahan Pengunjung) di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang
Tahun 2013
TAHUN 2013
NO KELURAHAN
∑ penduduk Jumlah Kasus Prev (%) Proporsi (%)
1 Kemang Agung 21.300 41 0,2 68
2 Keramasan 9918 19 0,2 32
∑ 31.218 60 0,2 100
Sumber : Profil Puskesmas Keramasan Tahun 2013
Tabel 3.22
Distribusi, Prevalens dan Proporsi Penyakit Pneumonia menurut Tempat
(Kelurahan Pengunjung)di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang
Tahun 2014
TAHUN 2012
NO KELURAHAN
∑ penduduk Jumlah Kasus Prev (%) Proporsi (%)
1 Kemang Agung 21.369 16 0,07 67
2 Keramasan 9918 8 0,08 33
∑
31.287 24 0,08 100
Sumber : Profil Puskesmas Keramasan Tahun 2014
63
Tabel 3.23
Distribusi, Prevalens dan Proporsi Penyakit Pneumonia menurut Tempat
(Kelurahan Pengunjung) di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang
Tahun 2015
TAHUN 2015
NO KELURAHAN
∑ penduduk Jumlah Kasus Prev (%) Proporsi (%)
1 Kemang Agung 22.140 60 0,27 69
2 Keramasan 10.120 27 0,26 31
∑
32.260 87 0,26 100
Sumber : Profil Puskesmas Keramasan Tahun 2015
Grafik 3.3
Distribusi Proporsi Penyakit Pneumonia Menurut Tempat di Puskesmas
Keramasan Kota Palembang Tahun 2011-2015
74.00%
80.00% 69.00% 68.00% 67.00% 69.00%
60.00% Kemang
31.00% 32.00% 33.00% 31.00%
26.00% Agung
40.00% Keramasan
20.00% Keramasan
Kemang Agung
0.00%
2011 2012 2013 2014 2015
Tabel 3.24
Distribusi Penyakit Pneumonia Menurut Waktu (Bulan) di Wilayah Kerja
Puskesmas Keramasan Palembang Tahun 2011-2015
TAHUN
NO KELURAHAN 2011 2012 2013 2014 2015
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 Januari 0 0 22 32,4 10 16,6 12 50 7 8,05
Grafik 3.4
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Januar Febru Agust Septe Oktob Nove Desem
Maret April Mei Juni Juli
i ari us mber er mber ber
2011 0.00% 0.00% 17.40%13.04%17.40%13.04%13.04%13.04%13.04% 0.00% 0.00% 0.00%
2012 32.40%17.14% 0.00% 0.00% 2.85% 5.70% 14.30% 2.85% 7.00% 2.85% 6.70% 7.14%
2013 16.60% 5.00% 18.30% 8.30% 6.70% 6.70% 1.70% 6.70% 3.30% 6.70% 20.00% 0.00%
2014 50.00%12.40%16.70%20.90% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
2015 8.05% 5.75% 4.60% 3.45% 2.30% 3.45% 5.75% 5.75% 13.80%21.80% 9.20% 16.10%
Tabel 3.25
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang Tahun 2014-2015
4.
2014 2015
Wilayah
YA % YA %
Keramasan 353 88,60% 31 34%
Kemang Agung 145 88,40% 40 44%
TOTAL 498 88,60% 71 39%
Sumber : Profil Puskesmas Keramasan Tahun 2014-2015
Grafik 3.5
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang Tahun 2014-2015
88.60%
88.40% Kemang
100.00% Agung
80.00% Keramasan
34.00%
60.00% 44.00%
40.00%
Keramasan
20.00%
Kemang Agung
0.00%
2014 2015
Grafik 3.6
Cakupan Rumah Tangga Tidak Merokok Dalam Rumah
di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang Tahun 2014-2015
75.50%
Kemang
47.00% Agung
80.00%
Keramasan
60.00%
32.30%
40.00% 21.40% Keramasan
20.00%
Kemang Agung
0.00%
2014 2015
68
3. Kepadatan Hunian
Tabel 3.27
Kepadatan Hunian
di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang Tahun 2014
1.
Tabel 3.28
Jumlah Kasus Gizi Kurang Pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang Tahun 2014-2015
1.
2014 2015
Wilayah
YA % YA %
Keramasan 19 31,7 17 31
Grafik 3.7
Jumlah Kasus Gizi Kurang Pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang Tahun 2014-2015
Kemang
68.30% 69.00% Agung
80.00%
31.70% 31.00% Keramasan
60.00%
40.00%
Keramasan
20.00%
Kemang Agung
0.00%
2014 2015
98.00%
99.00% 99.00%
100.00%
98.00%
96.00% 90.00% capaian
94.00%
target
92.00%
90.00%
target
88.00%
86.00% capaian
84.00%
2014 2015
100.00%
95.00% 90.00%
95.00% capaian
90.00%85.00%
target
90.00%
target
85.00%
capaian
80.00%
2014 2015
72
BAB IV
PEMBAHASAN
infeksi suatu penyakit seperti pneumonia (Dailure, 2004). Berdasarkan data kasus gizi
kurang di Wilayah Puskesmas Keramasan, angka balita yang menderita gizi kurang
cukup tinggi. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan secara
proporsi untuk kasus gizi kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Keramasan
pada tahun 2014-2015. Untuk tahun 2015, Kelurahan Kemang Agung memiliki kasus
balita gizi kurang yang lebih tinggi yaitu sebesar 69% atau 38 balita gizi kurang ,
dibandingkan dengan Kelurahan Keramasan yaitu sebesar 31% atau 17 balita kurang,
dengan peningkatan proporsi dari tahun 2014-2015 juga terlihat mengalami kenaikan.
Dengan status gizi kurang yang tinggi pada kelompok usia balita menjadi
pengaruh besar terjadinya kasus pneumonia pada kelompok usia balita. Selain
dipengaruhi oleh kondisi status gizi, tingginya jumlah penderita pneumonia pada
balita juga dipengaruhi oleh faktor risiko berupa masih rendahnya cakupan pemberian
Air Susu Ibu- Eksklusif (ASI-Eksklusif) yang memiliki pengaruh penting dalam
pembentukan sistem kekebalan pada anak secara alamiah. (Daulaire, 2004)
Berdasarkan data cakupan pemberian ASI-Eksklusif dari tahun 2014-2015,
menunjukkan bahwa pemberian ASI-Eksklusif mengalami penurunan. Menurunnya
cakupan pemberian ASI-Eksklusif, maka anak-anak terutama pada kelompok usia
balita akan mengalami peningkatan tingkat kerentanan pada agent penyakit, salah
satunya penyakit pneumonia. Karena itulah dengan masih tingginya angka gizi
kurang pada balita dan menurunnya cakupan pemberian ASI-Eksklusif, menyebabkan
tingginya kelompok usia balita (1-4 tahun) mengalami pneumonia ditinjau
berdasarkan kelompok umur.
Dari data pemberian kapsul vitamin A pada balita, di tahun 2014, cakupan
pemberian kapsul vitamin A pada balita mencapai 99% artinya jauh lebih besar dari
target yaitu 90%. Sedangkan, pada tahun 2015, cakupan pemberian kapsul vitamin A
pada balita mencapai 99% artinya jauh lebih besar dari target yaitu 90%. Secara
keseluruhan dari tahun 2014-2015, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita
dikategorikan baik karena mampu jauh melebihi target. Artinya data tersebut
menunjukkan bahwa penurunan sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh balita
74
ada 5 orang yang tinggal didalam satu rumah, sementara untuk angka kepadatan
hunian di Kelurahan Keramasan yaitu 4,03.
Dari data tersebut, kedua Kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas
Keramasan sama-sama memiliki angka kepadatan hunian yang tertinggi jika
dibandingkan dengan idealnya angka kepadatan hunian yaitu 4. Tingginya angka
kepadatan hunian di Kelurahan Kemang Agung menjadikan Kelurahan Kemang
Agung menjadi Kelurahan yang tinggi angka penderita pneumonia.
Kepadatan hunian menjadi faktor risiko penting dalam peningkatan kasus
pneumonia. Dengan kepadatan hunia yang tinggi maka penularan penyakit
pneumonia menjadi lebih cepat dan perkembangannya juga mengalami peningkatan
lebih cepat. Selain dengan tingginya angka kepadatan hunian, akan menyebabkan
kondisi lingkungan yang tidak sehat, seperti tidak adanya ruang khusus untuk
beristiharat dan rendahnya kualitas udara, sehingga penyakit akan lebih cepat
berkembang. (Anwar,2014)
Selain tingginya kepadatan hunian yang menyebabkan Kelurahan Kemang
Agung mengalami jumlah penderita pneumonia tertinggi di Puskesmas Keramasan,
cakupan perilaku tidak merokok yang masih rendah di wilayah Kemang Agung juga
menyebabkan tingginya kasus pneumonia di Kelurahan Kemang Agung. Berdasarkan
data yang diperoleh, cakupan prilaku tidak merokok di Kelurahan Kemang Agung
masih sangat rendah, yaitu ditahun 2015 sebesar 32,30%. Sementara untuk Kelurahan
Keramasan angka cakupan prilaku tidak merokok sebesar 47%.
Dari data tersebut, dapat kita lihat bahwa perilaku merokok di Kelurahan
Kemang Agung masih sangat tinggi. Asap rokok merupakan faktor risiko yang
memberikan pengaruh besar dalam menyebabkan peningkatan kasus pneumonia.
Dengan tingginya perilaku merokok di Kelurahan Kemang Agung menyebabkan
banyak masyarakat terutama kelompok usia rentan akan terpapar dengan asap rokok.
Asap rokok yang menjadi faktor risiko pneumonia akan menyebabkan masyarakat di
Kelurahan Kemang Agung menjadi banyak yang mengalami pneumonia.
77
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Menurut umur, distribusi penyakit pneumonia yang tertinggi yaitu pada umur
1-4 tahun ada dikategorikan kedalam balita. Tingginya kasus pneumonia pada
umur 1-4 tahun tersebut disebabkan oleh faktor risiko yaitu cakupan
pemberian ASI- eksklusif dan keadaan gizi kurang pada balita yang
menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh pada balita. Namun,
penurunan sistem kekebalan tubuh pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Keramasan tidak dipengaruhi oleh cakupan pemberian vitamin A dan
imunisasi lengkap.
79
80
5.2. Saran
1. Penyakit pneumonia merupakan penyakit yang berhubungan dengan saluran
pernafasan dengan penderita tertinggi pada kelompok usia 1-4 tahun atau
dikategorikan balita. Oleh sebab itu perlu dilakukan pencegahan dengan
memperkuat sistem imunitas melalui pemberian imunisasi lengkap dan
memenuhi pemberian ASI-Eksklusif.
2. Keadaan Gizi kurang menjadi faktor risiko yang besar untuk terjadinya
pneumonia, untuk itu upaya perbaikan status gizi perlu dilakukan secara
terintegrasi, artinya masyarakat harus berperan aktif untuk menyediakan
konsumsi makanan yang tepat dan pihak Puskesmas harus membantu dengan
melakukan melakukan pemantuan status gizi secara berkesinambungan untuk
melakukan pencegahan terhadap pneumonia terutama bagi balita.
DAFTAR PUSTAKA
Dailure, 2004. Analisis risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada
balita di 4 Provinsi di Indonesia [tesis]. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia : Depok
Kasjono, Heru Subaris dan Heldhi B. Setiawan. 2009. Intisari Epidemiologi. Mitra
Cendika Press : Yogyakarta
Sugihartono dan Nurjazuli, 2009. Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol.11 No. 1/April 2012. Hal. 82-86.
The United Nations Children’s Fund, World Health Organization, 2006. The
Forgotten Killer of Children. NewYork. (Online)
http://www.childinfo.org/files/Pneumonia_The_Forgotten_Killer_of_Children
.pdf diakses pada 27 januari 2016.
World Health Organization.2013 Pneumonia. Fact sheet N°331 [cited 2013Nov 13].
Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/2013
diakses pada tanggal 1 Februari 2016
DOKUMENTASI