0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan5 halaman
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan besar di Indonesia. CDR TB Paru di Puskesmas Talang Ratu tahun 2016 masih dibawah target nasional. Penulisan ini bertujuan mengidentifikasi penyebab rendahnya CDR dan menemukan solusi untuk meningkatkannya dengan melakukan tinjauan literatur dan diskusi dengan tenaga kesehatan Puskesmas.
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan besar di Indonesia. CDR TB Paru di Puskesmas Talang Ratu tahun 2016 masih dibawah target nasional. Penulisan ini bertujuan mengidentifikasi penyebab rendahnya CDR dan menemukan solusi untuk meningkatkannya dengan melakukan tinjauan literatur dan diskusi dengan tenaga kesehatan Puskesmas.
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan besar di Indonesia. CDR TB Paru di Puskesmas Talang Ratu tahun 2016 masih dibawah target nasional. Penulisan ini bertujuan mengidentifikasi penyebab rendahnya CDR dan menemukan solusi untuk meningkatkannya dengan melakukan tinjauan literatur dan diskusi dengan tenaga kesehatan Puskesmas.
Tuberkulosis merupakan penyakit langsung disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterum tuberkulosis). Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi (Kemenkes RI, 2014).
Laporan WHO, 2008 yang menggambarkan situasi dunia tahun
2006, menunjukan setiap tahun diperkirakan 9,2 juta kasus TB baru (139/100.000 penduduk), jumlah kasus baru ini meningkat dari angka tahun 2005, yaitu 9,1 juta. Global Tuberkulosis Control Report 2008 menyebutkan prevalensi TB tahun 2006 adalah 14,4 juta orang. Tahun 2006 diperkirakan ada 1,7 juta orang/tahun yang meninggal akibat TB dan 0,2 juta diantaranya pasien HIV (+). Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara-negara berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak daripada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas.(Depkes RI, 2011)
Di Indonesia, Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001
menunjukan bahwa TBC menduduki rangking ketiga sebagai penyebab kematian (9,4% dari total kematian) setelah sistem sirkulasi dan sistem pernafasan. Pada survei yang sama angka TBC di indonesia ketika itu sebesar 800 per 100.000 penduduk. Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insidensi kasus TB positif sekitar 100.000 penduduk (Depkes RI, 2011).
1 2
Melihat besarnya masalah tuberkulosis, pada awal tahun 1990-an
WHO dan International Union Against and Lung Disease (IUATLD) telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomi paling efektif (cost effective). Pada tahun 1995, program nasional penanggulangan TB mulai menerapkan strategi DOTS di Indonesia dan dilaksanakan di Puskesmas secara bertahap. Sejak tahun 2000 strategi DOTS dilaksanakan di seluruh Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) terutama Puskesmas yang diintegrasikan dalam dalam pelayanan kesehatan dasar (Depkes RI, 2011).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya ( Permenkes RI, 2014). Keberhasilan pelaksanaan program penanggulangan TBC diukur dari pencapaian angka penemuan penderita TBC (Case Detection Rate = CDR), angka kesembuhan penderita (cure rate) dan angka sukses pengobatan. Pada tahun 2015-2016 angka penemuan penderita dan angka kesembuhan TBC di Puskesmas Talang Ratu mengalami penurunan masih dibawah target nasional (CDR=70%).
Tabel 1.1 CDR Penyakit TB Paru Puskesmas Talang Ratu
3
Tahun Pencapaian Target
2014 27,7 % 70% 2015 20,3 % 70% 2016 63,8% 70%
Di Puskesmas Talang ratu, cakupan angka penemuan kasus TB paru
pada tahun 2016. Pencapaiannya kurang dari target yaitu 63,8 % dari ketetapan kebijakan 70%. Dengan mempertimbangkan segala keterbatasan yang ada, maka penulis bermaksud mengadakan penulisan tentang Tingginya Upaya Peningkatan Case Detection Rate Tb Paru Puskesmas Talang ratu tahun 2016.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan perumusan masalah adalah Bagaimana upaya peningkatan CDR di Puskesmas Talang ratu tahun 2016?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
1.1.1 Tujuan Umum Untuk mendapatkan faktor penyebab rendahnya CDR (Case Detection Rate) TB Paru di Puskesmas Talang Ratu tahun 2016 dengan fishbone.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Identifikasi penyebab masalah 2. Indentifikasi penyelesaian masalah pada penyebab masalah prioritas 3. Diketahui penyelesaian masalah yang terpilih
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan yang
merujuk pada berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Talang ratu 4
Palembang serta diskusi dan mengkaji untuk menemukan solusi pemecahan
masalah dengan kepala puskesmas beserta staff program penyakit tuberkulosis di Puskesmas Talang ratu Palembang.
1.5. Manfaat 1.5.1.Bagi Penulis
a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
b. Melatih dan mengembangkan kemampuan, minat dan bakat dalam mengevaluasi suatu program kesehatan di puskesmas. c. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas tentang program TB dalam pencapaian penemuan kasus TB di Puskesmas Talang ratu. 1.5.2.Bagi Institusi FK UMP a. Sebagai bahan informasi telah dilaksanakannya kegiatan kepaniteraan IKM di Puskesmas Talang ratu Palembang b. Sebagai bahan evaluasi kelulusan mahasiswa dalam kegiatan kepaniteraan IKM
1.6 Lokasi dan Waktu
1.6.1. Lokasi Kegiatan dilakukan di Puskesmas talang ratu jl. Letnan murod No.986 RT.13 KM 5 kelurahan 20 ilir D-IV Palembang
1.6.2. Waktu 15 Mei 3 juni 2017
1.7 Sasaran
Sasaran dalam program penyakit tuberkulosis adalah seluruh pasien
BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu Palembang periode Januari Desember 2016. 5