Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tuberkulosis merupakan penyakit langsung disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterum tuberkulosis). Tuberkulosis paru adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang
ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi
(Kemenkes RI, 2014).

Laporan WHO, 2008 yang menggambarkan situasi dunia tahun


2006, menunjukan setiap tahun diperkirakan 9,2 juta kasus TB baru
(139/100.000 penduduk), jumlah kasus baru ini meningkat dari angka tahun
2005, yaitu 9,1 juta. Global Tuberkulosis Control Report 2008
menyebutkan prevalensi TB tahun 2006 adalah 14,4 juta orang. Tahun 2006
diperkirakan ada 1,7 juta orang/tahun yang meninggal akibat TB dan 0,2
juta diantaranya pasien HIV (+). Diperkirakan 95% kasus TB dan 98%
kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara-negara berkembang.
Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak daripada kematian
karena kehamilan, persalinan dan nifas.(Depkes RI, 2011)

Di Indonesia, Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001


menunjukan bahwa TBC menduduki rangking ketiga sebagai penyebab
kematian (9,4% dari total kematian) setelah sistem sirkulasi dan sistem
pernafasan. Pada survei yang sama angka TBC di indonesia ketika itu
sebesar 800 per 100.000 penduduk. Diperkirakan pada tahun 2004, setiap
tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insidensi kasus
TB positif sekitar 100.000 penduduk (Depkes RI, 2011).

1
2

Melihat besarnya masalah tuberkulosis, pada awal tahun 1990-an


WHO dan International Union Against and Lung Disease (IUATLD) telah
mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai DOTS
(Directly Observed Treatment Short-course) dan telah terbukti sebagai
strategi penanggulangan yang secara ekonomi paling efektif (cost effective).
Pada tahun 1995, program nasional penanggulangan TB mulai menerapkan
strategi DOTS di Indonesia dan dilaksanakan di Puskesmas secara bertahap.
Sejak tahun 2000 strategi DOTS dilaksanakan di seluruh Unit Pelayanan
Kesehatan (UPK) terutama Puskesmas yang diintegrasikan dalam dalam
pelayanan kesehatan dasar (Depkes RI, 2011).

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
( Permenkes RI, 2014).
Keberhasilan pelaksanaan program penanggulangan TBC diukur
dari pencapaian angka penemuan penderita TBC (Case Detection Rate =
CDR), angka kesembuhan penderita (cure rate) dan angka sukses
pengobatan. Pada tahun 2015-2016 angka penemuan penderita dan angka
kesembuhan TBC di Puskesmas Talang Ratu mengalami penurunan masih
dibawah target nasional (CDR=70%).

Tabel 1.1 CDR Penyakit TB Paru Puskesmas Talang Ratu


3

Tahun Pencapaian Target


2014 27,7 % 70%
2015 20,3 % 70%
2016 63,8% 70%

Di Puskesmas Talang ratu, cakupan angka penemuan kasus TB paru


pada tahun 2016. Pencapaiannya kurang dari target yaitu 63,8 % dari
ketetapan kebijakan 70%. Dengan mempertimbangkan segala keterbatasan
yang ada, maka penulis bermaksud mengadakan penulisan tentang
Tingginya Upaya Peningkatan Case Detection Rate Tb Paru Puskesmas
Talang ratu tahun 2016.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan perumusan masalah
adalah Bagaimana upaya peningkatan CDR di Puskesmas Talang ratu tahun
2016?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum


1.1.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan faktor penyebab rendahnya CDR (Case Detection
Rate) TB Paru di Puskesmas Talang Ratu tahun 2016 dengan fishbone.

1.1.2 Tujuan Khusus


1. Identifikasi penyebab masalah
2. Indentifikasi penyelesaian masalah pada penyebab masalah
prioritas
3. Diketahui penyelesaian masalah yang terpilih

1.4. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan yang


merujuk pada berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Talang ratu
4

Palembang serta diskusi dan mengkaji untuk menemukan solusi pemecahan


masalah dengan kepala puskesmas beserta staff program penyakit
tuberkulosis di Puskesmas Talang ratu Palembang.

1.5. Manfaat
1.5.1.Bagi Penulis

a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.


b. Melatih dan mengembangkan kemampuan, minat dan bakat dalam
mengevaluasi suatu program kesehatan di puskesmas.
c. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas tentang
program TB dalam pencapaian penemuan kasus TB di Puskesmas
Talang ratu.
1.5.2.Bagi Institusi FK UMP
a. Sebagai bahan informasi telah dilaksanakannya kegiatan kepaniteraan
IKM di Puskesmas Talang ratu Palembang
b. Sebagai bahan evaluasi kelulusan mahasiswa dalam kegiatan
kepaniteraan IKM

1.6 Lokasi dan Waktu


1.6.1. Lokasi
Kegiatan dilakukan di Puskesmas talang ratu jl. Letnan murod No.986
RT.13 KM 5 kelurahan 20 ilir D-IV Palembang

1.6.2. Waktu
15 Mei 3 juni 2017

1.7 Sasaran

Sasaran dalam program penyakit tuberkulosis adalah seluruh pasien


BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu Palembang periode
Januari Desember 2016.
5

Anda mungkin juga menyukai