Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

PENYAKIT TBC

DISUSUN:
KELOMPOK 1
1. BERTA JASMA ARISANTI
2. AGEL ROMADHON
3. ALGO PANDORA
4. M.AJI RAHMATULLAH
5. RANGGA RAHMADAN
6. GHOZI RAMIZ ZDLIYAULHAQ

Dosen Pengampu :
Ns, Aisyah, S.Kep.,M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN BATURAJA
2022/2023

1
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................2

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1. Latar Belakang...........................................................................................................................5

2. Rumusan Masalah:....................................................................................................................6

3. Tujuan Masalah:............................................................................................................................7

BAB II...................................................................................................................................................8

PEMBAHASAN...................................................................................................................................8

A. Pengertian TBC.........................................................................................................................8

B. Asuhan keperawatan..................................................................................................................8

C. Pengkajian.................................................................................................................................8

D. Diagnosa Keperawatan............................................................................................................10

E. Perencanaan Keperawatan.......................................................................................................10

F. Implementasi...........................................................................................................................12

G. Evaluasi...................................................................................................................................14

BAB IV...............................................................................................................................................17

PENUTUP...........................................................................................................................................17

4. Kesimpulan..............................................................................................................................17

5. Saran........................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah konsep Dasar
Keperawatan.Terimakasih kepada Ibu Ns, Aisyah, S.Kep.,M.Kep. selaku dosen pengampu
mata kuliah konsep Dasar Keperawatan. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini,oleh karena itu kami akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis dapat menyebar dari satu
orang ke orang lain melalui transmisi udara (droplet dahak pasien tuberkulosis). Pasien yang
terinfeksi Tuberkulosis akan memproduksi droplet yang mengandung sejumlah basil kuman
TB ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara. Orang yang menghirup basil kuman TB
tersebut dapat menjadi terinfeksi Tuberkulosis.
Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen
global dalam MDG’s (Kemenkes, 2015). Penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah
kesehatan utama di dunia. Hal tersebut menyebabkan gangguan kesehatan jutaan orang
pertahun penyebab utama kematian penyakit menular di dunia . Pada tahun 2014,
diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru yaitu 5,4 juta adalah laki-laki, 3,2 juta di kalangan
perempuan dan 1,0 juta anakanak. Penyebab kematian akibat TB Paru pada tahun 2014
sangat tinggi yaitu 1,5 juta kematian , dimana sekitar 890.000 adalah laki-laki, 480.000
adalah perempuan dan 140.000 anak-anak (WHO, 2015). Indikator yang digunakan dalam
penanggulangan TB salah satunya Case Detection Rate CDR), yaitu jumlah proporsi pasien
baru BTA positif yang ditemukan dan pengobatan terhadap jumlah pasien baru BTA positif,
yang diperkirakan dalam wilayah tersebut (Kemenkes, 2015). Pencapaian CDR (Case
Detection Rate-Angka 2 Penemuan Kasus) TB di Indonesia tiga tahun terakhir mengalami
penurunan yaitu tahun 2012 sebesar 61 %, tahun 2013 sebesar 60 %, dan tahun 2014 menjadi
46 % (Kemenkes RI, 2015).
Laporan TB dunia oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, masih
menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor tiga di dunia setelah India
dan Cina, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk)
dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000). Penderita TBC di Indonesia pada tahun
2016 mencapai 156.723 orang, Provinsi dengan peringkat 5 tertinggi yaitu Jawa Barat
sebanyak 23.774 orang, Jawa Timur sebanyak 21.606 orang, Jawa Tengah sebanyak 14.139
orang, Sumatera Utara sebanyak 11.771 orang, DKI Jakarta sebanyak 9.516 orang (Profil

4
kesehatan Indonesia, 2016). Berdasarkan data Dinas Kesehatan di Kabupaten Kampar pada
tahun 2018 terdapat 1.079 kasus dengan rincian perempuan 383 kasus dan laki-laki sebanyak
696 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, 2018).
Penyakit TB Paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung
dan saluran pernapasan pada semua kelompok usia serta nomor satu untuk golongan penyakit
infeksi. Korban meninggal akibat TB Paru di Indonesia diperkirakan sebanyak 61.000
kematian setiap tahunnya (Depkes RI, 2011).
Penyakit TB Paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Menurut
Ardiansyah (2012), komplikasi dini antara lain pleuritis, efusi pleura empiema, laryngitis dan
TB Usus. Selain itu juga dapat 3 menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut seperti obstruksi
jalan napas dan amiloidosis. Untuk mencegah komplikasi tersebut maka dibutuhkan peran
dan fungsi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang benar meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative yang dilakukan secara komprehensif dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Peran perawat dalam promotif dan preventif
yakni memberikan pendidikan kesehatan tentang TB Paru dan penularan TB Paru terhadap
keluarga maupun pasien itu sendiri. Dalam upaya penanggulangan penyakit TB Paru, peran
serta keluarga dalam kegiatan pencegahan merupakan faktor yang sangat penting.
Peran serta keluarga dalam penanggulangan TB Paru harus diimbangi dengan
pengetahuan yang baik, dengan pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga dapat meningkatkan
status kesehatan klien sehingga bila ada anggota keluarga yang sakit segera memeriksakan
kondisi secara dini, memberikan OAT sesuai jangka waktu tertentu untuk mengobati
penyebab dasar dan dalam perawatan diri klien secara optimal.
Berdasarkan laporan kasus di Puskesmas Siak Hulu I Kabupaten Kampar, untuk
penyakit TB Paru pada tahun 2018 didapat 21 orang penderita sedangkan di tahun 2019
meningkat sebanyak 24 orang. Dimana terdapat 10 orang yang mendapat pengobatan
lengkap, 3 orang sembuh, meninggal 1 orang, pindah 2 orang dan 8 orang sedang menjalani
pengobatan. Berdasarkan data diatas penderita paru semakin meningkat, padahal TB Paru
penyakit yang bisa disembuhkan apabila cara penanganannya 4 menggunakan prosedur
dengan benar, yaitu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan baik. Pentingnya
peran perawat sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan termasuk
berupaya bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit TB Paru baik
dengan cara pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga yang telah terinfeksi.

5
2. Rumusan Masalah:
a. Jelaskan tahap-tahap Pengkajian pada pasien TBC?
b. Jelaskan tahap-tahap Diagnose keperawatan pada pasien TBC?
c. Jelaskan tahap-tahap Perencanaan keperawatan pada pasien TBC?
d. Jelaskan tahap-tahap Implementasi pada pasien TBC?
e. Jelaskan tahap-tahap Evaluasi pada pasien TBC?

3. Tujuan Masalah:
a. Menedeskripsikan tahap-tahap Pengkajian pada pasien TBC?
b. Mendeskripsikan tahap-tahap Diagnose keperawatan pada pasien TBC?
c. Mendeskripsikan tahap-tahap Perencanaan keperawatan pada pasien TBC?
d. Mendeskripsikan tahap-tahap Implementasi pada pasien TBC?
e. Mendeskripsikan Tahap-tahap Evaluasi pada pasien TBC?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian TBC
Menurut Tabrani (2010) Tuberkulosis Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau diberbagai
organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Kuman ini juga
mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga menyebabkan bakteri ini
menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung dengan lambat. Bakteri
ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari.
Tuberkulosis Paru atau TB adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh basil mikrobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan
selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon. (Andra S.F & Yessie M.P,
2013).

B. Asuhan keperawatan
pada klien Ny. M berusia 58 tahun dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru (TB Paru) di
wilayah Kerja Puskesmas Siak Hulu I, dimulai sejak tanggal 06 November 2022 sampai
tanggal 8 November 2022. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan secara bertahap
diawali dengan pengkajian, perumusan masalah keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan yang disebut sebagai proses keperawatan,
selanjutnya dijabarkan sebagaimana uraianuraian tersebut dibawah ini:

C. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia

7
Bahasa yang digunakan : Bahasa Daerah “Ogan”
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Pangerain rais kampung III
Diagnosa Medis : Tuberkulosis Paru (TB Paru)
Tanggal pengkajian : 06 Novemberl 2022

Data subjektif (DS)


Ny. M mengatakan :
- Batuk Berdahak sejak 1 bulan terakhir
- Dahak susah untuk dikeluarkan
- Ny. M Mengatakan nafas sesak
- Ny. M Mengatakan Susah untuk bernafas jika batuk, karena dahak tidak bisa dikeluarkan
- Ny. M mengatakan tidak nafsu makan sejak seminggu terakhir
- Ny. M Mengatakan jika makan terasa pahit
- Ny. M mengatakan Jika makan rasa ingin muntah
- Ny. M mengatakan berat badan menurun 33 KG
- Ny. M dan keluarga mengatakan tidak tahu dengan penyakit yang diderita oleh Ny. M

Data Objektif (DO)


- Ny. M tampak batuk dan susah mengeluarkan dahaknya
- Ny. M tampak sesak dan demam - Porsi makanan yang diberikan tampak tidak dimakan
- Ny. M tampak kurus
- Ny. M dan keluarga tampak bertanya kepada perawat tentang penyakit yang diderita Ny.
M, apakah bisa disembuhkan
. - Ny. M tampak bingung saat ditanyakan tentang penyakit dan cara perawatan penyakitnya
- TD: 100/80 mmHg
- N: 90 x/menit
- RR: 28x/menit
- S: 39,2o C
- BB Sekarang : 45Kg
- BB Sebelum Sakit : 50Kg.

8
D. Diagnosa Keperawatan
Hasil pengkajian tanggal 06 April 2020, penulis mengangkat diagnosa keperawatan sesuai
dengan prioritas masalah yang ditemukan, yaitu :
1. Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan adanya penumpukan sekret
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

E. Perencanaan Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1 Bersihan Jalan Nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1 Monitor frekuensi,
efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 irama kedalaman dan
Infeksi, ditandai dengan jam diharapkan pasien upaya napas.
adanya eksudat di alveolus. Dengan kriteria hasil : 2 Monitor adanya
1. M endemonstrasikan retensi sputum .
batuk efektif dan suara 3 Posisikan semif
nafas yang bersih, tidak fowler atau fowler.
ada sianosis dan dyspneu 4 Auskultasi suara
(mampu mengeluarkan napas.
sputum, mampu bernafas 5 Jelaskan tujuan dan
dengan mudah). prosedur batuk
2. Menunjukkan jalan efektif
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, dan tidak ada
suara nafas abnormal).
3. Mampu
mengidentifikasi dan
mencegah faktor yang
dapat menghambat jalan

9
nafas
2 Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1.Identifikasi status
kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan selama 3 x 24 nutrisi.
dengan anoreksia. jam diharapkan pasien 2 Identifiksi alergi
Dengan kriteria hasil : 1. dan intoleransi
Adanya peningkatan berat makanan.
badan sesuai dengan tujuan 3 Monitor asupan
2. Berat badan ideal sesuai makanan.
dengan tinggi badan 3. 4 Berikan makanan
Mampu mengidentifikasi tinggi kalori tinggi
kebutuhan nutrisi 4. Tidak protein.
ada tandatanda mal nutrisi 5 Anjurkan pasien
5. Menunjukkan untuk menghabiskan
peningktan fungsi porsi makan
pengecapan dari menelan
dan tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
3 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi
berhubungan dengan keperawatan selama 1x25 kesiapan dan
kurangnya informasi. menit diharapkan pasien kemampuan
Kriteria Hasil : menerima informasi.
1. Pasien dan keluarga 2. Sediakan materi
menyatakan pemahaman dan media
tentang penyakit, kondisi, pendidikan
progosis dan program Kesehatan.
pengobatan 3. Jadwalkan
2. Pasien dan keluarga pendidikan kesehatan
mampu melaksanakan sesuai kesepakatan .
prosedur yang dijelaskan 4. Jelaskan faktor
secara benar resiko yang dapat
3. Pasien dan keluarga mempengaruhi
mampu menjelaskan kesehatan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
10
kesehatan lainnya.

F. Implementasi

Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Implementasi


Minggu 6 November Ketidak efektifan jalan 1 Mengidentifikasi kemampuan batuk .
2022 napas berhubungan dengan 2 Memantau adanya retensi sputum.
adanya penumpukan 3 Posisikan semif fowler atau fowler.
4 Memberikan minum air hangat
5 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
Perubahan nutrisi kurang 1. Identifikasi status nutrisi.
dari kebutuhan tubuh 2 . Identifiksi alergi dan intoleransi
berhubungan makanan.
3 Monitor asupan makanan.
4 Berikan makanan tinggi kalori tinggi
protein
Kurang pengetahuan 1.Mengidentifikasi kemampuan
berhubungan dengan
2. batuk Memantau adanya retensi
kurangnya informasi
3.sputum Posisikan semif fowler atau

4.fowler Memberikan minum air


hangat

5. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk


efekti.
Senin 7 November Ketidak efektifan jalan 1.Mengidentifikasi kemampuan batuk
2.Memantau adanya retensi sputum
2022 napas berhubungan dengan
3.Posisikan semif fowler atau fowler.
adanya penumpukan 4.Memberikan minum air hangat.
5.Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif

Senin 7 November Perubahan nutrisi kurang 1.Identifikasi status nutrisi.


2022 dari kebutuhan tubuh
2.Monitor asupan makanan.

11
berhubungan
3.Berikan makanan tinggi kalori tinggi
protein.

4.Anjurkan pasien untuk


menghabiskan porsi makan
Kurang pengetahuan 1.Identifikasi kesiapan dan
berhubungan dengan kemampuan menerima informasi .
kurangnya informasi 2. Sediakan materi dan media
pendidikan Kesehatan.
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
Rabu, 08 November Ketidak efektifan jalan 1.Mengidentifikasi kemampuan batuk
2023 napas berhubungan dengan
2.Memantau adanya retensi sputum
adanya penumpukan

3.Posisikan semif fowler atau fowler

4.Memberikan minum air hangat

5.Jelaskan tujuan dan prosedur batuk


efektif
Rabu, 08 November Perubahan nutrisi kurang 1.Identifikasi status nutrisi
2023 dari kebutuhan tubuh 2.Identifiksi alergi dan intoleransi
berhubungan 3.makanan Monitor asupan makanan
4.Berikan makanan tinggi kalori tinggi
protein
5.Anjurkan pasien untuk
menghabiskan porsi makan
Rabu, 08 November Kurang pengetahuan 1.Sediakan materi dan media
2023 berhubungan dengan pendidikan Kesehatan.
kurangnya informasi 2.Jelaskan faktor resiko yang dapat

G. Evaluasi

S : - Pasien mengatakan sesak berkurang jika posisi duduk


12
O : - Pasien terlihat sesak jika berbaring , Pasien dalam posisi semifowler , Pola pernapasan
pasien cepat RR : 28 x/mt
A : - Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi , Monitor frekuensi, irama kedalaman dan upaya napas , Monitor
pola napas , Monitor kemampuan batuk efektif , Monitor adanya sumbatan jalan napas

S : - Pasien mengatakan tidak nafsu makan , Pasien mengatakan merasa mual jika makan ,
Pasien mengatakan hanya habis 5 sendok makan
O : - BB : Sebelum sakit 50 kg Sesudah sakit 45 kg
A : - Masalah perubahan nutrisi belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi , Identifikasi status nutrisi, Identifiksi alergi dan intoleransi
makanan, Monitor asupan makanan ,Berikan makanan tinggi kalori tinggi protein , Anjurkan
pasien untuk menghabiskan porsi makan

S : - Pasien dan keluarga mengatakan belum mengerti akan penyakitnya - Pasien dan
keluarga belum mampu memahami informasi yang diberikan
O : - Pasien dan keluarga menjadwalkan pendidikan kesehatan
A : - Masalah defisit pengetahuan belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi, Sediakan materi dan media pendidikan Kesehatan, Jelaskan faktor
resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

S : - Pasien mengatakan sesak berkurang jika posisi duduk


O : - Pasien terlihat sesak jika berbaring, Pasien dalam posisi semifowler, Pola pernapasan
pasien cepat RR : 26 x/mt
A : - Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi , Monitor frekuensi, irama kedalaman dan upaya napas, Monitor
pola napas , Monitor kemampuan batuk efektif, Monitor adanya sumbatan jalan napas

S : Pasien mengatakan tidak nafsu makan , Pasien mengatakan merasa mual jika makan,
Pasien mengatakan hanya habis 5 – 8 sendok makan
O : - BB : Sebelum sakit 50 kg Sesudah sakit 45 kg
A : - Masalah perubahan nutrisi belum teratasi

13
P : - Lanjutkan intervensi, Identifikasi status nutrisi , Identifiksi alergi dan intoleransi
makanan, Monitor asupan makanan, Berikan makanan tinggi kalori tinggi protein, Anjurkan
pasien untuk menghabiskan porsi makan

S : - Pasien dan keluarga mengatakan sudah dapat mengerti akan penyakitnya, Pasien dan
keluarga mampu memahami informasi yang diberikan
O : - Pasien dan keluarga terlihat aktif saat pendkes dan sering bertanya, Pasien dan
keluaraga terlihat sudah dapat memahami akan penyakitnya
A : - Masalah defisit pengetahuan sudah teratasi
P : - Hentikan intervensi

S : - Pasien mengatakan tidak terlalu sesak jika posisi duduk


O : - Pasien dalam posisi semifowler - Pola pernapasan pasien RR : 24 x/mt
A : - Masalah Pola napas tidak efektif teratasi
P : - Hentikan intervensi

S : - Pasien mengatakan sudah nafsu makan - Pasien mengatakan merasakan tidak mual lagi,
Pasien mengatakan habis 8 - 10 sendok makan, biskuit dan buah-buahan
A : - Masalah Defisit nutrisi teratasi sebagian
P : - Lanjutkan intervensi , Berikan makanan tinggi kalori tinggi protein , Anjurkan pasien
untuk menghabiskan porsi makan

S : - Pasien dan keluarga mengatakan sudah dapat mengerti akan penyakitnya , Pasien dan
keluarga mampu memahami informasi yang diberikan
O : - Pasien dan keluarga terlihat aktif saat pendkes dan sering bertanya, Pasien dan
keluaraga terlihat sudah dapat memahami akan penyakitnya
A : - Masalah defisit pengetahuan sudah teratasi
P : - Hentikan intervensi

14
BAB IV

PENUTUP

4. Kesimpulan
Berdasarkan dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ny. M Di Puskesmas Siak
Hulu I Kabupaten Kampar dengan diagnosa tuberkulosis paru yang dimulai pada hari Senen
s/d rabu tanggal 06 s/d 08 November 2022, sehingga dapat diketahui sejauh mana
keberhasilan proes Asuhan Keperawatan yang telah dilaksanakan.
Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus pada pasien
dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dimana
tindakan dilakukan dan diselesaikan, sebagaimana di gambarkan dalam rencana yang sudah
dibuat di atas. 5. Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan pada evaluasi yang peneliti lakukan selama 3 hari pada pasien dengan
diagnosa keperawatan ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan adanya penumpukan
secret, perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi.

15
5. Saran
Berdasarkan analisa data kesimpulan penelitian maka dalam sub bab ini peneliti akan
menyampaikan beberapa saran diantaranya :
1. Bagi Pasien Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang bagaimana
menangani masalah tuberkulosis paru dengan tindkan yang benar sehingga masalah
Tuberculosis paru teratasi dan kebutuhan kenyamanan pasien terpenuhi.
2. Bagi institusi pendidikan Dapat meningkatkan mutu pendidikan yng lebih berkualitas dan
professional agar tercipta perawat yng professional, terampil, inovatif, aktif, dan bermutu
yang mampu memberikan asuhan keperwatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik
keperawatan
3. Manfaat bagi penulis Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengetahuan.
Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman penulis
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Tuberculosis Paru.

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, Hood & Abdul Mukty. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga University Press.
Andra F.S & Yessie M.P. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta. Nuha Medika Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa.
Jogjakarta: Diva Press
Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberculosis Klinis. Jakarta.
Widya Medika Depkes RI. 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta :
Gerdunas TB.
Dinkes Kampar. 2018. Profil Kesehatan Kesehatan Kampar.
Diagnosa Nanda Nic Noc. 2007-2008. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC Djojodibroto, R. Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Edisi
1. Jakarta:EGC pp.136-143.
Doenges, Marilynn E.dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. Alih Bahasa : I Made
Kriasa.EGC.Jakarta

16
Hariadi, Slamet, dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Departemen
Ilmu Penyakit Paru FK Unair – RSUD Dr. Soetomo.
Hasan, Helmia, Wibisono M, Winariani, Hariadi S, editors. 2010. Tuberkolosis Paru.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR –
RSUD Dr. Soetomo.
Hidayat, A.A. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Junaidi, Iskandar. 2010. Penyakit Paru dan Saluran Napas. Jakarta : Buana Ilmu Populer

17

Anda mungkin juga menyukai