Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

R
DENGAN KASUS TUBERCULOSIS PADA An.S DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KETAPANG 2

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


KEPERAWATAN KELUARGA

DOSEN : DWI AGUSTIAN FARUK IBRAHIM,Ners.M.Kep

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

AGUS MAWARDI 20220214201003


INDARSIH SRI UTAMI 20220214201027
PATRICIA RELAWATI 20220214201045
TRIANA FEBRIANI 20220214201063

PROGRAM PENDIDIKAN ALIH JENJANG SARJANA KEPERAWATAN


STIKes EKA HARAP PALANGKARAYA ANGKATAN XI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan

Keperawatan Keluarga Tn. R Dengan Kasus TUBERCULOSIS Pada an. S yang

berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.R Dengan Kasus Tuberculosis

pada An.S Di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang 2 “

Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan

hambatan, akan tetapi berkat bimbingan dan pengarahan dari semua pihak

akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Dengan kerendahan hati,

perkenankanlahpenulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan memberikan pengarahan, bimbingan serta semangat

kepada penulis, antara lain :

1. Ibu Maria Adelheid Ensia,SPd,.M.Kes Selaku Ketua STIKes Eka Harap


Palangkaraya
2. Ibu Meilitha Carolina,Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
3. Bapak Tomi Satalah ,Ners.,M.Kep Selaku Penanggung Dayakb Mata
Kuliah Keperawatan Komunitas II
4. Bapak Dwi Agustian Faruk Ibrahim,Ners.,M.Kep selaku dosen Pengajar
Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
5. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang

membantu menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang

sempurna. Begitu pula dengan penyusunan laporan ini tidak luput dari

kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang


membangun, guna memperbaiki Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. R Dengan

Kasus TUBERCULOSIS Pada an. S di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang 2,

besar harapan penulis semoga penyusuna laporan Asuhan Keperawatan

Keluarga Tn.R Dengan Kasus Tuberculosis pada An.S Di Wilayah Kerja

Puskesmas Ketapang 2 “ ini memberikan manfaat bagi pembaca .

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Palangkaraya 15 Mei 2023

Penulis

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan

9,6 juta penyakit Tuberculosis baru dengan 3,2 juta diantaranya adalah

perempuan. Dengan 1,5 juta kematian karena penyakit ini dimana 480.000

kejadian adalah perempuan. Dari penyakit tersebut ditemukan 1,1 juta

(12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang adalah

perempuan) dan 480.000 Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000

orang. Dari 9,6 juta penyakit Tuberculosis baru, diperkirakan 1 juta

penyakit Tuberculosis Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000

kematian/tahun(World Health Organization,2015).

Tuberculosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global.

Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insiden dan kematian

akibat penyakit tersebut telah menurun, namun penyakit ini diperkirakan

masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada

tahun 2018. India, Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita

tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10% dan 10% dari seluruh

penderita di dunia (WHO, Global Tuberculosis Report, 2015) (Kemenkes

RI, 2015).

Proporsi Kejadian Tuberculosis anak 0 – 14 Tahun terhadap pasien

yang ditemukan, Hingga saat ini penemuan kasus TB di Kabupaten

Kotawaringin Timur masih menunjukkan angka yang rendah yakni 28

persen di tahun 2011. Ini masih sangat jauh dari target nasional sebesar 70
persen. Rendahnya angka penemuan kasus ini disebabkan oleh tiga hal

yakni rendahnya angka kunjungan puskesmas, kunjungan kontak serumah

kurang maksimal dan pelayanan DOTS (Directly Observed Treatment

Short-course) belum berjalan maksimal.( https://dinkes.kotimkab.

go.id/adokasi-komunikasi-dan-mobilisasi-sosial-dalam-pengendalian-tb/)

Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi

basil Tuberculosis. Penyakit Tuberculosis berhubungan sangat erat dengan

kemiskinan yang menyebabkanasupan gizi yang kurang, pemukiman yang

tidak sehat dan akses pelayanan kesehatan yang rendah. Dengan angka

insiden rate (IR) penderita baru BTA+ sebesar 107/100.000 penduduk,

maka perkiraan banyaknya penderita baru BTA+ di Kota Waringin Timur

tahun 2018 sebanyak 129 penderita (Profil Kesehatan Di Kota Waringin

Timur 2018).

Prevalensi data dari Badan Kesehatan Paru Masyarakat tahun 2017

data kunjungan pasien dengan penyakit menular angka kejadian

Tuberculosis anak dengan BTA+ yaitu sebesar 46 kunjungan (Badan

Kesehatan Paru Masyarakat, 2017).

Prevalensi data dari Puskesmas Ketapang 2, kecamatan Baru

Ketapang, Kabupaten Kota Waringin Timur. tahun 2022 data pemeriksaan

pasien dengan suspec penyakit menular angka kejadian Tuberculosis anak

dan dewasa dengan pemeriksaan BTA sejumlah 225 kunjungan DI

Puskesmas Ketapang 2, kecamatan Baru Ketapang, Kabupaten Kota

Waringin Timur dan hasil pemeriksaan BTA + selama tahun 2022

berjumlah 28 Orang dan saat ini sedang dalam pengobatan ).


Sebagaimana peran perawat di dalam masyarakat meliputi aspek

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Hal itu yang mendasari

penulis untuk menyusun Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. R Dengan

Kasus TUBERCULOSIS Pada an. S di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang

2 dengan judul “Asuhan KeperawatanKeluarga dengan Kasus Tuberculosis

pada An.S di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang 2, , kecamatan Baru

Ketapang, Kabupaten Kota Waringin Timur”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menggambarkan tentang Asuhan Keperawatan

Keluargadengan kasus Tuberculosis pada anak.

2. Tujuan Khusus

a. Pengkajian dan analisa data pada keluarga dengan kasus Tuberculosis

pada anak mencakup identitas kilen dan keluarga, riwayat kesehatan,

data umum, pemeriksaan fisik.

b. Merumuskan masalah untuk memperoleh diagnosa keperawatan pada

keluarga.

c. Intervensi pada keluarga dengan kasus tersebut untuk memperoleh

pemecahan masalah.

d. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang telah ditentukan.

e. Evaluasi dan menemukan rencana tindak lanjut dari tindakan

keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga dengan kasus

Tuberculosis.

f. Membandingkan antara teori dan kasus yang terjadi di masyarakat


mengenai Tuberculosis pada anak.
C. Manfaat

1. Teoritis

Memberikan konstribusi dalam mengembangkan keilmuan tentang

Tuberculosis pada anak.

2. Praktis

a. Bagi klien dan keluarga

Memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan tentang cara

perawatan terhadap keluarga yang menderita penyakit infeksi paru

pada anak di rumah serta mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Bagi Penulis

Asuhan Keperawatan keluarga ini dapat memberikan pengalaman baru

tentang bagaimana mengelola kasus keluarga dengan Tuberculosis

pada anak.

c. Bagi Institusi

Sebagai sarana pelengkap pembelajaran dan pengembangan wawasan

bagi mahasiswa terhadap kasus terkait penyakit Tuberculosis paru

pada anak.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tuberculosis Paru

1. Definisi

Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang

parenkim paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

(Sumantri, dalam Ardiansyah, 2012 , p.290 ).

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium

tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,

tapi yang paling banyak adalah paru-paru dengan gejala yang sangat

bervariasi. (dalam Padila,2012, p:227).

Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang paling sering

mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh Micobacterium

tuberculosis. Penyakit tersebut dapat menyebar hampir ke setiap bagian

tubuh, termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Infeksi awal

biasanya terjadi dalam 2 sampai 10 minggu setelah pajanan. (Smeltzer,

2015, p:525).

2. Etiologi

Tuberculosis paru merupakan penyakit menular yang di sebabkan

oleh basil Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang

dengan ukuran panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini

terdiri dari atas asam lipid (lemak) yang membuat kuman lebih tahan

terhadap asam, serta dari berbagai gangguan kimia dan fisik. Kuman

ini
juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya di dalam

lemari es) karena sifatnya yang dormant ,yaitu dapat bangkit kembali dan

menjadi lebih aktif. Selain itu kuman ini bersifat aerob.

Tuberculosis paru merupakan infeksi pada saluran pernafasan

yang vital. Basil Mycobacterium masuk ke dalam jaringan paru melalui

saluran napas (droplet infection) sampai alveoli dan terjadilah infeksi

primer (Ghon). Kemudian di kelenjar getah bening terjadilah primer

kompleksyang di sebut tuberculosis primer. Dalam sebagian kasus, bagian

yang terinfeksi ini dapat mengalami penyembuhan. Peradangan terjadi

sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil

Mycobacterium pada usia 1-3 tahun. Sedangkan, post primer tuberculosis

(reinfection) adalah peradangan yang terjadi pada jaringan paru yang

disebabkan oleh penularan ulang. (Ardiyansah ( buku Medikal Bedah ) ,

2012 , p. 300)

3. Patofisiologi

Bakteri Tuberculosis masuk kedalam tubuh melalui udara ( droplet

infection). Dengan begitu masuk melalui jalan nafas dan menempel pada

paru mengakibatkan terjadinya infeksi primer. Infeksi primer dapat

menyebakan kesembuhan dan penyebaran bakteri secara bronkogen,

limfogen dan hematogen. Infeksi primer sembuh dengan fokus ghon

(sarangdari mycobacterium). Infeksi pasca-primer menyebabkan bakteri

dorman. Bakteri muncul beberapa tahun kemudian setelah sembuh dengan

fibrotik mengakibatkan kurang pengetahuan. Reaksi infeksi terjadi setelah

sembuh mengakibatkan peningkatan produksi sekret dan menjadi batuk

sehingga
8
terjadi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Selain itu juga terjadi

radang tahunan di bronkus, berkembang menghancurkan jarigan sekitar

kemudian menjadi batuk berat dan mengalami mual muntah dan terjadi

masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan. Setelah mengalami reaksi

infeksi mengakibatkan radang tahunan di bronkus dan berkembang

menghancurkan jaringan sekitar, membentuk jaringan keju kemudian keluar

secret saat batuk. Batuk menjadi produktif mengakibatkan droplet infeksion

dan terhirup orang sehat yang mengakibatkan resiko infeksi.

4. Tanda dan Gejala

Gejala yang sering muncul pada anak yang mengalami Tuberculosis

paru adalah :

Menurut (Ardiansyah pada Buku Medikal Bedah ( 2012 ) p.301)

a. Sistemik

Malaise, anoreksia, BB menurun, dan keluar keringat malam.

b. Akut

Demam tinggi, seperti flu dan menggigil.

c. Milier

Demam akut, sesak napas, dan sianosis (kulit kering)

d. Respiratorik

Batuk lama lebih dari dua minggu, sputum yang mukoid atau kopurulen,

nyeri dada, batuk darah, dan gejala lain. Bila tanda-tanda penyebaran ke

organ lain, seperti pleura, akan terjadi nyeri pleura, sesak nafas, ataupun

gejala meningeal ( nyeri kepala, kaku kuduk).


5. Komplikasi

Apabila Tuberculosis Paru tidak ditangani dengan benar maka akan

menimbulkan komplikasi. Ada dua komplikasi , yaitu komplikasi dini dan

komplikasi lanjut :

a. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empisema, laringitis, usus,

poncet’s orthropathy

b. Komplikasi lanjut : obstruksi jalan napas -> SOPT (sindrom obstruksi

pasca Tuberculosis ), kerusakan parenkim berat -> fibrosis paru, kor

pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa

(ARDS), sering terjadi pada Tuberculosis milier dan kavitasTuberculosis.

(Setiati, 2014:871)

6. Penatalaksanaan

Menurut Zain dalam Ardiansyah 2012, p 309 penatalaksanaan

Tuberculosis paru menjadi tiga bagian, pencegahan, pengobatan, dan

penemuan penderita.

a. Pencegahan Tuberculosis paru

1. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yangbergaul

erat dengan penderita Tuberculosis paru BTABasil Tahan Asam)

positif.

2. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan masal terhadap kelompok-

kelompok populasi tertentu.

3. Vaksinasi BCG (Bacillus Calmatte-Guerin) diberikan pada bayi baru

lahir sampai usia 3 bulan.


4. Kemoprokfilaksis yaitu dengan menggunakan INH (Isoniazid) 5 mg/kg

BB selama 6-12 bulan dengan tujuan menghancurkan ataumengurangi

populasi bakteri yang masih sedikit.

5. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang penyakit Tuberculosis.

b. Pengobatan

Tujuan pengobatan pada penderita, selain untuk mengobati, juga untuk

mencegah kematian, kekambuhan, resistensi kuman terhadap OAT (Obat

Anti Tuberculosis), serta memutuskan mata rantai penularan.

c. Penemuan penderita

1) Penatalaksanaan terapi : asupan masakan tercukupi.

2) Kemoterapi , yang mencakup pemberian:

a. Isoniazid (INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh

aktif. Obat ini diberikan selama 18-24 bulan dengan dosis 10-20

mg/kg BB/hari melalui oral.

b. Kombinasi antara NH, rifampicin, dan pyrazinamid yang diberikan

selama 6 bulan.

c. Obat tambahan, antara lain Streptomycin dan ethambutol.

d. Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat anti-

Tuberculosis untuk mengurangi respon peradangan.

3) Pembedahan dilakukan jika kemoterapi tidak berhasil.

4) Pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan

orang yang terinfeksi basil Tuberculosis serta mempertahankanasupan

nutrisi yang memadai.


B. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian

Banyak ahli menguraikan pengertian tentang keluarga sesuai dengan

perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini pengertian menurut beberapa

ahli (dalam Padila 2012, p 19) :

a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

b. Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama

atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpaanak, baik

anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

c. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan terus

menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatanemosional dan

mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

2. Struktur

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga di

masyarakat. Ada beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia yang

terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.

e. Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri.

3. Ciri-ciri struktur

Ciri-ciri keluarga meliputi:

a. Terorganisasi

Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

b. Ada keterbatasan

Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.


4. Fungsi

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal yang merupakan basis

kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui

keluarga yang bahagia. Anggota mengembangkan konsep diri yang positif,

rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih

sayang. Reinforcement dan support dipelajari dan dikembangkan melalui

interaksi. Komponen yang perlu dipenuhi untuk memenuhi fungsi afektif

adalah salingasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima dan

mendukung. Saling menghargai diantara orang tua dan anak. Ikatan dan

identifikasi. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan

kebahagiaan keluarga. Sering perceraian, kenalan anak atau masalah

keluarga lainnya timbul akibat fungsi afektif keluarga yang tidak

terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan sosialisasi.

Tahap perkembangan individu akan dicapai melalui interaksi atau

hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar

disiplin, memiliki nilai/norma, budaya dan perilaku melalui interaksi

sehingga individu mampu berperan di masyarakat.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan


meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga

berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain

banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan

sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orangtua (single parent).

d. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian

dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit

dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (Gakin atau pra keluarga

sejahtera). Perawat berkontribusi untuk mencari sumber-sumber di

masyarakat yang dapat digunakan untuk meningkatkan status kesehatan

mereka.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain

menyediakan makanan, pakaian dan rumah, juga berfungsi melakukan

asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya

gangguan maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga

menentukan kapan anggota yang sakit memerlukan bantuan atau

pertolongan tenaga profesional. Kemampuan ini sangat mempengaruhi

status kesehatan individu dan keluarga.

Kesanggupan keluarga untuk melaksanakan pemeliharaan kesehatan

terhadap anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga tersebut

adalah:

1) Mengenal masalah kesehatan.


2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

5. Tugas

Pada dasarnya tugas keluarga ada tujuh tugas pokok sebagai berikut :

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

c. Pembagian tugas antara masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing.

d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

6. Ciri-ciri

a. Menurut Robert MacIver dan Charles Morton

1) Merupakan hubungan perkawinan.

2) Berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

3) Mempunyai suatu system tata nama (Nomen clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

4) Mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai


keturunan dan membesarkan anak.

5) Merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.

b. Ciri keluarga Indonesia

1) Mempunyai ikatan yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat

kegotongroyongan.

2) Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran

yang kental yang mempunyai tanggung Dayakb besar.

3) Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang

dominan dalam mengambil keputusan meskipun prosesnya melalui

musyawarah dan mufakat.

4) Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan.

Keluarga yang di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling

menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.

7. Tipe-tipe

Sussman, Macklin menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut :

a. Keluarga tradisional

1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya

keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan

orang tua campuran atau orang tua tiri.

2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada

anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier

tunggal atau karier keduanya.


3) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari

perceraian.

4) Bujangan dewasa sendiri.

5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang saling

berhubungan.

6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua dan

anak-anaknya sudah tinggal secara terpisah.

b. Keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak.

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu.

3) Pasangan kumpul kebo, pasangan yang berkumpul bersama tanpa

menikah.

4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama

hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

5) Keluarga komuni, keluarga yang terdiri lebih dari satu pasangan

monogami dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,

sumber yang sama.


C. Konsep pertumbuhan dan perkembangan anak

1. Definisi

Pertumbuhan merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar,

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa

diukur dengan ukuran berat (gram. Kilogram), ukuran panjang (cm, meter).

Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill /

ketrampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses

pematangan (Ridha 2014, p 86).

2. Faktor yang Mempengaruhi Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

a. Faktor herediter

Herediter/keturunan merupakan faktor yang tidak dapat dirubah

ataupun dimodifikasi, ini merupakan modal dasar untuk mendapatkan

hasil akhir dari proses tumbuh kembang anak.

b. Faktor lingkungan

1) Lingkungan internal

Hal yang berpengaruh diantaranya adalah hormon dan emosi.

Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak, hormon

somatotropin merupakan hormon yang mempengaruhi jumlah sel

tulang, merangsang sel otak pada masa pertumbuhan berkurangnya

hormon ini dapat menyebabkan Gigantisme. Hormon tiroid akan

mempengaruhi pertumbuhan tulang, kekurangan hormon ini akan

menyebabkan kretinesme dan hormon gonadotropin yang berfungsi


untuk merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi

spermatozoa, sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks

sekunder wanita dan produksi sel telur, jika kekurangan hormon

gonadotropin ini akan menyebabkan terhambatnya perkembanganseks.

Terciptanya hubungan yang hangat dengan orang lain seperti

ayah, ibu, saudara, teman sebaya, guru, dan sebagainya akan

berpengaruh besar terhadap perkembangan emosi, sosial dan intelektual

anak.

2) Lingkungan eksternal

Dalam lingkungan eksternal ini banyak sekali yang

mempengaruhinya, diantaranya adalah kebudayaan, status sosial

ekonomi keluarga, status nutrisi, olahraga dan posisi anak dalam

keluarga.

3) Faktor pelayanan kesehatan

Adanya pelayanan kesehatan yang memadai di sekitar lingkungan

dimana anak tumbuh dan berkembang , diharapkan tumbuh kembang

anak dapat dipantau.

3. Tahap pertumbuhan dan perkembangan anak

a. Tahap tumbuh kembang bayi usia 0-12 bulan.

1) Umur 1 bulan

a) Fisik

Berat badan bayi akan meningkat 150-200 gr/mg, tinggi badan


meningkat 2,5 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 1,5 cm/bulam.

Besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi umur

6 bulan.

b) Motorik

Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala dengan

dibantu oleh orang tua, tubuh ditengkurepkan, kepala menoleh ke

kiri ataupun ke kanan, reflek menghisap, menelan, menggenggam

sudah mulai positif.

c) Sensoris

Mata mengikuti sinar ke tengah.

d) Sosialisasi

Bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada di sekitarnya.

2) Umur 2-3 bulan

a) Fisik

Fontanel posterior sudah menutup.

b) Motorik

Mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk menahannya sendiri

dengan tangan, memasukkan tangan ke mulut, mulai berusaha untuk

meraih benda-benda yang menarik yang ada disekitarnya, bisa di

dudukkan dengan posisi punggung disokong, mulai asik bermain-

main sendiri dengan tangan dan jarinya.

c) Sensoris

Sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi, koordinasi ke atas dan


kebawah, mulai mendengarkan suara yang didengarnya.

d) Sosialisasi

Mulai tertawa pada seseorang, senang jika tertawa keras, menangis

sudah mulai berkurang.

3) Umur 4-5 bulan

a) Fisik

Berat badan menjadi dua kali lebih berat badan lahir, ngeces karena

tidak adanya koordinasi untuk menelan saliva.

b) Motorik

Jika di dudukkan kepala sudah bisa seimbang dan punggung sudah

mulai kuat, bila ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan kepala

sudah bisa tegak lurus, reflek primitif sudah mulai hilang, berusaha

meraih benda yang ada disekitar dengan tangannya.

c) Sensorik

Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada didekatnya,

akomodasi mata positif.

d) Sosialisasi

Senang berinteraksi dengan orang lain walaupun belum pernah

dilihatnya/dikenalnya, sudah bisa mengeluarkan suara pertandatidak

senang bila mainan/benda miliknya diambil oleh orang lain.

4) Umur 6-7 bulan

a) Fisik

Berat badan meningkat 90-150 gr/mg, tinggi badan meningkat 1,25


cm/bulan, lingkar kepala meningkat 0,5 cm/bulan, besarnya

kenaikan seperti ini akan langsung sampai bayi berusia 12 bulan (6

bulan kedua) gigi sudah mulai tumbuh.

b) Motorik

Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri, memindahkan anggota

badan dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya, mengambil

mainan dengan tangannya, senang memasukkan kaki kemulut, sudah

bisa mulai memasukkan makanan ke mulut sendiri.

c) Sosialisasi

Sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya dengan yang tidak

dikenalnya, jika bersama dengan orang yang belum dikanlnyabayi

akan merasa cemas (stangger anxiety), sudah dapat menyebut atau

mengeluarkan suara em...em...em..., bayi biasanya cepat menangis

jika terdapat hal-hal yang tidak disenanginya akan tetapi akan cepat

tertawa lagi.

5) Umur 8-9 bulan

a) Fisik

Sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi tangan ke mulut

sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk

merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan menggunakan

jari-jarinya.

b) Sensoris

Bayi teratrik dengan benda-benda kecil yang ada disekitarnya.


c) Sosialisasi

Bayi mengalami stranger anxiety/merasa cemas terhadap hal-hal

yang belum dikenalnya (orang asing) sehingga dia akan menangis

dan mendorong serta meronta-ronta, merangkul/memeluk orang

yang dicintaimya, jika dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi

menangis dan tidak senang, mulai mengulang kata-kata

“dada...dada” tetapi belum punya arti.

6) Umur 10-12 bulan

a) Fisik

Berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi bagian atas dan

bawah sudah tumbuh.

b) Motorik

Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar

berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri,mulai

belajar makan dengan menggunakan sendok akan tetapi lebihsenang

menggunakan tangan, sudah bisa bermain ci..luk...ba..., mulai

senang mencoret-coret kertas.

c) Sensoris

Visual aculty 20-50 positif, sudah dapat membedakan bentuk.

d) Sosialisasi

Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada lingkungan yang

sudah diketahuinya, merasa takut pada situasi yang asing, mulai

mengerti akan perintah sederhana, sudah mengerti namanya sendiri


b. Tumbuh kembang toddler 1-3 tahun

1) Umur 15 bulan

a) Motorik kasar

Sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain.

b) Motorik halus

Sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang,

membuka kotak, melempar benda.

2) Umur 18 bulan

a) Motorik kasar

Mulai berlari tetapi masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai

senang naik tangga tapi masih dengan bantuan.

b) Motorik halus

Sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa membuka

halaman buku, belajar menyusun balok-balok.

3) Umur 24 bulan

a) Motorik kasar

Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap

tahap.

b) Motorik halus

Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting secara

sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir, sudah

bisa menggunakan sendok sendiri dengan baik.

4) Umur 36 bulan
a) Motorik kasar

Sudah bisa naik dan turun tangga tanpa bantuan, memakai baju

dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda roda 3.

b) Motorik halus

Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri,

menggosok gigi.

c. Tumbuh kembang pra sekolah

1) Usia 4 tahun

a) Motorik kasar

Berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan satu kaki,

menangkap bola dan melemparkannya dari atas kepala.

b) Motorik halus

Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa

menggambar kotak, menggambar garis vertical maupun horizontal,

belajar membuka dan memasang kancing baju.

2) Usia 5 tahun

a) Motorik kasar

Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap dan

melempar bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki

secara bergantian.

b) Motorik halus

Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis


dengan kata-kata, belajar menulis nama, belajar mengikat tali sepatu.

c) Sosial emosional

Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan teman

sebaya, interaksi sosial selama bermain meningkat, sudah siap untuk

menggunakan alat-alat bermain.

d) Perumbuhan fisik

Berat badan meningkat 2,5 kg/tahun, tinggi badan meningkat 6,75-

7,5 cm/tahun.

d. Tumbuh kembang usia sekolah

a) Motorik

Lebih mampu menggunakan otot-otot kasar daripada otot-otot halus.

Misalnya lompat tali, badminton, bola voli, pada akhir masa sekolah

motorik halus lebih berkurang, anak laki-laki lebih aktif daripada

anak perempuan.

b) Sosial emosional

Mencari lingkungan yang lebih luas sehingga cenderung sering

pergi dari rumah hanya untuk bermain dengan teman, saat ini

sekolah sangat berperan untuk membentuk pribadi anak, disekolah

anak harus berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya,

sehingga peranan guru sangatlah besar.


c) Pertumbuhan fisik

Berat badan meningkat 2-3 kg/tahun, sedangkan tinggi badan


meningkat 6-7 cm/tahun.

e. Tumbuh kembang remaja

a) Pertumbuhan fisik

Merupakan tahap pertumbuhan yang sangat pesat, tinggi badan 25%

berat badan 50%, semua sistem tubuh berubah dan yang paling banyak

perubahan adalah sistem endokrin bagian-bagian tertentu memanjang

misalnya tangan, kaki, proporsi tubuh memanjang.

b) Sosial emosional

Kemampuan akan sosialisasi meningkat, relasi dengan teman

wanita/pria akan tetapi lebih penting dengan teman yang sejenis,

penampilan fisik remaja sangat penting supaya diterima oleh teman dan

disamping itu pula persepsi terhadap badannya akan mampengaruhi

konsep dirinya, peranan orang tua/keluarga sudah tidak begitu penting

tetapi sudah mulai beralih pada teman sebaya.

D. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengertian

Menurut (Suprajitno , 2014, p. 27) asuhan keperawatan keluarga adalah

suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan

dengan sasaran keluarga.

2. Tahapan dari proses keperawatan keluarga

Tahap pengkajian, pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang

dibinanya.
Pada tahap ini hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data Umum

1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, telepon, pekerjaan dan

pendidikan kepala keluarga, komposisi yang terdiri dari nama, jenis

kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan dan status imunisasi

dari masing-masing anggota serta genogram.

2) Type Keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe beserta kendala atau masalah yang

terjadi dengan jenis tipe tersebut.

3) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa dan mengidentifikasikan tentang kesehatan,

juga dapat mengidentifikasi bahasa sehari-hari yang digunakan oleh

keluarga.

4) Agama

Mengkaji agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

5) Status sosial ekonomi keluarga

Ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota

lainnya. Selain itu status social ekonomi ditentukan pula oleh

kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan, serta barang-barang yang

dimilikinya.

6) Aktivitas rekreasi keluarga

Tidak hanya dilihat kapan saja pergi bersama-sama untuk


mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV

dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi

Tabel 2.1
Simbol-simbol genogram (Padila, 2012, p.94)

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien

yang sakit

Meninggal Menikah Pisah

Cerai Tidak menikah Anak adopsi

Tinggal dalam satu

Aborsi Kembar rumah

Genogram keluarga adalah suatu diagram yang menggambarkan pohon

keluarga. Genogram ini merupakan suatu alat pengkajian informatif yang

digunakan untuk mengetahui keluarga, riwayat dan sumbernya

keluarga.Diagram ini menggambarkan hubungan untuk memahami


kehidupan keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal

tersebut, maka genogram keluarga harus memuat informasi tiga generasi

(keluarga inti dan keluarga masing-masing orang tua ).

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi

dan kendala yang dihadapi oleh keluarga.

3) Riwayat kesehatan keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan, yang meliputi riwayat

penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota dan

sumber pelayanan yang digunakan.

b. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlahruangan,

jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakkan perabotan rumah, dan

denah rumah.

2) Karakteristik tetangga

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat

yang meliputi lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk

setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan

berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan untuk berkumpul serta

perkumpulan yang ada.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota yang sehat,

fasilitas yang dimiliki untuk menunjang kesehatan yang meliputi

fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dan fasilitas sosial dari

masyarakat setempat.

c. Struktur Keluarga

1) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota baik secara formal

maupun informal.

2) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut, yang berhubungan

dengan kesehatan.

3) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

4) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan mengendalikan dan mempengaruhiorang lain untuk

mengubah perilaku.
d. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif

Mengkaji gambaran diri, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,

dukungan terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan dan

mengembangkan sikap saling menghargai.

2) Fungsi Sosialisasi

Bagaimana interaksi atau hubungan dan sejauh mana anggota keluarga

belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Sejauh mana menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan

terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan yang mengenai sehat-sakit,

kesanggupan untuk melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga

yaitu :

a) Mengenal masalah kesehatan

Mengenal fakta-fakta dan masalah kesehatan meliputi pengertian,

tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi

terhadap masalah.

b) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.

Sejauh mana mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah

masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut

akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negatif

terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan

yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat

informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.


c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui tentang sifat dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber-

sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang

bertanggung Dayakb, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),

mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

dan sikap terhadap yang sakit.

d) Memelihara lingkungan rumah yang sehat

Sejauh mana mengetahui sumber-sumber yang dimiliki, keuntungan

atau manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya

hygiene sanitasi dan kekompakan.

e) Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat

Apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,

memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan,

tingkat kepercayaan terhadap petugas kesehatan dan fasilitas

kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.

4) Fungsi Reproduksi

Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota

keluarga, metode apa yang digunakan dalam mengendalikan jumlah

anggotanya.

5) Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan sebuah sandang, pangan, dan papan, dan

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya


meningkatkan status kesehatan.

e. Stres dan koping keluarga (Padila, 2012, p:104)

1) Stressor jangka pendek dan panjang

a. Stressor jangka pendek

Yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

b. Stressor jangka panjang

Yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor.

3) Strategi koping yang digunakan.

Mengkaji Strategi koping apa yang digunakan bila menghadapi

permasalahan.

4) Strategi adaptasi disfungsional.

Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga

bila menghadapi permasalahan.

f. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan pada pemeriksaan tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di

klinik.

g. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap


petugas kesehatan yang ada.

3. Data pengkajian

Menurut (Zaidin Ali 2010, p. 43) data pengkajian

didapat denganmenggunakan metode

pengumpulan data yang di gunakan:

a. Wawancara

Dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam aspek

fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat

istiadat, agama, lingkungan, dan sebagainya.

b. Pengamatan / observasi

Dilakukan untuk mengetahui hal yang secara langsung

bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan) atau data

objektif.

c. Pemeriksaan fisik

Dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan dan keperawatan yang berkaitan dengan

keadaan fisik.

d. Studi dokumentasi

Dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada,

misalnya catatan kesehatan, kartu keluarga.

4. Analisa Data

Setelah dilakukan pengkajian, data dianalisis untuk

merumuskan diagnosakeperawatan.
5. Diagnosa keperawatan keluarga

Menurut (Achjar 2010, p. 20) diagnosa keperawatan dibagi menjadi:

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi:

1) Persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit

2) Pengertian

3) Tanda dan gejala

4) Faktor penyebab

5) Persepsi keluarga terhadap masalah

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi:

1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya


masalah

2) Bagaimana masalah dirasakan oleh keluarga

3) Keluarga menyerag atau tidak terhadap masalah yang dihadapi

4) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan

5) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit,meliputi:

1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya

2) Sikap dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan

3) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga

4) Sikap keluarga terhadap sakit

d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:

1) Keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan

2) Pentingnya hygiene sanitasi

3) Upaya pencegahan penyakit


4) Upaya pemeliharaan lingkungan

5) Kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan


e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan

fasilitas pelayanankesehatan,meliputi:

1) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan

fasilitaskesehatan

2) Keberadaan fasilitas kesehatan yang ada

3) Keuntungan yang didapat

4) Pelayanan kesehatan yang terjangkau

5) Pengalaman kurang baik

6. Proses skoring prioritas masalah

Tabel 2.2
Prioritas masalah keperawat keluarga( Achjar, 2010, p. 21).
NO KRITERIA SCORE BOBOT
1 Sifat masalah
Skala : 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala:
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala :
Segera diatasi 2 1
Tidak segera diatasi 1
Tidak dirasakan adanya masalah 0

Skore X
Bobot x BobotAngka tertinggi

E. Diagnose keperawatan keluarga dengan Tuberculosis

(SDKI ( D.0001 )

Diagnosa keperawatan keluarga dengan Tuberculosis

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Definisi : kemampuan membersihkan sekret atau Obstruksi jalan nafas untuk


mempertahankan jalan nafas tetap paten

Penyebab :
Fisiologis :
1. Spasme jalan napas.
2. Hipersekresi jalan napas.
3. Disfungsi neuromuskuler.
4. Benda asing dalam jalan napas.
5. Adanya jalan napas buatan.
6. Sekresi yang tertahan.
7. Hiperplasia dinding jalan napas.
8. Proses infeksi .
9. Respon alergi.
10. Efek agen farmakologis (mis. anastesi).

Situasional :
1. Merokok aktif.
2. Merokok pasif.
3. Terpajan polutan.

Gejala dan tanda mayor :


Subjektif : tidak tersedia.

Objektif :

1. batuk tidak efektif


2. tidak mampu batuk.
3. sputum berlebih.
4. Mengi, wheezing dan / atau ronkhi kering.
5. Mekonium di jalan nafas pada Neonatus.

Gejala dan Tanda Minor.


Subjektif :

1. Dispnea.
2. Sulit bicara.
3. Ortopnea.

Objektif :

1) Gelisah.
2) Sianosis.
3) Bunyi napas menurun.
4) Frekuensi napas berubah.
5) Pola napas berubah.

Kondisi Klinis Terkait

➢ Gullian barre syndrome.


➢ Sklerosis multipel.
➢ Myasthenia gravis.
➢ Prosedur diagnostik (mis. bronkoskopi, transesophageal echocardiography
[TEE] ).
➢ Depresi sistem saraf pusat.
➢ Cedera Kepala
➢ Stroke
➢ Kuadriplegia
➢ Sindron aspirasi mekonium
➢ Infeksi saluran Napas.

SLKI

➢ Bersihan Jalan Napas

Luaran Tambahan :

➢ Kontrol Gejala
➢ Pertukaran Gas
➢ REspons Alergi Lokal
➢ Respons Alergi Sistemik
➢ REspons Ventilasi Mekanik
➢ Tingkat Infeksi.

SIKI – Intervensi Utama :

➢ Latihan Batuk Efektif.


➢ Manajemen Jalan Nafas.
➢ Pemantauan Respirasi.

SIKI – Intervensi Pendukung :


➢ Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan.
➢ Pemberian Obat Interpleura
➢ Edukasi Fisioterapi Dada
➢ Edukasi Pengukuran Respirasi
➢ Fisioterapi Dada
➢ Konsultasi Via Telepon
➢ Manajemen Asthma
➢ Manajemen Alergi
➢ Manajemen Anafilaksis
➢ Manajemen Isolasi
➢ Manajemen Ventilasi Mekanik
➢ Manajemen Jalan Napas Buatan
➢ Pemberian Obat Inhalasi
➢ Pemberian Obat Intradermal
➢ Pemberian Obat Nasal
➢ Pencegahan Aspirasi
➢ Pengaturan Posisi
➢ Penghisapan Jalan Napas
➢ Penyapihan Ventilasi Mekanik
➢ Perawatan Trakheostomi
➢ Skrining Tuberkulosis
➢ Stabilisasi Jalan Napas
➢ Terapi Oksigen

2. Defsisit Nutrisi
SDKI (D.0019)

Definisi :Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Penyebab

1. Ketidakmampuan menelan makanan


2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis, finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis, stres, keengganan untuk makan)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : (tidak tersedia)

Objektif :

Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal .

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif :

1. Cepat kenyang setelah makan


2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun .

Objektif :

1. Bising usus hiperaktif


2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare

Kondisi Klinis terkait :

1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Celebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuskular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik
16. Defisit Nutrisi

➢ Luaran Utama : Status Nutrisi


➢ Luaran Tambahan :

❖ Berat Badan
❖ Eleminasi Fekal
❖ Fungsi Gastrointestinal
❖ Nafsu Makan
❖ Perilaku meningkatkan Berat Badan
❖ Status Menelan
❖ Tingkat Depresi
❖ Tingkat Nyeri

3.Intoleransi Aktifitas

SDKI (D.0056)

Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari

Penyebab

➢ Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen


➢ Tirah baring
➢ Kelemahan
➢ Imobilitas
➢ Gaya hidup monoton

Gejala dan Tanda Mayor

➢ Subjektif

Mengeluh lelah

➢ Objektif

frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi sehat

Gejala dan Tanda Minor

➢ Subjektif
➢ Dispnea saat/setelah aktivitas
➢ Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
➢ Merasa lemah

Objektif

➢ Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat


➢ Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas
➢ Gambaran EKG menunjukan iskemia
➢ Sianosis

Kondisi Klinis Terkait

➢ Anemia
➢ Gagal jantung kongesif
➢ Penyakit jantung koroner
➢ Penyakit katup jantung
➢ Aritmia
➢ Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
➢ Gangguan metabolik
➢ Gangguan muskuloskeletal

Intervensi Utama :

• Manajemen Energi
• Terapi Aktivitas
Intervensi Pendukung :

• Dukungan Ambulasi
• Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pemantauan Tanda vital
• Dukungan Meditasi
• Dukungan Pemeliharaan Rumah
• Dukungan Perawatan Diri
• Dukungan Spiritual
• Dukungan Tidur
• Edukasi Latihan Fisik
• Edukasi Teknik Ambulasi
• Manajemen Program Latihan
• Pemberian Obat
• Pemberian Obat Inhalasi
• Pemberian Obat Intravena
• Pemberian Obat Oral
• Penentuan Tujuan Bersama
• Promosi Berat Badan
• Edukasi Pengukuran Nadi Radialis
• Manajemen Aritmia
• Manajemen Lingkungan
• Manajemen Medikasi
• Manajemen Mood
• Promosi Dukungan Keluarga
• Promosi Latihan Fisik
• Rehabilitasi Jantung
• Terapi Aktivitas
• Terapi Bantuan Hewan
• Terapi Musik

4. Gangguan Pola Tidur (Sdki D.0055)

Tanda dan Gejala:


• Mengeluh sulit tidur
• Mengeluh sering terjaga
• Mengeluh tidak puas tidur
• Mengeluh pola tidur berubah
• Mengeluh istirahat tidak cukup

Etiologi

➢ Hambatan lingkungan (mis: kelembaban lingkungan sekitar, suhu


lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/Tindakan)
➢ Kurang kontrol tidur
➢ Kurang privasi
➢ Restrain fisik
➢ Ketiadaan teman tidur
➢ Tidak familiar dengan peralatan tidur

Luaran : Pola tidur membaik (SLKI L.05045)

Kriteria Hasil:

• Keluhan sulit tidur menurun


• Keluhan sering terjaga menurun
• Keluhan tidak puas tidur menurun
• Keluhan pola tidur berubah menurun
• Keluhan istirahat tidak cukup menurun

Intervensi Keperawatan:

a. Dukungan Tidur (SIKI I.05174)

Observasi

• Identifikasi pola aktivitas dan tidur


• Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
• Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis: kopi, teh,
alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
• Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Terapeutik

• Modifikasi lingkungan (mis: pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan


tempat tidur)
• Batasi waktu tidur siang, jika perlu
• Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
• Tetapkan jadwal tidur rutin
• Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis: pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur)
• Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau Tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga

Edukasi

• Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


• Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
• Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
• Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
• Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
(mis: psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
• Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainnya

b. Edukasi Aktivitas dan Istirahat (Siki I.12362)

Observasi

• Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

• Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat


• Jadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
• Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi

• Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin


• Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas
lainnya
• Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
• Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis: kelelahan, sesak
napas saat aktivitas)
• Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
PATWAY TUBERCULOSIS

Invasi bakteri tuberculosis

sembuh
Infeksi primer

Sembuh dengan focus ghon

Infeksi pasca primer


(reaktivitas)fibrotik
Bakteri dorman

Bakteri muncul berapa sembuh dengan


tahun kemudian fibrotik

Reaksi infeksi/inflamsi, kavitas


dan merusak parenkim paru

- Produksi secret Reaksi sistematis Ansietas

- Batuk produktif - Kurang tidur


Anoreksia, mual, BB Lemah - Tidak bisa tidur

BERSIHAN
JALAN NAFAS INTOLERANSI GANGGUAN
DEFISIT NUTRISI
TIDAK AKTIFITAS POLA TIDUR
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : An.S Pendidikan :-


Umur : 4 Tahun Pekerjaan :-
Agama : Islam Alamat : Jln. Kaca Piring
Suku : Dayak Nomor : 081255662341
PiringGg
Telpon

b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan


1. An. S L 4 Tahun Anak Belum bekerja Belum Sekolah

c. Genogram

Gambar Genogram 3 Generasi

38

5
4
= Laki-laki
= Perempuan
= Menikah
X = Meninggal
= Tinggal Serumah
= Klien
d. Tipe Keluarga
a) Jenis tipe keluarga:
Keluarga dengan orang tua tunggal adalah Keluarga dengan kepala
rumah tangga duda/janda yang bercerai, ditelantarkan, atau berpisah
(Friedman, 2010).
b) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut:
Tidak ada masalah

e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa:
Keluarga Ny. V berasal dari suku dayak/Indonesia.
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan:
Tidak memiliki kebiasaan /budaya yang mempengaruhi kesehatan.

f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:


Semua keluarga menganut agama Islam tidak ada keyakinan yang berdampak
buruk pada Kesehatan

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a) Anggota keluarga yang mencari nafkah:
Ny.V
b) Penghasilan:
Penghasilan Ny. V perbulannya kurang lebih Rp. 1.200.000
c) Upaya lain:
Tidak ada
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :
Motor,rumah beserta isinya.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Pengeluaran tidak menentu dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga
dengan baik.

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga:


Ny.V dan keluarganya jarang melakukan aktivitas rekreasi keluarga.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
penuh, biasanya pada usia 4 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai
pubertas, sekitar 13 tahun.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Tidak ada tahapan keluarga yang berlum terpenuhi
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Ny.V mengatakan anaknya batuk dan demam sejak 1 minggu yang lalu
b) Riwayat penyakit keturunan:
Tidak ada riwayat penyakit keturunan yang di alami keluarga Ny. V
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Imunis
asi Masalah Tindakan
Keadaan Kesehatan
No Nama Umur BB (BCG/Po kesehatan Yang telah
lio/ dilakukan
DPT/HB
/
1 Ny. V 38 th 65 kg Sehat Lengkap
Campak Tidak ada -

2 An. S 4 th 10 kg Batuk berdahak Lengkap TBC keluarga yang


dan sakit ke
demamsejak1 puskesmas.
minggu yang lalu

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Keluarga Ny. V mengatakan .sangat merasa bersalah terhadap penyakit
yang di derita An. S karena tidak segera membawanya ke puskesmas

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:


Tidak ada
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a)Tn.Luas
G rumah:
2 Tidak ada
Lengkap
Tempat tinggal keluarga Ny. V memiliki luas 6x12 m2.
b) Tipe rumah:
Permanen

c) Kepemilikan:
Bangunan tersebut Milik Ny. V
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan:
Memiliki 3 Kamar ,1 ruang tamu menyatu dengan ruang keluarga,1
dapur,1 kamar mandi dan wc dan teras
e) Ventilasi/jendela:
Ventilasi/penerangan bagi Ny. V cukup memadai
f) Pemanfaatan ruangan:
Ruangan di gunakan sesuai dengan fungsinya
g) Septic tank:
Ada letak, 20 meter dari rumah
h) Sumber air minum:
Untuk penggunaan air keluarga menggunakan air PDAM.
i) Kamar mandi/WC:
Ada
j) Sampah:
Keluarga Ny. V selalu membuang sampah pada tempatnya
k) Kebersihan lingkungan:
Lingkungan Keluarga Ny. V bersih
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan:
Keluarga Ny. V memiliki hubungan dengan tetangga dan warga sekitar terjalin
baik dan saling mengunjungi satu sama lain
b) Aturan/kesepakatan:
Tidak ada aturan atau kesepakatan yang dapat memepengaruhi kesehatan di
lingkungan Ny.V
c) Budaya:
Keluarga Ny.V tinggal dengan beragam suku,banjar,jawa. Keluarga Ny.V
Tetap menggunakan bahasa daerah/dayak dan masih sering memasak
masakan khas dayak dan mengikuti ritual/acara adat dayak.
d) Mobilitas Geografis Keluarga:
Ny. V tempat tinggal mereka di Sampit sampai sekarang.
e) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Interaksi dengan masyarakat waktu yang di gunakan bila sedang berkumpul
yaitu saat melaksanakan ibadah
f) Sistem Pendukung Keluarga
Sistem pendukung Dalam keluarga yaitu ada puskesmas namun letaknya
jauh dari rumah.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Keluarga Ny. V berkomunikasi menggunakan bahasa dayak,keluarga
mengatakan jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah,di ajak
untuk bercerita apa masalahnya lalu didiskusikan untuk mencari jalan keluar
atau menyelesaikan masalah,biasanya dengan diskusi.
b. Struktur Kekuatan Keluarga:
Keluarga Ny. V saling menghargai satu sama lain, saling membantu serta
saling mendukung dan apabila ada masalah An.S
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
a) Ny.V
- Formal
Sebagai kepala keluarga dan sebagai ibu
- Informal
Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah
b) An.S
- Formal
Sebagai anak
- Informal
Bermain dengan anak-anak sekitar lingkungan tempat tinggal

d. Nilai dan Norma Keluarga


Dalam keluarga Ny. V menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran
agama islam dan mengharapkan anaknya kelak dapat menjadi anak yang
sholeh, dan dalam keluarga diterapkan hidup bersih sebelum makan mencuci
tangan.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Dalam keluarga menjalin hubungan yang baik sehingga tercipta suasana
saling mengerti, dan saling menyayangi. Dalam anggota keluarga saling
bertanggung jawab dengan peran masing-masing dalam keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Keluarga Ny. V selalu menyayangi dan perhatian kepada anaknya
dan selalu mendukung untuk selalu bersikap sopan santun.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Interaksi Ny.V dengan anak terjalin dengan sangat baik,saling
mendukung,bahu membahu,dan saling ketergantungan.
a. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Ny. V memiliki peran yang besar dalam pengambilan keputusan.
b. Kegiatan keluarga waktu senggang:
Kegiatan keluarga Ny.V jika ada waktu senggang mengajak anaknya
bermain
c. Partisipasi dalam kegiatan social:
Partisipasi Keluarga Ny. V dalam kegiatan sosial sangat baik
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya:
Kurang baik,keluarga tidak tau apa itu tbc ,apa saja faktor penyebabnya
serta cara mencegah tbc.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat:
Cukup baik
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Kurang baik, keluarga belum mengerti bagaimana cara merawat keluarga
yang sedang sakit
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga Ny. V dapat memelihara lingkungan rumah yang sangat baik
dapat di lihat dari kondisi lantai yang sangat bersih dan halaman rumah
yang bersih tidak ada sampah.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:
Keluarga mengatakan ketika ada anggota keluarga yang sakit tidak
langsung memeriksakan diri ke puskesmas atau mengambil obat pada
perawat terdekat, namun ketika penyakit sudah parah baru memeriksakan
diri ke puskesmas.
.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak:.
b) Akseptor:
c) Akseptor: Belum ……..., alasannya: …
d) Keterangan lain:
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan:
Baik, pendapatan keluarga yang di dapatkan dari Ny. V di cukupkan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

b) Pemanfaatan sumber di masyarakat:


Di gunakan dengan baik

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek:
Keluarga selalu berharap semoga Ny. V dan An. S selalu sehat dan tetap
seling mendukung
b. Stressor jangka panjang:
Ny. V mengatakan yang menjadi pikiran saat ini adalah apakah mereka
masih memiliki umur yang panjang,dan apakah An. S bisa sembuh dari
pennyakitnya.
c. Respon keluarga terhadap stressor:
Jika ada masalah dalam keluarga selalu di diskusikan bersama untuk mencari
jalan keluarnya atau penyelesaiaanya.
d. Strategi koping:
Keluarga Ny. V mengatakan jika ada masalah segera di selesaikan dan tidak
mengingat lagi masalah yang sudah di lewati,Bagi Keluarga Ny. V yang
berlalu biarlah berlalu tidak perlu di ingat-ingat lagi.
e. Strategi adaptasi disfungsional:
Tidak ada strategi maladaktif,Keluarga saling mensuport jika salah satu dari
anggota keluarga ada yang dalam masalah dan berdiskusi dalam mengatasi
masalah yang ada.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA

Pemenuhan gizi:
- Klien mengatakan sering mengkomsumsi sayuran, ikan dan daging.
Upaya lain: Tidak ada

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


i. Identitas
Nama : An. S
Umur : 4 Tahun
L/P : Laki-laki
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
ii. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini
Batuk berdahak dan pilek sejak 1 minggu yang lalu
iii. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada
iv.Tanda-tanda vital:
1) Nadi : 80 x/menit
2) Suhu : 37C 0
3) Respirasi : 22 x/menit
f. Sistem Cardiovascular
Pergerakan dada simetris, vesikuler,Ronkhi (+)Wheezing (+)
g. Sistem Respirasi

Bunyi nafas menurun,Frekuensi nafas berubah,Pola


berubah,Terdengar,Respirasi 22x/menit
h. Sistem Gastrointestinal (GI Tract)
Normal
i. Sistem Persarafan
Sklera tidak icterus, kunjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan
j. Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada kelainan
kekuatan otot :
k. Sistem Genitalia
Normal

IX. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya :
Ny. V berharap semoga anaknya bisa cepat sembuh.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada:
Keluarga Ny. S berharap agar petugas kesehatan khususnya yang berada di
lingkungan memilki responsif yang baik terhadap masalah kesehatan
masyarakat, baik itu sebagai keluarga, individu, maupun lingkungan.

Palangka Raya , Senin 15 Mei 2023

Kelompok 2
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK

Data Ny. V An. S

TTV

- TD - 110/77 -

- Nadi - 88 80

- Respirasi - 20 22

- Suhu - 36,20C 37 0C

Kepala:
Simetris Simetris Hitam
- Bentuk Hitam Bersih
Bersih
- Rambut

- Kulit Kepala

Mata:

- Sclera
Tidak Tidak anemi
- Kongjungtiva anemi Baik
Baik
- Palpebra

- Fungsi

Telinga :

- Bentuk Simetri Simetris


s Bersih
- Keadaan Bersih Normal
Norma
- Fungsi l
Hidung

- Bentuk Simetris Simetris


- Keadaan Bersih Bersih
- Fungsi Normal Normal

Mulut:
Lengkap
- Gigi Baik Lengkap
Baik Baik
- Menelan Baik

- Fungsi

Leher
- Pembesaran
kelenjar tiroid Tidak ada Tidak ada

Dada:

- Bentuk Normal Normal


Normal Normal
- Suara paru Normal Normal
Normal Normal
- Respirasi

- Bunyi jantung

Abdomen:

- Bentuk Simetris Simetris


Tidak ada Tidak ada
- Nyeri Tekan

Ekstremitas
- Oedema Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
- Kotrak-tur
Tidak ada Tidak ada
- Gerakan
Integumen:
Elastis Elastis
- Turgor
Normal Normal
- Keadaan Bersih Bersih
- Kuku
FORMAT ANALISA DATA

Nama mahasiswa : Kelompok 2


Tanggal Analisa : Selasa 09 Mei 2023

No Data Diagnosa Keperawatan


Tanggal
1 09 Mei DS : Bersihan Jalan Nafas
2023 - Ny. V mengatakan Anaknya Tidak Efektif b/d Mucus
Batuk dan demam sejak 1 Berlebih
minggu yang lalu SDKI (D.0001)

DO :
- Gelisah
- Tidak mampu Batuk
- Sputum berlebih
- Mengi , wheezing dan /ronki
kering
- An. S Nampak lemas
- An. S Nampak rewel
- TTV
N: 80 x/m
R: 22 x/m
S: 39 C

2 09 Mei DS : Defisit Nutrisi


2023 - Ny. V mengatakan cemas SDKI ( D.0019)
terhadap penyakit yang di
derita anaknya
DO :
- Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal
- Ketika ada anggota keluarga
Ketika penyakit sudah parah
baru memeriksakan diri ke
puskesmas.
FORMAT SCORING/PRIORITAS DIAGNOSA

Diagnosa Keperawatan : Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

No Kreter Nilai Bobot Scoring Pembenaran


1. ia
Sifat Masalah Ny. V mengatakan
Skala : Anaknya demam dan
Tidak / kurang 3 1 Batuk selama 1 mggu
1
Sehat Ancaman 2
kesehatan 1
Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan
Masalah untuk diubah Keluarga mengatakan
Skala : 2 2 biasa kalau ada anggota
Mudah 2 keluarga yang sakit
Sebagian 1 langsung dibawa
Tidak dapat 0 dipuskesmas
3. Potensial untuk Batuk dan demam
dicegah sejak 1 minggu yang
Skala : 1 1 lalu
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah Anggapan keluarga
Skala : tentang masalah
Segera diatasi 2 1 1 pengobatan batuk dan
demam harus segera di
Tidak segera di 1 tangani agar tidak
atasi bertambah parah

Tidak dirasakan 0
Adanya masalah

Jumlah 5

SKORE
X BOBOT = SKORING
ANGKA TERTINGGI
Diagnosa Keperawatan : Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif

N K Nilai Bobot Scoring Pembenaran


1.o Sifat Masalah
r Keluarga mengatakan
e
1. Aktual 3 1/3 Sedikit tahu Penyakit TBC
t 1
2. Resiko 2
Tinggi e 1
r
3. Potensial
i
2. Kemungkinan
a Keluarga sedikit tahu
Masalah untuk tentang TBC , Keluarga
diubah 2 2 2 berharap Perawat/tenaga
1. Tinggi 1 medis lainnya dapat
2. Sedang 0 membantu keluarga untuk
3. Rendah mengetahui penyakit TBC
sepenuhnya
3. Potensial untuk Keluarga mengatakan
dicegah tidak begitu paham dengan
1. Mudah 3 1 2/3 penyakit TBC, keluarga
2. Cukup 2 tidak mencari tahu tentang
3. Tidak 1 Penyakit TBC
Dapat
4. Menonjolnya Anggapan keluarga tentang
masalah 2 1 1 masalah Penyakit TBC harus
1. Masalah segera ditangani agar tidak
dirasaka bertambah parah
n, dan
perlu 1
penanga
nan
segera
2. Masalah 0
dirasaka
n, tidak
perlu
ditanga
ni
segera
3. Masalah
tidak
dirasaka
n

Jumlah 4
FORMAT INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Kelompok 2
Tanggal : Senin , 15 Mei 2023

Diagosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan
TUM TUK Ktiteria Standar
Setelah di lakukan Setelah di lakukan Verbal Bersihan Jalan Nafas Latihan Batuk Efektif
Asuhan Keperawatan kunjungan selama Dan Psikomotor SLKI (L.01001) SIKI (I.01006)
selama 1 x 15 1x15 menit di 1. Batuk efektif1. Identifikasi kemampuan batuk
menit di harapkan harapkan Keluhan Meningkat 2. Monitor adanya retensi sputum
batuk beserta batuk dan demam Pada 2. Produksi sputum3. Monitor tanda dan gejala Infeksi saluran nafas
Demam pada An. S An. S dapat di atasi menurun 4. Monitor input dan output cairan(mis. Jumlah
Bersihan
Jalan Nafas dapat di atasi 3. Gelisah menurun dan karakteristik)
Tidak Efektif 4. Frekuensi nafasas5. Atur posisi semi-Fowler
b/d Mucus membaik 6. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Berlebih 5. Pola nafas membaik 7. Buang sekret pada tempat sputum
SDKI 8. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
(D.0001) 9. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung
selama 4 detik,di tahan selama 2 detik kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (di
bulatkan) selama 8 detik
10. Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga
3 kali
11. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik nafas dalam yang ke-3
Defisit nutrisi Setelah di lakukan TUK 1 Verbal Defisit Nutrisi Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan
Asuhan Keperawatan Setalah di lakukan Dan Psikomotor SDKI (D.0019) SIKI (I.13477)
selama 5 x 15 kunjungan selama 1x15 1. Kemampuan
menit di harapkan menit di harapkan menjelaskan Mengenal Masalah
keluarga mampu Keluarga mampu masalah kesehatan 1. Identifikasi tindakan yang dapat di lakukan
meningkatkan berat menangani masalah yang dialami keluarga
badan ideal TBC secara optimal 2. Aktivitas keluarga 2. Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang
mengatasi malasah mendukung upaya kesehatan
kesehatan tepat 3. Gunakan sarana dan fasilitas kesehatan yang
3. Tindakan untuk ada
mengurangi faktor 4. Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara
risiko optimal
5. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada
6. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
keluarga
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Biodata Klien

Klien bernama An.S berjenis kelamin laki-laki, umur 4 tahun,

beragama Islam. Beralamat di Jl. Kaca Piring 1, Ketapang. kecamatan

Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kota Waringin Timur..

2. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari Selasa 9 Mei 2023 pukul 08.00

WIB pada Ny.V di Jl. Kaca Piring 1, Ketapang. kecamatan Mentawa Baru

Ketapang, Kabupaten Kota Waringin Timur.. Tipe keluarga yaitu keluarga

inti dengan jumlah anggota 5 orang, Tn.R(32 tahun) sebagai kepala keluarga

dengan pendidikan akhir SD. Ny.V sebagai istri (31 tahun) dengan

pendidikan terakhir SMK. Anak pertama An.B (10 tahun) pendidikan kelas

4 SD. Anak kedua An.S (6 tahun) pendidikan TK Besar. Anak ketiga An.S

(4 tahun) belum sekolah. Semua bersuku Dayak , bangsa Indonesia dan

menganut agama Islam.

Penghasilan diperoleh dari suami yang bekerja sebagai buruh

bangunan dengan penghasilan rata-rata Rp.1.200.000,00 perbulan.

Penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti

berbelanja, membayar biaya sekolah, air dan listrik. Tugas perkembangan

keluarga mempertahankan kesehatan, memulihkan hubungan antar

generasi muda dan tua, memelihara hubungan kontak dengan anak dan

keluarga serta persiapan masa tua.Riwayat kesehatan An.S sebelumnya

belum pernah menderita penyakit apapun, hanya saja terkadang mengalami


demam dan batuk. Ny.V mengatakan An.S sakit dengan keluhan yang sama

yaitu sudah batuk selama 1 minggu dan disertai demam dengan suhu 390C.

Mengalamipenurunan berat badan dari 12 kg menjadi 10 kg. Lalu untuk

memastikan kesehatan, Ny.V membawa An.S ke Puskesmas Ketapang 2, ,

kecamatan Baru Ketapang, Kabupaten Kota Waringin Timur.

Riwayat memeriksakan kesehatan An.S. Pemeriksaan awal

dilakukan pada tanggal 18 Desember 2022 diberikan suntik Mantoux pada

tangan kiri, dan dinyatakan menderita Tuberculosis paru ketika pada test

Mantoux tersebut 2-3 hari pada area suntikan muncul benjolan merah dan

didiagnosa terkenaTuberculosis paru. Lalu mendapatkan pengobatan mulai

tanggal 22 Desember 2022 , dan mendapatkan pengobatan Rifampisin 25

mg dan Vitamin B6. Obat Rifampisin diminum tiga tablet sekaligus dan

vitamin B6 5 mg satu tablet di pagi hari sebelum makan dan diminum secara

teratur. Pengawasan minum obat An.S dilakukan oleh anggota keluarga.

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 9 Mei 2023 didapatkan

data bahwa keluarga klien mengatakan tidak tahu tentang Tuberculosis paru,

tahunya hanya batuk biasa. Keluarga tidak mengetahui pengertian,

penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, dan pencegahan dari penyakit itu

sendiri. Ny.V mengatakan batuk kadang kadang, dan tidak terdapat dahak.

Saat pengkajian Ny.V mengatakan An.S mengalami penurunan berat badan

dari 12 kg menjadi 10 kg. An.S sudah tidak panas pada saat pengkajian

dengan suhu 390C. Perkembangan tumbuh kembang An.S baik, di usia 4

tahun An,K dapat berjalan berjinjit, melompat dengan 1 kaki, menangkap

bola dan melemparkannya dari atas kepala. Sudah bisa menggunakan


gunting dengan lancar, sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis

vertikal maupun horizontal, belajar membuka dan memasang kancing

bajunya sendiri.
Pemeriksaan fisikTabel
4.1
PEMERIKSAAN ANGGOTA KELUARGA
Tn.S Ny.V An.B An.S An.S
KU Baik Baik Baik Baik Baik
TTV TD: TD: - - -
120/80 120/70
MmHg mmHg
N: N: N: N: N:
88x/menit 84x/menit 80x/menit 80x/menit 80x/menit
RR: RR: RR: RR: RR:
24x/menit 24x/menit 22x/menit 22x/menit 22x/menit
S: 36,20C S: 36,50C 36,90C S: 390C S:
37,70C.
KEPALA Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
Rambut Rambut rambut Rambut rambut
Berwarna berwarna berwarna Berwarna berwarna
Hitam Hitam hitam. hitam. hitam.
lurus. bergelomb
ang.
MATA Sklera Sklera Sklera Sklera Sklera
Tidak Tidak tidak Tidak tidak
ikterik,kon ikterik,kon ikterik,kon
ikterik,ko ikterik,ko
Jungtiva Jungtiva jungtiva Njungtiva njungtiva
Tidak Tidak tidak Tidak tidak
anemis. anemis. anemis. anemis. anemis.
HIDUNG Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
masalah masalah masalah masalah masalah
penciuman penciuman penciuman penciuma penciuma
. . . n. n.
TELINGA Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
fungsi fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengar pendengar pendengar pendenga pendenga
an baik an baik an baik ran baik ran baik
MULUT Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
bibir bibir bibir bibir bibir
lembab. lembab. lembab. lembab. lembab.
LEHER Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Terdapat Terdapat terdapat Terdapat terdapat
Pembesara pembesara pembesara Pembesar pembesar
n kelenjar n kelenjar n kelenjarAn an
tiroid. tiroid. tiroid. Kelenjar kelenjar
tiroid. tiroid.
PARU-PARU I: Simetris I: Simetris I: Simetris I: I:
P: Vokal P: Vokal P: Vokal Simetris Simetris
fremitus fremitus fremitus P: Vokal P: Vokal
sama sama sama fremitus fremitus
P: P: P: sama sama
Resonan Resonan Resonan P: P:
A: A: A: Resonan Resonan
Vesikuler Vesikuler Vesikuler A: A:
Vesikuler Vesikuler
JANTUNG I: Ictus I: Ictus I: Ictus I: Ictus I: Ictus
Cordis Cordis cordis Cordis cordis
Tidak Tidak tidak Tidak tidak
Terlihat Terlihat terlihat Terlihat terlihat
P: Ictus P: Ictus P: Ictus P: Ictus P: Ictus
Cordis Cordis cordis Cordis cordis
teraba di teraba di teraba di teraba di teraba di
IC 4 IC 4 IC 4 IC 4 IC 4
P: Redup P: Redup P: Redup P: Redup P: Redup
A: S1 dan A: S1 dan A: S1 dan A: S1 dan A: S1 dan
S2 reguler S2 reguler S2 reguler S2 S2
Reguler reguler
ABDOMEN I: Datar I: Datar I: Datar I: Datar I: Datar
A: Bising A: Bising A: Bising A: Bising A: Bising
Usus Usus usus Usus usus
11x/menit 14x/menit 10x/menit 10x/menit 10x/menit
P: Tidak P: Tidak P: Tidak P: Tidak P: Tidak
ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri
Tekan Tekan tekan Tekan tekan
P: P: P: P: P:
Timpani Timpani Timpani Timpani Timpani
Rumah yang ditempati milik orang tuanya. Ukuran panjang 5 m

lebar 3 m menghadap ke selatan. Tipe rumah yaitu permanen yang terdiri

dari 4 ruangan 1 ruang keluarga, 1 kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi.

Lantai adalah keramik dan kedap air, dinding permanen, atap genting.

Jendela tidak dibuka dan pintu yang ada di ruang tamu dibuka, tetapi

pencahayaan kurang di siang hari, sinar matahari tidak masuk ke dalam

ruangan dengan sempurna sehingga ruangan menjadi pengap, lembab dan

gelap. Kamar tidur penderita tidak terdapat ventilasi. Sampah dibuang

dipenampungan sampah sementara yan ada di dapur. Penerangan

menggunakan listrik, sumber air dari PDAM untuk memasak dan mencuci.

Lingkungan kurang bersih dengan barang-barang yang berantakan dan


tidak tertata rapi.

Keluarga Tn.S tinggal di pemukiman padat penduduk, jarak antar

rumah sangat dekat. Tetangga sekitar cukup ramah, apabila ada yang

terkena musibah tetangga yang lain saling tolong menolong. Interaksi baik

terlihat aktif mengikuti kegiatan sosial. Sarana transportasi yang digunakan

adalah angkutan umum dan sepeda motor. Keluarga tidak memiliki jadwal

khusus untuk rekreasi bersama di luar rumah. Kegiatan berkumpul pada

malam hari dengan menonton televisi dan makan malam bersama, sering

berkumpul dengan tetangga serta mengikuti kegiatan kerja bakti serta

posyandu.

Sistem komunikasi terbuka, bila ada masalah diselesaikan dengan

cara musyawarah. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Dayak

kadang-kadang menggunakan bahasa indonesia. Hubungan dengan

lingkungan sekitar masyarakat baik tidak ada masalah.

Keluarga sadar bahwa kesehatan sangat penting. Setiap ada

keluarga yang sakit akan memeriksakannya serta memantau kesehatan

An.S untuk selalu minum obat. Kebutuhan nutrisi keluarga cukup

terpenuhi, makan sehari 3 kali dengan porsi sekitar 10-15 sendok makan.

Komposisi makanan yaitu nasi, sayur dan lauk. Tidak mempunyai

gangguan pada sistem pencernaan dan eliminasi. Kebutuhan tidur setiap

anggota keluarga terpenuhi dengan baik.

3. Perumusan masalah

Hasil pengkajian ditemukan data bahwa anaknya menderita demam


dan batuk selama 1 minggu. Ibu klien membawa An.S untuk

memeriksakannya dan di diagnosa menderita Tuberculosis paru di

Puskesmas Ketapang 2, , kecamatan Baru Ketapang, Kabupaten Kota

Waringin Timur.. Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang

penyebab, tanda gejala, cara pencegahan, penularan dan manfaat minum

obat. Kamar tidur pada dinding temboknya lembab, jendela yang ada di

ruang tamu tidak dibuka lalu ruangan menjadi pengap, lembab dan gelap.

Ny.V memeriksakan anaknya dan meminta obat setiap kali obat habis.

An.S mendapat dukungan dari orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan

kesehatannya.

Prioritas diagnosa ditentukan sebagai berikut

a. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan terkait Tuberculosis paru.

b. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga

memodifikasi lingkungan

4. Perencanaan

Perencanaan dilakukan pada tanggal 8 Mei 2023 pukul 11.00 WIB.

Diagnosa keperawatan keluarga mempunyai tujuan umum yaitu setelah

dilakukan tindakan keperawatan keluarga berupa:

a. Pendidikan kesehatan diharapkan keluarga mampu mengetahui tentang

penyakit Tuberculosis paru.

1) Kaji tingkat pengetahuan tentang Tuberculosis paru


2) Menjelaskan mengenai definisi, tanda gejala, cara pengobatan dan

perawatan

3) Mengevaluasi pemahaman tentang penyakitnya

4) Memberikan reinforcement positif

b. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidak sanggupan keluarga

memodifikasi lingkungan

1) Demonstrasikan untuk membenahi tata rumah yang layak dan

membersihkan lingkungan dengan baik

2) Informasikan tentang pentingnya minum obat untuk proses

kesembuhan

3) Anjurkan jemur bantal, kasur serta pakaian di bawah sinar matahari

langsung

4) Anjurkan membuka jendela dan pintu yang ada di dalam ruangan

tersebut

5. Implementasi

Implementasi keperawatan dilakukan pada hari Rabu 10 Mei 2023

pada pukul 08.00 WIB dengan masalah keperawatan pertama defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan terkait Tuberculosis paru. Penulis memberikan

pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda gejala, penyebab, cara

pencegahan, penularan dan pengobatan Tuberculosis pada ibu klien dan

anggota keluarga. Keluarga sangat senang dan merasa sudah jelas mengenai

Tuberculosis paru.
Masalah keperawatan yang kedua risiko infeksi berhubungan

dengan ketidak sanggupan keluarga memodifikasi lingkungan,

demontrasikan untuk memperbaiki tata rumah dan membersihkan

lingkungan dengan baik, informasikan tentang pentingnya minum obat

untuk proses kesembuhan, membuka jendela dan pintu dari pagi sampai sore

hari. Ny.V sebagai orang pertama yang mengawasi anaknya minum obat

dan menganjurkan untuk berobat ke pelayanan kesehatan dan tidak membeli

obat warung bila ada anggota keluarga yang sakit.

6. Evaluasi

Evaluasi pada tanggal Jumat 12 Mei 2023 setelah dilakukan

pendidikan kesehatan adalah sebagai berikut :

S : Ibu klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan akan

mengingat hal-hal yang telah disampaikan.

O : Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyakit Tuberculosis

paru dengan bahasa mereka sendiri.

A : Masalah ketidakmampuan keluarga mengenal masalah teratasisebagian

P : Motivasi untuk menerapkan penjelasan atau pendidikan kesehatan yang

telah di berikan

Evaluasi masalah risiko infeksi berhubungan dengan ketidak

sanggupan keluarga memodifikasi lingkungan serta perawatan yang perlu

dilakukan untuk mencegah berkembang biaknya kuman Tuberculosis paru

sebagai berikut:
S : Ibu klien mengatakan sudah jelas mengenai demonstrasi yang diberikan

dan akan mencoba sendiri.

O : Ibu klien terlihat antusias dan memperhatikan demonstrasi yang

diberikan.

A : Masalah memodifikasi lingkungan belum teratasi

P : Motivasi keluarga untuk mencoba perawatan Tuberculosis di rumah

seperti yang dijelaskan dan motivasi ibu klien untuk memantau An.S

minum obat tanpa putus.

Evaluasi kedua pada tanggal 13 Mei 2023 yaitu evaluasi ulang

tentang masalah defisiensi pengetahuan

S : Keluarga merasa senang setelah dijelaskan mengenai masalah yang

berhubungan dengan Tuberculosis.

O : Ibu klien mengatakan sudah jelas mengenai Tuberculosis.

A : Masalah ketidakmampuan keluarga mengenal masalah teratasi.

P : Motivasi keluarga untuk menjaga kebersihan rumah

Evaluasi masalah risiko infeksi berhubungan dengan ketidak

sanggupan keluarga memodifikasi lingkungan

S : Keluarga mengatakan jendela dan pintu sudah di buka dan ibu klien

tampak menjemur perabotan alat tidur seperti kasur dan bantal.

O : Ruangan tampak lebih terang dan segar.

A : Masalah keluarga memodifikasi lingkungan teratasi

P : Pertahankan intervensi
Dari hasil evaluasi diagnosa yang muncul pada tanggal 15 Mei 2023 ,

penulis membuat analisa bahwa masalah teratasi dengan Ny.V bisa

menyebutkan pengertian, tanda gejala, penyebab, cara pencegahan, penularan

dan pengobatan dari penyakit Tuberculosis paru. Sudah mendemonstrasikan

untuk penataan rumah dari menjemur alat tidur dan memberikan ventilasi yang

cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan

Keluarga. Jakarta: EGC.

Ali, H. Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Ardiansyah, Muhammad. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta:

DIVA Press.

Bulechek, Gloria., Butcher, Howard., Dochterman, Joanne & Wagner, Cheryl.

(2013). Nursing Interventions Classification (NIC). Oxford: Elsevier Golbal

Rights.

Donsu, Jenita Doli Tine. (2016). Metode Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:

PT. PUSTAKA BARU

Moorhead, Sue., Johnson. Marion., Maas, Meridean & Swanson, Elizabeth.

(2013).

Nursing Outcomes Classification (NOC). Oxford: Elsevier Global Right.

Hasdianah., Sandu Siyoto., Indasah., Ratna Wardani. (2015). Buku Ajar Dasar-

Dasar Riset Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Herdman, Heather & Kamitsuru, Shigemi. (2015). Nanda International Inc.

Nursing.
Diagnoses: Definitions & Classifications 2015-2017. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Kementrian Kesehatan RI. (2016). ProfilKesehatan Indonesia Tahun 2015.

(online), (http://www.kemkes.go.id/diakses tanggal 26 Oktober 2017).

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Di Kota Waringin Timur 2018.

Mubarak, W. I., Santoso, A. S., Rozikin, K.,Patonah, S. (2006). Ilmu

Keperawatan Komunitas 2. Jakarta Sagung Seto

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Masyarakat, Badan Kesehatan Paru. (2017). Prevalensi Penyakit TBC pada anak.: Badan
Kesehatan Paru Masyarakat.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi (NANDA). (2013). Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC Jilid 3.

Yogyakarta: MediAction Publishing.


Padila. (2012). Buku Ajar Kperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medikal

Ridha, N.Nabiel. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta:

PustakaPelajar.

Sastroasmoro, Sudigdo. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta: CV. Sagung seto.

Setiati, Siti. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.

Suprajitno. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wijaya,Andra& Putri , Yessie . ( 2013) . KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah

.Yogyakarta: Nuha Medika.

https://dinkes.kotimkab.go.id/adokasi-komunikasi-dan-mobilisasi-sosial-dalam-pengendalian-
tb/

Anda mungkin juga menyukai